logo blog
Selamat Datang Di Blog Kompi Males
Terima kasih atas kunjungan Anda di blog Kompi Males,
semoga apa yang saya share di sini bisa bermanfaat dan memberikan motivasi pada kita semua
untuk terus berkarya dan berbuat sesuatu yang bisa berguna untuk orang banyak.
loading...

Sinopsis Remember : War of the Son Episode 7 Part 2


Jin Woo sendiri sedang berada di ruangan rahasianya. Disana dia kembali menatap gambar-gambar orang yang ingin dia selidiki. Setelah ahjumma, ternyata masih ada satu saksi lagi yang sekarang masih bermigrasi ke Jepang. 



Jin Woo keluar dari ruang rahasianya dan tepat disaat itu Dong Ho muncul di kantornya. Dong Ho memberitahu Jin Woo kalau Nam Gyu Man dan ayahnya bukanlah lawan yang mudah. 

“4 tahun yang lalu, siding ayahmu memang tidak akan bisa menang. Karena semuanya sudah diatur.” Ucap Dong Ho agar Jin Woo mengerti. Namun Jin Woo tak setuju dengan pendapat itu, Jin Woo beranggapan kalau semua itu karena saat itu dia (Jin Woo sendiri ) tak bisa melakukan apapun dan pasrah. Selain itu karena saat itu dia dan ayahnya tidak punya uang. 


Soo Bum memberitahu Gyu Man kalau Jin Woo sudah tahu alamat ahjumma yang memberikan kesaksian palsu di persidangan. Untuk mengantisipasi, agar si ahjumma tidak memberikan kesaksian di persidangan Jae hyuk kembali, Gyu Man menyuruh Soo Bum membunuh si ahjumma. Namun Soo Bum tidak mau, dia tak bisa membunuh orang, walau dia hanya menyuruh seseorang yang membunuhnya. 


Karena permintaannya ditolak, Gyu Man pun langsung mengambil alat yang pernah di gunakan ayahnya untuk memukul dan kemudian dia memukuli Soo Bum dengan alat itu. Gyu Man terus memukul Soo Bum dengan keras karena Soo Bum meminta agar Gyu Man tidak membunuh orang lagi. Kalimat “Jangan Lagi” benar2 membuat Gyu Man tak bisa mengontrol emosinya. 



#Pengadilan Negeri 
“Baiklah pak. Tolong pastikan hal ini tidak menganggu kerja kami.” Ucap Jaksa Hong pada seseorang di telepon. Tepat disaat itu In A masuk ke dalam ruangannya karena diminta mengadap. In A dipanggil karena dia sudah sembarangan mengajukan kasus, padahal dia baru saja kalah dalam sebuah kasus. Kasus yang Jaksa Hong maksud adalah kasus dimana In A menuntut dokter penjara yang tak merawat Jae Hyuk dengan baik. 

Jaksa Hong juga memanggil atasan In A, dia menyuruhnya untuk memberikan semua kasus dari tim lain pada In A. Ya, tujuan jaksa Hong adalah agar In A sibuk mengurus kasus yang lain. 


Setelah melakukan apa yang diperintahkan oleh Jaksa Hong, In A dan atasannya itu ngoborol sambil minum kopi. In A bertanya tentang orang seperti apa Jaksa Hong itu. 

“4 tahun lalu, kau ingat siding pembunuhan mahasiswi Seocheon kan?” Tanya atasannya.

“Ya.” Jawab In A singkat, tentu saja dia sangat ingat pada kasus itu.

“Setelah kasus itu, sikap kerasnya makin menjadi-jadi. Sidang dimana seorang detektif mengeluh dengan aturan mereka sendiri. Aigoo…. Sungguh sial. Orang itu sekarang sudah menjadi Kepala Jaksa!” keluh atasan In A. 

In A kemudian mengatakan pada atasannya kalau dia ingin menyelidiki ulang tentang kasus Jae Hyuk. Mendengar itu, atasannya langsung berkata kalau Jaksa Hong pasti tidak akan memberikan izinnya. 


Jin Woo menemui anak ahjumma dan memberikan sesuatu. Pada sang anak Jin Woo berkata kalau dia datang untuk meminta ibunya menjadi saksi. Tepat disaat Jin Woo menjelaskan tentang ahjumma yang memberikan kesaksian palsu di persidangan ayah Jin Woo, ahjumma muncul dan melihat mereka berdua berbicara. Namun dia tak menghampiri mereka, dia hanya melihat mereka dari jauh.

