Sinopsis Emergency Couple Episode 18 Part 2. Pada part
sebelumya kita melihat dr Gook menulis kartu pos untuk ayahnya. Walaupun dia
tidak yakin apakah ayahnya masih tinggal dialamat itu, tapi dr Gook tetap ingin
mencobanya. Di rumah sakit sendiri ada keributan kecil yang terjadi karena
nenek yang menderita kanker. Ingin dapat menyelamatkan nyawa nenek itu, Chang
Min bertekad untuk mencari cara untuk mengobatinya.
Sinopsis Emergency Couple Episode 18 Part 2 !!
Untuk menemukan cara mengobati si nenek, Chang Min
membaca-baca buku yang berhubungan dengan penyakit si nenek. Jin hee masuk dan
bertanya apa Chang Min tidak pulang? Dengan singkat chang Min menjawab tidak
dan menyuruh Jin Hee pulang duluan.
“Bagaimana dengan makan malam?” tanya Jin Hee.
“Aku tidak tertarik.” Jawab Chang Min.
“Mengenai yang tadi... aku sangat takut seperti mau mati.
Jika kau tidak datang bekerja atau jika aku tidak menabrakmu... lalu aku tidak
akan menemukannya dan apa yang akan terjadi? Memikirkannya saja sudah
menyeramkan.”
“kenapa kau memikirkan hal yang tidak terjadi?”
“Aku hanya bersyukur. Jika bukan karena kau, sesuatu mungkin
bisa terhadi padanya. Saat itu kau muncul seperti superman..” ucap Jin Hee dan
Chang Min tersenyum mendengarnya. Jin Hee pun berkata kalau dia ingin membantu
Chang Min mencarinya.
Setelah mendapatkan beberapa buku dari Chang Min, Jin Hee
mulai membacanya satu per satu. Saat Jin Hee dan chang Min tengah sibuk membaca
buku mereka masing2, dr Kim dan dr Jang muncul, mereka terkejut melihat Jin Hee
dan Chang Min belum pulang. Tak mau mengganggu mereka, dr Kim dan dr Jang
memilih pergi. Euuum... ne duo dokter kocak banget sih gayanya.
Jin Hee membelikan kopi untuk chang Min dan mencari cara
penyembuhannya bersama-sama. Jin Hee kelelahan dan tertidur. Melihat Jin Hee
yang tertidur pulas, membuat Chang Min
terus memperhatikannya dan hendak membelai wajahnya. Namun niat itu langsung
diurungkan oleh Chang Min.
Pagi telah tiba dan Jin Hee terbangun. Sedangkan Chang Min
masih didepan komputer mencari metode yang bisa digunakan untuk mengobati si
nenek.
“Kau pasti sangat lelah.” Ucap Jin Hee pada Chang Min.
“Aku baik2 saja. Mandi dan bersiaplah.” Jawab Chang Min. Jin
Hee pun pergi ke kamar mandi dan Chang Min masih terus mencari. Saat
membuka-buka web, tak sengaja Chang Min menemukan paper yang ditulis oleh dr
Gook Chun Soo tentang bronkhitis.
Dr Shim menelpon dr Gook dan memberitahunya kalau ada pasien
dengan kanker paru2 dan mereka harus
mengangkat tumornya dengan cryotherapy.
“Apa?” tanya dr Gook terkejut.
“Oh Chang Min menemukan artikel yang kau terbitkan.”
“Jadi? Apa kau memintaku untuk datang ke rumah sakit
sekarang? Apa kau tidak tahu aku dalam masa percobaan?”
“Lalu apa yang harus kita lakukan? Hanya kau yang bisa
melakukannya di rumah sakit ini. “
Tak ada pilihan lain, dr Gook pun bergegas pergi ke rumah
sakit. Tanpa dia sadari kalau dr Ahn melihatnya saat dia menaiki eskalator.
Dr Gook masuk ruang UGD dimana sudah ada Chang Min dan Jin
Hee disana. Setelah melihat gambarnya, dr Gook berkata kalau mereka harus
segera mengangkat tumornya dan dr Gook memastikan tidak akan ada banyak
pendarahan jika mereka mengangkatnya dengan menggunakan cryotherapy.
Semua peralatan yang akan digunakan sudah siap.
Setelah melakukan ini dan itu, dr Gook berhasil melakukan metodenya.
