logo blog
Selamat Datang Di Blog Kompi Males
Terima kasih atas kunjungan Anda di blog Kompi Males,
semoga apa yang saya share di sini bisa bermanfaat dan memberikan motivasi pada kita semua
untuk terus berkarya dan berbuat sesuatu yang bisa berguna untuk orang banyak.
loading...

Sinopsis Pinocchio Episode 8 Part 1

Sinopsis Pinocchio Episode 8 Part 1. Pada episode sebelumnya diceritakan kalau Dal Po akhirnya bertemu dengan Jae Myung. Namun Dal Po yang curiga Jae Myung ada sangkut pautnya dengan kematian Duk Soo, tidak mau memberitahukan identitasnya yang sebenarnya. Dia tetap memperkenalkan dirinya dengan nama Choi Dal Po. Di

[ Episode 8-Keberuntungan ]





Chan Soo dan dua polisi lainnya tiba di simpang empat dan mereka langsung mencoba mencari Duk Soo. Dal Po melihatnya, tak mau sesuatu terjadi pada kakaknya, Dal Po pun langsung mengajak Jae Myung pergi ke sebuah tempat makan. Namun, Chan Soo terlanjur melihatnya, bahkan dia juga menelpon Dal Po untuk menanyakan keberadaannya. Sayangnya, Dal Po berbohong dengan mengatakan kalau dia sekarang sedang berada di kantor.

Setelah menutup telepon dari Chan Soo, Dal Po menemui kakaknya yang sudah menunggunya. Jae Myung berkata kalau dia senang Dal Po mengajaknya ketemuan karena dia ingin mengembalikan uang ganti rugi bumper-nya. Jae Myung berkata kalau Tuan Han sudah memintanya pada Dal Po tanpa sepengetahuannya.



Dal Po tak menerima uang itu, dia malah ingin menambah uang ganti ruginya. Tentu saja Jae Myung tak mau menerima uang tambahannya, jadi dia memutuskan agar Dal Po menyimpan uang tambahannya dan dia sendiri akan mengambi uang Dal Po yang diberikan pada Tuan Han.

Saat Jae Myung bertanya apa pekerjaan Dal Po, Dal Po sedikit bingung dan akhirnya dia menjawab kalau dia adalah pekerja part-time. Karena mengira Dak Po adalah pengangguran, jadi Jae Myung langsung beranjak dari duduknya untuk memesan makanan. Namun Dal Po tak mau dan dia langsung mengejar Jae Myung untuk mengatakan padanya untuk tidak usah mentraktir.

“berapa umurmu?” tanya Jae Myung.

“27 tahun.”

“Aku 30 tahun. Karena aku yang hyung disini,jadi aku yang traktir. Oke?”


“Ya... Hyung.” Ucap Dal Po pelan dan menatap Jae Myung dengan tatapan penuh kerinduan.

Saat pulang, Jae Myung mengajak Dal Po bercermin pada kaca mobilnya dan bertanya2 apa mereka berdua benar2 mirip.

“Tuan Han bilang wajah kita berdua mirip. Benarkah? Apakah menurutmu kita mirip? Aku juga bingung.” Ucap Jae mYung bertanya2.



“Ya, kita mirip. Kita sangat mirip.” Jawab Dal Po yang masih belum mau memberitahu siapa dia sebenarnya. Sebelum Jae mYung pergi, Dal Po bertanya apa dia bisa memanggil Jae Myung dengan sebutan hyung. Jae Myung pun tidak keberatan. 


Jae Myung pulang dan Dal Po mengikutinya dengan taksi.  Dalam hati Dal Po banyak sekali yang ingin dia tanyakan pada kakaknya itu, namun kondisinya tak memungkinkan untuk melakukan hal tersebut. Karena dia mengira kakaknya sudah melakukan hal yang buruk terhadap orang-orang yang telah menfitnah ayahnya dulu.


Di kantor Hyun Gyu terlihat sangat kesal karena Dal Po tidak bisa dihubungi. Dia menceritakan kekesalannya itu pada Editor Jo yang kemudian memberi saran agar Hyun Gyu bersikap tegas pada Dal Po dan juga harus menghukumnya. Tepat disaat itu Dal Po datang dan sebelum sempat Hyun Gyu memarahinya, Dal Po bertanya tentang apa yang harus dia lakukan jika dia menemukan tersangka sebelum polisi menemukannya.

Mendengar pertanyaan Dal Po, Direktur Jo dan Hyun Gyu terdiam.Direktur Jo pun menjawab kalau hal tersebut sangat luar biasa. Dengan semangatnya, direktur Jo langsung menyuruh Hyun Gyu untuk menelpon polisi dan minta keikutsertaannya dalam penyelidikan.

“Keikutsertaan dalampenyelidikan?”tanya Dal Po.

“Iya! Kesempatan untuk mendapatkan laporan eksklusif pada saat penangkapan.”Jawab Editor Jo dengan bangga,bahkan Hyun Gyu juga memujinya, dia juga mengatakan kalau keputusan Dal Po melanggar peraturan adalah hal yang tepat.

