logo blog
Selamat Datang Di Blog Kompi Males
Terima kasih atas kunjungan Anda di blog Kompi Males,
semoga apa yang saya share di sini bisa bermanfaat dan memberikan motivasi pada kita semua
untuk terus berkarya dan berbuat sesuatu yang bisa berguna untuk orang banyak.
loading...

Sinopsis Blood Episode 14 Part 2


Seperti yang Ji Sang janjikan sebelumnya, dia akan memberitahu Ji Tae sebuah rahasia dan sebelum mengatakan tentang rahasia itu, dia meminta Ji Tae untuk merahasiakan semua itu dari siapapun. Rahasia yang diberitahukan oleh Ji Sang adalah tentang kedua orang tuanya dan Jae Wook yang sudah terinfeksi virus VBT-01. Untuk lebih menjelaskan duduk permasalahannya pada Ji tae, Ji Sang pun memperlihatkan video rekaman ibunya. Dari video itu Ji tae pun tahu kalau Ji Sang juga sudah terinfeksi virus itu.



Kita beralih pada Jae Wook dan Ga Yeon yang sedang berada di ruang operasi. Mereka membahas tentang vaksin yang sedang mereka teliti, jika vaksin itu benar2 bisa digunakan tanpa masalah, maka mereka tidak akan memerlukan lagi ruang operasi yang ada di depan mereka itu. Ga Yeon sangat mendukung apa yang Jae Wook lakukan sekarang. Mendengar ketulusan Ga Yeon itu, Jae Wook pun berkata kalau memang dia benar2 tulus membantu dirinya, maka dia meminta Ga Yeon akan tetap berpihak padanya dan tidak terpengaruh oleh sekelilingnya. 

( euuuuum... sepertinya Jae Wook sudahmelihat Ga yeon yang mulai terpengaruh oleh Ji Sang dan sepertinya Ga yeon benar2 menyukai Ji Sang. Semoga saja Ga Yeon nanti berpihak ke Ji Sang... dia juga sepertinya gak suka sama orang2 yang dipekerjakan di tim pengembangan obat baru.)



Ji Tae baru selesai melihat rekaman video ibu Ji Sang, namun da masih tak bisa percaya akan hal itu, dia masih tak percaya kalau ada orang yang terinfeksi oleh virus yang diciptakan ayahnya. Untuk membuat Ji Tae percaya, Ji Sang pun mengambil cutter dan menggores tangannya, dengan seketika luka goresan itupun menghilang. Melihat itu Ji Tae semakin shock dan mau tak mau dia harus percaya,  dia juga jadi tahu kalau Jae Wook sudah menggunakan bangsal 21A untuk penelitian  membuat vaksin dari virus itu. 

Setelah mendengar cerita kalau Jae Wook mencuri penelitian itu dan meneruskannya sendirian, Ji tae pun menduga2 kalau Jae Wooklah yang membunuh ayahnya dan kedua orang tua Ji Sang. Mendengar dugaan itu, Ji Sang pun menjawab kalau mereka tidak punya bukti untuk menuduhnya. 

Ji Tae mengerti, dengan tangan yang masih gemetaran dia bertanya apa ada orang lain lagi yang tahu tentang semua itu. Ji Sang pun menjawab hanya Ji Sang sendiri, Ji Tae, Hyun Woo dan juga Ri Ta. 


Ji Tae mengaku kalau hatinya sangat merasa terbebani dan untuk mengurangi beban itu, mereka berdua pun pergi ke kedai dan minum soju bersama. Karena Ji Sang tak bisa minum, jadi Ji tae hanya menuangkannya saja dan yang minum hanya dia sendirian. Sambil minum Ji Tae mengaku kalau selama ini dia selalu menanamkan dalam pikirkannya kalau tidak ada yang terinfeksi oleh virus itu, jadi saat dia mengetahui ada orang yang sudah terinfeksi maka hal itu sangat memukulnya dan membuatnya sangat merasa bersalah. Ji tae merasa harus bertanggung jawab atas semuanya, dia juga berterima kasih karena Ji Sang sudah mau membagi rahasia tersebut.

Ji Sang menjawab kalau dia percaya pada Ji tae seperti kedua orang tuanya percaya pada Prof han Su. Sebaga ganti ayahnya,  Ji Tae pun meminta maaf pada Ji Sang dan kedua orang tuanya. Ji Sang yang merasa tak enak langsung menyuruh Ji Tae berhenti meminta maaf. Karena yang harus mereka lakukan sekarang adalah mengatasi semuanya bersama2. Setelah mengajak Ji Tae bekerja sama Ji sang pun meneguk minumannya. Wah ternyata Ji Sang bisa minum, mungkin dia hanya malas saja minum alkohol karena tak ada rasanya apa2 buatnya dan hanya memberikan aroma alkohol saja. 



