Ri Ta kemudian menarik pamannya untuk bicara berdua. Dia bertanya kenapa Ketua Yoo mengizinkan karyawan dari tim pembuat obat itu masuk ke bangsal pasien dan mengambil sampel darah. Ketua Yoo menjawab kalau semua itu akan baik untuk rumah sakit mereka karena itulah yang dikatakan Jae Wook padanya.
"Paman, tidakkah Paman terlalu memercayai Direktur? Bagaimana jika dia melakukan ini hanya untuk keuntungan pribadinya?" tanya Ri Ta dan Ketua Yoo langsung menoyor kepala Ri ta dengan mengatakan kalau Ri Ta jangan menilai Jae Wook seperti itu.
Ri Ta lalu berkata kalau orang yang ada di pihak mereka berdua itu hanyalah wakil direktur rumah sakit ini. Orang yang di maksud Ri Ta adalah Kyung In. Ketua Yoo paham akan hal itu dan Ri Ta pun meminta Ketua Yoo untuk memberikan kekuasaan lebih pada Kyung In. SAmbil tertawa, Ketua Yoo menjawab kalau dia mengerti maksud perkataan Ri Ta.
Ji Sang sedang memeriksa pasiennya dan pasien yang berada di sebelahnya berkomentar kalau JI Sang adalah dokter yang sangat enak di pandang mata. Pasien Ji Sang langsung menyuruhnya diam karena dia tak ingin teman sesama pasiennya itu mengganggu Ji Sang.
Ji Sang menjelaskan kalau tumor yang diidap si pasien tidak kecil lagi, namun jika mereka berhasil mengeluarkannya maka semua akan baik2 saja. Ji Sang lalu melihat memar seperti bekas suntikan di lengan pasien. Saat ditanya kapan bekas itu ada di tangan si pasien, pasien pun menjawab pagi ini dan gejala yang dia rasakan adalah sedikit nyeri. Melihat bekas itu, Ji Sang merasa sedikit aneh dan curiga, jadi dia pun mengambil gambar tangan si pasien dan mencari tahu penyebabnya dari internet.
Masih tak menemukan penyebabnya, Ji Sang pun pergi ke ruangan Ji Tae untuk menanyakan tentang penyebab bekas itu. Dia bertanya apakah bekas itu adalah sebuah infeksi atau efek samping dari sebuah obat. Setelah mengetahui obat apa yang diberikan pada pasien, Ji Tae berkata kalau kedua obat itu tidak akan menimbulkan efek samping seperti yang ada di gambar, jadi ada kemungkinan kalau bekas itu adalah sebuah infeksi. Untuk memastikannya, Ji Tae akan menemui pasiennya langsung dan melihat bekas tersebut.
"Tapi semakin aku melihatmu, aku semakin bingung dengan kepribadianmu. Kau merawat pasienmu dengan kesungguhan?" tanya Ji Tae.
"Apa yang harus kulakukan jika aku berada di sana hampir sepanjang hari?" jawab Ji Sang dan tepat disaat itu Soo Eun masuk. Dia senyum2 sendiri saat melihat Ji Sang. Euum... Soo Eun terpesona pada Ji Sang.
"Kau menjadi ramah pada manajer Park Ji Sang ?" tanya Soo Eun pada Ji Tae dengan ekspresi terkejut tak percaya. Ji Tae menjawab tidak, karena Ji Sang terlihat aneh. Soo Eun mengiyakan pendapat Ji Tae karena sebutan Ji Sang di departemennya adalah "Psyko".
"Tidak. Menurutku dia hanya seorang idiot dengan terlalu banyak pemikiran." jawab Ji Tae meralat. Soo Eun lalu memberikan berkas yang harus dia berikan pada Ji Tae dan pergi.
Saat sendirian, Ji Tae mengambil kertas yang ternyata berisi gambar tengkorak Euum... gambar itu sepertinya adalah tulang2 yang dikubur di kuburan yang Ji Sang datangi. Di episode perdana. Sepertinya Ji Tae juga mencari tahu tentang virus berbahaya itu.
