logo blog
Selamat Datang Di Blog Kompi Males
Terima kasih atas kunjungan Anda di blog Kompi Males,
semoga apa yang saya share di sini bisa bermanfaat dan memberikan motivasi pada kita semua
untuk terus berkarya dan berbuat sesuatu yang bisa berguna untuk orang banyak.
loading...

Sinopsis Goddess of Fire, Jung Yi Ep 12 Part 1

Sinopsis Goddess of Fire, Jung Yi Ep 12 Part 1. Masih bercerita tentang perebutan kekuasaan, dan di part 1 episode 12 ini, P Gwang Hee baru mengetahui kalau kakak Tae Pyung bernama Kim Tae Do. Tentu saja P Gwang Hee terkejut. Sebelum membahas kesana kita akan melihat terlebih dulu aksi P Gwang Hee yang lagi-lagi mempermalukan Utusan Ming, apa itu? yuk kita simak sama-sama sinopsis yang sudah berhasil saya tulis.


Sinopsis Goddess of Fire, Jung Yi Ep 12 Part 1


Jung Yi yang sedang asik menikmati keindahan malam, tiba-tiba diseret oleh beberapa laki-laki. Tak mengerti dengan apa yang terjadi, dan beranggapan mungkin ada kesalahpahaman, Jung Yi minta dipanggilkan Utusan Ming, seperti benar-benar di panggil, Utusan Ming pun benar-benar muncul.

Jung Yi bertanya kenapa Utusan Ming memperlakukan dirinya seperti penjahat, dan bukankah dia berada di tempat itu karena Utusan Ming ingin memberikannya sebuah hadiah. 

“Hadiah?” utusan Ming tertawa lebar, “kau tak akan mendapat hadiah, kau akan mati.”

“ya?” tanya Jung Yi tak mengerti.


“Apa setelah menjatuhkan harga diriku, kau pikir masih bisa hidup? Aku akan memberimu kesempatan terakhir. Jadi, akuilah kejahatanmu. Memohonlah untuk hidupmu. Berlututlah dan mohon pengampunan. Cepat.”

“Saya tidak akan berlutut untuk kejahatan yang tidak saya lakukan.”

Mendengar kata-kata Jung Yi , Utusan Ming menjadi bertambah marah dan langsung menghampirinya. Utusan Ming yang berniat memenggal kepala Jung Yi setelah sampai di Ming, jadi mengurungkan niatnya, dan ingin langsung membunuh Jung Yi.


Jung Yi dengan menahan amarah berkata, “Anda melampiaskan kemarahan dengan memenggal hamba, sungguh menyedihkan. Saya pikir anda adalah seorang terhormat yang diutus Kaisar Ming. Namun apa yang Anda lakukan?”


Mendengar semua kata-kata Jung Yi jelas saja tambah memancing amarah UtusanMing, dengan alasan karena dia juga akan mati, jadi Jung Yi beranggapan dia bebas mengatakan apapun yang ingin dia katakan. Dan sekali lagi Jung Yi mengatakan Utusan Ming orang rendahan.

Tak mau mendapat ejekan dari Jung Yi lebih banyak lagi, Utusan Ming langsung meminta anak buahnya untuk menahan Jung Yi. 


Di luar Tae Do sudah bersiap akan memasuki Mo Hwa Gwan. Namun sebelum dia masuk, dia di halang oleh P Gwang Hee yang datang tepat waktu. Pada P Gwang Hee, Tae Do mengatakan kalau dia tak bisa menunggu untuk menyelamatkan Tae Pyung. Sebelum Tae Do mengungkapkan semua alasan mengapa dia tak menunggu, P Gwang Hee langsung menyelanya, “aku akan bersamamu, ikuti aku. Aku akan mempertaruhkan hidupku untuk menyelamatkan orang tidak bersalah.”


P Gwang Hee meminta Tae Do mengikuti perintahnya, selama P Gwang Hee menemui Utusan Ming, dia meminta Tae Do untuk mencarikan sesuatu untuknya. 


Seakan tau apa yang dimaksud oleh P Gwang Hee, Tae Do pun langsung menyelundup masuk ke Mo Hwa Gwang. Selagi Tae Do melakukan tugasnya, P Gwang Hee pun juga melaksanakan  bagiannya. Dia menemui Utusan Ming. 


