Yeo Jin yang masih berada di alam bawah sadarnya, mendengar percakapan Tae Hyun dan Man Sik di telpon. Secara perlahan Yeo Jin membuka matanya dan berkata “Haruskah aku memberimu uang?” pada Tae Hyun dan tentu saja mendengar ucapan itu langsung membuat mata tae Hyun terbelalak. Yeo Jin memutuskan untuk meminta bantuan Tae Hyun karena Tae Hyun sedang membutuhkan uang.
Presdir Go mengatakan pada rekannya tentang rencananya untuk mengajukan permintaan ke pengadilan untuk kunjungan rumah sakit.
Perawat Hwang sedang berada di ruangan Yeo Jin saat Tae Hyun dan Dr Lee datang. Dr Lee memberitahu Tae Hyun kalau Yeo Jin pernah kejang2. Mendengar itu Tae Hyun bisa menebak kalau hal tersebut karena Yeo Jin berusaha menolak obat-obat yang masuk ke dalam tubuhnya.
Saat Tae Hyun hendak memeriksa mata Yeo Jin, dia teringat ketika Yeo Jin sadar dan berkata “haruskah aku memberimu uang ? tidak... haruskah aku menyelamatkan adikmu? Itu pertanyaan yang lebih baik.”
Melihat Yeo Jin sadar, Tae Hyun pun langsung menghampirinya. Dia melihat Yeo Jin menggenggam selang yang menyalurkan obat ke dalam tubuhnya. Tae Hyun kemudian berniat menghubungi dr Lee, namun Yeo Jin menghentikannya dengan mengancam kalau Tae Hyun melakukan hal tersebut, maka Tae Hyun tidak akan bisa menyelamatkan adiknya. Yeo Jin meminta Tae Hyun membangunkannya, setelah mengatakan apa yang menjadi permintaannya itu, Yeo Jin kemudian melepaskan genggamannya pada selang dan membuat obat masuk kembali ke dalam tubuhnya sehingga membuatnya kembali menutup mata.
Kita kembali pada Tae Hyun yang sekarang, dimana dalam hati dia berkata kalau dia tak bisa melakukan apa yang menjadi permintaan Yeo Jin, karena hal tersebut terlalu berbahaya. Saat Tae Hyun hendak memeriksa mata Yeo Jin, tiba2 mata Yeo Jin terbuka dan dengan mata sinis Yeo Jin menyuruh Tae Hyun untuk tidak menolak tawarannya, karena pada akhirnya Tae Hyun lah yang akan membangunkan dirinya.
Tae Hyun terkejut dan reflek dia langsung mundur menjauh dari Yeo Jin. Melihat tingkah Tae Hyun itupun membuat dr Lee bertanya kenapa, namun Tae Hyun hanya menjawab tidak apa2.
Kita beralih ke ruangan Doo Chul dimana seorang perawat sedang berusaha memasang tabung infus pada Doo Chul. Namun karena saking tegangnya dikelilingi gengster, si perawat malah gugup sampai2 dia selalu gagal menemukan urat nadi sehingga membuat tangan Doo Chul penuh dengan luka tusukan. Sampai akhirnya si perawat berhasil menemukan urat nadi-nya di tusukan yang kesembilan. Tak mau berlama2 diruangan Doo Chul, perawat itupun langsung pergi.
Tak lama kemudian Tae Hyun masuk dan bertanya apa yang sudah Doo Chul cs lakukan pada si perawat sehingga membuatnya begitu ketakutan. Doo Chul pun memberitahu kalau siperawat sudah menusuknya sampai 8 kali untuk mencari urat nadi, dan dia juga menambahkan kalau alasan siperawat tidak fokus karena melihat tubuhnya yang seksi. LOL
Tae Hyun lalu bertanya lagi kenapa Doo Chul minta di infus padahal dia sangat sehat, tak sakit sedikitpun. Doo Chul menjawab kalau tubuhnya sekarang sedang sakit, hatinya pun juga ikut sakit, karena anak buahnya sekarang terus ditangkap oleh polisi.
Doo Chul kemudian menunjukkan berita tentang Cha Se Hoon yang ditangkap karena perjudian. Ya, Cha Se Hoon adalah aktor yang sudah membuat kacau sebelumnya. Doo Chul senang saat Tae Hyun menyukai berita itu, sampai2 dia hendak menyimpan artikel tersebut dan membingkainya. Melihat tawa Doo Chun yang begitu senang, Tae Hyun bisa menebak kalau Doo Chul lah yang menjebak Se Hoon sehingga bisa tertangkap seperti itu.
