logo blog
Selamat Datang Di Blog Kompi Males
Terima kasih atas kunjungan Anda di blog Kompi Males,
semoga apa yang saya share di sini bisa bermanfaat dan memberikan motivasi pada kita semua
untuk terus berkarya dan berbuat sesuatu yang bisa berguna untuk orang banyak.
loading...

Sinopsis Goddess of Fire, Jung Ep 13 Part 1

Sinopsis Goddess of Fire, Jung Ep 13 Part 1. Jung Yi, epsiode 12 berakhir disaat P Gwang Hae menunjukkan tembikar pertama yang Jung Yi buat. Jung Yi sangat shock saat mengtehaui P Gwang Hae ternyata sudah mengetahui semuanya. Apa yang akan terjadi pada Jung Yi setelah ini? Apakah P GWang Hae akan memaafkannya? Mari kita cari jawabannya di episode 13 ini. cekidot.

Sinopsis Goddess of Fire, Jung Ep 13 Part 1


“Aku memberimu kesempatan... untuk mengatakan yang sebenarnya. Bagaimana kau bisa terus berbohong padaku?” Ucap P Gwang Hee kesal dan langsung mengeluarkan tembikar pertama yang pernah Jung Yi buat.


Itu adalah tembikar yang Jung Yi buat untuk membebaskan ayahnya, Eul Dam dari hukuman. Jung Yi shock melihat itu.

“Ini.... bukankah ini tembikar pertama yang kau buat? Jeong..”

“Yang Mulia...  Anda sudah tahu? Walau Anda tahu, kenapa Anda terus memanggil saya Tae pyung?”

“Aku sedang menunggumu mengatakan semuanya. Kau seharusnya mengatakan sendiri. Kau harusnya mengatakan dengan mulutmu sendiri. Mengapa aku yang harus mengungkapkannya?!”

Jung Yi menjawab kalau dia sudah menipu P Gwang Hee dan membuat P Gwang Hee percaya kalau dia sudah meninggal, “bagaimana hamba bisa mengungkapkan diri saya kepada Anda”


“Jika demikian, maka kau harus hidup sebagai orang mati sampai akhir. Mengapa kau muncul lagi?” ungkap P Gwang Hee marah. “karena rasa bersalah, aku tidak bisa menyelamatkanmu, aku merasa sengsara sampai sekarang. Jika kau tak pernah bertemu denganku, ayahmu tidak akan mati, dan kau tidak harus meninggal dengan menyedihkan. Setiap siang dan malam, aku hidup dengan penyesalan.”

Jung Yi meminta maaf karena sudah membuat P Gwang Hee menderita, “Aku hanya ingin menjadi pengrajin tembikar. “

“Aku tidak ingin mendengarnya.”


“Ini adalah satu-satunya cara saya bisa masuk Bun Won!”


“Aku bilang aku tidak ingin mendengarnya!”teriak P Gwang Hee. P Gwang Hee bertanya bagaimana Jung Yi membuat tembikar pertamanya. “Jung Yi yang aku tahu, membuat ini sebagai tembikar pertamanya. Dia berhasil melunakkan hati raja dengan ini, bagian yang paling indah di dunia, dan menyelamatkan dirinya dan ayahnya, yang adalah seorang pengrajin tembikar Yoo Eul Dam. Air matanya, dari hati dia mempunyai keberanian mengatakan kepada Yang Mulia kalau ia tidak layak duduk di atas tahta! Semua itu.....”


P Gwang Hee menunjuk dadanya. “terkubur jauh di dalam hatiku. Kau yang berdiri di hadapanku,  pasti bukan anak itu, kau tidak sama dengan Jung Yi. Yang begitu banyak menempati ruang di hatiku. Kau hanya Tae Pyung, seorang buruh rendahan belaka. Mulai sekarang, kau tidak ada hubungannya denganku.” Tambah P Gwang Hee dan pergi.



Jung Yi tak dapat menahan air matanya lagi. P Gwang Hee keluar dengan perasaan marah, bahkan dia tak memperdulikan Yook Do yang menyapanya. Didalam ruangan, Jung Yi masih menangis sambil menatap tembikar miliknya. 