Keluar dari ruang UGD, dr Ahn langsung
menghampirinya dan mengingatkan dr Gook kalau dia masih dalam masa percobaan. Karena
dr Gook tak mau ribut, dia memilih pergi, tapi dr Ahn mencegahnya dengan
berkata, “Apa kau pikir kata2 profesor bukanlah masalah besar?”
“Lalu
haruskah aku membiarkan pasien mati?” ucap dr Gook.
“Apa kau
pikir ini rumah sakit pribadimu? Patuhi sistem dan peraturan! Kau sedang
diskors sekarang. Kau dalam masa percobaan. Jadi jangan berlebihan. Pikirkan
dirimu dengan baik.” Ucap dr Ahn dan pergi.
Jin Hee menghampiri Chang Min dan memberikan cream padanya.
Jin Hee menebak Chang Min pasti kelelahan jadi dia membelikan cream itu
untuknya. “Saat kau lelah, sesuatu yang manis itu sangat baik. Ngomong2 kau
benar2 mengagumkan.”
“Tentang apa?” tanya Chang Min.
“Jika aku jadi kau, aku tidak bisa melakukannya.”
“Tapi kau membantuku.” Ucap Chang Min dan berkata kalau dia
mau pulang. Jin Hee langsung mengejarnya karena dia ingin pulang bersama Chang
Min.
Saat menyusuri koridor, Chang Min bertemu dengan dr Gook.
Dia menyapanya, dan berkata “Aku dengar anda
dalam masa percobaan karena hal yang terjadi dengan dr Ahn.”
“Ah benar.”
“Aku harusnya memukulnya duluan. Bahkan kesempatanku itu
sudah diambil.” Ucap chang Min.
“Itu terjadi karena aku. Itu bukan apa-apa lagi sekarang,
jadi jangan mengkhawatirkannya.”
“Tapi sepertinya Jin Hee memiliki perasaan yang lebih
dibanding menghormatimu. Aku sangat tidak dewasa. Aku minta maaf atas sikapku.”
Ucap Chang Min.
“Apa maksudmu? Jika aku jadi kau, aku akan melakukan hal
yang sama. Pria macam apa yang bisa bertahan saat itu? aku tidak akan jauh berbeda
darimu.”
“terima kasih atas pengertianmu.”
“Dan... jangan salah paham. Oh Jin Hee tidak memiliki
perasaan seperti itu padaku. Jika kau ingin memilikinya, pastikan....”
“tidak. Aku memberi peluang sekarang. Setelah ayahku
meninggal... aku harus memikirkan banyak hal.” Ucap Chang Min dan dr Gook
mengerti dengan keputusan Chang Min.
Jin Hee terburu-buru keluar ruang ganti, dia hendak mengejar
Chang Min tapi sayangnya dia berpapasan dengan dr Gook jadi dia harus
menyapanya terlebih dahulu. Melihat tingkah Jin Hee yang celingukan, membuat dr
Gook bertanya apa Jin Hee sedang mencari Chang Min? Jin Hee pun menngiyakan.
Terlihat ekspresi kecewa pada wajah dr Gook, namun dia tak mau
memperlihatkannya.
“Dia baru saja pergi, kau mungkin bisa bertemu dengannya
jika pergi ke tempat parkir.” Ucap dr Gook. Sebelum pergi mencari Chang Min,
Jin Hee mengucapkan terima kasih pada dr Gook karena sudah datang membantu.
Seperginya Jin Hee, terlihat rasa cemburu dan kecewa di
wajah dr. Gook.
Chang Min masuk kemobilnya dan tiba2 Jin Hee ikut juga masuk
ke dalam mobil. Jin Hee berkata kalau hari ini dia tidak membawa mobil. Chang
Min yang tak mengerti kenapa Jin Hee bersikap seperti itu langsung bertanya ada
apa.
“Itu bukan... karena kau menyelamatkan nenek itu.... “
‘Aku tahu bukan itu.” potong Chang Min.
“iya..... jadi ayo kita makan bersama.” Ajak Jin Hee.
“Apa yang kau lakukan sekarang.... apa kau tahu perasaan apa
itu?”
“Apa?”
“Lupakan. Aku melalui hal ini dengan baik sendiri, jadi
jangan khawatir.” Ucap Chang Min dan menyuruh Jin Hee keluar, tapi Jin Hee
tidak mau, dia tetap bersikeras ikut dengan Chang Min.
Chang Min tak bisa berkata2 lagi, diapun mengantarkan Jin
Hee kerumahnya. Jin Hee mengeluh karena Chang Min mengantarkannya ke rumah.
