Lagi-lagi Ji Na salah paham pada Tae Woon, dia mengira Tae Woon sedang melakukan adegan mesum, padahal Tae Woon hanya sedang melihat telur burung bersama Soo Jin. Tanpa memeriksa apa yang sebenarnya terjadi, Ji Na langsung melayangkan tinjunya ke wajah Tae Woon. Setelah apa yang dia lakukan, Ji Na pun mendapat ceramah dari Soo Jin. Dengan tegas Soo Jin berkata kalau dia tidak mau mendengar alasan apapun dari Ji Na, dia hanya ingjn Ji Na pergi menemui Tae Woon dan minta maaf padanya, karena sekarang mata Tae Woon bengkak gara2 Ji Na. Namun Ji Na menolak dia beralasan kalau semua itu adalah salah Tae Woon sendiri, karena sebagai pria seharusnya Tae Woon cekatan dan bisa menghindari pukulannya.
Melihat tingkah Ji Na seperti itu, Soo Jin tambah tak suka padanya dan berkata dengan nada sinis kalau Ji Na pasti akan mendapat masalah. Ji Na pun akhirnya meminta Soo Jin yang menyampaikan permintaan maafnya.
“Kau pemilik sampah rongsokan itu kan?” tanya Soo Jin, yang dia maksud adalah antingan yang Tae Woon simpan. Namun Ji Na tak mengerti dengan apa yang Soo Jin katakan, dia tak tahu maksud sampah rongsokan itu. Soo Jin lalu beranjak dari duduknya dan mengajak Ji Na untuk bicara antara wanita dengan wanita.
“wanita dengan wanita?” tanya Ji Na semakin tak mengerti maksud Soo Jin.
“Mari kita bermain adil.”
“Bermain adil?”
“Sebaiknya kita tidak memperebutkan Ahjussi.”
“Kau dan aku berebut siapa? Apa sih....” ucap Ji Na yang akhirnya tahu kalau yang dimaksud Soo Jin adalah Tae Woon. “Anggap saja untuk hari ini berakhir disini.” Ucap Ji Na dan langsung berjalan pergi. Di luar Ji Na bergumam kalau apa yang sudah terjadi sangatlah memalukan. Apalagi dia harus mendapat ceramah dari anak kecil.
Setelah Ji Na keluar, Tae Woon muncul dengan membawa mawar merah yang harus Ji Na bawa ke kantor. Tae Woon keluar rumah namun dia sudah tak menemukan Ji Na lagi disana. Karena JI Na sudah sampai di kantor. Melihat Ji Na datang dengan tangan kosong, Hye Mi pun bertanya kenapa. Mendapat pertanyaan itu, Ji Na baru sadar kalau dia lupa membawa bunga dari toko bunga Tae Woon.Karena dia sudah janji pada atasanya akan melakukan tugas membaawa bunga itu setiap hari, maka Ji Na tak punya pilihan lain selain kembali ke tempat Tae Woon dan mengambil bunganya.
Dalam perjalanan ke sana, Ji Na terus mendumel karena dia selalu terlibat dan berurusan dengan yang namanya Tae Woon. Ji Na sebenarnya sedang tak ingin bertemu dengan Tae Woon sekarang, tapi karena tugas, dia tak punya pilihan lain lagi.
Di rumah Tae Woon terus mondar-mandir menunggu kedatangan JI Na. Melihat Tae Woon yang bersikap seperti itu, Soo Jin pun berkomentar kalau JI Na pasti eneagram tipe 3.
“Enneagram tipe 3 adalah tipe pragmatis yang berorientasi kesuksesan. Dia mengukur hidupnya senilai dengan kesuksesan. Dia sangat peduli tentang status sosial dan bagaimana orang lain melihat dirinya. Dia adalah seseorang yang harus dihindari oleh pria polos sepertimu dengan segala macam cara. Itu adalah wanita enneagram tipe 3.” Ucap Soo Jin dan tepat disaat itu pria berkacamata muncul dan memukul kepala Soo Ji karena tak seharusnya anak kecil seperti dia mengatakan hal2 seperti itu. Dia juga memperingati Soo Ji agar tidak berkeluyuran disekitar orang2 aneh. Kesal diperlakukan seperti itu oleh pria berkacamata, Soo Ji pun memilih berangkat sekolah. Melihat Soo Ji pergi, Tae Woon pun ikut pergi.
“Beraninya mereka pergi ketika aku bicara dengan mereka.” keluh pria berkacamata kesal.