Mendengar kedatangan Yook Do, Jung Yi dengan cepat menghapus airmatanya dan menyembunyikan tembikarnya. Yook Do melihat tembikar buatan P Gwang Hee yang jelek dan mengira P Gwang Hee marah karena tembikar buatannya gagal. Yook Do langsung terkejut saat menyadari kalau Jung Yi habis menangis. 

“Apakah dia melampiaskan kemarahannya padamu?”

“tidak...”


“Apa yang dia katakan? Katakan padaku.” Pinta Yook Do. 


“Dia tidak mengatakan apa2 tentang tembikar. Dia hanya mengatakan kalau mulai sekarang, dia akan memperlakukan saya sebagai pekerja, Tae Pyung seperti sebelumnya. “ jawab Jung Yi.

“Itu melegakan.”

“Iya, ini sangat melegakan. Semuanya akan baik-baik saja.”

Yook Do berterima kasih karena Jung Yi sudah bekerjakeras dan setelah mengatakan itu, Yook Do keluar.  Saaat sendirian, Jung Yi berusaha menenangkan diri.begitu juga dengan P Gwang Hee, dia juga berusaha menenangkan dirinya.


Jung Yi masih memandangi tembikar buatannya. Dalam hati dia berkata, “ini... sudah sejak saat itu. Aku tidak tahu Yang Mulia mengalami waktu yang sulit karena aku. Siapa aku, yang bisa membuat Yang Mulia merasakan itu... aku tahu apa rasanya dibohongi. Aku ingin mendapat pengampunan dari yang Mulia. Sampai kemarahan yang Mulia reda, aku akan terus meminta pengampunan.”


Beralih pada Kang Chun yang menemui P Sin Song dan P Gwang Hee, Kang Chun mengungkapkan kalau dalam waktu beberapa hari, akan ada kompetisi antara pekerja baru. Bagi pekerja yang tidak  lulus kompetensi akan dikeluarkan dari Bun Won. Tema yang akan dikompetensikan adalah menguleni tanah liat.  


Kang Chun juga tak lupa memuji kemahiran P Gwang Hee yang berhasil menguleni tanah dengan baik. Mendengar itu P Gwang Hee jadi teringat saat dia menguleni tanah bersama Jung Yi. Pada saat itu Jung Yi belum bisa menguleni tanah dengan baik. 


Terlihat kecemasan pada wajah P Gwang Hee, namun saat Kang Chun bertanya apa sesuatu yang terjadi? Karena Kang Chun mengira P Gwang Hee tidak menyetujui tema itu. 

“Bukan itu, bagaimana mungkin aku mengganggu pada hal-hal seperti itu. Lanjutkan.. ” Jawab P Gwang Hee. 


Jung Yi sudah mengerjakan tugas nya seperti biasa, dia berpapasan dengan P Gwang Hee, namun P Gwang Hee yang benar-benar marah padanya, tidak sedikitpun melihat ke arah Jung Yi. Diperlakukan seperti itu, ada perasaan sakit yang Jung Yi rasakan. 

JungYi bertemu dengan Tae Do di hutan. Jung Yi memberitahu Tae Do kalau P Gwang Hee sudah mengetahui semuanya. 

“Aku menyesal karena aku tak bisa menjaga rahasia darinya.” Ucap Jung Yi.


“Jeong, untuk yang ini  bukanlah  salahmu.  Akulah yang pertama kali ketahuan. Aku tidak bisa merahasiakan darinya kalau aku Tae Do.  Aku seharusnya lebih berhati-hati.”

Tae Do mengajak Jung Yi meninggalkan Bun Won, namun Jung Yi menolak karena dia hanya harus terus meminta pengampunan dari P Gwang Hae sampai P Gwang Hae memaafkannya. 


“Aku tidak akan pernah meninggalkan Bun Won.  Kau tahu apa saja yang sudah kulewati sampai bisa masuk kesini. Aku akan terus meminta pengampunan dari Yang Mulia dan lulus evaluasi pekerja. Aku akan menjadi pengrajin tembikar. Aku akan baik-baik saja. “


Kita beralih pada keluarga raja yang sedang makan bersama. Setelah minum teh, Raja bertanya pada semuanya mengenai bagaimana teh hari ini. Dasar P Imhae yang cari muka, dia langsung menjawab tanpa berfikir.