Pasien yang kecanduan soju itu terlihat sedang ketakutan. Dia kemudian lari keluar ruangan setelah melepas selang infusnya. Dia pergi ke tempat penyimpanan obat. Ri Ta melihat apa yang dia lakukan dan langsung mencegah si pasien saat hendak menegak sebotol obat.
Pasien itu menangis, dia mengeluh karena dia tak diperbolehkan minum soju jadi dia ingin meminum obat itu. Ri TA memberitahu kalau isi botol itu adalah obat yang berbahaya. Namun si pasien tidak menghiraukan peringatan Ri Ta, dia malah merebut kembali obat itu dan berusaha meminumnya lagi. Untungnya Ri Ta berhasil mencegahnya dan membuat obatnya jatuh. Penjaga datang dan langsung menangkap si pasien. Ternyata yang hendak pasien itu minum adalah isopropyl.
Ri Ta lalu berpesan untuk tidak mengikat pasien itu ataupun mengisolasinya. Dia hanya perlu diberi lorazepam setiap 6 jam sekali sampai besok. Tepat disaat itu Il Nam muncul dan bertanya tentang apa yang terjadi.
Ji Sang sudah berada di ruangan pasien dan saat dia melihat darah, tiba2 dia merasakan reaksi lagi. Matanya berubah menjadi hijau lagi. Tak ingin terjadi sesuatu padanya, Ji Sang pun langsung berlari keluar ruangan. Dia pergi ke toilet dan mencuci wajahnya. Dia terus berpikir sebenarnya apa yang terjadi pada dirinya. Saat melakukan operasi, saat di ruangan pasien, dia tiba2 merasa bereaksi padahal sudah memakan obat dari Hyun Woo. Saat berada di ruangannya, Ji Sang pun memakan kembali obatnya.
Di rumah dia mengatakan pada Hyun Woo kalau dia ingin melakukan proyek VTH-16yang pernah mereka rencanakan. Itu adalah proyek untuk membuat Ji Sang menjadi manusia. Hyun Woo tak setuju dengan hal tersebut. Karena setelah Ji Sang berhasil menjadi manusia, dia hanya akan hidup hanya dalam waktu dua hari saja. Mereka berdua pun akhirnya sama2 emosi karena berbeda pendapat. Ji Sang sangat ingin menjadi manusia sedangkan Hyun Woo tidak mau kehilangan Ji Sang.
"Jika kita gagal... aku akan... mati sebagai manusia." ucap Ji Sang dengan perasaan sedih. Namun Hyun Woo tak bisa melakukannya.
Kita beralih pada Jae Wook yang menyuntikan sebuah formula ke tubuhnya. Dan setelah menyuntikkannya, Jae Wook langsung kejang-kejang dan berubah menjadi vampir.
Ji Sang sedang berada di depan cermin. Melihat bayangannya sendiri di depan cermin membuat Ji Sang emosi dan langsung meninjukkan tangannya ke cermin hingga membuat tangannya berdarah.
Ji Tae mendatangi pasien yang memiliki bekas memar, namun saat di lihat kembali, bekas memar itu sekarang sudah tidak ada, sudah hilang. Saat di tanya kapan bekas memar itu hilang, si pasien menjawab dengan senang, "sejak pagi ini. menghilang dalam satu hari." Dan si pasien tidak merasa sakit sedikitpun.
"Apa seseorang sudah mengambil sampel darahmu?" tanya Ji Tae dan pasien itu pun mengiyakan, darahnya sudah diambil sekitar 7 sampai 8 tube oleh seorang dokter cantik.
Hyun Woo masuk ke kamar mandi Ji Sang dan terkejut saat melihat cerminnya yang pecah dan masih ada bercak darah disana. Melihat itu, Hyun Woo seperti sedang memikirkan sesuatu.
