Sinopsis Angel Eyes Episode 2 Part 2. Pada episode sebelumnya, kita mlihat Dong Joo mengabulkan semua keinginan Soo Wan, mulai makan telur dadar sampai main bungee jumping.Walaupun sebenarnya, Dong Joo takut melakukanya, tapi dia tetap memberanikan dirinya untuk mewujudkan keinginan Soo Wan.
Sinopsis Angel Eyes Episode 2 Part 2 !!!!
Selesai bermain Bungee Jumping, hujan turun. Tak ingin Soo Wan kehujanan, Dong Joo menggunakan jaketnya untuk menutupi kepala Soo Wan. Dong Joo mengantarkan Soo Wan pulang hujan-hujanan.
Sampai di depan rumah Soo Wan, Dong Joo memberikan peluit milik ayahnya pada Soo Wan. Dong Joo berkata kalau peluit itu adalah benda yang sangat berharga untuknya,diapun menyuruh Soo Wan meniupnya. Soo Wan meniupnya sampai 2 kali dan peluit itu berbunyi nyaring.
“Sekarang, kalau kau membutuhkanku, kau bisa meniupnya.” Ucap Dong Joo.
“Jadi apa kau akan berlari kesini kapanpun? Seperti Jjang Ga?” (Jjang Ga = superhero di Korea)
Dong Joo mengiyakan dan berkata kalau dia akan menjadi Jjang Ga-nya Soo Wan. Soo Wan memegang wajah Dong Joo dan meraba bagian bibir. Diperlakukan seperti itu, Dong Joo secara spontan memegang wajah Soo Wan juga dan mencium bibirnya dengan lembut.
Soo Wan tersenyum dan bertanya apa dia masih bisa meminta satu hadiah lagi dari Dong Joo. Dong Joo mengiyakan.
“Kau.... mulai sekarang.... jangan menghilang tanpa izinku. Kau mau berjanji kan?”
“Aku berjanji.” Ucap Dong Joo dan mengusap-usap kepala Soo Wan.
Jung Hwa membangunkan Dong Joo, dia langsung terlihat cemas saat mengetahui kalau Dong Joo demam. Dong Joo membuka matanya kecil, “Jung Hwa ku.... orang yang paling aku cintai diseluruh dunia ini, Jung Hwa Ku....” ucap Dong Joo dan memeluk ibunya.
Jung Hwa langsung menarik diri dan berkata kalau dia tahu, di dalam hati Dong Joo, dari dulu dia hanya menempati tempat kedua. “Park Dong Joo si bocah labu, bangun dan ganti bajumu, minum obat dan tidurlah. Kau akan mendapatkan masalah besar.”
Bukannya mengikuti kata2 ibunya, Dong Joo malah teringat pada pengiriman bubur yang selalu dia lakukan setiap pagi. Jung Hwa langsung mengatakan kalau Dong Joo tak perlu cemas tentang pengiriman, selain itu Dong Joo juga tidak perlu pergi sekolah hari ini.
“Aku harus pergi ke sekolah.” Jawab Dong Joo.
“Kau selalu rangking satu disekolah, kau harus absen dulu beberapa hari biar terlihat keren. Tak usah pergi.” Perintah Jung Hwa. (Aku suka sama cara bahasa Jung Hwa, sayang Cuma bisa lihat dia sampai episode ini doang)
Tak ingin membuat Dong Joo cemas, Jung Hwa tak memberitahu nya kalau dia sendiri yang melakukan pengiriman. Semuanya berjalan lancar, Jung Hwa mengirim semua bubur2 buatannya ke rumah-rumah. Khusus untuk Soo Wan, Jung Hwa memberinya bubur labu kesukaanya.
Jung Hwa menyebrang jalan sesuai peraturan, dia berjalan saat lampu penyebrangan sudah menunjukkan lampu hijau. Tapi karena masih terlalu pagi, para pengendara mobil tidak memperdulikan aturan lalu lintas. Baru beberapa langkah menyebrang, tiba2 sebuah mobil box berjalan ke arah Jung Hwa. Jung Hwa hanya menutup matanya tanpa berpindah tempat sedikitpun. Untungnya, mobil box itu tidak menabraknya, tapi hanya melintas tepat di depan Jung Hwa.