Tepat disaat itu Tae Hyun mendapat sms, dan setelah membaca sms itu Tae Hyun langsung berlari pergi. Ternyata itu adalah sms tentang kondisi So Hyun. Saat akan memasuki ruangan So Hyun, Tae Hyun berusaha menenangkan hatinya terlebih dahulu. Setelah melihat keadaan So Hyun, Tae Hyun langsung menemui dokter yang menanganinya. Si dokter mengatakan kalau So Hyun hampir mengalami uremia, untungnya ayah Tae Hyun cepat menemukan So Hyun dan membawanya ke rumah sakit sehingga membuat So Hyun terhindar dari bahaya. Si Dokter menambahkan kalau sistem kekebalan tubuh So Hyun sudah tidak bisa merespon obat kekebalan.
“berapa lama.... dia bisa bertahan?” tanya Tae Hyun sedih dan dokter menjawab kalau So Hyun terus menjalani cuci darah, maka dia bisa bertahan sampai sebulan atau 2 bulan lagi.
Tae Hyun kembali ke ruangan So Hyun dan disana dia melihat ayahnya. Tak mau lama2 bersama sang ayah, Tae Hyun memintanya untuk meninggalkan dirinya bersama So Hyun. Tentu saja sifat Tae Hyun yang tak sopan seperti itu, hampir membuat sang ayah emosi. Namun mengingat kalau mereka sedang berada di rumah sakit, dia pun memilih ngalah dan memutuskan pergi keluar. Tae Hyun tak suka pada ayahnya karena dulu, ayahnya sering memukuli ibunya. Tae Hyun juga menyalahkan sang ayah atas kematian ibunya.
Saat hanya berdua, So Hyun meminta Tae Hyun untuk berbaikan dengan ayah mereka. Dia meminta Tae Hyun untuk mengabulkan permintaan dari orang yang sedang sekarat. Tae Hyun sedih saat mendengar So Hyun membahas kalau dia tak akan hidup lama lagi, sampai2 membuat Tae Hyun berpaling agar So Hyun tak melihat air matanya.
So Hyun kemudian menambahkan kalau dia sangat bahagia bisa bertemu dengan Tae Hyun dalam hidupnya dan dia ingin dalam kehidupan selanjutnya, dia yang menjadi kakak Tae Hyun, sehingga dia bisa menjaga Tae Hyun dengan baik. Percakapan sedih itu membuat keduanya meneteskan air mata.
“Maafkan aku kali ini....sudah cukup banyak yang kau lakukan. Kau bisa berhenti sekarang.” Ucap So Hyun dan memalingkan wajahnya. Mereka berdua sama-sama menangis dan tak memperlihatkan wajahnya satu sama lain.
Tae Hyun keluar dari ruangan So Hyun dan diluar dia bertemu dengan ayahnya. Keduanya terlihat canggung, bahkan Tae Hyun tak berkata sepatah katapun, dia terus berjalan begitu saja. Namun langkahnya terhenti saat mendengar sang ayah berkata, “masalah hidup dan mati telah diatur di surga. Orang tidak bisa berbuat apapun dengan hidup yang sudah ditentukan di surga.” Ucapnya dan berjalan pergi. Namun langkahnya juga terhenti saat mendengar suara Tae Hyun.
“Kedengarannya seperti.... kau tidak bertanggung jawab atas kematian ibuku. Aku... berbeda darimu... aku tidak menghindari tanggung jawab seperti pengecut. Aku tidak akan pernah meninggalkan So Hyun.” Ucap Tae Hyun dan berjalan pergi.
Di ruangannya Tae Hyun teringat kembali pada kata2 So Hyun yang memintanya untuk berhenti melakukan semuanya untuk So Hyun. Tepat disaat itu Chyntia masuk dan Tae Hyun langsung bertanya apa Chyntia sudah mendapat kabar dari Amerika tentang pembuatan sistem kekebalan tubuh. Karena Tae Hyun begitu menginginkan kabar tersebut, Chyntia pun langsung membuka email-nya dan kabar gembira pun di dapat Tae Hyun. Di Amerika ada kesempatan untuk membuat sistem kekebalan tubuh dan selain itu juga disana juga banyak pendonor yang cocok. Saking senang nya dengan kabar itu, Tae Hyun langsung memeluk Chyntia dan mengucapkan terima kasih. Sikap Tae Hyun itu membuat Chyntia penasaran tentang identitas pasien yang hendak Tae Hyun selamatkan. Namun Tae Hyun tetap tak memberitahunya, dia langsung bertanya tentang harga pembuatan kekebalan itu. Dengan santai Chyntia menjawab kalau harganya berkisar antara 1,5 juta dolllar dan untuk kebutuhan lainnya, maka total semuanya sekitar 2 jt dollar. Mendengar nominal itu, Tae Hyun langsung terdiam.
Do Joon sedang sarapan saat Chae Young muncul dengan kondisi setengah mabuk. Setelah minum segelas air putih, Chae Young melihat ke arah Do Joon dan bertanya, “Siapa kau?”
