logo blog
Selamat Datang Di Blog Kompi Males
Terima kasih atas kunjungan Anda di blog Kompi Males,
semoga apa yang saya share di sini bisa bermanfaat dan memberikan motivasi pada kita semua
untuk terus berkarya dan berbuat sesuatu yang bisa berguna untuk orang banyak.
loading...

Sinopsis Blood Episode 2 Part 3




Hari sudah pagi dan Ji Sang terbangun dari tidurnya. Karena tak bisa melihat matahari secara langsung, diapun menatap gambar matarahi terbit di sebuah lukisan. Sama halnya dengan Ji Sang yang tak bisa terkena sinar matahari pagi, karena baru bangun tidur Jae Wook pun menutup tirai rumahnya dan kemudian pergi ke brangkasnya. Dari dalam brangkas itu, Jae Wook mengambil sebuah cairan dan meminumnya. Setelah meminum cairan kuning itu, tiba2 Jae Wook terkulai lemas, namun dia sempat menyuggingkan senyuman di wajahnya.  


Ji Sang sudah bersiap berangkat kerja namun dia dikejutkan dengan Luuvy yang tiba2 muncul di hadapannya dan menyapanya. Ji Sang langsung memanggil Hyun Woo dan meminta dia untuk mengecilkan suara Luuvy karena ini masih terlalu pagi untuk membuat keributan. Luuvy berkata kalau perut Ji Sang kosong, jadi dia harus sarapan terlebih dulu. 


Hyun Wook muncul dan memberikan obat pada Ji Sang, dia memberikan obat itu karena dia tahu hari ini Ji Sang akan melakukan banyak operasi, dan obat yang dia berikan itu untuk berjaga2 kalau saja obat yang Ji Sang punya sebelumnya habis. Lagi pula pada obat barunya itu, Hyun Woo sudah menambah dosisi dan komposisi yang baru. 


Ji Sang sudah sampai di rumah sakit, di lobi dia membaca spanduk penyambutan Lee Jae Wook sebagai direktur baru rumah sakit. Tepat disaat itu, Ri Ta muncul dengan membawa kacamata yang berhasil dia beli untuk menggantikan kaca mata Ji Sang yang rusak. Ji sang heran kenapa Ri Ta bisa mendapatkan kacamata itu dengan sangat mudah, karena Ji Sang sendiri mendapatkan kaca mata itu di Chile.

“Itu sama persis kan? Itu terbuat dari kulit buaya dari Amazon.” Ucap Ri Ta saat melihat keheranan di wajak Ji Sang.

“Dimana kau mendapatkannya?”

“Kaca mata seperti itu di jual di stand depan pintu masuk rumah sakit.”

“Stand kacamata? Bukankah ini barang tiruan?” tanya Ji Sang masih tak percaya.

“Tidakkah kau melihat sertifikat keasliannya pada bagian bawahnya?” jawab Ri ta dan Ji Sang tak bisa berkata2 lagi karena sertifikat keaslian kacamata memang ada di dalam kotak. “Chile? Edisi terbatas, apa iya?” ejek Ri ta sambil berjalan pergi.

“Stand?” ucap Ji Sang tak percaya.


Di ruang kerjanya, Ji sang berusaha mengakses data keamanan rumah sakit namun dia tak bisa dan sepertinya karena waktunya masih terlalu pagi. Tepat disaat itu, dia mendapat pemberitahuan kalau dia harus menghadiri interview residen.  


Dalam proses interview, Ji Sang terlihat gelisah dia terus saja melihat jam tangannya. Residen yang mereka interview ada dua orang. Orang yang pertama sangat mahir berbahasa Inggris dan juga memiliki nilai-nilai akademi yang bagus. Sedangkan orang yang kedua, tidak bisa berbahasa Inggris dan saat di tanya tentang alasan dia ingin masuk ke rumah sakit itu, dia berkata kalau dulu ibunya meninggal di rumah sakit itu. 

“Saat aku berumur 10 tahun, ia sudah memiliki kanker ovarium stadium akhir. Rumah sakit lain mengatakan waktunya hanya 2 bulan. Dia dirawat dsini dan bisa hidup 8 bulan. Selama 8 bulan tambahan waktu... aku bisa berbagi momen berharga dengan ibuku. Itulah kenapa aku ingin menjadi dokter. Walaupun tidak ada harapan... aku ingin memberi harapan pasien bisa hidup lebih lama.”  Cerita Ga Yeon dan Gerrard terharu mendengarnya. 


Ri Ta hendak menolak Ga Yeon untuk bekerja di rumah sakit itu, namun Ji Sang yang sedang diburu waktu untuk mengakses data kemanan, langsung berkata kalau dia menerima Ga Yeon masuk ke dalam timnya. Ri Ta dan Il Nam hendak protes namun Ji Sang tak perduli, dia malah memilih keluar ruangan setelah menerima Ga Yeon sebagai anggota tim-nya. 


