logo blog
Selamat Datang Di Blog Kompi Males
Terima kasih atas kunjungan Anda di blog Kompi Males,
semoga apa yang saya share di sini bisa bermanfaat dan memberikan motivasi pada kita semua
untuk terus berkarya dan berbuat sesuatu yang bisa berguna untuk orang banyak.
loading...

Sinopsis Emergency Couple Episode 3 Part 1

Sinopsis Emergency Couple Episode 3 Part 1. Pada episode 2, berakhir dengan seorang pasien mabuk yang mengamuk di UGD. Karena Chang Min membuat suara,jadi dia dijadikan sandera oleh pasien mabuk itu. Jin Hee yang merasa bersalah, berusaha menyelamatkan Chang Min dengan alat pemacu jantung. Tapi usaha penyelamatan Jin Hee berakhir masalah karena Chang Min pingsan dan dalam keadaan kritis.


Sinopsis Emergency Couple Episode 3 Part 1 !!!!!

Chang Min berjalan disebuah hutan dan berhenti pada satu pohon dimana pada tulisan itu terdapat ukiran nama Chang Min dan Jin Hee.

Cinta baginya.... menghapus kenangan yang telah terukir



Chang Min menghancurkan ukiran nama itu dan pergi. Drama ini tentang dua psangan yang menikah muda dan bercerai setelah umur pernikahan mereka satu tahun. Setelah 6 tahun berlalu  mereka dipertemukan lagi di sebuah rumah sakit tempat mereka magang. Kejadian demi kejadian pun mereka lewati bersama dan diepisode 2 akhir diceritakan ada pasien mabuk yang mengamuk.



Jin Hee yang ingin menyelamatkan Chang Min yang disandera pasien malah membuat Chang Min tak sadarkan diri.



Melihat Chang Min yang pingsan Dr Gook langsung menghampirinya dan berusaha membangunkan Chang Min, namun Chang Min tetap  tidak sadarkan diri. Jin Hee sendiri masih berdiri mematung, dia terlihat shock sudah membuat Chang Min pingsan seperti itu.

Ternyata pada saat Jin Hee menempelkan alat pacu jantung, pasien mabuk itu menembakkan pistolnya dan peluru pistol itu mengenai kaki sekuriti.



Chang Min langsung di bawa ke ruang UGD untuk ditolong. Jin Hee yang ikut memberikan pertolongan, terlihat sangat gugup dan ketakutan. Dia takut terjadi apa-apa pada Chang Min. Jin Hee memang terlalu tinggi menghidupkan tekanan pada alat pacu jantung itu dan akhirnya membuat Chang Min sekarat. Dr Gook memerintahkan untuk dilakukan CPR, dengan cepat Jin Hee melakukannya. Dengan rasa penuh kekhawatiran Jin Hee  terus menekan2 dada Chang Min.


Di ruang UGD yang lainnya, Dr Shim menangani sekuriti yang tertembak. Dia bertanya siapa dokter yang berjaga malam ini, dan seorang dokter menjawab kalau yang bertugas adalah Dr Ahn Young Pil dan dia sekarang sedang berada di luar rumah sakit.

“Tak cukup banyak dokter kalau malam hari di UGD, bagaimana bisa dia meninggalkan rumah sakit?” tanya Dr Shim.

Kita dialihkan pada Jin Hee yang terus menekan-nekan dada Chang Min. Melihat Jin Hee yang sudah berkeringat dan kelelahan, perawatpun meminta seseorang menggantikannya, karena kalau tidak Jin Hee bisa pingsan. Dr Gook juga menyuruh Jin Hee minggir, tapi Jin Hee tidak mau, dia terus menekan-nekan dada Chang Min.


Young Gyu  langsung menyuruh Jin Hee memegang ambu ( *ambu = alat bantu pernafasan ) dan dia sendiri langsung menggantikkan Jin Hee menekan-nekan dada Chang Min. Melihat tak ada perubahan sama sekali pada kondisi Chang Min, Jin Hee pun menyingkirkan ambu dan menggantinya dengan mulutnya sendiri.