“Masuklah.” Ucap Chang Min.
“Gak mau.” Jawab Jin Hee.
“Jin Hee-a...”
“Aku bilang tak mau.
Kau akan sendirian, aku akan membuatkanmu makanan.”
“Aku akan makan sesuatu dalam perjalanan pulang. Jangan
khawatir. Apa yang kau lakukan sekarang.....”
“Baiklah. Perasaan apa ini?”
“Kasihan. Kau merasa kasihan padaku sekarang. Apa kau tahu
itu? jadi jangan melakukan itu.”
“Ini tidak seperti itu!”
“Jika tida, lalu apa itu?”
Jin Hee terdiam tak bisa menjawab, jadi dia mengikuti kata2
Chang Min untuk masuk kedalam rumah.
Di rumah, Jin Hee termenung memikirkan kata-kata chang Min
yang menganggap sikap Jin Hee pada Chang Min sekarang adalah rasa kasihan.
Chang Min sampai di rumah dan langsung terduduk di sofa dan menatap keluar
jendela.
Ibu Jin Hee keluar kamarnya karena tidak bisa tidur. Saat
ibu melihat Jin Hee yang juga belum tidur, ibupun langsung menghampirinya. Ibu
bertanya kenapa Jin Hee belum tidur, dan Jin Hee hanya menjawab tidak apa-apa.
Ibu bisa mengerti, Jin Hee tak bisa tidur pasti karena banyak yang dia
pikirkan. Ibu sendiri mengaku kalau dia tidak bisa tidur karena ayah Chang Min
yang tiba-tiba meninggal terus menghantui pikirannya.
“Aku yakin dia tahu perasaanmu.” Ucap Jin Hee.
“Ya, aku yakin dia mengetahuinya dari atas sana. Tapi mengenai
ibu Chang Min... pasti lebih berat untuk orang yang ditinggalkan... setelah
ayahmu meninggal sepert itu.... itu sangat berat bagiku. Dia pasti terluka...
lebih banyak daripada aku. Dia pergi setelah mereka hidup berpisah seperti itu.
Aigoo.. perasaan kehilangan seorang suami... aku sangat mengetahuinya...”
ungkap ibu Jin Hee.
Chang Min menelpon ibunya dan bertanya keadaannya. Ternyata Sung
Sook benar2 shock dan lemah, sampai-sampai dia harus diinfus dirumah. Untung
saja ada Sung Ja, adik Sung Sook yang terus menemani dan merawatnya. Sung Sook
bertanya bagaimana keadaan Chang Min sendiri.
“Aku kembali ke rumah sakit.”
“kenapa sudah kembali?”
“Aku pikir tidak melakukan apa-apa akan terasa lebih berat.”
“ya baguslah.bekerja bisa membuat lebih baik.”
Chang Min pun berjanji akan datang menjenguk ibunya saat ada
waktu dan berpesan pada ibunya untuk menjaga kesehatannya.
“Jangan khawatirkan aku. Pastikan kau tidak telat makan. Tidak
ada seorangpun yang tinggal denganmu dan menjagamu dengan baik seperti ini... “
jawab Sung Sook dan menghela nafas kahwatir pada Chang Min.
Dr Gook dan dr Shim makan malam bersama. Dr Shim mengatakan
kalau dia sebenarnya akan datang ke rumah sakit hari ini, tapi sepertinya dia
terlambat.
“Apa yang kau lakukan?” tanya dr Shim.
‘Aku mengirim kartu pos.” Aku dr Shim.
“Kartu pos?” tanya dr Shim tak mengerti.
“Ya, untuk ayahku.”
“Benarkah?” dr Shim terkejut dan tak percaya pada apa yang
baru saja dia dengar. ‘Apa kau tahu dimana dia?”
“Alamat yang sebelumnya ku punya. Jika beruntung, dia akan
menerimanya. Jika tidak, aku akan menerimanya kembali.”
“Ya, kerja bagus. Kau bahkan mengirim kartu pos. Bagaimana kau
bisa memiliki ide itu?” tanya dr Shim penasaran karena sebelumnya dr Gook
terlihat benci pada ayahnya. Dr Gook hanya tersenyum dan berkata tak ada
alasan.
Bersambung
Emergency Couple episode 18 part 3
2 komentar
Ihh seru ngeetts
BalasLanjut part 3...
Balas