Jung Hwa melanjutkan langkahnya, tiba2 muncul mobil sedan dan langsung menerjang tubuh Jung Hwa hingga terpentang beberapa meter. Jung Hwa tak sadarkan diri, kepalanya banyak mengeluarkan darah.
Jung Hwa dilarikan ke rumah sakit. Dong Joo yang masih demam langsung pergi ke rumah sakit untuk melihat kondisi ibunya. Dong Joo shock saat melihat ibunya terbaring di rumah sakit. Dokter memberitahu Dong Joo kalau Jung Hwa adalah korban tabrak lari, untuk kondisi tibuhnya sendiri, Jung Hwa mengalami pendarahan di perutnya dan dokter itu tidak tahu kapan kondisi Jung Hwa bisa menjadi berbahaya lagi. Dokter itu menambahkan kalau Jung Hwa harus segera di operasi dan sebagai walinya, Dong Joo harus menandatangani surat persetujuannya.
Jung Hwa sadar dan berkata pada Dong Joo kalau dia sedang sial. Dengan cemas, Dong Joo bertanya apa yang harus mereka lakukan.
“Jung Hwa mu belum mati. Jangan khawatir.” Dong Joo mengangguk.”Park Dong Joo... ini sesuatu yang mau kukatakan... ini sesuatu yang salah...”
“Salah?! Apa yang salah?” teriak Dong Joo.
“Aish, karena sulit bagiku untuk bicara. Jadi jangan menyela perkataanku. Kau tak tahu apa yang mungkin terjadi ke orang-orang. Apa kau pikir ayahmu.... ingin pergi seperti itu? nanti... jika aku tak bisa bangun,.....”
“Hentikan! “ teriak Dong Joo yang tak ingin ibunya meninggal.
“Aku hanya minta dua hal, ” Sambung Jung Hwa. “Dengarlan baik2... aku mau memintamu merawat Hye Joo. Saat ini, kau tahu kira harus pergi ke amerika kan? Kau kakaknya. Kau juga harus jadi orang tuanya. Walau kau pikir ini tidak adil, tapi tidak ada pilihan lain. Siapa yang memintamu lahir duluan?”
“kau pikir aku ini siapa? Apa kau pikir aku tidak berguna?” tanya Dong Joo menangis.
“karena kau anak yang sangat menganggumkan. Aku merasa kasihan. Dan satu lagi.... mataku.... aku mau memberikannya pada Soo Wan.”
“Yoo Jun Hwa! Apa kau benar2 akan seperti itu?!” teriak Dong Joo sedih.
“Jangan marah. Oke sayang.” Ucap Jung Hwa dan memegang wajah Dong Joo. “Itu kan.... aku bilang padamu kalau itu terjadi.” Dong Joo mengangguk.
Dokter yang merawat Jung Hwa bernama dr Choi. Dr Choi menemui dr Yoon dan menyerahkan berkas permintaan khusus untuk menjadi pendonor mata bagi Soo Wan. Membaca berkas itu, dr Yoon bertanya siapa orang yang akan mendonorkan matanya. Dr Choi menjawab kalau pendonor itu adalah pasien yang mengalami kecelakaan. Pasien yang dimaksud dr Choi adalah Jung Hwa.
Dr Yoon bertanya bagaimana keadaan Jung Hwa. Dr Choi menjawab kalau organ vital jUng Hwa stabil, tapi pendarhan diperutnya parah. “Dia dikeadaan dimana kami tidak bisa menjamin apapun jika ada lebih banyak pendarahan diotak. Padahal tidak ada yang aneh padanya.”
“Itu tidak boleh terjadi. Cepat persiapkan operasi.” Perintah dr Yoon.
Dr Choi mengerti dan langsung pergi untuk mempersiapkan operasi. Belum sampai ke pintu,dr Yoon memanggilnya lagi dan bertanya siapa saja yang tahu tentang pendonoran mata itu?
“Tidak ada. Aku membawanya padamu segera setelah aku menerimanya.” Jawab dr Choi.
Dr Yoon pun menyuruh dr Choi untuk melupakan tentang donor mata itu dan fokus pada keselamatan Jung Hwa.
