Sinopsis Pretty Man Episode 7 Part 1. Terakhir nulis sinopsis drama ini minggu kemarin episode 4 dan sekarang loncat ke episode 7 karena episode 5 dan 6 sudah ditulis sama mbak ayu dan mbak fifien. Pada episode 6 akhir diceritakan kalau Ma Te menerima tantangan Nyonya Hong Ran untuk mendapatkan hasil penjualan sebesar $400.000, dan jika Ma Te tidak mendapatkannya, dia harus membayar kompensasi sebesar 40 % untuk Home Shopping. Nyonya Hong Ran melakukan itu semua karena dia ingin mendapatkan kafe yang diberikan oleh Presdir Park pada Yoo Ra.
Sinopsis Pretty Man Episode 7 Part 1 !!!!
Siaran langsung Home Shopping untuk penjualan kaus kaki pembersih yang kedua ini hasilnya tidak seperti pada siaran yang pertama. Jangankan untuk menyaingin hasil pada penjualan pertama, setengahnya saja tidak sampai. Bo Tong, Ma Te, David dan kru penyiaran sudah mulai terlihat panik.
Ma Te keluar studio untuk menenangkan diri dan mencari cara, tepat disaat itu Yoo Ra menelponnya dan mengingatkan Ma Te kalau jalan satu-satunya untuk mendapatkan penjualan yang tinggi adalah dengan bantuan ratu koneksi Kim In Joong. Awalnya Ma Te ragu, tapi setelah Yoo Ra mengatakan kalau Ma Te harus membuktikan dengan kepala mata sendiri kekuatan koneksi In Joong, Ma Te pun mengikuti saran Yoo Ra.
Ma Te menelpon In Joong saat dia tengah sibuk membuat kimchi untuk semua koneksinya. Tanpa basa basi Ma Te langsung meminta bantuan In Joong untuk membantunya menaikkan penjualan.
“Ma Te ssi... aku akan katakan padamu peraturan ketiga dari koneksi.... jangan gunakan koneksi untuk menjual barang.” Jawab In Joong.
Ma Te berusaha menenangkan dirinya, dia teringat kata-kata Peramal Listrik yang mengatakan, “apa ada orang yang bisa mengontrol perasaan lebih baik darimu?”
Mengingat itu, Ma Te memutuskan untuk mengikuti instingnya, “tidak seperti koneksimu yang lainnya, aku akan jadi sebuah koneksi yang berbeda.”
In Joong bertanya apa maksud Ma Te dengan koneksi yang berbeda, karena menurutnya koneksi itu sama saja. Saat akan menjawab In Joong, Ma Te melihat Bo Tong yang memohon pada kru penyiaran untuk membiarkannya masuk ke siaran dan mempraktekkan tarian bersih-bersih.
Melihat air mata Bo Tong, dalam hati Ma Te berkata “dia menangis, sibodoh Kim Bo Tong itu... dia menangis karena aku.”
Ma Te kembali berbicara dengan In Joong dan mengatakan kalau dia ingin menjadi koneksi spesial yang ingin dia sembunyikan. In Joong tambah tak mengerti dengan kata-kata Ma Te.
“Aku akan jadi pencintamu..... “ jawab Ma Te dan jawaban itu langsung membuat In Joong terkejut dan terdiam. “Jadi dalam waktu yang tersisa, kau harus bisa menjual 3 juta won. Apa itu mungkin?” tanya Ma Te lagi.
“berikan aku waktu 5 menit.” Jawab In Joong yakin.
Ma Te kembali ke studio siaran. Bo Tong terlihat sangat khawatir dengan respon penelpon yang sedikit. David yang melihat ekspresi sedih Bo Tong jadi tak tega, dia meminta pada sutradara untuk menambahkan tulisan “bagi yang mendapatkan pembeli, mereka akan mendapat hadiah.”
Namun sebelum sutradara menuliskan tulisan itu di siaran, jumlah penelpon meningkat drastis dan akhirnya penjualan mereka kali ini sold out lagi.
Ma Te yang tahu kalau semua itu karena bantuan In Joong hampir tak bisa percaya, “bagaimana.... bagaimana ini bisa terjadi?” Ma Te terlihat benar-benar shock.