“Mungkin karena sudah lama aku minum teh bersama Anda, tehnya jadi terasa sangat enak.  Ini adalah teh yang sangat baik. “


“Apa itu yang kau pikirkan Im Hae? Teh ini hambar bagiku.” Balas Raja. “Ini cangkir teh... mengapa begitu mewah? Fanciness begitu singkat sehingga itu bayangan rasa teh.”

“Anda benar, hambamu juga tidak bisa mengatakan rasa teh ini. “ ucap P Imhae.

Hahahha... dasar Im Hae, mungkin kayak itu yah contoh orang yang banyak omong Cuma untuk cari muka, gak bisa berfikir sedikitpun. Raja pun bisa mengetahui sifat carimuka P Im Hae, namun Raja tak mau membahasnya dan langsung mengubah topik pembicaraan. 

“Setiap kali aku mengadakan pertemuan dengan para pejabat istana, aku selalu menekankan transparansi dan berhemat. Tapi porselen kerajaan mendapat pengujian dari hari ke hari. Apa yang akan para pejabat pikirkan tentang aku?!  Mereka akan mengatakan kalau aku hanya bicara saja!”

“Anda benar, kami para bangsawan, perlu berdiri sebagai panutan.” Ucap P Im Hae, yang lagi-lagi mencari muka.


“Yang Mulia, Jadi maksud Yang Mulia semua itu karena Bun Won. Semua itu memang karena kekurangan hamba.” Jawab P Gwang Hae yang dapat mengerti maksud kata2 Raja.


Raja kemudia meminta P Gwang Hae mengeluarkan se-set cangkir teh yang sangat disukai ibunya, Bin Gong. Mendengar itu tentu saja Ratu terkejut dan merasa tidak nyaman. Sedangkan P Imhae yang mengetahui  Raja masih mengingat-ingat tentang ibunya, dia mohon izin ikut dengan P Gwang Hae untuk mengambil cangkir tersebut. 


Dalam perjalanan membawa set cangkir itu, P Im Hae mengungkapkan kegembiraannya  mengetahui ayah mereka masih mengingat ibu mereka. P Gwang Hae bertanya apa kakaknya tahu maksud ayah mereka meminta mengeluarkan cangkir-cangkir tersebut. P Im Hae mengatakan dia tidak perduli apapun alasannya, yang jelas jika itu menguntungkan untuknya, dia akan senang. 


Dalam hati P Gwang Hae berkata, “dia ingin menjaga P Shin Song dan In Bin.  Yang Mulia tidak berniat menunjuk salah satu dari kami untuk menjadi Putra Mahkota.”

Apa yang menjadi pendapat P gwang Hae benar-benar berbeda dengan pendapat P Im Hae, dia mengira kalau semua itu adalah pertanda kalau dia bakal diangkat menjadi Putra Mahkota. 


Raja meminum teh dari cangkir kesanganan ibunya P Gwang Hae. Dengan cepat P Im Hae bertanya bagaimana rasa tehnya. 

Sambil memandangi teh buatan Eul Dam, raja berkata “Ini adalah cangkir sederhana dan terlihat biasa saja dipandang, oleh sebab itu aku bisa merasakan rasa tehnya dengan benar. “


Mendengar jawaban itu, Ratu merasa benar-benar tidak nyaman sedangkan P Im Hae merasa senang dan bangga.

“Semakin aku  melihat cangkir ini, semakin aku menyukainya. Im Hae-ah.... aku akan menempatkan kau pada sebuah tanggung jawab berat.”

P Imhae langsung bersujud untuk mendapat kan perintah itu. Raja berkata kalau berdasarkan apa yang telah dia amati tentang perilaku P Im Hae selama ini, sebenarnya dia merasa berat memberikan pada P Imhae sebuah tanggung jawab. Tak mau Raja mengurungkan niatnya, P Im Hae langsung berjanji kalau dia tidak akan seperti itu lagi dan akan melakukan yang terbaik yang dia bisa. 


Raja ingin untuk saat ini, P Im Hae menemani P Gwang Hae menjalankan tugasnya sebagai asisten kepala Bun Won. Walau sedikit kecewa dengan tugas yang diberikan karena tidak sesuai yang diharapkan, P Im Hae tetap berterima kasih atas kepercayaan yang sudah di berikan Raja padanya. 