Tanpa basa basi, P Gwang Hee mengatakan kalau dia datang untuk membawa kembali Tae Pyung. P Gwang hee juga mengatakan kalau dia sudah tau kebenaran tentang hadiah yang ingin diberikan Utusan Ming adalah hadiah bohongan. Walau P Gwang Hee sudah mengatakan semua itu, Utusan Ming tetap saja mengelak dan meminta bukti dari apa yang sudah P Gwang hee katakan. 

Beralih pada Tae Do yang menyelinap masuk ke ruang penyimpanan milik Utusan Ming.


Sedangkan Tae Pyung dikurung di tempat penyimpanan tersebut. melihat semua benda yang janggal di ruangan itu, Tae Pyung pun membuka salah satu bungkusan yang ada di dalam ruangan tersebut. Sebelum sempat membukanya, Tae Pyung mendengar suara pintu di buka, tentu saja Tae Pyung langsung bersembunyi.


Ternyata orang yang membuka paksa gembok pintu itu adalah tae Do. Tae Do masuk kesana untuk mencari bukti suap yang diterima Utusan Ming. Saat tengah membuka salah satu peti, Tae Do merasa ada seseorang yang ada di ruangan tersebut, betapa senang dan leganya Tae Do saat mengetahui kalau orang yang tengah bersembunyi itu adalah Jung Yi. 


Apa yang di katakan P Gwang Hee sebelumnya pada Tae Do memang benar, kalau Utusan Ming pasti sudah banyak menerima suap. Tae Do dan Tae Pyung berhasil menemukannya. 


Kembali pada P Gwang Hee yang meminta Utusan Ming membiarkan dirinya bertemu dengan Tae Pyung untuk memastikan Tae Pyung baik-baik saja, karena Utusan Ming tak mau melepaskan Tae Pyung. Tentu saja Utusan Ming tak mau, dia mengatakan kalau Tae Pyung sedang tidur karena dia akan melakukan perjalanan panjang besok, Utusan mIng kemudian menyuruh P Gwang Hee pergi. 

Tiba-tiba salah satu pelayan Utusan Ming datang dan membisikan sesuatu pada Utusan Ming, dan setelah mendengar itu Utusan Ming terlihat gelisah dan langsung meminta P Gwang Hee pergi karena dia ada urusan yang mendesak. 

“Hal yang mendesak itu, apakah penyusup?” tanya P Gwang Hee.


Tanpa menjawab pertanyaan, Utusan Ming dan P Gwang Hee langsung keluar. Betapa marahnya Utusan Ming saat melihat Tae Do yang mengarahkan pedang pada pengawalnya. P Gwang Hee kemudian mendekati Tae Do dan bertanya apa yang dia perintakan pada Tae Do berhasil. Tae Do hanya menjawab dengan anggukan. 


Melihat kalau penyusup itu bekerja sama dengan P Gwang Hee, Utusan Ming langsung bertambah murka, “beraninya kau... membiarkan pria bersenjata masuk ke Moh Wag Wan! Tidakkah kau tau ini dianggap sebagai pendeklarasian perang terhadap kaisar”

Tiba-tiba Tae Pyung keliuar dari tempat penyimpanan dengan  membawa catatan-catatan Joseon dan berkata kalau di dalam ruangan itu banyak sekali harta benda  milik Joseon. P Gwang Hee mengambil salah satu buku yang di bawa Tae Pyung dan membukanya. Utusan Ming terlihat ketakutan.


Ternyata buku yang di ambil P Gwang Hee itu adalah catatan tentang semua pembicaraan raja. P Gwang Hee pun meminta penjelasan pada Utusan Ming tentang buku-buku itu, kenapa bisa berada di tangannya. 

Tanpa ragu, utusan Ming langsung mengatakan kalau semua benda itu adalah suap, mereka menyuapnya hanya untuk mendapat perhatiannya. P Gwang Hee menambahkan kalau seharusnya buku-buku itu ada di perpustakaan Choonchoo dan sekarang buku itu ada di Mon Wag Wan, “siapa yang berani menjadikan dokumen rahasia negara untuk suap? Ditambah, apa yang kau rencanakan dengan ini?”