Ji Na masih dalam perjalanan menuju rumah Tae Woon. Dia terus bergumam kalau yang harus dia lakukan hanyalah mengambil bunga dan langsung pergi. Tepat disaat itu, Tae Woon juga dalam perjalanan menuju kantor Ji Na. Tae Woon masih berada di seberang jalan, sedang menunggu untuk menyebrang. Dia kemudian melihat Ji Na dari arah yang berlawanan. Tae Woon terus memanggil2 Ji Na agar melihat ke arahnya. Semua orang yang berdiri di sekitar Tae Woon, tentu saja mengira Ji Na adalah kekasih Tae Woon, karena Tae Woon memanggilnya sambil membawa buket bunga mawar merah.
Saat menyadari kalau Tae Woon terus memanggilnya dan berjalan kearahnya, Ji Na merasa malu dan dia langsung melambaikan tangannya. Memberi isyarat agar Tae Woon tidak datang mendekat. Namun Tae Woon yang notabennya seperti anak kecil, tidak mengetahui maksud Ji Na, dia hanya terus menghampiri Ji Na.
Ketika mereka berdua saling berhadapan, entah bagaimana reflek semua orang langsung mengerumuni mereka. Mungkin mereka mengira Tae Woon sedang ingin melamar Ji Na. Apalagi dari kata2 Tae Woon yang mengatakan, “Untuk merayakan kehidupan baru hati ini... aku membawa mawar merah. Sama seperti merah dari pakaian yang kau kenakkan.”
Mendengar kata2 Tae Woon itu, tentu saja semua orang menarik kesimpulan kalau Ji Na sedang hamil dan Tae Woon datang melamar dengan bunga mawar. Mereka semua bahkan mendukung Ji Na untuk menerima mawar dari Tae Woon.
“Tidak... tidak... tidak seperti itu. ini benar2 bukan seperti itu. kalian semua keliru. Kehidupan baru itu, bukannya bayi..... tapi seekor burung.” Ucap Ji Na memberi penjelasan, namun mereka semua tidak menerima alasan itu, mereka tetap menganggap kalau Ji Na memang hamil dan Tae Woon datang melamarnya. Bingung tak tahu apa yang harus di lakukan, Ji Na pun memilih lari dari sana. Tae Woon yang hanya berpikir untuk memberikan bunga itu pada Ji Na, terus mengejar Ji Na.
Karena lelah, Ji Na pun berhenti dan bertanya kenapa Tae Woon terus mengejarnya. Tae Woon tersandung kakinya sendiri sehingga membuatnya terduduk, tapi anehnya posisi Tae Woon seperti sedang ingin melamar seseorang dan orang yang berada tepat di hadapannya adalah Ji Na. Kontan saja orang yang ada di sekitar sana langsung berkerumun lagi karena mengira Tae Woon sedang malamar Ji Na. Mereka semua bahkan mengeluarkan ponsel mereka dan mengambil gambar mereka berdua. lagi2 orang yang mengerumuni mereka berdua terus berteriak, “Terima... terima.... terima....”
Tak punya pilihan lain dan tak mau Tae Woon mengikutinya lagi, Ji Na pun langsung mengambil bunga itu dan kemudian berlari pergi.
Setibanya di kantor semua orang tertawa diam2 saat melihat Ji Na. Bahkan Hye Mi juga menggoda Ji Na, dia memberitahu Ji Na kalau berita tentang Ji Na dan Tae Woon sudah menyebar ke semua staff kantor.
Dengan langkah kaki pelan, Ji Na kemudian menghampiri semua atasannya yang sedang asik melihat video Ji Na dilamar oleh Tae Woon. Saat mereka semua melihat Ji Na, mereka langsung bubar dan berucap selamat untuknya.
Ji Na lalu menghampiri semua staf, satu per satu dan menjelaskan kalau apa yang terjadi di video hanyalah kesalahpahaman saja. Mereka pun memilih percaya pada apa yang Ji Na katakan karena mereka semua tahu betul, orang seperti apa Tae Woon itu.
Manajer Choi muncul dan menyuruh semua staf untuk segera berkumpul di ruang rapat, karena mereka akan mengadakan rapat darurat. Saat akan pergi ke ruang rapat, Ji Na mendapat SMS dari temannya yang memberitahu kalau ibu Ji Na menelponnya dan bertanya kapan Tae Woon akan datang ke rumahnya. Membaca itu tentu saja Ji Na langsung berteriak kaget dan tanpa dia sadari kalau atasannya yang sedang hamil lewat, sehingga Ji Na membuat dia juga terkejut. Untungnya atasannya itu tidak apa2.
Waduh... video-nya cepet banget nyebar.... ibu Ji Na yang tinggal di pesisir pantai aja sampai tahu.
Kita sekarang sudah berada di ruang rapat. Hee Chul melakukan rapat dengan topik, Taman Noo Ri, yang akan menjadi proyek terbesar mereka setengah tahun ini.