“Jadi siapa? Siapa yang kau temukan? Siapa tersangkanya? Atau kaki tangannya?” tanya Hyun Gyu.

“Tidak, bukan begitu.” Jawab Dal Po yang langsung membuat Hyun Gyu dan Editor Jo terkejut.

“Apa maksudmu? Apakah temuan yang kau katakan tadi adalah bohong?” tanya Hyun Gyu dan Dal Po menjawab iya.

“Tapi seperti yang anda katakan tadi, aku harus mengikuti instingku. Aku akan terus mengingat nasehat anda dan tetap mengikuti instingku. Terima kasih atas nasehat bijaksana anda.” Ucap Dal Po dan pergi.

Editor Jo dan Hyun Gyu hanya bisa terbengong2 karena mereka merasa sudah dibohongi Dal Po dan mereka juga tak jadi menghukumnya. Young Tak melintas di depan mereka berdua dan berseru “Bingo”. Dia membenarkan ucapan mereka berdua kalau mereka sudah dibodohi oleh Dal Po.



Il Joo mengatakan pada Bum Jo kalau dia akan dipisahkan dengan In Ha.  Mereka berkata hal itu sambil berjalan masuk ke dalam toilet. Mereka tak tahu kalau di toilet itu juga ada Gong Joo yang sedang BAB. Bum Jo tentu saja tak bisa menerima kalau dia harus dipisahkan dari In Ha, dia bahkan berkata kalau menurut Gong Joo, dia lebih cocok bersama In Ha.

“Kenapa kau malah membahas tentang Ketua?menurutmu, pendapat siapa yang penting disini, aku atau Ketua?” tanya Il Joo dan Bum Jo tak dapat menjawabnya.

“Aku mendengar semuanya. Hati2 dengan omonganmu.” Ucap Gong Joo dan keluar dari toilet. Dengan sengaja Gong Joo mengelapkan tangannya ke baju Il Joo dan tentu saja itu membuat Il Joo jijik. Selain itu Gong Joo juga berjalan menghampiri Bum Jo dan hendak merangkul pundaknya, namun tidak sampai karena Bum Jo terlalu tinggi untuk Gong Joo,hehehe....

“Untuk apa kita menyatukan mereka dalam 1 tim?” tanya Il Joo.

“Biarkan saja. Dia pinokio, jadi bagaimana dia bisa membuat laporan sendirian?” jawab Gong Joo yang meragukan kemampuan In Ha. Dia bahkan menganggap keberhasilan berita ahjumma diet, karena kerja sama In Ha dan Bum Jo, bukan karena usaha In Ha sendirian.

Ternyata In Ha mendengar pembicaraan mereka bertiga,karena In Ha sedang berada di toilet juga. Dia mendengar Gong Joo mengatakan kalau keberhasilan In Ha adalah hasil dari  bantuan Cha Ok.

“Dia tak membantu sama sekali, aku mengerjakannya sendiri.” Ucap In Ha kesal dan langsung keluar. Di luar dia bertemu dengan Cha Ok yang sedang merapihkan make-up-nya. Mereka berdua mendengar pembicaraan Gong Joo yang masih beranggapan kalau keberhasilan In Ha adalah hasil bantuan dari Cha Ok.


Cha Ok keluar toilet dan In Ha mengikutinya. In Ha meminta ibunya untuk memberitahu Gong Joo kalau apa yang dia kira sudah salah semua. Tepat disaat itu, Gong Joo dan kedua bawahannya juga keluar, namun mereka langsung bersembunyi saat melihat In Ha dan Ibunya sedang berbicara.

Cha Ok tak mau melakukan apa yang In Ha katakan, bahkan dia tidak mau dipanggil ibu oleh In Ha saat mereka berada di tempat kerja.

“Tapi apakah kau bisa memberiku sedikit ucapan selamat? Aku tak memintamu untuk menganggapku sebagai anak. Berikan pujian atas pekerjaanku dan berikan saran apapun. Perlakukan aku sama dengan karyawan yang lainnya.” Pinta In Ha.



“Kau adalah pinokio yang aku rekrut. Kau bekerja disini, bahkan jika kau tak bisa menjadi wartawan. Dan kau memintaku memperlakukanmu seperti karyawan yang lainnya? Bukannya permintaanmu itu terlalu berlebihan? Dan karena kau memintaku memberimu saran, baiklah... menurutku, kau masih belum bisa sepenuhnya menjadi wartawan.” Ucap Cha Ok dan pergi, tentu saja kata2 itu sudah membuat In Ha sakit hati.

Gong Joo dan Il Joo baru menyadari kalau ternyata hubungan Cha Ok dan In Ha tak sebaik dan seharmonis yang mereka kira. Sedangkan Bum Jo hanya bisa menatap In Ha dari jauh dengan pandangan simpatik, tanpa bisa berkata apa2.