Jin Woo berkata pada si anak ahjumma, apa hati nurani si ahjumma tidak terusik setelah memberikan kesaksian palsu seperti itu. Saat Jin Woo hendak pergi, dia melihat si ahjumma, namun dia tak berkata apa2, dia hanya berjalan melewati si ajumma begitu saja.

Presdir Suk masuk ruangan Gyu Man, dimana Gyu Man sedang menghukum pegawainya dengan mengangkat tangan mereka ke atas. Setelah puas memberi perintah dan hukuman, Gyu Man menyuruh semuanya keluar. 



Gyu Man kemudian berbicara dengan Presdir Suk. Dia ingin Presdir Suk membantunya. Sebelum Gyu Man mengatakan permintaannya, Presdir Suk langsung menolaknya. Gyu Man lalu mengancam akan menyuruh Dong Ho yang melakukannya, jika Presdir Suk tidak mau. Mendengar itu Presdir Suk tak bisa berkata2 lagi, sepertinya dia akan melakukan permintaan Gyu Man.


Soo Bum menemui Sang Ho. Melihat wajah memar Soo Bum, Sang Ho pun jadi merasa kesal pada Gyu Man, karena memperlakukan Soo Bum seenaknya. Namun dia tak bisa berbuat apa2, karena kalau dia melakukan protes pada Gyu Man, maka dia juga akan kena pukul seperti Soo Bum. Soo Bum kemudian mengeluh karena Gyu Man yang punya kepribadian aneh. Untuk menghibur Soo Bum, Sang Ho kemudian memberikan sebuah kartu pada Soo Bum dan sebelum dia pergi, dia menyuruh Soo Bum membeli sesuatu yang manis dengan kartu itu. 

Setelah Sang Ho pergi, Soo Bum melihat kartu pemberian Sang Ho yang ternyata adalah kartu kopi yang sudah di cap semua. Euuum… aq gak terlalu tahu apa maksud kartu itu, tapi kalau menurutku itu kartu dari sebuah café kopi untuk mendapatkan kopi gratis. 


Presdir Suk pergi ke sebuah toko arloji bersama anak buahnya. PAda si penjaga toko, Presdir Suk berkata kalau dia datang untuk memperbaiki jam tangannya. Dia kemudian memberikan sebuah amplop dan berkata ,”Jangan sampai ada kerusakan lagi.”

Ternyata selain amplop, Presdir Suk juga memberikan beberapa foto dan itu adalah foto si ahjumma. Dan kita juga diperlihatkan pada tato kalajengking yang ada di pergelangan tangan si penjaga toko. Euuum…. Sepertinya penjaga toko itu adalah seorang pembunuh dan Presdir Suk meminta bantuannya untuk membunuh si ahjumma.


Si Ahjumma sendiri sedang bersama anaknya, mereka sedang melipat pakaian. Tepat disaat itu Soo Man datang ke rumahnya dan mengajak ahjumma berbicara empat mata di mobil. Soo Bum mengancam akan melakukan sesuatu pada cucu si ahjumma, jika dia membantu Jin Woo.


Kita kemudian beralih pada Jin Woo yang sedang mempelajari kasus ayahnya. Ternyata bukan hanya Jin Woo yang melakukan hal tersebut, In A juga melakukan hal yang sama di kamarnya. 


Jin Woo sekarang sudah berbaring di sofa dan dia teringat kembali pada masa-masa indahnya bersama sang ayah. Saat itu sang ayah mengeluh karena sudah banyak uban, namun dia tak mau dibelikan semir rambut karena hanya akan buang-buang uang. Jin Woo yang bisa mengingat jumlah uban sang ayah pun langsung mencabuti uban-uban tersebut.

Jin Woo benar2 merindukan ayahnya dan juga ibunya. Dia berbaring sambil terus memegangi kalung yang berliontin cincin sang ibu.

Jin Woo pergi ke penjara dan dia memberikan sebuah kotak pada sipir yang ditempel amplop di bawahnya. Tanpa ragu, si sipir langsung memasukkan amplop itu ke dalam bajunya. Kemudian dia mengatakan pada Jin Woo kalau kemarin In A membuat keributan di penjara. In A menemui kepala penjara setelah menemui ayah Jin Woo. 