“koneksi... inilah kekuatan dari koneksi,” aku Ma Te. Diapun keluar studio dengan lemas.
Disebuah studio foto terlihat seorang artis yang diomeli managernya karena memposting fotonya dengan kaus kaki kebersihan. Euummm.... ternyata koneksi yang digunakan In Joong untuk membantu Ma Te adalah kepopuleran Myo Mi. Myo Mi adalah artis Korea yang sudah go internasional.
Di kantornya, In Joong teringat dengan dompet kartu nama pemberian Ma Te. Dengan senang hati, diapun memindahkan semua kartu namanya ke dompet pemberian Ma Te, woooooow.... In Joong sudah mulai kepincut sama Ma Te juga.
Nyonya Hong Ran yang mengetahui kalau penjualan Ma Te kali ini soul out lagi, langsung menyuruh sekretarisnya mengirimkan sebuah rangkaian bunga sebagai ucapan selamat untuk Yoo Ra.
Melihat rangkaian bunga itu, tentu saja Yoo Ra tersenyum senang penuh kemenangan. Dia tidak menyangka kalau In Joong mulai tergerak oleh Ma Te. Yoo Ra melihat-lihat diinternent namun senyumnya tiba-tiba pudar saat melihat gambar pasangan dengan wajah di blur. Euuuum siapa sih itu...? gak tahu... kita lanjutin nulisnya tuk cari jawabannya.
“Anda harus sembuh..... anda harus kembali Presdir... kau perlu... melindungi posisi itu sekarang.” Harap Yoo Ra, dia berharap Presdir Park sembuh dari sakitnya.
Di rumah Bo Tong dan David melihat foto Myo Mi, dari situ mereka bisa tahu kenapa pen jualan mereka bisa naik dratis karena bantuan Myo Mi. David bertanya-tanya apakah Ma Te dan Myo Mi saling kenal? Teman Ma Te ( Duk Saeng ) yang tiba-tiba muncul menjawab kalau Ma Te tidak mungkin kenal dengan Myo Mi. Tepat disaat itu, Ma Te datang dan mereka semua sepakat untuk merayakan keberhasilan mereka kali ini dengan makan-makan. Namun sayang, sebelum mereka sempat pergi, Ma Te mendapat SMS dari In Joong yang memintanya bertemu. Bo Tong terlihat kecewa karena tidak bisa merayakan keberhasilan mereka dengan Ma Te.
In Joong mengajak Ma Te minum anggur bersama disebuat cafe yang tertutup. Ma Te yang merasa tak nyaman harus bepergian dengan istri orang langsung mengingatkan In Joong kalau dia seharusnya pergi minum anggur bersama suaminya. (hehhehe... kayaknya Ma Te menyesal sudah bilang kalau dia ingin menjadi koneksi special yang ingin disembunyikan In Joong)
Dengan santai In Joong mengatakan kalau dia dan suaminya sudah 3 tahun berpisah, berkat suaminya juga dia menghabiskan liburan dan natal sendirian. Dia lalu berkata pada Ma Te kalau natal tahun ini, dia berharap dapat menghabiskannya bersama Ma Te. Tentu saja itu membuat Ma te bertambah tidak nyaman.
Disebuah restoran, Bo tong merayakan keberhasilan mereka bersama David dan Duk Saeng. Namun karena perasaan kecewa Ma Te tidak ikut, Bo Tong hanya minum-minum sampai mabuk. Dia tidak perduli pada David yang menyuruhnya berhenti minum.
Kita beralih lagi pada In Joong yang mulai terang-terangan merayu Ma Te dan itu membuat Ma Te ketakutan. In joong bahkan mengajak Ma Te ke kamar hotel. Ditengah kebingungan untuk melarikan diri dari In Joong, dia mendapat telpon dari Bo Tong yang mabuk.
Dengan jalan sempoyongan, Bo Tong memaki Ma Te, “aku.... aku rasa aku akan mati.... karenamu.....Oppa.... hanya karena kau punya penampilan yang bagus, aku merasa akan meledak.”