Saat sendirian, dr Yoon menatap foto Soo Wan kecil bersama ibunya. Dia teringat saat Soo Wan pertama kali menyadari kalau dirinya buta. Saat itu Soo Wan tak ingin hidup lagi.
Dr Yoon diberitahu kalau persiapan operasi sudah selesai. Di rumah, Soo Wan mengambil bubur yang dikirim Jung Hwa. Dia tersenyum sambil memeluk bubur buatan Jung Hwa. Soo Wan belum diberitahu tentang apa yang terjadi pada Jung Hwa.
Dr Yoon sudah siap dengan pakaian operasinya. Sebelum memulai operasinya, sejenak dr Yoon melihat wajah Jung Hwa, dan kemudian mengajak dokter yang lain untuk melakukam operasi.
Di rumah, Soo Wan sedang asik menikmati bubur labu buatan jung Hwa. Tiba2 Min Soo datang dan mengatakan kalau dia mendapat telepon dari rumah sakit yang menyuruh Soo Wan bersiap2. Soo Wan hampir terlihat senang, tapi dia langsung putus asa.
“Pasti ini tidak akan terjadi lagi.” Keluh Soo Wan.
Min Soo langsung menyuruh Soo Wan tidak berkata hal2 seperti itu. Dia mengajak Soo Wan berdoa bersama agar Soo Wan benar2 mendapatkan donor mata. Dengan semangat Min Soo langsung pergi ke kamar Soo Wan untuk berkemas2.
Soo Wan hendak menelpon Dong Joo untuk memberi kabar tahu kabar tersebut. Sayangnya, ponsel Dong Joo tertinggal di kamar, karena Dong Joo tergesa2 pergi ke rumah sakit. Soo Wan pun meninggalkan pesan suara untuk Dong Joo.
“Ini aku. Kau pasti sibuk. Tidak apa2. Aku akan menelpon lagi.” Ucap Soo Wan dan hendak menutup telepon tapi dia mengurungkannya dan melanjutkan pesan suaranya. “Sebenarnya,Dong Joo..... aku sangat gugup. Hari ini, seseorang memberiku matanya. Dan aku harus menunggu kemungkinannya. Apakah mengerikan?jika aku mendapatkan apa yang aku mau, seseorang harus kehilangan nyawanya. Jadi itu artinya aku harus berharap seseorang mati. Aku benar2 membenci diriku sendiri karena seperti ini. Tapi Dong Joo... walaupun kau tahu, kenyataannya aku orang yang seperti ini, aku berharap kau tidak membenciku. Itu akan satu juta kali lebih menyakitkan daripada aku tidak bisa melihat. Kau tidak akan membenciku kan? Iya kan?”
Sementara itu, Dong Joo sedang harap2 cemas di depan ruang operasi. Sedangkan dr Yoon bersama dokter lain sedang berjuang keras menyelamatkan nyawa Jung Hwa, orang yang diharapkan matanya oleh Soo Wan. Terjadi masalah sedikit saat operasi, tapi semua itu bisa diatasi oleh dr Yoon. Operasipun berhasil.
Dong Joo langsung bangkit saat melihat tim dokter keluar dari ruang operasi. Dia bertanya bagaimana hasil operasinya. Dr Choi menjawab kalau operasi berjalan lancar, “Meskipun kita belum tahu hasilnya, tapi kita beruntung.”
“Jadi, sekarang dia akan baik2 saja kan?” tanya Dong Joo cemas dan dijawab aggukan oleh dr Choi. Mendapat jawaban itu, Dong Joo sangat amat berterima kasih pada tim dokter yang sudah menolong ibunya.
Dokter yang bersama dr Choi berkata kalau Dong Joo seharusnya berterima kasih pada dr Yoon, karena dr Yoon lah yang berusaha keras menyelamatkan Jung Hwa. Mendengar itu, Dong Joo langsung mengejar dr Yoon dan mengucapkan terima kasih padanya. Melihat Dong Joo yang seperti itu, dr Yoon langsung memanggil dr Choi dan menyuruhnya untuk memindahkan Jung Hwa ke lantai empat.
Saat tau kalau lantai empat adalah ruang rawat VIP, Dong Joo jadi sedikit merasa tak nyaman. Melihat tingkah Dong Joo yang seperti itu, dr Choi langsung menyuruhnya untuk tidak perlu khawatir tentang biaya. Karena semuanya ditanggung dr Yoon.