Di rumah Ri Ta terganggu dengan aroma alkohol yang menyengat dari Ji Sang. Saat di tanya Ji Sang habis berapa gelas, dengan santai dia menjawab kalau dia habis 26 gelas. 

“Apa-apaan ini?  kau kuat sekali.” Komentar Ri ta karena tak ada tanda-tanda mabuk sama sekali pada ji Sang. “tapi itu menjawab satu dari daftar pertanyaanku. Vampire adalah peminum yang baik.” Tambah Ri ta yang kemudian teringat saat mereka sedang mengadakan pesta di pulau Jeju. “Sekarang kalau kupikirkan aku merasa terganggu. Kenapa kau tiidak menjadi ksatria baja hitamku saat kita berada di pulau jeju?”

“Dulu aku tidak menyukaimu” jawab Ji Sang dengan polosnya.

“Tidak menyukaiku? Jawaban macam apa itu? kekanakan sekali!” keluh Ri ta dan Ji Sang tersenyum. “Lalu bagaimana dengan sekarang?”

“Yeah, aku bisa minum satu atau dua gelas untuk menggantikanmu. Tidak empat gelas.”

“Lupakan! Aku akan meminumnya sendiri.” Ucap Ri Ta yang kemudian menanyakan tentang respon Ji tae setelah mengetahui semuanya. Ji Sang menjawab kalau mulai sekarang dia bisa percaya pada Ji Tae, karena Ji tae adalah ilmuwan yang punya hati nurani. Saat ditanya apa langkah selanjutnya yang akan Ji Sang lakukan, Ji Sang kembali menjawab kalau dia ingin membuat Jae Wook mengakui semua yang dia lakukan dengan mulutnya sendiri. 



Keesokanharinya, saat berpapasan dengan Jae Wook, Ji Sang berkata kalau mulai sekarang dia tak mau lagi merawat pasien di bangsal 21 A. Dia hanya akan melihat semua gejala yang terjadi pada pasien setelah mendapat obat dari Jae Wook. Mendengar pernyataan itu, Jae Wook pun bertanya kenapa sekarang Ji Sang berubah pikiran karenasebelumnya Ji Sang berkata kalau dia tidak mau berdiam diri melihat apa yang terjadi di bangsal 21A. 

Ji sang menjawab kalau awalnya dia penasaran, namun sekarang tidak lagi karena dia yakin kalau semuanya tidak akan berjalan dengan lancar. Jadi daripada dia bersikeras mencari tahu tentang apa yang terjadi di bangsal 21A, dia akan lebih memfokuskan perhatiannya pada pasien yang ada di bangsal reguler. Selain itu, dia juga akan mempersiapkan diri untuk menghadapi ‘mereka’ yang bisa menyerangnya kapanpun. Setelah mengatakan semua itu, Ji Sang berjalan pergi. Lagi2 Jae Wook dibuat tak mengerti dengan jalan pikiran Ji Sang.


Di ruangannya, Ji tae terus meminum obat penghilang mabuk. Soo Eun terus mengeluh karena bau alkohol Ji Tae masih sangat menyengat. Ji Tae lalu membahas tentang janji yang sudah dia ungkapkan pada Soo Eun, janji dimana Ji Tae bersedia berkeliling rumah sakit dengan hanya mengenakan celana dalam jika terbukti kalau Ji Sang adalah vampir. Dia ingin janji itu di batalkan namun Soo Eun tidak mau. Hehehheh.... Ji Tae akhirnya tahu kalau dia yang salah dan kalau sampai Soo Eun tahu tentang Ji sang.... bisa malu lah dia.


Ri Ta dan Ji Sang sedang bersama Suster  Sylvia yang masih berada di UGD. Kondisi suster semakin memburuk, sampai2 dia tak bisa melihat Ri Ta dengan jelas. Ji Sang lalu berkata kalau suster akan di pindahkan ke kamarnya lagi. Mendengar itu suster terlihat senang.



Ji Sang dan Ri Ta hanya berdua. Ji sang meminta Ri Ta untuk bisa mengikhlaskan suster sylvia yang tak akan lama lagi meninggal. Ri Ta mengerti dan mengiyakannya. Dia kemudian melihat ke arah Ji Sang dan secara perlahan menyentuh wajah Ji Sang. 

“Itu bukan karena tubuhmu jadi hangat kan?” tanya Ri Ta.

“Apa?”