Ga Yeon mengejar Ji Sang dan mengatakan kalau dia sangat senang bisa bertemu dengan Ji Sang langsung, dia mengaku kalau dia menggunakan semua buku2 Ji Sang untuk belajar. 

“Mulai sekarang, jangan terlalu menggunakan perasaan. Apa kau bintang acara medis?” ucap Ji Sang.

“Tidak, aku hanya mencoba untuk menjadi tulus...” jawab Ga yeon yang kemudian bertanya kenapa Ji Sang memilihnya. 

“Karena kau terlihat tidak memerlukan tidur yang cukup. Orang sepertimu tidak perlu cukup tidur.” Jawab Ji Sang dan pergi. Walaupun begitu Ga Yeon tetap senang, karena dia sudah diterima sebagai dokter di rumah sakit itu.



Ji Sang mampir ke resepsionis, dia memperkenalkan pada perawat yang menunggu di sana kalau dia adalah manager baru. Ketiga perawat di sanapun juga memperkenalkan diri mereka masing-masing, mendengar itu Ji Sang menatap mereka dengan tatapan tak senang. 

“Aku hanya butuh mengetahui posisimu, bukan namamu.” Ucap Ji Sang dan pergi. 

“Sepertinya kita memiliki raja penyentak disini.” Ucap kepala perawat Lee Young Joo pada perawat Lee Hae Young dan perawat Chae Da Song.


Lee Jae Wook berjalan menuju podium untuk menyampaikan pidatonya di acara pelantikannya. Semua orang menyambutnya dengan tepuk tangan meriah. Kita beralih sejenak pada Ji Sang yang sedang berada di lorong rumah sakit. Dia tiba2 mendengar suara yang berhasil membuatnya penasaran.



Jae Wook memulai pidatonya dan berhasil membuat semua orang tertawa karena dia mengibaratkan medis seperti rok mini. “Waktu perawatan memang singkat, namun... apa yang harus di tutupi, haruslah ditutupi. Hal itu tak baik juga kalau tertalu pendek, karena apa yang harus di tutupi akan tersingkap.”

Ji Sang menelusuri suara yang membuatnya penasaran dan hal itu membawanya ke ruang pelantikan Lee Jae Wook. Di dalam jae Wook masih berada di atas panggung, dan dia berkata kalau dia mau membantu menambah fasilitas rumah sakit karena Ketua Yoo, dia mengungkapkan kekagumannya pada Ketua Yoo yang mau membuat pelayanan pengobatan gratis pada warg tidak mampu. 



Tepat disaat itu, Ji Sang masuk dan dia masih mencaritahu siapa kira2 orang yang membuatnya mendengar suara itu. Jae Wook melihat keberadaan Ji Sang dan dia terlihat senang. Ji Sang sendiri masih dalam kebingungan mencari orang yang menimbulkan suara itu. pertemuan berakhir dan semua orang beranjak untuk pergi. Ri Ta melihat kedatangan Ji Sang dan diapun berkata pada Il Nam, kalau dia pikir Ji sang tak ingin datang ke pelantikan itu, tapi kenapa dia malah muncul. 


“Dia ingin melihatkan wajanya pada Ketua. Dia tidak ada bedanya dengan beberapa dari kita.” Jawab Il Nam yang memang tak suka pada Ji Sang dari awal.


Karena tak menemukan orang yang misterius, Ji Sang pun memilih pergi dan tiba2 Jae Wook memanggilnya dan menghampirinya. Jae Wook mengungkapkan rasa bangganya karena Ji Sang mau menjadi dokter di rumah sakit itu. jae Wook hendak berjabat tangan namun tak disambut Ji Sang, karena Ji Sang hanya menundukkan kepala sebagai tanda penghormatan. 

‘Suatu kehormatan bagiku, bisa bertemu dengan orang yang sangat hebat.” Ucap Ji Sang.

“Dibandingkan denganmu yang menjadi relawan dan bekerja di Kochenia, aku malu.” Ungkap Jae Wook yang kemudian berkata kalau mereka akan bertemu lagi nanti saat konferensi. 


Konferensi yang Jae Wook maksudpun dimulai dan yang mereka bahas adalah seorang pasien bernama Lee Hyung Tae yang menderita tumor di hatinya. Selama Il Nam  menjelaskan tentang kondisi pasiennya, Ji Sang masih terus kepikiran tentang cara memasuki database keamanan rumah sakit itu, sedangkan Jae Wook terus melihat ke arah Ji Sang, dia sepertinya tahu apa yang sedang Ji Sang pikirkan. 