Tentu saja Utusan Ming tak bisa menajawabnya. P Gwang Hee menambahkan, “ aku sendiri yang akan mengawalmu ke istana, sesampainya disana, Anda dapat menyampaikan penjelasan  sendiri.” 

“ Kau berani mengancam aku, Utusan Ming? Kau pikir bisa lolos?” tanya Utusan Ming dengan sangat marah. 


Tiba-tiba salah satu penjaga Utusan Ming datang dan memberitahunya kalau para Prajurit Joseon sudah mengepung Mohwagwan. Tentu saja Utusan Ming sangat terkejut. P Gwang Hee langsung menambahi kalau para rajurit itu diperintahnya untuk melindungi Utusan Ming.

“Jika kau melepaskan orangku dan harta Joseon, maka aku akan menutupi semuanya dengan baik. Apa yang akan anda lakukan?”

Utusan Ming benar-benar sangat marah, “aku tidak akan.... tidak akan lupa penghinaan hari ini!”


Tak bisa melakukan apa-apa, akhirnya Utusan Ming melepaskan Jung Yi dan semua harta Joseon. Tae Pyung sangat berterima kasih pada P Gwang Hee karena mau datang dan menolongnya. Tae Do mengantarkan Tae Pyung pulang, sebelum dia pergi,  P Gwang Hee berpesan pada Tae Pyung untuk menemuinya di Bun Won.


P Gwang Hee menatap kepergian Tae Pyung dan Tae Do, dalam hati dia berkata.


“Jika Jeong masih hidup, kau mungkin seumur Tae Pyung. Kalian berdua... banyak mengingatkanku tentang mereka...”


P Gwang Hee melaporkan semuanya pada Raja, tentu saja raja sangat terkejut mengetahui kalau semua benda-benda berharga kerajaan ada di tangan Utusan Ming. Raja memuji kerja P Gwang Hee, namun Raja menyayangkan karena keberanian P Gwang Hee ini, dapat membuatnya tidak dapat menjadi Putra Mahkota. 

“Karena kau sudah memperlakukan Utusan Ming dengan buruk,  meskipun kau sudah diangkat sebagai Putra Mahkota, Kekaisaran Ming tidak akan menyetujuinya. Kau tidak menyesal?”


P Gwang Hee diam sesaat, dan kemudian menjawab, “tidak sedikitpun. Telah mengijinkan dia melukai Yang Mulia dan mencuri benda berharga yang Mulia, bukankah hamba akan menjadi orang yang tidak setia dan anak yang tidak berbakti? Entah itu dari Ming, orang barbar dari utara, ataupun Wa ( Jepang), pilihan hamba tetap sama.”



“Aku menghargai keberanianmu, tapi aku tidak bisa membiarkan keberanianmu... membahayakan eksistensi kerajaan. Jika Ming menindaklanjuti ini, kau yang harus bertanggung jawab.”

Tentu saja P Gwang Hee menyanggupinya. P Gwang hee keluar dengan lemas. P Imhae yang sudah menunggunya lama di luar langsung menghampirinya. Dia memuji atas apa yang sudah dilakukan P Gwang Hee. Mendengar itu P Gwang Hee senang, karena kakaknya beranggapan kalau apa yang sudah dia lakukan itu adalah hal yang benar, namun perasaan senang P Gwang Hee hilang saat mengetahui apa maksud P Imhae sebenarnya.


“Sekarang kau dan aku tidak lagi memperebutkan posisi Putra Mahkota. Dari semua yang kau lakukan semasa hidup, inilah yang paling benar. Hal yang paling benar. Sekarang pikirkan saja, bagaimana bisa membantu kakakmu menjadi Putra Mahkota”

P Gwang Hee hanya bisa tersenyum dengan kelakukan kakaknya itu. bukan saja P Imhae yang tau kalau P Gwang Hee tidak bisa menjadi Putra Mahkota, kubu Ratu In Bin juga mengetahuinya. Ratu In Bin mengatakan kalau  sekarang yang tersisa menjadi saingan P Sin Seong adalah P Imhae. Mendengar itu Menteri Yi bertanya apa P Imhae bisa dijadikan saingan P Sin Seong, karena Raja sendiri sudah menyerah pada P Imhae.


