logo blog
Selamat Datang Di Blog Kompi Males
Terima kasih atas kunjungan Anda di blog Kompi Males,
semoga apa yang saya share di sini bisa bermanfaat dan memberikan motivasi pada kita semua
untuk terus berkarya dan berbuat sesuatu yang bisa berguna untuk orang banyak.
loading...

Sinopsis Legend Of Witch Episode 6 Part 3

Sinopsis Legend Of Witch episode  6 part 3. Part sebelumnya berakhir dengan kemarahan Aeng Ran karena Joo Ran sudah menggagalkan perjodohan Do Jin dengan putri dari pemilik Hanseo Retail. Joo Ran menggagalkannya dengan cara membeberkan cerita Mi O pada istri pemilik Hanseo Retail. Euuum... keluarga ini tidak akan pernah damai sepertinya. Hehehe... mau tau kelanjutannya? Yuk kita lanjut sinopsisnya.


Sinopsis Legend Of Witch episode  6 part 3


Setelah marah2 pada Joo Ran, Aeng Ran masuk kekamar dan langsung menelpon seseorang, dia meminta orang itu untuk segera mencaritahu informasi yang dia minta. Di ruangan kerjanya, Do Jin terus melihat surat perjanjian yang Mi O buat, dimana dalam surat itu Mi O berjanji akan menyerahkan bayinya dan menerima uang satu juta dolar sebagai kompensasi untuk pergi belajar ke luar negeri.

“bagaimana dia bisa meninggalkan aku dan anaknya hanya untuk uang satu juta?” ucap Do Jin kesal. Ternyata selama ini, Do Jin tidak tahu kalau Mi O dipenjara dan sudah kehilangan ayahnya juga.


Kita beralih pada Mi O yang sedang menabutkan abu ayahnya di sungai. Disana dia sendirian dan menangis. “Selamat tinggal, ayah... dalam kehidupan berikutnya... jangan punya anak perempuan sepertiku. Milikilah seorang putri yang manis dan baik dan hiduplah dengan bahagia.


Setelah menyelesaikan pemakaman ayahnya, Mi O pulang kembali ke sel bersama anaknya. Di dalam kamar sel, dia langsung disuguhi makanan yang sengaja teman-temannya simpan untuk dia. Melihat begitu perhatiannya teman-temanya pada dirinya, membuat Mi O terharu sampai menitikkan air mata.


Woo Seok sedang menyiapkan tempat tidur untuk Tuan Park. Tepat disaat dia akan keluar kamar, tak sengaja dia melihat kotak paket yang Bok Nyeo kirim untuk Tuan Park. Penasaran, Woo Seok pun melihat isinya yang ternyata sebuah rompi rajut. Dia juga melihat pengirim paket tersebut dan membaca nama Shim Bok Nyeo disana. Setelah mengingat-ingat, Woo Seok akhirnya tahu kalau pacar Tuan Park adalah Bok Nyeo, salah satu narapidana yang belajar memasak di kelas masaknya.

Tak lama kemudian Tuan Park muncul dan tanpa basa basi Woo Seok langsung menanyakan tentang paket tersebut. Tuan Park menjawab kalau itu hadiah yang dia dapatkan, tapi karena dia merasa hadiah itu terlalu berharga untuk dipakai, jadi dia meletakkannya kembali ke dalam kotak.

Woo Seok terlihat marah dan tak suka mengetahui ayah mertuanya berhubungan dengan seorang narapidana. Dia bahkan menyebutnya dengan sebutan wanita seperti ini.


“Seorang wanita seperti ini? Apa ada yang salah dengan Bok Nyeo? Jangan berprasangka buruk padanya karena dia dipenjara. Bok Nyeo adalah orang yang paling baik. Wanita yang tidak bersalah dan tanpa cacat yang pernah saya lihat di dunia ini.” Jawab Tuan Park dan Woo Seok pun sudah tak bisa berkata2 lagi.

Bok Nyeo dan teman-temannya sedang berkumpul untuk mendengarkan cerita dari Mi O tentang ayahnya. Mi O bercerita kalau ayahnya sudah menderita sakit hati sirosis sejak lama, ayahnya juga punya gagal ginjal. Mi O juga berpikir, kalau ayahnya pasti banyak minum alkohol karena dirinya.