Semua orang yang berada diruangan itu tercengang dengan apa yang dilakukan Jin Hee, ajaibnya setelah mendapat nafas buatan dari Jin Hee, denyut nadi dan nafas Chang Min kembali normal. Semua orang lega.



Seorang perawat masuk dan meminta Dr Gook menangangi pasien tembak, dia juga memberitahu kalau Direktur Rumah Sakit juga sudah berada di ruang itu.


Direktur terus bertanya-tanya kenapa Dr Ahn tidak juga kunjung muncul. Tepat disaat itu Dr Ahn yang ditunggu2 akhirnya muncul juga, Direktur langsung menegurnya, karena dia sudah membuat Dr Shim yang baru mulai bekerja, tidak dapat pulang cepat.


Dr Ahn langsung mengambil alih pasien, Dr Shim mengatakan kalau dia sudah mensterilkan luka dan pendarahan juga sudah berhenti. Yang harus dilakukan tinggal mengambil pelurunya. Dr Gook, AH Reum dan Yong Gyu datang.


Dr Ahn berkata kalau dia tidak bisa menemukan pelurunya, Direktur menjawab kalau peluru belum diambil, bagaimana bisa peluru itu tidak ada. Dengan nada seperti paling pintar sendiri, Dr Ahn menyuruh Direktur melakukannya sendiri jika tidak percaya. Tekanan darah pasien menurun, Dr Ahn menganalisis kalau pasien ada kemungkinan sepsis (keracunan darah) jadi mereka harus membuang jaringan nekrosisnya terlebih dulu. ( jaringan nekrosis : sekelompok sel/ jaringan yang mati).


“Jika itu tidak ditemukan dan itu bukan didaerah yang luka, pelurunya bisa jadi terbawa aliran darah.” Ucap Dr Gook.

“Bagaimana itu bisa terjadi?” tanya Ah Reum.

Namun Dr Ahn tidak percaya pada apa yang dikatakan Dr Gook, dia malah tetap akan melakukan apa yang menurutnya benar dan menyuruh semua orang kembali pada tugas mereka masing-masing. Dr Ahn bersiap-siap menyayat kaki pasien, namun Dr Gook menghentikannya dan meminta dilakukan pencarian peluru terlebih dahulu menggunakan USG, karena jika peluru itu bergerak menuju jantung atau sirkulasi paru-paru itu akan lebih berbahaya.

“Dr Gook, siapa yang memberi perintah disini? Aku satu-satunya yang membuat keputusan.” Jawab Dr Ahn.

“Jika kau tak bisa melakukannya, haruskah aku yang melakukannya sendiri?” tanya Dr Shim.




Dr Ahn pun tak bisa berkata-kata lagi, diapun melakukan apa yang diperintahkan Dr Gook. Dr Ahn memeriksa dibagian dekat luka, naum disana tak ditemukan pelurunya. Dr Gook menyuruhnya untuk memeriksa dibagian atas, dengan setengah hati Dr Ahn  menurutinya dan mengeluh, “Apa kita akan mencari ke seluruh tubuh.”



Tepat dibagian dada, peluru ituppun ditemukan. Weew... peluru dikaki bisa sampai dada, mengerikan. Dan yang lebih mengerikan lagi peluru itu sudah berada di jantung. Dr Ahn pun langsung menyuruh dokter yang membantunya untuk disiapkan ruang operasi. Direktur memuji analisa Dr Gook dan berkata kalau dia tidak salah memanggilnya datang.


“Bisa ditebak, itulah kenapa dia disebut iblis,” ucap Dr Ahn dengan nada menyindir.



Jin Hee masih terus berada disamping Chang Min. Die terlihat begitu khawatir pada Chang Min. Sampai-sampai perawat yang menjaga Chang Min memberitahu Jin Hee kalau kondisi Chang Min sudah stabil jadi Jin Hee tidak perlu khawatir.



Jin Hee duduk di kursi tunggu, dia mengutuk dirinya sendiri karena sudah bertindak bodoh. Dia bahkan memukul-mukul kepalanya sendiri. Dr Gook muncul dan melihat apa yang dilakukan Jin Hee.

“Apa yang kau lakukan disini?” tanya Dr Gook.