“Jadi, melebihi segalanya, dia membutuhkan operasi segera” ucap jae Wook memotong penjelasan Il Nam. “Pasien ini lemah karena berusia 72 tahun. Operasi dengan durasi yang lama bisa sangat beresiko bagi pasien.” 

“Jika itu yang terjadi, kita dapat dengan cepat..” ucap Il Nam, namun lagi2 di potong oleh Jae Wook.


“Manajer Park?” panggil Jae Wook. “Hepatektomi utama. Kau memegang rekor terpendek waktu operasi kan? Jika menyelesaikannya dalam waktu yang tepat... tidak akan ada resiko yang besar pada pasien. Ini adalah saran pribadiku. Operasi ini... bagaimana jika meminta dokter Park yang melakukannya?”

“Manajer Woo adalah ahli bedah yang bertanggung jawab. Dan hasil akhirnya tidak akan jauh berbeda.” Protes Ri Ta untuk membela Il Nam.

“Ini tidak hanya tentang waktu, manager Park.. dikenal bisa menjaga pendarahan minimum. Pasien akan bisa pulih kembali... menjadi prioritas lebih tinggi daripada kenyamanan kita.” Jawab Jae Wook dan Ri ta terlhat tak senang dengan hal itu. “Apa kau akan bergabung dokter Park?” tanya Jae Wook.

“Tentu, kenapa tidak.” Jawab Ji Sang dan jae Wook pun langsung menyuruhnya untuk segera mengecek pasiennya dan menyiapkan operasi. Ji Sang tak menyanggupinya langsung, dia malah berkata kalau dia akan pergi ke ruangannya terlebih dulu. 


Setelah semua orang keluar dari ruang konferensi, Il Nam meminta Jae Wook untuk membiarkan dia saja yang menangani operasi pasien itu. Namun Jae Wook tetap pada pendiriannya, dengan alasan kalau dia lebih mementingkan keselamatan pasien di banding apapun. Mendengar alasan yang  diberikan Jae Wook itu Il Nam pun tak bisa berkata apa2 lagi. 




Ji Sang sedang tergesa-gesa menuju ruangannya. Tanpa dia tahu, ada seseorang berpakaian dokter memasuki ruangannya dan mengambil obat yang dia simpan di dalam brangkas. Tepat disaat orang itu keluar ruangan, Ji Sang datang. Ji Sang tak curiga sedikitpun kalau ruangannya sudah di masuki orang. Karena dia sedang terburu2 ingin mengakses datang keamanan. Namun sayang, aksesnya di tolak, Ji Sang tidak bisa masuk ke dalam data tersebut. Kita kemudian melihat Jae Wook yang berjalan dengan santai sambil terus tersenyum... euuuum.. apakah orang yang masuk ruangan Ji Sang tadi adalah orang suruhannya? Itu masih perkiraanku.

Ji Sang  mendapat telepon kalau persiapan operasinya sudah selesai. Karena akan melakukan operasi, Ji Sang pun mengambil obatnya dan meminumnya. Euuum.... orang tadi tidak mengambil obatnya, karena obat itu masih berada di brangkas. Apa obat itu sudah di tukar dengan yang palsu yah? 



Di kursi tonton, sudah ada Jae Wook, Ri Ta dan beberapa dokter lainnya. Di ruang operasi Ji Sang sudah memakai baju operasi dan sudah siap memulai operasinya. Setelah mendengar penjelasan dari dokter anestesi tentang kondisi vital pasien, Ji Sang pun mulai membelah perut pasien. 

Saat melihat darah, Ji Sang mulai tak bisa mengendalikan diri. Adeuuuh..... kayaknya obat Ji Sang sudah di tukar hingga membuat dia tak bisa mengendalikan diri saat melihat darah. Jae Wook mulai tersenyum-senyum saat melihatnya. Euum... ternyata orang yang sudah mengambil obat Ji Sang dan menukarnya dengan yang palsu adalah suruhan jae Wook. Dia sengaja melakukan semua itu untuk membuat Ji Sang menampakkan dirinya yang sebenarnya pada semua orang. 




Semua orang heran melihat Ji Sang  yang terlihat kaku setelah melakukan pembedahan. Ji Sang membalikkan badannya dan matanya mulai berubah dan kuku jarinya mulai memanjang.

What! Apa yang akan terjadi pada Ji Sang? Apa dia akan berubah di depan semua orang? Terus bagaimana dengan pasiennya? Teman-teman penasaran? Tunggu jawabannya di episode 3 yah..

Bersambung
Sinopsis Blood episode 3 dari chusnianti

Enter your email address to get update from Kompi Ajaib.
Print PDF
Next
« Prev Post
Previous
Next Post »

4 komentar

loading...
Copyright © 2013. Drama Populer - All Rights Reserved | Template Created by Kompi Ajaib Proudly powered by Blogger