“Ah, aku terlalu tertekan untuk tidak minum alkohol.” Ucap Poong Reum yang kemudian langsung beranjak dan mengambil minuman yang sudah dia buat dari jus jeruk dengan potongan buah-buahan dan rempah-rempah roti.  Seperti minuman gas lainnya, botol minuman yang Poong Reum buat juga mengeluarkan suara gas saat dibuka.

Tentu saja manager Kim mendengarnya dan datang. Dengan cepat Poong Reum langsung tengkurap dan berakting sedang kesakitan. Saat manager Kim bertanya suara apa itu, Poong reum menjawab kalau dia sedang sakit perut dan terus-terusan ke toilet. Untungnya, manager Kim percaya dan meninggalkan mereka tanpa memeriksa lebih lanjut ke dalam kamar.

Setelah manager Kim pergi, Poong Reum langsung menuangkan minumannya ke dalam gelas masing-masing. Mereka pun minum bersama sambil mendengarkan curhatan Mi O tentang dirinya.


“Aku pikir,aku benar2 orang jahat. Setelah melakukan pemakaman, aku sangat khawatir pada Kang Ddang melebihi kekhawatiranku pada ayahku.” Ucap Mi O dan Poong Reum langsung bertanya apa Mi O tak punya kerabat yang bisa mengurus Kang Ddang. Mi O hanya diam tak bisa menjawab.

“Kau akan memiliki orang2 seperti itu, ketika kau memiliki uang dan kesehatan. Setelah kau menjadimantan narapidana, kerabat dan teman-teman akan menghilang sekaligus.” Ucap Bok Nyeo.

“Lalu apa yang harus kita lakukan?Apa Kang Ddang akan di kirim ke panti asuhan?” tanya Poong Reum. Mendengar anaknya akan di bawa ke panti asuhan langsung membuat Mi O menangis dan berkata kalau dia lebih baik mati daripada membiarkan Kang Ddang dibawa ke panti asuhan. Karena dia tak bisa hidup tanpa Kang Ddang.

Saat rapat di ruangan Tae San, Joo Hee mengutarakan idenya tentang mengajak narapidana untuk menjadi tenaga kerja mereka di pabrik roti. Selain dapat meningkatkan citra perusahaan yang perduli pada kesejahteraan orang lain, mereka juga akan mendapatkan tenaga kerja yang murah. Ide Joo Hee langsung disetujui oleh Tae San.



Kita kembali ke lapas dimana Poong Reum yang terburu-buru menemui Bok Nyeo dan Soo In untuk memberitahu kalau Kang Ddang akan segera dibawa ke panti asuhan. Tepat disaat itu, Woo Seok datang untuk mengajar mereka kembali. Saat mengabsen,  Woo Seok menatap sejenak pada Soo In dan saat mengabsen Bok Nyeo, dia langsung teringat pada kata2 tuan Park tentang Bok Nyeo. Melihat Woo Seok terus menatapnya, Bok Nyeo pun bertanya apa ada sesuatu diwajahnya.

“Tidak, nevermind.” Jawab Woo Seok dan melanjutkan mengabsennya.


Belajar memasak pun dimulai. Mereka semua mengerjakan apa yang ditugaskan pada mereka dengan baik,kecuali Young Ok. Dia malah memakani telur-telur yang harusnya digunakan untuk membuat kue. Woo Seok kemudian mengecek apa yang Soo In lakukan, karena Soo In tak bisa melakukannya dengan cara yang benar, jadi Woo Seok pun mengajarinya  sambil memeluknya dari belakang.



Roti yang  mereka buatpun akhirnya matang. Karena tak sabaran Young Ok langsung memakannya, alhasil diapun kepanasan. Semua orang tertawa dibuatnya. Saat menutup kelas, Woo Seok memperingatkan Young Ok untuk tidak makan bahan-bahannya lagi kalau tidak Young Ok harus mengganti rugi semuanya. Tepat disaat itu, inspektur masuk ke dalam ruangan dan mengumumkan kalau perusahaan Shinhwa mengajak mereka bekerja sama. Jadi, pihak lapas akan mengirim beberapa narapidana untuk membantu pembuatan kue.