“Aku akan memberikan klien harapan dan tujuan kita di kemudian hari. Bekerjalah pada landasan yang kuat sampai saat itu.” ucap Hee Chul dan kemudian dia menyuruh manager Choi untuk membentuk tim kerja untuk proyek itu. Karena Hee Chul ada rapat dengan petinggi perusahaan, maka dia pun meninggalkan rapat tersebut dan memberikan tanggung jawab rapat pada manager Choi.
Sebelum membentuk tim kerja, Manager Choi memberitahu mereka semua kalau proyek taman hiburan itu adalah proyek yang akan ditangani oleh Hee Chul sendiri. Jadi, proyek itu di nilai sangat penting dari proyek2 lainnya. Manager Choi lalu memberitahu mereka semua mengenai personil luar negeri yang akan bekerja sama dengan mereka.
“Ketua dari Japanese Doo Won Institute dan profesor di Universitas Jiba, Tashiro Yoritaka. Ahli botani di Taman Nasional Amerika, George Degerrick. Mereka akan bekerja sama dengan kita. Kita perlu membentuk kelompok yang kompatibel dengan mereka.” ucap Manager Choi yang kemudian memanggil nama2 yang dimasukkan dalam kelompok, diantaranya : Oh Mi Ran, Julia Park, Hong Jang Pyung,Geum Ah Young dan untuk pegawai magang, manager Choi hanya akan mengambil salah satu dari Ji Na dan Hye Mi. Tapi setelah melihat ekspresi Ji Na dan Hye Mi yang begitu antusias, manager Choi tak langsung menyebutkan namanya dia hanya berkata kalau dia akan mengajak siapaun yang punya ide lebih baik dalam rapat berikutnya. Sesudah mengatakan semua itu, manager Choi berjalan pergi meninggalkan ruangan.
Ji Na dan Hye Mi saling tatap, karena mereka lagi2 di hadapkan pada kompetisi. Keduanya sama2 memiliki keinginan untuk menang. Setelah mereka kembali ke meja kerja masing2, mereka langsung mencari semua informasi untuk sebuah taman hiburan. Tepat disaat itu, Ji Na mendapat sms dari temannya lagi yang bertanya “haruskah aku membawa ibum?”
Tak mau sampai Mal Sook membawa ibunya ke Seoul, Ji Na pun langsung menelponnya. Dia meminta Mal Sook untuk tidak melakukan hal itu dan dia juga meminta Mal Sook untuk tidak menghubunginya lagi sampai Ji Na sendiri yang menghubunginya duluan. Mal Sook sepertinya mengiyakan, namun dia meminta Ji Na ketemuan untuk makan malam pukul tujuh. Karena Ji Na menelpon di dekat Hye Mi, jadi Ji Na pun tak bisa berteriak2 , dia harus berbicara dengan Mal Seok menggunakan suara yang pelan dan lembut.
Tepat pukul 7 malam, JI Na benar2 datang menemui Mal Seok disebuah kedai. Ji Na berusaha menjelaskan kalau tentang Tae Woon itu hanyalah sebuah kesalahpahaman. Ji Na menekankan kalau dia dan Tae Woon tidak ada hubungan apa2. Mal Seok pun akhirnya percaya dengan apa yang Ji Na katakan, namun Mal Seok masih tidak tahu apa yang akan dia katakan pada ibunya Ji Na.
“Bisakah kau mengurus itu untukku?” pinta Ji Na dengan nada memelas. “kumohon?”
Mal Sook berpikir sejenak, “OKE! Aku akan mengurus itu untukmu.”
“Terima kasih, Mal Sook!” ucap Ji Na tapi karena ekspresi Mal Seok terlihat tak senang di panggil Mal Sook, jadi Ji Na pun menggantinya dengan panggilan Yoo Na.
Tapi ternyata Mal Sook melakukan semua itu untuk Ji Na tidak gratis. Dia memberi persyaratan dengan mengajak Ji Na menjadi tamu palsu di sebuah pesta pernikahan.
Kita beralih pada Tae Woon yang sedang bersiap2 pergi bekerja. Sebelum pergi, dia tak pernah lupa membawa earphone-nya. Tae Woon membawa sebuah pohon yang di rangkai dengan sangat rapi. Saat dia hendak masuk ke dalam mobil, dia terkejut mendapati pria berkacamata sudah duduk di dalam mobilnya. Melihat pohon cantik itu, pria berkacamatapun bertanya kemana Tae Woon akan membawanya. Tae Woon menjawab kalau dia akan membawanya ke sebuah pesta pernikahan.
“Kenapa kau begitu senang pada pernikahan orang lain?” tanya pria itu.
“Karena itu pernikahan orang lain.” Jawab Tae Woon dan kemudian berjalan pergi.