Mendengar pertanyaan itu, Do Joon hanya menggelengkan kepalanya dan Chae Young sendiri langsung jatuh pingsan. Dia tertidur di meja makan. Tepat disaat itu sekretaris Do Joon datang dan membisikkan tentang permohonan perintah pengadilan pada Do Joon. Karena saking terkejutnya, Do Joon sampai kelepasan berkata permohonan perintah pengadilan di depan Chae Young. Tak mau membicarakan tentang hal itu lebih lanjut di depan Chae Young, Do Joon pun mengajak sekretarisnya ke ruangannya. Saat Do Joon berjalan pergi, kita melihat Chae Young membuka matanya, euuum... jadi ternyata dia tadi pura2 mabuk.
Do Joon terlihat marah melihat surat permohonan perintah pengadilan itu dan dia menyalahkan sekretarisnya karena sekretarisnya pernah bilang kalau hal itu tidak akan pernah terjadi. Dia kemudian bertanya apa yang akan sekretarisnya itu lakukan untuk menyelesaikan masalah ini. Sekretaris menjawab kalau hakimnya belum di tetapkan, jadi dia akan memastikan permintaan itu di tolak dan selain itu da akan mengirim tim penasehat mereka ke rumah sakit, sehingga Presdir Go tidak akan bisa bertemu dengan Yeo Jin.
Bukannya senang, Do Joon tambah marah mendengar rencana sekretarisnya itu. Dia bisa menebak kalau pihak Presdir Go tahu tentang kondisi Yeo Jin, sehingga mereka bisa optimis memasukkan permohonan untuk menemuinya.
“Aku rasa.... harus membunuhnya.” Ucap Do Joon dan itu langsung membuat si sekretaris terkejut. Do Joon kemudian menyuruh si sekretaris untuk memberitahu direktur rumah sakit untuk segera membunuh Yeo Jin. Namun si sekretaris menolak ide itu, dengan alasan kalau rencana yang mereka lakukan selama 3 tahun ini akan menjadi sia2, jika mereka membunuh Yeo Jin sekarang. Mendengar penolakan itu tambah membuat Do Joon marah pada sekretarisnya sampai2 dilempar gelas dan membuat kepala si sekretaris berdarah.
“Jangan bersikap seolah2 hanya kau yang pintar! Saat aku menyuruhmu untuk membunuhnya, cepat bunuh dia, bajingan!” teriak Do Joon dan dia kemudian melihat ke arah jam dinding. “Aku memberimu waktu 48 jam. Selesaikan permohonan tidak berguna itu sekarang. Kalau tidak, aku akan menguburmu bersama dengan Yeo Jin.” Tambah Do Joon.
Seorang pelayan yang mendengar percakapan Do Joon dan sekretarisnya langsung menghampiri Chae Young dan memberitahukan semuanya padanya.
Tae Hyun sedang berada di atap gedung rumah sakit. Dia teringat pada saat dia masih menjadi Yong Pal dan mengoperasi Doo Chul. Dia juga ingat pada perjuangannya untuk menyelamatkan diri dan juga Doo Chul.
“Benar... bahkan dulu, itu tidak cukup untuk permen karet. Semua tindakan gila itu....” ucap Tae Hyun dalam hati. Dia merasa kalau apa yang dia lakukan saat menjadi Yong Pal masih belum cukup, jangankan untuk membiayai pengobatan So Hyun sekarang, untuk membayar hutangnya pun belum cukup.
Tae Hyun lalu teringat pada ucapan So Hyun yang meminta Tae Hyun berhenti untuk melakukan semuanya untuk dirinya. Dia kemudian teringat pada obrolannya dengan Yeo Jin yang menawarinya uang.
Di alam bawah sadarnya, Yeo Jin terus berdoa agar Tae Hyun mau membantunya. Tepat disaat itu, dia mendengar suara langkah kaki seseorang dan dia sangat berharap kalau Tae Hyun yang datang. Dan ternyata memang Tae Hyun yang datang. Sambil terus melihat ke arah Yeo Jin, Tae Hyun menyetop aliran obat yang masuk ke dalam tubuh Yeo Jin. Penyetopan aliran cairan itu langsung membuat Yeo Jin sadarkan diri.
“Ini hari ke 1172 aku dikunci di ruangan kaca ini. Akhirnya.... waktu yang kutunggu telah tiba. Ya, aku bermimpi sekarang.” Ucap Yeo Jin saat menyadari kalau ada yang berusaha membangunkannya.
Penyetopan obat pada tubuh Yeo Jin, malah membuat tubuhnya terus bergetar sehingga membunyikan alarm yang terhubung ke ponsel Perawat Hwang. Saat Perawat Hwang berkata kalau dia hendak mengecek Yeo Jin, perawat yang ada disampingnya menjawab kalau dia melihat Tae Hyun baru masuk ke ruangan Yeo Jin. Mendengar itu, Perawat Hwang semakin penasaran pada apa yang terjadi pada Yeo Jin.