Ratu In Bin menjawab kalau mungkin saja beberapa menteri bodoh itu akan memperdebatkan tentang anak sulung. Menteri Yi mengatakan pada Ratu In Bin untuk tidak khawatir, urusan menteri dia yang akan mengaturnya. Ratu In Bin senang karena  akhirnya  mereka lah yang menang. 


Jung Yi sudah bersama kakek Moon yang bertanya apa harus Jung Yi kembali ke Bun Won? Apakah tidak cukup hanya tinggal bersamanya saja dan belajar padanya. 


Jung Yi menjawab disaat dia merasakan akan segera mati, semua kenangan masa lalunya muncul. “waktu yang kuhabiskan dengan guru dan ayah, juga waktu yang kuhabiskan di Bun Won, semua ingatan itu muncul dan membuatku tersadar. Betapa inginnya aku menjadi pengrajin tembikar. Pada awalnya, kupikir karena janjiku pada ayah, tapi sekarang tidak lagi. bisa melakukan apa yang aku inginkan, mohon restui aku guru.”

Mendengar itu kakek Moon tak bisa berkata apa—apa lagi, karena setiap Jung Yi mempunya keinginan, tak ada yang bisa menolaknya. Padahal kakek Moon tak ingin sesuatu terjadi pada Jung Yi, karena disaat Kang Chun tau Jung Yi adalah anak dari Eul Dam, Kang Chun pasti tidak akan tinggal diam. 


Di luar Jung Yi melihat Tae Do yang duduk melamun, melihat Tae Do, Jung Yi teringat lagi akan kata-kata Tae Do saat mereka berada di dalam penjara, “Jika terlibat dengan P Gwang Hee lagi, mungkin hal buruk akan terjadi lagi, itulah yang kutakutkan Jeong.”

Jung Yi menghampiri Tae Do dan berjanji untuk tidak berurusan lagi dengan P Gwang Hee, “meskipun saat di Bun Won, aku akan pura-pura tidak kenal dan menghindarinya.”


“Aku melihat yang Mulia sangat menghargaimu, sebenarnya aku merasa sedikit tenang mengetahui dia berada di Bun Won. Oleh karena itu Jeong, lakukan apa yang kau mau. Kecuali satu hal, jangan sampai dia tau kalau kau itu Jeong. Kau tidak boleh dikenali.”


“Tentu saja! Ketika dia tau aku wanita, betapa marahnya dia, jika dia tahu aku Jeong, jika dia tahu aku berpura-pura mati, aku yakin dia akan benar-benar membunuhku. Aku pasti akan menyimpan rahasia. Jangan khawatir kak!”

Tae Do mengangguk lega mendengarnya. 


Jung Yi kembali dan menemui Kang Chun dan Yook Do. Sok gak tau apa-apa, Kang Chun mengatakan selamat pada Jung Yi karena terhindar dari bencana besar. Kang Chun juga berpura-pura prihatin, dia mengatakan kalau dia tidak mengira Utusan Ming sanggup melakukan semua itu. 


“Yang Mulia saja tertipu, mana mungkin Tuang Ran Chong bisa tahu?” Jawab Jung Yi.

Kang Chun membenarkannya, kalau dia juga tidak tahu apa-apa. Sebelum pergi, Jung Yi pun berterima kasih karena Kang Chun mau menyambutnya kembali dan dia juga meminta bimbingan Yook Do. 

Yook Do yang juga berada di sana hanya diam saja dan terheran-heran dengan apa yang dilakukan ayahnya. Dia tak menyangka ayahnya bisa sesantai itu menanggapi semuanya. 


“Kau benar—benar orang yang menakutkan, bagaimana bisa kau... menghadapinya dengan begitu tenang? Aku tak bisa melakukan hal seperti itu.” Ucap Yook Do dan pergi, namun baru selangkah dia menapakkan kakinya, Yook Do berhenti dan berbalik lagi, dia menyadari kalau kata-katanya pada Kang Chun terlalu kasar, “maafkan aku ayah. Hati ayah pasti kacau, setelah melakukan hal seperti itu, karena ketidakmampuanku, telah membuatmu melakukan hal seperti itu. aku merasa menyesal maafkan aku.”