Ma Te yang ingin menghindari In Joong langsung berakting dan melebih-lebihkan apa yang dikatakan Bo Tong, “Apa? Kalau itu meledak, kita bisa dalam masalah. Kau tahu betapa berbahayanya itu? aku mengerti, aku akan kesana sekarang juga.”
Setelah menutup telepon Ma Te langsung beranjak dari duduknya dan pamit pada In Joong, dia beralasan kalau ada pegawainya sedang sakit usus buntu dan butuh bantunnya, “aku sangat minta maaf. Kita bisa minum sisanya lain kali.” Ucap Ma Te dan pergi.
Bo Tong yang tidak tahu apa-apa langsung merasa kesal karena Ma Te tiba-tiba menutup teleponnya. Dia terus memaki-maki Ma Te.
David membawa Bo Tong pulang. Ma Te benar-benar menemui Bo Tong, dia melihat Bo Tong yang tertidur pulas. Sambil merapikan rambut Bo Tong, Ma Te berkata “Kim Bo Tong, bahkan disaat kau mabuk. Kau sudah menyelamatkanku... “
Ma Te melihat foto pemberiannya dan bergumam apa itu foto itu terlau kecil? ( hahahha... itu mah dah terlalu besar....)
“Diam!” teriak Bo Tong dalam tidurnya dan itu membuat Ma te terkejut. “Hey.... Ma Te.... sadarkan dirimu!! Wajahmu? Haha haha. Itu tidak akan berakhir lama, aish.”
Setelah mendengar ocehan Bo Tong dalam tidurnya, Ma Te berniat pergi tapi langkahnya terhenti dan dia melihat ke arah wajah Bo Tong dengan wajah jail.
Di luar Ma Te bertemu dengan David. MaTe bertanya bagaimana Bo Tong bisa sampai rumah dengan kondisi seperti itu, david menjawab kalau Duk Saeng yang menggendongnya sampai ke rumah. Ma Te bertanya lagi, “kenapa kau biarkan dia minum sampai mabuk?”
“kenapa kau membuat dia mabuk seperti itu?” tanya David balik dan itu membuat Ma Te tak bisa berkata-kata lagi dan memilih pergi. “Oh... ngomong-ngomong.... kau pasti kenal dengan Myo Mi kan. Kaus kaki kebersihan, kalau bukan karena Myo Mi, kita pasti sudah hancur. Ini semua membuatku benar-benar penasaran dengan koneksi Oppa cantik.” Tanya david lagi.
Ma Te berbalik dan berkata, “Asisten Manager Choi kami ini benar-benar curigaan. Itu bukan karena koneksiku, tapi karena barang yang tercipta dari pemikiran anehmu dan Bo Tong, kita jadi bisa sold out.”
Ma Te pulang, saat berada di lampu merah untuk sesaat dia terpaku pada poster besar Myo Mi.
Keesokanpaginya, Bo Tong bangun dengan merintih sakit perut. Melihat Bo Tong pagi itu, David benar-benar dibuat terkejut. Apa yang membuat David terkejut adalah wajah Bo Tong yang penuh dengan coretan spidol. Karena merasa tak enak untuk mengatakannya langsung David memfoto wajah Bo Tong sambil menahan tawa.
Melihat wajahnya yang penuh dengan coretan spidol tentu saja Bo Tong terkejut. Dengan tertawa lebar David berkata kalau semua itu pasti kerjaan Ma Te.
“Apa Ma Te mampir?” tanya Bo Tong dengan senang.
David mengiyakan dan mengatakan kalau Bo Tong harus marah atas apa yang sudah Ma Te lakukan padanya.
“Buat apa marah, pasti dia sudah banyak menyentuh wajahku saat menggambar ini? “ jawab Bo Tong dengan senang bahkan dia berkata kalau dia tidak akan mencuci wsajahnya. Jawaban Bo Tong benar-benar membuat David tak percaya.
Mereka melanjutkan sarapan mereka. Bo Tong ingin mencicipi makanan milik David tapi David menolak, dia tidak akan memberikannya sebelum Bo Tong mencuci wajahnya. Weeeeeuw.... si Bo Tong jorok banget yah... sarapan tanpa mencuci muka, berartikan dia belum sikat gigi juga.. uweeek.... hehehhe.