Melihat Dr Gook, Jin Hee langsung berdiri dan merapikan rambutnya. Dr Gook bertanya kenapa Jin Hee nekad menyerang pemabuk itu? Jin Hee menjawab kalau dia sendiri tidak tahu kenapa dia melakukan itu. Dr Gook pun memberitahu Jin Hee kalau tadi pagi Chang Min menemuinya dan meminta agar memindahkan Jin Hee ke departemen lain. “Apa ada sesuatu yang terjadi antara kalian berdua?”


Belum sempat Jin Hee menjawab, datang perawat dan memberitahu Dr Gook kalau Chang Min sudah merespon. Tentu saja Jin Hee merasa lega mendengarnya.


Chang Min sadar dan semua teman-temannya langsung menanyakan keadaannya, “ Apa….. apa aku belum mati?” tanya Chang Min. semua orang tertawa mendengarnya, Chang Min mengira kalau dia sudah tertembak oleh pemabuk itu. Dr Gook memberitahunya kalau Chang Min tidak tertembak, dia pingsan karena alat pacu jantung.

“Alat pacu jantung…” ucap Chang Min masih tak mengerti.




“Itu terjadi karena Dr Oh Jin Hee mencoba menyelamatkanmu.” Jelas teman Chang Min. mendengar itu Chang Min langsung melihat ke arah Jin Hee dan Jin Hee pun langsung mengalihkan wajahnya.

Seorang perawat masuk dan terkejut melihat Chang Min sudah sadar. Dr Gook bertanya pada perawat itu tentang kondisi pemabuk. Perawat itu menjawab kalau pemabuk itu sudah sadar dan sudah pergi. Perawat itu juga mengatakan kalau akan ada seorang pasien yang akan masuk ruang UGD dalam waktu 5 menit lagi. Karena ruangannya sedang dipakai Chang Min, Dr Gook pun menyuruh teman-teman Chang Min untuk memidahkan Chang Min.


Chang Min dipindahkan oleh teman-temannya  ke tempat tidur rawat. Dia berkata pada yang teman-temannya kalau dia baik-baik saja. Teman-temannya tidak menyangka atas apa yang baru saja Chang Min alami, mereka pikir Chang Min benar-benar berhenti bernafas. Mereka lalu memuji keberanian Jin Hee menyelamatkan Chang Min.



Mendengar itu, Chang Min berusaha mengingat apa yang terjadi. Dia ingat kalau Jin Hee menyelamatkannya dengan alat pacu jantung. Mengingat itu Chang Min langsung bergumam, “Beruang bodoh itu...”

Mendengar Chang Min berkata itu semua menoleh pada Sang Hyuk yang mempunyai badan besar diantara yang lain. “Apa kau bicara padaku?” tanya Sang Hyuk.

Chang Min langsung membantah dan meminta diambilkan segelas air. Ah Reum pun bersedia mengambilkannya. Ah Reum pergi dan Chang Min juga menyuruh teman-temannya pergi karena mereka pasti punya kesibukan masing-masing.



Chang Min memejamkan matanya. Saat dia mendengar suara tirai dibuka, dia kira itu Ah Reum yang membawakan minuman. Tapi saat mengetahui yang datang adalah Jin Hee, Chang Min langsung melepas infus-nya dan mengajak Jin Hee ke tempat sepi untuk bicara.


Dengan kesal, Chang Min memberitahu Jin Hee kalau alat pacu jantung bisa membunuh orang. Dia mengira Jin Hee berusaha membunuhnya. Karena saking menahan kesalnya pada Jin Hee, Chang Min merasa kesakitan. Jin Hee berusaha menolong tapi diurungkannya karena Chang Min kembali marah padanya.

“Apa kau benar-benar berhenti setelah ada orang yang mati?” ucap Chang Min.

“Aku..... hanya...mencoba menyelamatkanmu.”

“Siapa yang menyelamatkan siapa? Daripada harus mati karena sengatan listrikmu, aku lebih suka mati tertembak oleh sibajingan itu?”


“Hey... aku bahkan tidak berharap mendengar kata ‘terima kasih’.... tapi ini sedikit keterlaluan. Aku berusaha keras menyelamatkanmu, dan sekarang apa ini?” jawab Jin Hee.