“Itu... kau menjadi orang yang hangat secara tiba2. Apa aku salah? Apakah itu tidak ada hubungannya? Ya... dulupun kau sangat hangat. Tangan dari anak laki2 yang mengobati luka kepalaku.” Ucap Ri ta dan Ji Sang pikir saat itu tangannya dingin. Namun Ri Ta tetap  yakin kalau saat itu tangan Ji Sang hangat seperti sekarang. 


Di ruangannya, Kyung In mendapat informasi dari mata2nya kalau Hye Ri tidak pergi ke Amerika, bahkan setelah kembali ke Korea setahun lalu, tidak ada catatan kepergian Hye Ri ke luar negeri. Mendengar itu, Kyung In pun semakin penasaran dan meminta informannya itu untuk mencari keberadaan Hye Ri.


Ji Sang dan Jae Wook sama2 baru keluar dari ruang operasi dan mereka berjalan berdampingan. Jae Wook berkomentar kalau sepertinya Ji Sang sekarang sudah menemukan obat yang efektif, hingga bisa membuatnya kembali melakukan operasi lagi. 

“Darah yang secara tidak manusiawi diambil dari anak2 dan senyawa yang mengandung beragam jenis virus berbahaya. Obatku lebih baik dari semua itu.” ucap Ji Sang dan sepertinya Jae Wook tidak suka dengan komentar itu.

“Obat-obatanku itu di produksi setelah melewati penelitian yang sangat lama. Tidak seharusnya berakhir seperti itu di pasaran.” Ucap Jae Wook namun dia tak masalah jika memang itu pendapat Ji Sang. 

( sepertinya obat yang di rekomendasikan oleh Ri Ta manjur membuat Ji Sang tahan terhadap darah)

Ji Sang lalu mengungkapkan tentang rasa penasarannya tentang penelitian oleh orang2 yang menyerangnya. Dia menambahkan kalau dia mau bergabung dengan mereka jika penelitian yang mereka lalukan sangat bermanfaat. Tepat disaat itu dia mendapat telepon dari Ji Tae, jadi dia pun langsung berjalan pergi meninggalkan Jae Wook.



Ji tae berkata kalau dia ingin menciptakan vaksin yang bisa menyembuhkan VTB-01, dan untuk melakukan semua itu dia membutuhkan bantuan Hyun Woo. Walaupun Ji Sang mengatakan hal itu bukanlah hal yang mudah, Ji tae tetap ingin mencobanya. Dia ingin melakukan semua itu untuk menjadi ganti rugi atas apa yang sudah di lakukan ayahnya. 



Jae Wook menemui suster Sylvia. Melihat suster, Jae Wook teringat kembali saat suster menolak untuk di beri panjang umur dengan obat yang baru di kembangkan. Suster berkata kalau mereka tidak boleh bermain2 dengan hidup seseorang. 

Suster terbangun dan melihat Jae Wook sedang berdiri di samping tempat tidurnya. Jae Wook datang untuk menawari suster obat yang bisa memperpanjang umurnya. Jawaban suster Sylvia masih sama dengan jawaban sebelumnya, dia berkata kalau dia tak butuh obat itu.

“Kenapa kau bersikap seolah kau adalah Tuhan?” tanya Suter Sylvia dan Jae Wook menjawab kalau semua itu karena tuhan tidak memberi banyak hal dalam kehidupan nyata. Suster tersenyum dan berkata kalau hidupnya tidak akan berakhir walau dia sudah meninggal. Dia pun meminta Jae Wook untuk tidak bertingkah seperti tuhan.

Jae Wook keluar ruangan suster Sylvia dan di dalam hati dia berkata kalau dia tidak sedang mencoba menjadi Tuhan. Dia hanya bekerja keras sehingga dia tidak perlu mengandalkan tuhan lagi. 


Keesokanpaginya, Ji Sang menemui Ri ta di kamarnya dengan ekspresi sedih. Yang membuat Ji Sang sedih karena dia mendapat telepon dari rumah sakit yang mengabarkan tentang kondisi suster Sylvia. Di kamar suster Sylvia, semua orang sudah berkumpul bahkan ada pastur dan suster lain disana. Suster Sylvia sudah terlihat sangat lemas, Ri ta menangis dan saat Ri Ta memanggilnya,  suster masih bisa membuka matanya namun menutupnya lagi. Ri ta mengerti kalau itu sudah waktunya suster pergi, jadi dia pun melepaskan tangan suster. Tepat disaat tangan suster di letakkan, suster sylvia pun menghembuskan nafas terakhirnya. 