Beralih pada Jung Yi yang berkeliling Bun Won, betapa terkejutnya Jong Soo saat melihat Jung Yi berada di Bun Won lagi. Jong Soo dan temannya bertanya kenapa Jung Yi ada di Bun Won, bukankah Jung Yi seharusnya menerima penghargaan dari Utusan Ming. Jung Yi hanya menjawab kalau ada sesuatu yang terjadi, dan mulai sekarang dia akan kembali tinggal di Bun Won. 


Karena mulai sekarang Jung Yi tak bisa lagi berada di kamar laki-laki, Jong Soo kemudian menyuruh Gook Bi yang kebetulan melintas untuk berbagi kamar dengan Jung Yi. Mau tak mau Gook Bi mengiyakannya, walau dia sangat tidak menyukai Jung Yi. 


Gook Bi membawa Jung Yi kekamarnya, dia juga memberi Jung Yi beberapa peringatan, “aku tidak suka kebisingan. Cobalah tetap tenang.”


Jung Yi mengiyakan. Gook Bi hendak pergi, namun langkahnya terhenti saat mendengar Jung Yi membahas tentang kejadian dimana Gook Bi terseret-seret kasus yang di akibatkan Jung Yi. Jung Yi meminta maaf atas semua itu. Tak menanggapi permintaan maaf, Gook Bi hanya mengingatkan Jung Yi untuk tidak berisik. 


Jung Yi kemudian menemui Yook Do, untuk memulia pekerjaannya lagi. Karena rasa bersalahnya pada Jung Yi, Yook Do bertanya apa yang Jung Yi inginkan. Dengan alasan sebagai ganti hadiah yang tak jadi di berikan oleh Utusan Ming. Jung Yi mengatakan kalau keinginannya adalah memutar roda bersama Yook Do. 


Yook Do memberitahu aturan yang ada di Bun Won tentang tahap-tahap yang harus dilakukan oleh seorang Gong Cho Geum, sampai mereka diperbolehkan memutar roda, dan waktu yang diperlukan untuk sampai diperbolehkan  memutar roda adalah kira-kira sampai 15 tahunan. Mendengar itu Jung Yi sangat terkejut dan langsung meminta maaf. 

“Yang kukatakan, jika Gong Cho Geum lainnya tahu, mereka tidak akan senang melihatmu. Jadi kau harus melakukannya diam-diam.”

Mendengar itu tentu saja Jung Yi sangat senang, dan sangat sangat berterima kasih pada Yook Do.


Beralih pada P Gwang Hee, yang dihampiri oleh P Sin Seong dengan tangan diperban. P Sin Seong  mengkhawatirkan keadaan P Gwang Hee, dan bertanya apa P Gwang Hee terluka akibat kejadian di Mohwagwan. P Gwang Hee menjawab, kalau semua urusan yang berbahaya sudah dilakukan dengan baik oleh pengawal P Sin Seong.

“Maksudmu Tae Do?” tanya P Sin Seong. 

“Tadi apa yang kau katakan? Siapa nama orang itu?”


“Kim Tae Do. Itulah yang dikatakan ibu padaku.”


P Gwang Hee baru menyadari sesuatu dan sangat-sangat terkejut. 

bersambung....
Sinopsis Goddess of Fire, Jung Yi Ep 12 Part 2

Enter your email address to get update from Kompi Ajaib.
Print PDF
Next
« Prev Post
Previous
Next Post »

8 komentar

semangat mba...
gas terus buat sinopsis nya...

Balas

makasih sinopsisnya,, dilanjut terus yaa. Fighting

Balas

Wow akhirnya ad jungyi lg,mksh ya dh lnjutin sinopnya....

Balas

Apakah P. Gwang Hee akan mengetahui identitas Tae Pyung yaitu Jung Yi..? Penasaran aaaakkkkkk :')

Balas

Yups...jawabannya ada di bagian kedua... lagi di tulis nih...

Balas

mbaaa penasaranaa aaaaaakkkk

Balas

loading...
Copyright © 2013. Drama Populer - All Rights Reserved | Template Created by Kompi Ajaib Proudly powered by Blogger