“Menyelamatkanku? Kau membunuhku dengan alat pacu jantung, dan kau bilang kalau kau mencoba menyelamatkanku?”

“kau memang seharusnya mati tertembak! Aku pasti sudah gila!” oceh Jin Hee.

“Apa? Kenapa kau melompat? Siapa kau? Kenapa kau melompat? Hanya karena kau memakai jas, kau pikir dirimu sangat tinggi? Jika kau dokter, lalat akan menjadi burung, kau tau?”

“HEY!” teriak Jin Hee yang sudah tak tahan dengan ejekan Chang Min.

“Kenapa?” balas Chang Min dengan teriakan juga.


“terus bagaimana denganmu? Apa yang membuatmu labih baik dariku sampai bisa membuatmu menjadi dokter? Kita berdua sama-sama dokter magang sekarang. “

“kita berada di kelas yang berbeda!” jawab Chang Min.

“Kau masih saja kasar dan tak beretika.”

“Dan kau tetap saja bodoh dan tidak sadar diri juga. Apa kau tidak lihat kalau semua teman kita tidak nyaman karenamu? Kau masih ingin tetep disini?” ucap Chang Min.



Tepat disaat itu Sang Hyuk dan Young Ae masuk sambil suap-suapan. Melihat kemesraan mereka, Chang Min langsung menumpahkan kekesalan pada mereka juga. “Aku tahu kalian berdua sudah menikah, tapi ini bukan kamar tidur kalian.”

Sang Hyuk dan Young Ae terkejut dengan kata-kata Chang Min dan bertanya kenapa dia berkata seperti itu. Namun Chang Min tetap saja ingin menang, dia berteriak  kalau di rumah sakit Sang Hyuk dan Young Ae harus menjaga etika mereka setiap saat. Setelah marah-marah, Chang Min  pergi.

Chang Min kembali ke tempat tidurnya, Yong Gyu datang dan membantu Chang Min kembali ke tempat tidurnya. Yong Gyu mengatakan pada Chang Min kalau Jin Hee sudah berusaha keras menyelamatkan Chang Min. Yong Gyu bertanya-tanya apakah Jin Hee itu bodoh atau pemberani? Mendengar pertanyaan Yong Gyu yang seperti itu, Chang Min langsung menjawab kalau Jin Hee itu bodoh.

Chang Min mengambil air minum yang Ah Reum tinggalkan untuknya dan meminumnya. Yong Gyu bertanya apa Jin Hee menyukai Chang Min. Mendengar pertanyaan itu Chang Min langsung menyemburkan air yang dia minum saking kagetnya. Chang Min pun menyuruh Yong Gyu untuk tidak berkata hal-hal yang tidak masuk akal.




“Jika tidak, bagaimana bisa dia melompat seperti itu? kau tidak memikirkannya? Disamping itu, apa kau tahu bagaimana dia begitu seriusnya saat melakukan CPR padamu? Dia sampai berkeringat dan ketua menyuruhnya untuk bergantian dengan yang lain tapi dia tetap mau melakukannya.” Ucap Yong Gyo sambil mempraktekkan gaya Jin Hee menekan2 dada Chang Min. Setelah itu Yong Gyo meraih leher Chang Min tapi langsung Chang Min dorong. Yong Gyo memberitahu Chang Min kalau Jin Hee melakukan CPR dari mulut ke mulut.

“Menurut pendapatku, itulah bagaimana nafasmu kembali.” Tambah Yong Gyo. Chang Min jadi merasa bersalah sudah menuduh Jin Hee yang bukan-bukan.



Di rumah Jin Hee, petugas menyita alat medis pijat milik ibu Jin Hee dan temannya. Petugas itu mengatakan kalau alat itu ilegal secara hukum. Ibu pun langsung marah pada temannya karena yang mendapatkan alat medis itu adalah temannya. Teman ibu pun tak bisa mengatakan apapun hanya berkata pada petugas kalau mereka hanya melakukan pijat pada para tetangga dan mereka tidak melakukan kejahatan apapun. Dia memohon pada petugas untuk memaafkan mereka kali ini. Namun petugas tetap tidak bisa memaafkan karena alat medis seperti itu membutuhkan surat izin medis.