Ternyata kotak yang dibawa Jin Woo tadi adalah kotak yang berisi makanan untuk sang ayah dan amplop tadi berisi uang, agar si sipir mengizinkannya membawa kotak itu. 


Setiap kali bertemu orang, Jae Hyuk sepertinya memang selalu bertanya apa mereka sudah pernah bertemu dan apa mereka saling kenal. Pertanyaan itu pun sekarang dilontarkan pada Jin Woo. Dan dengan menahan kesedihannya, Jin Woo pun memperkenalkan dirinya.

“Namaku Seo Jin Woo. Aku adalah pengacara anda, Seo Jae Hyuk.” Ucap Jin Woo memperkenalkan diri dan Jae Hyuk pun bertanya kenapa Jin Woo membawa banyak makanan untuk dirinya. Jin Woo memberitahu kalau dia sudah mengajukan permintaan pengadilan ulang dan makanan itu adalah sebagai hadian untuk Jae Hyuk. 

Karena diperbolehkan makan, bukan makanan penjara, Jae Hyuk pun langsung melahap makanan itu dengan cepat. Sambil makan dia berkomentar kalau makanan itu sangat sesuai dengan seleranya. 

Setelah melahap beberapa telur dadar, Jae Hyuk kemudian bertanya pada Jin Woo tentang orang seperti apa dirinya.

“Tempat ini seperti bukan tempat bagi manusia. Aku bukan manusia yang bernama Seo Jae Hyuk. Mereka hanya memanggilku ‘3729’ dan ‘si pembunuh’ Sepertinya, selamanya aku akan diingat sebagai seorang pembunuh. Aku bahkan tak tahu aku ini orang yang seperti apa.” Tanya Jae hyuk dan pertanyaan itu membuat Jin Woo sedih sampai membuat matanya berkaca2.

“Satu hal yang pasti yang bisa aku katakan. Seo Jae Hyuk, anda adalah ayah terbaik di dunia.” Jawab Jin Woo dan mendengar jawaban itu, Jae Hyuk langsung bertanya apa dia punya anak, kalau memang iya, dia ingin menitip pesan untuk anaknya. 


“Katakan padanya, bahwa tiap hari aku selalu merindukannya.” Ucap Jae Hyuk dan kembali meneruskan makannya. Jin Woo sendiri hanya bisa melihat ayahnya dengan tatapan sedih, tanpa bisa berkata-kata lagi. Ya, Jin Woo memang sengaja tak mengatakan kalau dia adalah anak Jae Hyuk, karena dia tak ingin membuat ayahnya terluka. 



Ahjumma sedang sendirian di rumah dan bertelponan dengan anaknya. Tanpa ahjumma sadari, ada seorang pria yang sedang bersiap2 membunuhnya dari belakang. Pria itu memiliki tato yang sama dengan si penjaga toko arloji dan dia mengeluarkan kawat dari dalam  jam tangannya. 


In A berpapasan dengan Dong Ho dan In A memberitahu Dong Ho kalau kasus Jae Hyuk akan diusut kembali dan mereka akan mengungkap semua kebenarannya.

“Nona jaksa… menurutmu apa arti kebenaran itu? Kebenaran adalah sesuatu yang ditentukan oleh siapa yang lebih berkuasa. Tak ada kebenaran di dunia ini yang tak bisa diubah-ubah.” Ucap Dong Ho yang tak sadar kalau Jin Woo berdiri tak jauh dari tempat mereka dan mendengar pembicaraan mereka.

“Apanya yang tak berubah? Ayah Jin Woo tidak bersalah, dan itulah kebenarannya.” Ucap In A dengan yakin dan Dong Ho menyuruh In A membuktikan hal tersebut dengan kekuatan yang dia punya. Setelah mengatakan itu Dong Ho berjalan pergi.

In A berbalik kea rah sebaliknya dan disana dia melihat Jin Woo. Mereka berdua kemudian berbicara berdua, ditemani segelas kopi. Jin Woo membahas tentang In A yang membuat keributan di penjara. Ditanya seperti itu, In A jadi kebingungan dan akhirnya dia mengaku kalau dia sudah menemui ayah Jin Woo. Mendengar itu Jin Woo tersenyum dan berkata kalau ayahnya pasti kaget ada orang lain selain Jin Woo yang menemuinya. 