Dong Joo pun lega,”tapi berapa lama lagi dia akan sadar? Aku meninggalkan adikku dengan tetangga.”
“Aku pikir sebentar lagi, jadi pergilah dan jangan khawatir.”jawab dr Choi.
Dong Joo berjalan pulang. Terlihat seorang pria berjas hitam mengawasi kepergian Dong Joo. Dia menelpon seseorang dan memberitahukan pada orang itu kalau operasi Jung Hwa berjalan lancar. Sepertinya pria itu adalah pelaku tabrak lari yang menabrak Jung Hwa. Mereka takut, kalau Jung Hwa sadar, mereka akan dalam kesulitan.
Terlihat seseorang berpakaian dokter diam2 masuk ke kamar Jung Hwa dan dia menyuntikkan sesuatu ke dalam infus JungHwa.
Dr Yoon yang tak sengaja melintas di tempat itu, seperti merasa ada seseorang yang keluar dari kamar Jung Hwa. Dr Yoon masuk ke kamar Jung Hwa dan dia langsung mengetahui kalau ada sesuatu yang salah pada Jung Hwa.
Dr Yoon langsung memanggil dokter yang lain. Sementara menunggu para dokter itu datang, dr Yoon melakukan CPR pada Jung Hwa. Tiba2 dr Yoon berhenti sejenak, dia teringat kalau JungHwa adalah pendonor mata untuk Soo Wan. Seperti terjadi perang batin di dalam hati dr Yoon, antara terus berusaha menyelamatkan JungHwa atau membiarkan dia mati, biar Soo Wan bisa melihat lagi.
Dong Joo baru sampai di rumah sakit saat para dokter bergegas masuk ke kamar Jung Hwa. Di kamar Jung hwa, dr Yoon masih terus melakukan CPR pada Jung Hwa. Dia terus menekan2 dada Jung Hwa.
Tim dokter datang dan mereka langsung menggunakan alat pacu jantung menyelamatkan Jung Hwa. Dong Joo melihat semua itu, air matanya langsung keluar saat melihat tim dokter panik menangani Jung Hwa.
Dr Yoon menggunakan alat pacu jantung lagi dengan kekuatan yang lebih tinggi. Tapi tetap tak terjadi respon apa2. Dr Yoon seperti orang frustasi langsung melempar jasnya dan melanjutkan CPR pada Jung Hwa dengan lebih keras.
Dr Choi yang sudah tahu kalau Jung Hwa tak bernyawa lagi, berusaha menghentikan dr Yoon. Tapi dr Yoon tetap ingin berusaha menghidupkan Jung Hwa. Seperti orang gila, dr Yoon memukul2 dada Jung Hwa, sampai Dong jOo masuk dan menghentikannya.
“Tolong hentikan. Tolong berhenti sekarang. Aku ingin dia berhenti kesakitan.” Ucap Dong Joo pada dr Yoon.
Dr Yoon mengerti, dengan langkah gontai dia keluar ruangan Jung Hwa.
“Pasien Yoon Jung Hwa, 28 Februari jam 5: 45 PM, telah meninggal dunia.” Ucap dr Choi.
Dong Joo menitikkan air mata mendengarnya. Saat perawat akan menutupi tubuh Jung Hwa, Dong Joo menghentikannya. Dia meminta waktu sebentar untuk bisa bersama ibunya.
Dr Yoon masih berada di koridor rumah sakit. Dia masih sangat shock dengan semua yang terjadi. Aku rasa dia merasa bersalah pada Jung Hwa sebagai dokter. Karena dalam hati kecilnya, dia menginginkan kematian Jung Hwa biar Soo wan bisa melihat lagi.
Dong Joo menemui dr Yoon dan meraih tangannya. Dong Joo berterima kasih atas semua usaha dr Yoon menyelamatkan ibunya. “Terima kasih dan aku tidak akan melupakan usaha yang sudah kau lakukan. Terima kasih.”
Tanpa bicara sepatah katapun, dr Yoon menarik tangannya dan pergi.
Bersambung
Sinopsis Angel Eyes Episode 2 Part 3