Teman ibu langsung mengingatkan ibu kalau anaknya adalah seorang dokter. Tentu saja ibu langsung menggunakan profesi Jin Hee untuk mendapatkan alat medisnya itu. tepat disaat itu Jin Hee pulang dan ibu langsung meminta kartu pengenal Jin Hee untuk membuktikan kalau dia benar-benar seorang dokter. Bukan hanya pada petugas, ibu memamerkan kartu pengenal Jin Hee pada yang lainnya juga. Petugaspun percaya kalau alat medis ibu tidak berbahaya dan dikembalikan.


Ibu dengan ceria membawa Jin Hee masuk, dia juga meminta Jin Hee untuk membayar denda atas alat medis itu. Jin Hee pun bertanya pada teman ibu, berapa dia membeli alat itu. Teman ibu menjawab kalau dia dan ibu Jin hee membayarnya setengah-setengah. Tapi ibu tak ingin membahasnya, dia langsung menarik Jin Hee masuk ke ruang praktiknya.


Ibu dan temannya melakukan pijit refleksi pada Jin Hee. Tapi bukannya merasa nyaman, Jin Hee malah merasa kesakitan. Jin Hee pun bertanya apakah mereka punya ba nyak pelanggan. Teman ibu menjawab kalau mereka belum punya pelanggan, tapi dia berharap mereka bisa membuka klinik dermatologi yang besar di Gangnam bersama  Jin Hee. Ibu dengan semangat menambahkan kalau mereka bisa melakukan dermatologi, operasi plastik dan OB/GYN.


“Eomma... aku hanya bisa melakukan salah satunya, ini tergantung spesialisnya.” Ucap JinHee. Dia pun menambahkan apa dia harus keluar menjadi dokter dan mulai menjalankan bisnis dengan menggunakan alat medis itu. karena kalau dia keluar sekarang, dia masih punya izin medis-nya.

Mendengar kata-kata Jin Hee, ibu langsung memukulnya dan berkata kalau Jin Hee tidak boleh berkata seperti itu, “Setelah kau bercerai, dua kali gagal ujian dan 4 tahun disekolah medis. Kau juga menghabiskan 6 tahun lamanya menjadi pelajar! Bagaimana bisa kau....”

“Kenapa ibu membawa masalah perceraian lagi?” protes Jin Hee.

Sekali lagi ibu memukul Jin Hee dan berkata, “Aku yangmembuatmu jadi dokter. Aku melakukan segalanya selama 6 tahun terakhir. Menjual asuransi, menjual pembersih air, menjual kasur penghangat... untuk mendapatkan spa... kau pikir apa?”

“Kau benar! Kita sudah melakukan bersama-sama kan?” dukung teman ibu.

Jin Hee sudah merasa bosan dan langsung beranjak dari tengkurapnya. Ibu langsung meminta uang pada Jin Hee, tentu saja Jin Hee bingung karena sebelumnya ibu mengatakan akan memijat dengan gratis.


Jin Hee masuk kekamarnya dan langsung menutup tirai jendela. Jin Hee menjatuhkan tubuhnya ke tempat tidur dan teringat kembali pada kejadian Chang Min disandera karena dirinya.



“Kenapa? Kenapa aku? Dia melakukannya juga! Apa? Dia lebih suka mati tertembak? Baiklah, mati... mati!” ucap jin Hee yang langsung mengambil bantal dan menembakinya. Jin Hee terus mengumpat Chang Min saking kesalnya.


Dr Shim mulai masuk kerja secara rersmi. Jin Hee langsung menghampirinya untuk memberikan hasil pemeriksaan pasien kanker.

“Kau si batu besar yang dibilang Ketua Gook kan?” tanya Dr Shim. Jin Hee pun mengiyakan.  Dr Shim menyindir Jin Hee karena dirinya jadi pulang telat gara-gara ulah Jin Hee. Jin Hee pun meminta maaf. Dr Shim bertanya apa hasil tes yang Jin Hee bawakan.