Mendengar pengumuman itu, Woo Seok langsung melihat ke arah Soo In yang menunduk. Diantara narapidana yang lain, hanya Soo In yang tidak bersemangat saat mendengar penghargaan untuk keikutsertaan dalam acara ini adalah pemotongan masa tahanan.


Tae San dan rombongan pun pergi ke pabrik pembuatan roti untuk bertemu dengan para narapidana yang membantu mereka dalam membuat roti. Tae San kemudian menyadari kalau Aeng ran sedang dalam kondisi mood yang tak bagus, dan bertanya kenapa. Aeng Ran menjawab kalau tekanan darahnya naik gara2 apa yang terjadi pada Do Jin. Untuk menghibur Aeng Ran, tae San pun mengatakan kalau dia akan mengajak Aeng Ran jalan2 setelah kunjungannya ke pabrik.

Soo In dan rombongan sudah sampai ke pabrik. Poong Reum bertanya kenapa Soo In tetap ingin bergabung dengan mereka, padahal sebelumnya Soo In menolak ikut. Soo In menjawab kalau salah satu dari mereka harus ada yang keluar penjara, agar bisa mengurus Kang Ddang.

“Jika aku beruntung, aku bisa dilepaskan saat Natal karena pengampunan khusus. Jadi jangan terlalu khawatir.” Ucap Bok Nyeo dan membuat semuanya lega.

Sebelum masuk ke ruangan pembuatan kue, semua narapidana di sterilisasikan terlebih dahulu. Di luar kita melihat Tae San dan rombongan sudah tiba. Mereka disambut oleh pengurus pabrik dan awal media. Tae San kemudian dibawa berkeliling pabrik dan akhirnya dia sampai ke ruangan dimana  Soo In dan kawan-kawan sedang mengecek kondisi roti.


Poong Reum melihat Wol Han, tak mau Wol Han nanti melihatnya, Poong Reum pun langsung pergi ke toilet. Berbeda dengan Poong Reum yang memilih bersembunyi, Soo In malah sengaja menemui Tae San dan rombongan. Dia bahkan membuka masker dan penutup kepalanya saat berhadapan dengan Tae San. Semua orang terkejut melihat Soo In. Karena sedang ada awak media yang mengikutinya, Tae San pun berusaha bersikap ramah pada Soo In dengan menyebut kalau Soo In adalah putri Shinhwa.


“Putri Shinhwa?” ucap Soo In dengan ekspresi marah. Tak mau terjadi keributan, Aeng Ran hendak mengajak Tae San pergi, namun Soo In mengalangi jalannya. “Anda sudah membuat orang yang tak bersalah masuk ke penjara. Dan sekarang anda memanggilku putri shinhwa? Bagaimana bisa anda mengataan hal itu sebagai manusia?ingatkah apa yang sudah anda lakukan padaku, ayah!” ucap Soo In marah. Seorang polisi datang untuk menenangkan Soo In  namun Soo In tak peduli,dia tetap melanjutkan kata-katanya. “Apakah anda tak takut tuhan? Apakah anda tidak takut saat bertemu dengan Do Hyun nanti? Bagaimana bisa anda melakukan hal itu padaku!”

“Itulah yang seharusnya aku beritahukan padamu. Untuk kepentingan suamimu yang sudah meninggal, kau seharusnya tidak bertindak murahan dan menjaga martabatmu.” Ucap Tae San dengan marah. Won Jae juga mendukung pendapat Tae San dan menyalahkan Soo In.

“Anda bukan manusia!! Kalian semua monster!!!” teriak Soo In.


“Beraninya kau bicara seperti itu padaku? Untuk seorang wanita miskin sepertimu dan aku sudah menerimamu sebagai menantu selama 3 tahun, seharusnya kau diam-diam saja. Beraninya kau mengeluh kepadaku seperti ini? Diamlah dan bayar semua kesalahanmu.” Teriak Tae San.



Soo In sudah tak tahan lagi dan diapun lepas kontrol. Dengan kemarahannya, Soo In melempari Tae San dengan roti-roti yang baru saja dipanggang.

Bersambung

Sinopsis Legend or Witch ep 7
Enter your email address to get update from Kompi Ajaib.
Print PDF
Next
« Prev Post
Previous
Next Post »

loading...
Copyright © 2013. Drama Populer - All Rights Reserved | Template Created by Kompi Ajaib Proudly powered by Blogger