Ratu memanggil Kang Chun dan Penasehat Yi. Ratu bertanya apa yang sedang Kang Chun lakukan selama ini, sampai-sampai P Sin Song berada diambang kehilangan posisinya sebagai kepala Bun Won. Kang Chun hanya diam saja, dan Penasehat Yi yang menjawab kalau kondisi yang sebenarnya adalah P Gwang Hae lah yang sudah keluar jalan.


Penasehat Yi bertanya apa Ratu beranggapan kalau semua ini adalah taktik politik Yang Mulia untuk mengambil P Shin Song keluar dari pemilihan. Mendengar itu, Ratu marah dan memukul meja, dia mengatakan kalau seharusnya Penasehat Yi tidak membiarkan raja melakukan semua itu. 


Ratu mengungkapkan ketidak mengertiannya tentang Raja yang mengeluarkan cangkir teh itu semenjak kematian Gong Bin. “Kepala Pengrajin tembikar Lee, ini adalah kesalahanmu. Kau seharusnya sudah berhasil membuat se-set cangkir teh yang lebih sederhana. Apa kau memutuskan untuk tidak membuat cangkir seperti itu? Atau apakah kau tidak sanggup membuatnya?”


“Yang Mulia, yang ada dipikiranku adalah porselen kerajaan yang harus membawa kelas dan kecanggihan, sehingga cocok dengan standar istana. Dan pikiran tentang itu tidak pernah berubah sampai sekarang. Saya mohon pengertian Anda”  jawab Kang Chun.

“Haruskan aku menanggung malu karena menghormati pendapat mu?” tanya Ratu.

Kang Chun tak dapat berkata-kata lagi.


Dihadapan pengrajin tembikar di Bun Won, Kang Chun memamerkan beberapa bentuk cangkir teh yang dibuat dari beberapa tahun yang lalu dan diantaranya ada cangkir buatan Eul Dam. Cangkir—cangkir itu ternyata adalah cangkir cadangan yang digunakan untuk kompetisi menjadi ketua pengrajin tembikar kerajaan Bun Won. Kang chun bertanya pada semuanya, diantara cangkir-cangkir tersebut, mana cangkir yang cocok digunakan oleh Raja. Tentusaja pada pengrajin tembikar memilih cangkir buatan Kang Chun yang mewah. 



“Penilaian kalian benar,” ucap Kang Chun sambil berdiri dan mengangkat cangkir buatannya. “dengan cangkir ini, saya menjadi kepala pengrajin tembikar kerajaan.”


Kang Chun kemudian mengangkat cangkir buatan Eul Dam. “dan ini adalah cangkit teh yang dibuat oleh Yoo Eul Dam.” Mendengar itu Jung Yi langsung mengangkat kepalanya. “Yoo Eul Dam, orang itu hanya mampu membuat tembikar murah yang biasa ditemukan dipasar. Dia beruntung telah diangkat menjadi pengrajin tembikar  kerajaan. Dia juga diberi kesempatan untuk bersaing menjadi kepala kerajaan Bun Won. Namun, ia terlibat dalam kejahatan pengkhianatan dan diusir dari Bun Won. Menurut rumor, ia melanjutkan untuk membuat tembikar dan hari ke hari sampai, ia menghadapi kematiannya. Putrinya juga, dengan kata-kata licik pernah membangkitkan simpati Raja. Tapi pada akhirnya, bertemu dengan akhir yang tragis.”


Mendengar itu Soo Jong merasa tak nyaman karena dia tahu kenyataan yang sebenarnya tidak seperti itu. Bukan hanya Soo Jong, Jung Yi sendiri harus berjuang melawan rasa marahnya saat mendengarkan bualan, kebohongan kang Chun. 


“demikian juga, jika kalian tidak membuat porselen dengan benar, surga akan menghukum kalian. Bahkan jika kalian dapat menghindari hukuman surga, aku kepala kerajaan pengrajin tembikar, yang akan menghukum kalian. Pengrajin tembikar yang menghasilkan porselen, harus mengingat semua itu dalam pikirannya, untuk memastikan dan mempertahankan standar yang tinggi Bun Won.”

Semua orang bubar barisan terkecuali Jung Yi, dia melihat Kang Chun dengan penuh kebencian, terlebih saat Kang Chun memerintahkan untuk menghancurkan cangkir buatan Eul Dam pada Yook Do. 