Saat sendirian, pria berkacamata itu bergumam, “kurasa dia takkan begitu senang jika itu pernikahannya sendiri.” Membicarakan tentang pernikahan, pria berkaca mata itu tiba2 menyadari sesuatu. Euum apa itu? kita tunggu saja pada kelanjutannya.
Dalam perjalanan menuju ke acara pesta pernikahan, Mal Sook memberitahu Ji Na kalau nama pengantinnya nanti adalah Park Mi Young, umurnya 28 tahun dan mereka berdua datang kesana sebagai pihak keluarga dari mempelai. Karena pengantinya dari Gwangju, maka mereka berdua harus bicara dalam dialek Jeolla. Selain sebagai tamu palsu, mereka juga harus berfoto dengan pengantinnya nanti, karena untuk hal itulah mereka berdua diperkerjakan.
Dan ternyata memang takdir yang selalu mempertemukan antara Ji Na dan Tae Woon, tanpa disadari ternyata mereka berdua mendatangi acara pernikahan yang sama. Namun mereka berdua belum menyadarinya satu sama lain. Ji Na dan Mal Sook bisa masuk ke tempat acara dengan mulus. Sedangkan Tae Woon hanya masuk untuk memberikan pohon cantiknya. Sebelum pergi, Tae Woon menyapa mempelai pria dan keluarganya terlebih dahulu. Karena mempelai pria merasa tak mengenal Tae Woon, jadi diapun bertanya, “Siapa Anda?”
“Saya datang kesini untuk memberikan bunga.” Jawab Tae Woon dengan gaya polosnya. “teman2 anda memesan karangan bunga untuk anda. Tetapi daripada bunga yang akan cepat mati, saya pikir pohon yang bisa tumbuh bersama kalian berdua akan lebih bermakna. Jadi saya membawa pot tanaman bukan karangan bunga.” Ucap Tae Woon sambil menunjuk pot tanaman yang dia bawa.”tanaman itu punya bunga putih yang disebut nandina. Nandina adalah bunga berbau wangi yang selalu membawa kebahagiaan kepada orang2. Anda berdua akan punya momen2 bahagia bersama2 seperti bunga itu. semoga bahagia.” Ucap Tae Woon sambil memegang kedua tangan mempelai pria.
Tae Woon hendak pergi, namun dia dipanggil oleh ayah dari mempelai pria yang meminta Tae Woon untuk makan terlebih dahulu sebelum pergi. Si ayah mempelai menyebutkan kalau dia merasa Tae Woon lebih baik dari pada teman2nya yang lain. Mendengar semua itu, semua tamu undangan langsung menoleh kearah sumber suara. Hehhe....
Awalnya tae Woon menolak, tapi karena ibu dari mempelai pria juga meminta Tae Woon untuk makan siang terlebih dahulu, maka Tae Woon pun menurutinya.
Ji Na dan Mal Sook sudah berada di bangku tamu. Ingin terlihat sebagai pihak dari pengantin, Mal Sook pun terus berbicara dengan menggunakan dealek Jeolla. Ji Na langsung tambah terlihat tak nyaman saat dia melihat Tae Woon ikut duduk di bangku tamu. Ji Na hendak pergi karena Tae Woon duduk tepat di kursi dekat dia duduk, namun Mal Sook menarik tangannya. Sehingga dia tak bisa pergi ke mana-mana.
Acara pernikahan pun dimulai, setelah kedua mempelai mengucap janji, acara selanjutnya adalah sesi foto-foto. Ji Na sedikit malas, karena masih ada Tae Woon di tempat itu. Tae Woon sendiri sedang berpamitan dengan keluarga mempelai pria. Nenek dari memepelai pria sangat menyukai Tae Woon, jadi dia menyuruh Tae Woon ikut berfoto-foto dengan kedua pengantin. Di paksa lagi, Tae Woon pun ikut masuk dalam barisan orang2 yang berfoto dengan mempelai.
Selesai berfoto, sesi selanjutnya adalah tangkap bunga. Orang yang bersedia menangkap karangan bunga hanyalah Mal Sook. Karangan bunga di lempar, namun karangan bunga itu bukan ditangkap oleh Mal Sook melainkan Ji Na yang berdiri tepat di sampingnya. Ji Na menangkap tanpa sengaja, karena bunga itu terjatuh tepat di tangannya. Melihat bunga itu, mata Ji Na langsung terbelalak. Akibat menangkap bunga itu, semua mata orang yang ada di sana langsung tertuju pada Ji Na termasuk Tae Woon.
Apa yang akan terjadi setelah ini..... ? jangan kemana2.... tunggu sinopsis part selanjutnya.
Sinopsis My Unfortunate Boyfriend Epsiode 4 Part 2