Ji Sang dan Ri Ta sudah berada di dalam gereja dengan mengenakan pakaian yang serba hitam. Ri ta bertanya apakah suster pergi ke tempat yang lebih indah. Ji Sang menjawab tidak, karena suster Sylvia akan kembali lagi ke dunia disebabkan dia adalah  orang yang baik. Dengan lembut Ji Sang pun menyandarkan kepala Ri Ta di bahunya. 

 Di rumah Ri Ta masih terlihat sedih, jadi Ji Sang pun menyuruhnya mewarnai. Dia menunjukkan buku mewarnai miliknya. Buku itu Ji Sang gunakan untuk menyetabilkan emosinya jika dia sedang merasa banyak beban di pikirannya. Selain itu buku itu juga digunakan Ji Sang untuk membantunya melupakan kehausannya akan darah. 


Saat Ri ta bertanya kenapa Ji Sang menyembunyikan buku2 itu, Ji Sang pun menjawab kalau dia tak ingin Hyun Woo tahu , karena kalau sampai Hyun Woo tahu, dia pasti akan menjadikannya lelucon dan meledeknya. 

Ri Ta melihat gambar hutan yang sudah Ji Sang warnai, dia merasa gambar itu seperti hutan di pulai Jeju, tempat mereka berdua pertama kali bertemu. Ji Sang pun mengiyakan kalau gambar hutan itu memang mirip.

“Saat aku mewarnai ini, aku memberitahumu kalau itu membuat pikiranku kosong, tapi malah akan membuatku terpikir akan satu hal. ... Yoo Chae Yeon...  jadi disini... aku mewarna semuanya dengan warna pink. Topi dan kaos berwarna pink.” Jelas Ji Sang malu2. “Aku mengingatnya hanya karena pakaianmu sangat cantik.”

“Aku tidak memintamu mengatakan aku cantik.” Ucap Ri ta dan kemudian mulai mewarnai. Dia mengambil warna hijau tapi Ji Sang malah menukarnya dengan warna pink. 

“Untuk bintang film hitam putih sepertimu, kau pasti sangat menyukai pink.” Ledek Ri Ta dan mendengar ledekan itu Ji Sang pun menukar pensi warnanya dengan warna merah. Namun Ri Ta meminta pensil warna pink-nya lagi karena dia akan melakukan apapun yang Ji Sang katakan. 



Selagi Ji Sang dan Ri Ta sibuk mewarnai, Hyun Woo masih berkutat di ruang komputernya. Saat dia melihat kamera cctv-nya yang dipasang d sekitar rumahnya, kamera menangkap sosok individu terinfeksi. Dia pun langsung memanggil Ji Sang dan memberitahunya. Melihat indvidu itu bisa tertangkap kamera, mereka pun menebak kalau efek obat yang menyembunyikan jati dirinya mulai habis. 



Jae Wook sedang menikmati minumannya sambil mendengarkan musik. Namun kesenangannya terganggu saat mendengar bel rumahnya berbunyi. Ternyata Ji Sang yang datang. Jae Wook mempersilahkannya masuk dan dia menunggu kedatangan Ji Sang di depan lift. Pintu lift terbuka dan ternyata Ji Sang tidak datang sendiri, dia membawa J yang sudah tak sadarkan diri. Tentu saja hal itu membuat Jae Wook terkejut. 

“Aku bukannya seorang pemburu. Tapi, dia duduk secara terang-terangan di depan rumahku. Aku menangkap dan membawanya kemari. Oh, aku tidak membunuhnya. Sebaliknya aku memberinya obat penenang. Tidak.... dosisnya tidak kecil. Sangat besar. Dia akan bangun nanti.”

“Kenapa kau membawanya padaku?” tanya Jae Wook. 

“Dia adalah pemburu kita. Sekarang karena aku menangkapnya tentu aku harus berbagi.”

“Apa hanya itu alasannya?”

“tentu saja ada alasan lain yang lebih penting. Bunuh dia untukku... direktur... “ ucap Ji Sang dan Jae Wook tentu saja terkejut mendengarnya.

Bersambung
Sinopsis Blood Episode 15 

Enter your email address to get update from Kompi Ajaib.
Print PDF
Next
« Prev Post
Previous
Next Post »

3 komentar

Wuah...rencana Ji sang bgus bgt, dia nyruh jae wook membunuh anak buahnya sendiri...sampai jae wook ngaku tuh.......
Gumapshimnida bak lilik.....

Balas

hehehe... iya... ji sang selalu punya strategi buat ngadepin Jae Wook... gak langsung nyerang gitu aja...

Balas

Wowo...ide.jisang yg sgt cemerlang dan ya mudah ditebak....

Balas

loading...
Copyright © 2013. Drama Populer - All Rights Reserved | Template Created by Kompi Ajaib Proudly powered by Blogger