Yoo Ra mendapat telepon dari seseorang yang memberitahunya informasi tentang Nyonya Hong Ran.
“Informasi yang kudapat, bawwa Wakil Presdir Na Hong Ran bersembunyi di New York selama 3 tahun.”
Scene dialihkan pada Nyonya Hong Ran yang sedang menyulam bersama teman-temannya. Sambil merajut mereka mendiskusikan tentang acara amal tahun ini. Ternyata topi yang sedang mereka sulam sekarang adalah topi untuk membantu bayi selamat yang ada di afrika. Salah satu teman melihat hasil rajutannya, Nyonya Hong Ran, “oh Tuhan.... wakil Presiden, kau sangat hebat dalam menyulam, kalau seseorang melihat, mereka akan berfikir kau membesarkan beberapa orang anak.” Komennya.
“Walau hanya bercanda, wakil presiden tidak pernah punya anak... kenapa bilang begitu?” potong temannya yang lain. Dengan santai Nyonya Hong Ran menjawab kalau dia sering menyulam kaus kaki untuk cucunya, jadi kalau hanya membuat topi itu lebih mudah baginya.
Kita beralih lagi pada Yoo Ra yang masih mendengarkan informannya berkata, “Wakil Presdir Na Hong Ran melahirkan seorang bayi di New York.”
Mendengar informasi itu tentu saja Yoo Ra terkejut, dengan senyum meremehkan dia berkata “Ya Tuhan! Kau juga ibu dari seorang anak? Ternyata kau juga membesarkan prajuritmu. Jadi itu alasanmu terus mendorong ayahnya Sool Ri.... “ Yoo Ra menghela nafas, “Apa kau akan memberikan posisi di MG... pada orang yang mewarisi darah dagingmu? Kalau begitu anak itu... dimana dia bersembunyi?”
Scene langsung berpindah pada David yang sedang melamun memikirkan Bo Tong. (euuum... ini alasanku menebak kalau David adalah anak Nyonya Hong Ran, karena disaat Yoo Ra bertanya seperti itu, scene-nya beralih pada David... ehhehhee.... hanya tebakan)
Salah satu rekan kerja David menghampirinya karena melihat pose David yang aneh, “apa yang sedang kau lakukan? Kau tidak makan siang?”
“Tidak...”
“Apa kau sakit?” tanya rekan kerjanya.
“Tidak....” jawab David lemah.
“Apa sakitmu parah sekali?”
“Ini adalah sindrom keterkaitan” jawab david. Mendengar jawaban David yang tidak masuk akal, rekan kerjanyapun meninggalkannya sendiri. Pada dirinya sendiri, David bergumam kalau dia sepertinya benar-benar menyukai Bo Tong.
Bo Tong pergi ke rumah Ma Te dan menyerahkan laporan penjualan. Bo Tong bertanya tentang apa yang akan mereka lakukan setelah semua ini. Dengan entengnya, Ma Te mengatakan kalau mereka akan mulai menjalankan perusahaan mereka. Menanggapi rencana MaTe, Bo Tong berkata kalau dia khawatir kalau perusahaan tidak akan berjalan lancar karena David masih sebagai pegawai MG dan Duk Sang tidak berguna, “dan oppa... jabatanmu saja yang Presiden”.
“hey... hey... hey...” potong Ma Te.
Bo Tong meneruskan kata-katanya, “jadi maksudku adalah.... bagaimana menurutmu kalau kita mereksut Direktur Choi?”
Mendengar kata “rekrut” tentu saja Ma Te tak setuju, karena itu sama saja seperti mereka yang memintanya. Yang dia ingin, David datang sendiri padanya. Bo Tong menghela nafas mendengar keinginan Ma Te dan berkata, “apa dia mau melakukannya? Aku saja tidak mau.”
Sebelum Bo Tong pergi Ma Te memintanya mencarikan kantor baru untuk perusahaan mereka. Bo Tong pun lansung pergi ke tempat yang melayani penyewaan kantor. Bo Tong sangat terkejut saat mengetahui kalau tempat-tempat yang diinginkan Ma Te begitu luas dan dia harus mengunjungi semua kantor itu satu per satu.