Ji Tae memanggil Ji Sang dan mengatakan kalau bekas memar di tangan pasien sudah tidak ada lagi. Dia juga memberitahu Ji Sang kalau petugas dari obat-obatan sudah mengambil sampel darahnya. Tepat disaat itu Soo Eun masuk lagi dan kali ini dia membawa beberapa botol sampel darah. Karena terpeleset kertas, dia pun terjatuh dan menjatuh kan darah yang dia bawa.
Melihat darah segar itu, Ji Sang mulai bereaksi lagi. Tak mau berubah di depan Ji Tae dan SOo Eun, Ji Sang pun memutuskan pergi dengan alasan kalau dia harus memeriksa pasiennya. Melihat Ji Sang yang terlihat gugup seperti itu, tentu saja membuat Ji Tae penasaran dengan apa yang terjadi padanya.
Ruangan pasien lagi2 dibuat tegang oleh pasien yang kecanduan alkohol itu. Dia mengamuk, bahkan Ri Ta yang juga ada di sana tidak bisa berbuat apa2. Pasien itu tak mau mendengarkan perkataan semua orang.
Ji Sang muncul dan bertanya tentang apa yang terjadi pada kepala perawat. Kepala perawat itu menjawab kalau pasien itu kecanduan alkohol dan sekarang dia mengalami gangguan halusinasi penglihatan dan pendengaran. Ji Sang lalu bertanya apa penyakit yang pasien itu pada Ri Ta dan Ri Ta menjawab, hepatocellular carcinoma ( HCC ).
"Dia mencoba meminum sebotol soju disini. Itulah bagaimana mengerikannya ketergantungannya akan alkohol. Dia mencoba untuk mengambil sebotol isopropyl kemarin. Aku memberinya lorazepam, tapi kelihatannya tidak dapat mengatasinya." jelas Ri Ta.
Si Pasien terlihat kesakitan dan dia mengeluh kalau jarumnya membuatnya sakit. Sia kemudian bertanya dimana jaketnya, dia meminta jaketnya di kembalikan. Semua orang jadi ketakutan karena pasien itu menghunuskan tiang infus pada mereka. Ri Ta berusaha mengingatkan si pasien kalau dia mengidap kanker hati, jadi dia tak boleh mengkonsumsi alkohol.
"Aku akan memberimu alkohol. alkoholnya.. aku yang menyembunyikan." ucap Ji Sang dan meminta si pasien untuk meletakkan tiang itu. Pasien termakan rayuan Ji Sang, namun dia melihat perawat yang hendak mengambil suntikan dan itu membuatnya sadar kalau dia sedang di bohongi. Pasien itu pun mengamuk lagi dan menjatuhkan semua suntikan itu kelantai. Dengan sigap Ji Sang berdiri di depan Ri Ta untuk melindunginya dari serangan pasien.
Pasien itu kemudian mengambil pisau bedah dan lagi2 dia mengancam mereka semua. Ji Sang melihat tangan pasien yang terluka dan mengeluarkan darah. Melihat darah itu, Ji Sang lagi2 bereaksi, kepalanya mulai berasa pusing.
Ri Ta melihat Ji sang kesakitan dan diapun langsung maju untuk mengatasi pasien itu namun apa yang dikatakan Ri Ta malah membuat pasien itu marah dan berkata kalau dia akan membunuh semua orang. Sambil mengatakan hal itu, dia menebaskan pisau bedah itu ke arah Ri ta. Dengan cepat Ji Sang berdiri di depan Ri Ta dan akhirnya dialah yang kena sabetan pisau.
Pasien itu langsung di amankan oleh penjaga dan Ji Sang pun memilih berjalan pergi karena yang kena sabetan hanya pipinya. Ri Ta mengejarnya dan bertanya apa Ji Sang baik2 saja. Ji Sang hanya terdiam karena dia masih berasa pusing. Ri Ta terus memperhatikan Ji Sang dan dia terkejut saat melihat luka Ji Sang yang perlahan-lahan menghilang. Melihat keterkejutan Ri Ta, Ji Sang pun tak kalah terkejut dan langsung menutupi pipinya.
bersambung
Sinopsis Blood Episode 6
1 komentar:
Wah...ketahuan donk identitas nya..
Balas