In A mengatakan kalau ayah Jin Woo perlu perawatan, karena penyakitnya semakin parah. Jin Woo lalu mengatakan kalau dia sudah mengajukan permintaan itu, namun selalu gagal. Dan agar bisa membebaskan dan mengobati ayahnya, Jin Woo mengatakan kalau pengadilan ulang lah jawabannya. In A pun setuju dengan hal tersebut.

“Dan terima kasih sudah mau mengunjungi ayahku.” Ucap Jin Woo dan tepat disaat itu Jin Woo mendapat sms dari ahjumma yang berisi :

Jika kau ke rumah anakku sekarang, aku akan memberitahu semuanya.

Setelah menerima sms itu, Jin Woo langsung bergegas pergi ke rumah anak si ahjumma dan meninggalkan In A sendirian. 



Jin Woo masuk ke rumah ahjumma yang tak terkunci dan kondisi berantakan. Disana dia menemukan ahjumma yang sudah tak bernyawa. Tepat disaat itu rombongan detektif yang menangkap Jae Hyuk datang dan menuduh Jin Woo sebagai pembunuh si ahjumma. 


Jin Woo yang masih shock dan tak mau ditangkap sebagai pembunuh, langsung melarikan diri dengan meloncat dari jendela. Dia terus berlari agar tak tertangkap dan syukurlah, dia berhasil kabur dari kejaran polisi.



Sang Ho sedang makan bersama Dong Ho dan dia langsung terkejut saat melihat berita di TV yang menyiarkan kalau Jin Woo sekarang menjadi buronan karena sudah membunuh seseorang. Dong Ho pun tak kalah terkejutnya saat melihat berita itu. 

In A yang sedang makan bersama rekan kerjanya juga langsung shock melihat  berita itu. Dia kemudian berusaha menghubungin Jin Woo karena tak bisa, In A pun langsung bergegas pergi.

Di meja yang tak jauh dari tempat In A makan, disana ada Yeo Kyung yang juga dibuat terkejut oleh pemberitaan itu.


Detektif pergi ke kantor Jin Woo untuk menyari Jin Woo, namun tentu saja Jin Woo tak ada disana. Dia kantor itu hanya ada Manager Yoon dan Jae Ik. Polisi mulai menggeledah ruangan, saat itu Manager Yoon melihat seorang polisi hendak membuka ruangan rahasia Jin Woo, tak mau ruangan itu ketahuan, manager Yoon pun langsung berteriak kalau dia yang akan menjadi wali Jin Woo sehingga mereka sekarang harus pergi ke kantor polisi. Rencana Manager Yoon berhasil, mereka semua pergi ke kantor polisi dan meninggalkan kantor mereka. 



Tanpa semua orang tahu, Jin Woo ada di samping gedung. Dan ketika semua orang sudah keluar dari kantornya, Jin Woo langsung masuk ke sana dan mengambil USB yang ada di ruangan rahasianya. Karena buru2 Jin Woo tak menutup pintu rahasianya.

Tepat disaat itu In A juga datang kesana dan dia melihat ada lemari yang bergeser dan terlihat seperti ada ruangan di belakangnya. 

Di luar kita melihat Dong Ho berjalan menuju kantor Jin Woo. 



In A kemudian masuk ke dalam ruangan rahasia itu dan dia sangat terkejut melihat isi ruangan. Dimana ada gambar semua orang yang berhubungan dengan keluarga Il Ho. 

“Jadi, selama ini kau…dan berita apa itu?” Tanya In A.

“Sepertinya aku.,… telah jatuh ke dalam perangkap yang Nam Gyu Man buat.” Jawab Jin Woo.



Dong Ho memasuki kantor Jin Woo dan didalam In A dan JinWoo mendengar langkah kakinya. Tak mau ketahuan, In A pun langsung keluar dan menutup ruangan rahasia itu. Dia membiarkan Jin Woo bersembunyi disana. 

“kenapa kita selalu saja bertemu nona Jaksa. Sepertinya kau juga sudah mendengar berita itu dan langsung kesini.” Ucap Dong Ho pada In A dan kemudian menanyakan keberadaan Jin Woo. 

Bersambung
Sinopsis remember ep 8




Enter your email address to get update from Kompi Ajaib.
Print PDF
Next
« Prev Post
Previous
Next Post »

1 komentar:

Keren juga ini... Wahhh patut dtunggu.. Semangat mba

Balas

loading...
Copyright © 2013. Drama Populer - All Rights Reserved | Template Created by Kompi Ajaib Proudly powered by Blogger