Hari sudah malam, terlihat David sedang duduk termangu di luar rumah. Dia seperti sedang menunggu seseorang.
Dirumahnya, Ma Te sedang bersiap-siap maskeran sambil mengemut lolipop dia berkata, “sekarang..... Kim Bo Tong mungkin sudah lelah dan baru sampai rumah.”
Apa yang ditebak Ma Te tepat sekali, dengan sempoyongan karena kelelahan Bo Tong baru sampai rumah. Dan ternyata orang yang sedang ditunggu oleh David adalah Bo Tong. Dia sangat terkejut saat tahu Bo Tong kelelahan karena berkeliling mencari kantor kosong.
David membantu Bo Tong merendam kakinya dengan air hangat. Dia bertanya Bo Tong pergi kemana sampai lelah seperti itu.
“Seocho.... gangnam... songpa.... “ jawab Bo Tong.
“APA?! Apa kau bilang, kau menjelahi seperempat dari Seoul?” tanya David terkejut.
Bukannya menjawab pertanyaan David, Bo Tong malah mengalihkan topik pembicaraan dengan berkata kalau dia harus membersihkan kotoran yang ada di kakinya.
“INI MASALAHKU JUGA!” teriak David dan membuat Bo Tong terkejut. “Yang aku maksud semua ini pasti sangat sulit buatmu... “ uacp David melemah.
“Tidak apa-apa, tidak ada orang lain lagi yang bisa melakukannya, jadi akulah yang harus melakukannya.” Jawab Bo Tong lemah.
“Apa yang sedang dilakukan oppa jahat itu?” tanya David kesal dengan Ma Te yang selalu memperalat Bo Tong.
Orang yang ditanyakan david sedang maskeran di rumahnya. (Hadeeeeeeuh..... ne cowok bener-bener dah... mending Bo Tong sama David aja dah) Saat akan memasang masker diwajahnya, Ma Te berkata, “aku rasa ini akibatnya aku tidak makan malam.”
Kita beralih lagi pada Bo Tong dan David, dimana Bo Tong mengeluh karena David memanggil Ma Te “oppa jahat” lagi.
“Kali ini dia benar-benar oppa yang jahat!” ucap David dengan nada marah. Kali ini Bo Tong tidak membantahnya karena dia kelaparan. Mengetahui Bo Tong belum makan karena tidak ada waktu makan, tambah membuat David sangat kesal pada kelakuan Ma Te.
Bo Tong makan dengan lahap, dia bahkan tidak perduli david meninggalkannya sendiri untuk menelpon.
Scene dialihkan lagi pada Ma Te yang sudah memakai masker dan tak lama kemudian ponselnya berbunyi.
“tentu saja, telpon seharusnya masuk sekarang” ucapnya.
Dan yang menelponnya adalah David yang mengajaknya bertemu. Dengan wajah yang dimasker, Ma Te berkata kalau tidak penting, mereka bertemu besok saja. Mendengar suara Ma Te yang berat seperti itu, David dapat menebak kalau Ma Te sedang maskeran.
“Kau ingin kesempatan berterima kasih pada Bo Tong atau tidak?” tanya David dengan tegas.
Ma Te malah mengajak David minum anggur bersama. Dengan wajah kesal David menutup teleponnya dan Ma Te sendiri dengan tanpa rasa bersalah malah tertawa sambil mengusapkan jel-jel pada lehernya.
Bersambung
Sinopsis Pretty Man Episode 7 Part 2
8 komentar
eøn, yg trkhir2 fto2ny gk da... Hmmm.. Slam knal, Karen imnida pmbca setia blog ini dan blog2 drakor lainny.. Slam knal eon, and always fighting!! >.<
Balaskasian ma bo tong....
Balassalam kenal juga.... hehhehe... iya.... balum sempet posting gambarnya....
Balaspart 2nya cepetan ya mba....
Balaspart 2nya cepetan ya mba.....
BalasMa te..ma te...ckckck
BalasAduuhh ma te tega banget sama botong..
BalasHaha liat ma te maskeran bikin iri 1/2 cwek indo kayanya .soalnya pada jarang cwek indo pakai masker haha
Balas