Tae Hyun sendiri sedang kebingungan, dia tak tahu cara mematikan alarm tersebut. Dalam kondisi setengah bingung, Tae Hyun berusaha membangunkan Yeo Jin dengan cara berteriak memanggilnya. Untungnya Yeo Jin merespon panggilan Tae Hyun dan dia pun langsung membuka matanya.
Tae Hyun menyadari dan melihat Perawat Hwang yang hendak masuk ke ruangan. Saat Perawat Hwang hedak masuk, ponselnya berdering sehingga membuat dirinya harus mengangkat telepon itu. Ketika dia mengangkat telepon itu, pintu ruangan Yeo Jin kembali tertutup.
Setelah menutup teleponnya, perawat Hwang langsung membuka kembali pintunya dan masuk untuk mengecek keadaan Yeo Jin. Saat Perawat Hwang masuk, kondisi Yeo Jin tidak ada yang aneh, dia masih menutup matanya dan alarm-nya pun sudah tak berbunyi lagi. Mata perawat Hwang kemudian terarah pada tae Hyun yang sedang tertidur di sofa. Dengan rasa marah, perawat Hwang menyuruh Tae Hyun bagun, namun Tae Hyun tak mau dengan alasan dia lelah karena habis melakukan panggilan ke rumah tadi malam.
Tae Hyun kemudian bertanya kenapa dia tidak boleh tidur diruangan itu. Bukannya menjawab Perawat Hwang malah balik bertanya, apa Tae Hyun tahu tempat apa itu.
“Tempat apa ini? Aaaaah.... lokasi kejahatan dimana seseorang dikurung dan di paksa untuk tidur?” jawab Tae Hyun dan membuat Perawat Hwang terkejut. Dia pun hendak menelpon dr Lee untuk melaporkan apa yang sudah Tae Hyun lakukan. Dengan santai Tae Hyun berkata kalau dia akan melaporkan Perawat Hwang juga, dia akan mengatakan tentang kesalahan perawat Hwang yang membuat Yeo Jin terbangun minggu lalu dan percobaan bunuh diri yang Yeo Jin lakukan.
Tae Hyun kemudian merebahkan tubuhnya kembali diatas sofa, dengan mata tertutup dia meminta perawat Hwang mematikan lampu.nya saat dia akan keluar.
“Jangan memprovokasiku, hidup dengan gengster, membuatku menjadi setengah gangster. Kalau kau sudah mengerti, pergilah. Biarkan aku tidur.” Ucap Tae Hyun dan perawat Hwang terlihat sangat marah, namun dia harus menahan emosinya. Dia pun memilih pergi dengan menahan kekesalan.
Setelah perawat Hwang pergi, Tae Hyun bangun dan menghampiri Yeo Jin yang sudah membuka matanya kembali. Yeo Jin mengeluh karena tidak bisa melihat wajah Perawat Hwang. Tak mau basa basi, Tae Hyun bertanya apa yang Yeo Jin inginkan darinya. Bukannya langsung menjawab, Yeo Jin malah balik tanya, apa yang Tae Hyun inginkan dari dirinya, dia bertanya alasan Tae Hyun membangunkannya tiba2 seperti itu.
Belum ada jawaban dari Tae Hyun, kita beralih pada perawat Hwang yang kembali ke mejanya dengan perasaan kesal dan marah.
Tae Hyun sudah memberitahu Yeo Jin kalau yang dia inginkan adalah Yeo Jin memberikannya uang untuk biaya pengobatan So Hyun. Yeo Jin menyanggupinya dan dia kemudian meminjam ponsel Tae Hyun. Karena sudah 3 tahun tertidur dan tak tahu dengan perkembangan zaman, Yeo Jin pun kesusahan membuka kunci ponsel Tae Hyun.
“Bagaimana cara kerjanya?” tanya Yeo Jin dengan sedikit gengsi. Tae Hyun kemudian mengambil ponselnya dan mengajarinya.
“Saat aku bertanya dengan kata2.... jawab aku dengan kata2.” Jawab Yeo Jin dengan nada tidak senang. Yeo Jin kemudian menelpon seseorang yang berada di Genewa, Swiss. Sepertinya itu adalah tempat dia menyiman semua uangnya, karena ada password yang harus dia sebutkan dan sepertinya juga hanya Yeo Jin yang mengetahuinya. Euuum... apa yang akan terjadi selanjutnya? Apakah Yeo Jin benar2 akan memberikan uang pada Tae Hyun. Tunggu kelanjutan ep 5 pada part selanjutnya....
Bersambung
Sinopsis Yong Pal episode 5 part 2