Melihat Jung Yi yang masih berdiri di tempatnya, Yook Do langsung memanggilnya. Yook Do memberikan cangkir buatan Eul dam pada Jung Yi dan menyuruh Jung Yi untuk menghancurkannya. Saat sendirian, Jung Yi terus memandangi cangkir buatan ayahnya itu. 


Yook Do menemui Kang Chun diruangannya. 

“Aku ingat hari itu, ketika Anda akan memenangkan kompetisi dan menjadi kepala kerajaan Bun Won. Untuk mengucapkan selamat pada Anda, aku menunggu sampai larut malam.” Ungkap Yook Do.

Kang Chun pun masih mengingatnya. “kau bilang kau sudah tertidur dan langsung terbangun karena suara angin. Kau bilang kau begitu bangga pada ayahmu.”

“Malam itu, saya berpikir untuk menjadi pengrajin tembikar terbaik  mengikuti jejak Anda.”


“Aku juga malam itu, memutuskan untuk menempatkan semua yang aku miliki akan dipertaruhkan untukmu. Yook Do... kau harus mengikuti jejakku dan menjadi pengrajin terbaik di Joseon.”


Saingan Yook Do untuk menjadi pengrajin tembikar nanti adalah Jung Yi. Kita beralih pada Jung Yi yang sudah berada di tempat penghancuran tembikar. Karena cangkir itu adalah satu-satunya cangkir peninggalan ayahnya yang dia punya, tentu saja Jung Yi tidak mampu menghancurkannya, diam-diam Jung Yi menyembunyikannya di balik roknya. 


Jung Yi menemui kakek Moon dan mengungkapkan kalau dia sangat senang saat melihat porselen buatan ayahnya. 

“Kang Chun...... kepala pengrajin tembikarn Lee....  setelah mengumpulkan orang2, apa yang dia katakan?” Tanya kakek Moon.

“Dia mengatakan  kalau dia memenangkan kompetisi itu, dan menjadi kepala kerajaan Pengrajin Tembikar, dan cangkir ayah adalah......” belum sempat Jung Yi menyelesaikan kata-katanya, kakek Moon menyela.

“sesuatu yang tidak berharga dan hanya cocok di pasar? Itu saja. Apa lagi? Apa dia bilang kalau ayahmu adalah pengkhianat?” tanya kakek Moon.  


“Tidak apa jika aku yang dijelek-jelekan, tapi..... dia juga menjelek-jelekan ayah.” Gerutu Jung Yi.

“jadi, apa? Kau tidak bisa diam dan berbicara?”

“Aku hampir habis kesabaran, tapi aku mengepalkan tinjuku dan menenangkan diri.”

Kakek Moon membenarkan apa yang Jung Yi lakukan. Jung Yi berkata lagi kalau dia tak perduli seberapa banyak kang chun memprovokasinya, “pada akhirnya, aku akan mengalahkan dia.”

“Itu tidak tepat.” Jawab kakek Moon segera. “membuat porselen bukan tentang mengalahkan seseorang.”

“Bahkan jika itu Anda Guru, cobalah untuk menghentikanku. Aku akan mengatasinya.”  Janji Jung Yi yang membuat kakek Moon tak bisa berkata apa-apa lagi.


Karena Jung Yi hanya izin keluar dengan alasan untuk suatu keperluan, jadi dia harus bergegas mendapatkan benda itu dan pergi. Setelah Jung Yi keluar, kakek Moon seperti memikirkan sesuatu. 


Kakek Moon lalu keluar dan memanggil Jung Yi, dia memperingatkan Jung Yi kalau kenyataaan bahwa Tae Pyung adalah putri Eul Dam, jangan sampai diketahui oleh Kang Chun. Jung Yi mengerti dan langsung pergi.


“karena anak itu, aku mungkin harus pergi ke Bun Won sendiri” ucap Kakek Moon pada dirinya sendiri dan dia juga mengepalkan tangannya yang tak gemetaran lagi. 

bersambung...
Sinopsis Goddess of Fire, Jung Ep 13 Part 2
Enter your email address to get update from Kompi Ajaib.
Print PDF
Next
« Prev Post
Previous
Next Post »

loading...
Copyright © 2013. Drama Populer - All Rights Reserved | Template Created by Kompi Ajaib Proudly powered by Blogger