“Sejumlah sel darah merah dtemukan dihasil tes urinnya, tapi hanya ada dua, tiga sel darah putih terlihat di mikroskop. Kadar urea nitrogen dalam darah 9blood urea nitrogen/BUN) dan kreatinin normal tetapi..... “

“Cukup. Jadi apa yang bisa kau katakan dari perbedaan diagnosa untuk pasiennya?” ucap Dr Shim.


“Maaf?”

“Apakah mengingat hasil tes tugas dokter juga?”

“Tidak. Dia kehilangan berat badannya dan hematocele (penumpukan darah di skrotum) tapi diia tidak merasakan sakit... “

“Jadi?” tanya Dr Shim.

“Ini kanker, tumor pada ginjal, kanker kandung kemih, kanker prostat...” jawab Jin Hee.


“Aku akan mengawasimu..” ucap Dr Shim dan pergi.

Chang Min sedang membeli minuman saat melihat Jin Hee sedang merapikan alat medisnya. Dia langsung membeli satu minuman lagi dan sepertinya minuman itu untuk Jin Hee. Chang Min berjalan mendekati Jin Hee.  Jin Hee yang melihat Chang Min langsung bertanya, “kenapa? Sekarang apalagi?”



Chang Min langsung menyembunyikan minuman yang dia beli dan menyuruh Jin Hee melanjutkan pekerjaannya. Jin Hee pergi dan Yong Gyul datang menghampiri Chang Min, dia  langsung mengambil satu kaleng minuman yang ada di tangan Chang Min.

“Apa ini untukku?” Tanya Yong Gyul. Chang Min pun tidak bisa mengatakan tidak, “Baiklah, minumlah.” Yong Gyul dengan cerita mengatakan terlima kasih dan langsung pergi.


Jin Hee dan Ah Reum mengobati seorang laki-laki yang mempunya luka dibagian samping perutnya. Ah Reum memuji badan pria iitu yang keren karena punya otot yang menonjol. Pria itupun terlihat tersipu dan langsung memuji Ah Reum juga, dia mengira Ah Reum adalah seorang model. 

“Bisakah aku dapat nomor teleponmu?” tanya pria itu pada Jin Hee.

“Saya sudah menikah,” jawab Ah Reum bohong, Jin Hee pun terkejut dengan jawaban Ah Reum. Pria itu langsung merasa tidak enak dan meminta maaf. Sebelum meninggalkan pria itu, Ah Reum berpesan agar pria itu tidak sering2 datang ke UGD.



Jin Hee bertanya apakah benar Ah Reum, sudah menikah. Tentu saja Ah Reum mengatakan kalau dia belum menikah, dia mengatakan itu hanya untuk menolak memberikan nomor telepon pada pria itu. Seorang perawat muncul dan meminta salah satu diantara mereka untuk mengurus seorang pasien kecelakaan beruntun. Mendengar itu Jin Hee terlihat cemas kejadian sebelumnya terulang. Perawat yang melihat kecemasan diwajah Jin Hee langsung berkata kalau pasien hanya memiliki luka luar dan tidak terlalu parah dan dia hanya perlu menjahit lukanya. Ah Reum langsung berkata kalau dia bersedia melakukannya, namun Jin Hee langsung memotongnya dan berkata kalau dia yang ingin melakukannya. Perawatpun setuju, karena Ah Reum sudah pernah melakukan jahitan jadi sekarang biar giliran Jin Hee yang melakukanya.


Dr Kim  sedang memeriksa keadaan pasien, tapi dia tidak tahu apa penyebab tekanan darah pasien yang terus menurun, dia hanya tahu pasien mengalami luka luar. Dr Kim  tidak memeriksanya lagi secara keseluruhan, dia beranggapan kalau pasien kesakitan karena luka sobek pada bagian kepalanya saja. Diapun menyuruh Jin Hee menjahit lukanya dan mengambil CT Scan kepalanya.