Gyo Dong sudah mendapatkan nomor telepon Jae Myeong. Dia pun memanggil Dal Po dan memberikan padanya nomor telepon itu. Dal Po begitu bahagia mendapat nomor telepon itu, saking senangnya diapun memeluk Gyo Dong. wkwkwkkw.... lucu scene ini, tapi ternyata adegan ini hanyalah hayalan Gyo Dong.

Takut hal itu benar2 terjadi, Gyo Dong pun tidak ingin memberikannya langsung pada Dal Po, dia memanggil Yoo Rae dan menyuruhnya untuk memberikan nomor itu pada Dal Po.

Dal Po menerima nomor telepon itu dan memberi hormat dengan menundukkan kepala sebagai tanda terima kasih, setelah itu Dal Po berjalan pergi. Melihat respon Dal Po yang biasa saja seperti itu, membuat Gyo Dong terkejut dan langsung mengejarnya.

Dia memberitahu Dal Po kalau dikertas itu adalah nomor telepon Jae Myung yang dia dapat dari kepolisian Jung Woo. Dal Po menjawab kalau dia tau dan mengucapkan terima kasih.


“Bukannya aku mau menyombongkan diri atau apa.... tapi sepertinya kau sangat kesusahan mencari nomornya. Jadi, aku harus cepat menelponnya.” Ucap Gyo Dong  dan Dal Po hanya menjawab kalau dia akan menelponnya nanti. Mendengar jawaban Dal Po membuat Gyo Dong heran karena sebelumnya Dal Po mengatakan kalau dia sangat ingin menemukan kakaknya.

“Tapi... aku merasa takut sekarang. Aku berpikir, mungkin saja kakakku sudah berubah sekarang dan bukan kakakku yang dulu lagi.” Jawab Dal Po.

“Kenapa kau bisa berpikiran begitu?”

“13 tahun adalah waktu yang sangat lama.” Jawab Dal Po dan masuk ke dalam lift.



Di jalan, In Ha teringat kembali dengan kata2 ibunya dan hal itu membuatnya kesal. Dia semakin kesal karena perutnya bunyi karena lapar. Tepat disaat dia melihat kesamping, dia melihat Dal Po sedang makan dikedai dan melihat dirinya yang sedang menggerutu dan kelaparan di luar. Malu, In ha pun langsung berlari pergi. Namun sebelum dia berlari jauh, dia mendapat sms dari Dal Po yang berisi, “bukannya kau lapar. Aku akan diam. Jangan menghindariku dan ayo kesini makan”


In Ha pun masuk ke dalam kedai dan makan bersama Dal Po. In Ha lalu bertanya kenapa Dal Po makan sendiri,bukannya makan bersama pacarnya. Dal Po menjawab kalau dia tak punya pacar, orang yang diakui sebagai pacar di depan Gong Pil adalah GPS-nya.


Dalam perjalan pulang, In Ha menceritakan tentang apa yang ibunya katakan padanya. Mendengar cerita In Ha, Dal Po pun berkata kalau sepertinya dia mengerti apa yang In Ha rasakan sekarang.

“Kenapa kau bisa mengerti?” tanya In Ha heran.

“Entahlah... kita selalu berpikir kalau hayalan kita jauh lebih baik dari kenyataan. Kau akan berpikir, betapa bahagianya jika bisa bertemu dengan dia. Tapi saat kau bertemu dengannya kenyataannya tak seperti harapanmu. Semakin kau mengenal orang itu, semakin sulit kau menerima kenyataannya. Benarkan?” jawab Dal Po dan In Ha mengiyakan,dia bahkan mengatakan kalau Dal Po  sepertinya bisa membaca pikirannya.



In Ha lalu bertanya apa mereka berdua bisa bersikap seperti dulu lagi, berhubungan seperti paman dan keponakan. To the point  Dal Po menjawab tidak bisa dan bertanya apa In Ha bisa?

“Iya, aku bisa. Aku bisa melakukannya.”jawab In ha dan cegukan yang berarti kalau dia memang sedang berbohong. Tak ingin ketahuan lagi tentang perasaannya,In Ha pun berlari pergi namun Dal Po mengejarnya.


Melihat In Ha yang terus-terusan berusaha menutupi perasaannya,membuat Dal Po hendak menciumnya, namun In Ha menutup bibirnya dengan tangannya. Dal Po tak perduli, dia tetap mencium tangan In Ha dengan lembut. In Ha terkejut, perlahan-lahan In ha pun menurunkan tangannya. Untuk yang kedua kalinya, In Ha membiarkan Dal Po mencium bibirnya.

Bersambung

Sinopsis Pinocchio episode 8 part 2
Enter your email address to get update from Kompi Ajaib.
Print PDF
Next
« Prev Post
Previous
Next Post »

loading...
Copyright © 2013. Drama Populer - All Rights Reserved | Template Created by Kompi Ajaib Proudly powered by Blogger