Jin Hee baru mulai membersihkan luka kepala pasien itu, namun pasien itu tiba-tiba menyingkirkan tangan Jin Hee dan seperti orang linglung bertanya kenapa dia berada di tempat itu. Pria itu lalu mencabut alat infusnya dan beridiri, dia berkata kalau dia ingin pulang. Jin Hee berusaha mencegahnya dan berkata kalau kondisi pria itu sedang tidak baik dan perlu dirwat karena tekanan darahnya terlalu rendah. Namun pria itu berteriak dan mengatakan kalau dia tidak sakit, pria itu bahkan mendorong Jin Hee.


Melihat itu, Chang Min langsung turun tangan dan bicara dengan pria itu. Tapi pria itu tetap tidak mau diperiksa, dia berjalan seperti orang linglung mencari jaketnya. Chang Min memperhatikan kaki pria itu yang sepertinya terluka juga. Setelah beberapa langkah berjalan, pria itu tiba-tiba ambruk dan pingsan.  


Chang Min memeriksa pasien itu, dia juga bertanya pada Jin Hee apa yang sudah Dr Kim perintahkan padanya. Jin Hee menjawab kalau Dr Kim hanya menyuruhnya mengambil CT Scan kepala pasien dan memeriksa tekanan darahnya. Chang Min langsung memeriksa bagian kepala pasien dan menemukan luka di bagian rambutnya.

“Sepertinya ini intracerebal hemorrhage (ICH/ pendarahan otak).” Ucap Chang Min

“ICH?” tanya Jin Hee terkejut.


“Dia bertingkah seperti itu karena jaringan saraf kranialnya terluka, tulang atas kepalanya juga terluka.” Tambah Chang Min sambil memeriksa bagian leher belakang.

“Itu tidak mungkin, tapi dia baru saja jalan,” jawab Jin Hee tak percaya.

“Tapi ini masih saja bisa terjadi. Kita harus memindahkannya,” ucap Chang Min.


Pasien langsung dipindahkan ke ruang UGD dan Dr Gook sendiri yang memeriksanya. Chang Min mengatakan diagnosanya pada Dr Gook. Dr Kim datang dan lansung terkejut melihat pasiennya berada di ruang UGD. Dr Gook mendapat hasil pemeriksaan pasien dan ternyata hasil diagnosa Chang Min bernar.


Dengan tatapan kecewa, Dr Gook bertanya pada Dr Kim, “apa kau memeriksa pasien secara keseluruhan? Apa kau tahu kerusakan ditulang atas kepalanya?”


“Aku tidak tahu,” jawab Dr Kim.

“Dia itu pasienmu, bagaimana bisa kau malah tidak tahu daripada dokter magang? Lakukan bersama,” ucap Dr Gook dengan nada marah. Dr Kim pun tak bisa berkata apa-apa selain menurutinya. Chang Min sendiri merasa tidak enak pada Dr Kim.


Yong Gyu dan Sang Hyuk  membicarakan apa yang sudah Chang Min lakukan. Mereka memuji kepintaran Chang Min. Bahkan Dr Kim Min Ki sudah dikalahkan oleh Chang Min. Young Ae langsung menyuruh suaminya diam, dia berkata kalau orang yang terlalu pandai bisa membuat orang itu dalam masalah.

“Masalah apa? Dia memang terlihat keren. Dia bertalenta,” ucap Ah Reum. “Chang Min itu keren dan Ketua Gook juga keren. Siapa yang harus kupilih?” tanya Ah Reum.


“Jadi kenapa kau tidak melihatku?” ucap Yong Gyu dengan nada bernyanyi.



Walapun Jin Hee berada disamping mereka, dia hanya diam saja tak ikut bicara. Perawat yang biasa bekerja bersama mereka bertanya apa mereka sudah makan siang? Tepat disaat itu, terdengar suara bunyi alarm dan ternyata itu hanya alarm uji coba untuk sistem rumah sakit.



Bersambung

Sinopsis Emergency Couple Episode 3 Part 2
Enter your email address to get update from Kompi Ajaib.
Print PDF
Next
« Prev Post
Previous
Next Post »

1 komentar:

Seruuuu...mksh ya mba lilik.tp knpa ya klo mw komen disni suka susah.hrs di aprove dlu gtu yak.

Balas

loading...
Copyright © 2013. Drama Populer - All Rights Reserved | Template Created by Kompi Ajaib Proudly powered by Blogger