Setelah bertengkar dengan Myeong Soo, malam harinya Soo Jin masih merasakan marah dan kesal padanya, sehingga dia sengaja mengirim komentar jelek pada webtoon karya Myeong Soo. Dia menulis kalau cerita webtoon-nya kuno dan gambarnya norak.
Pagi pun tiba, Soo Jin bangun dengan mata sembab. Bangun2 dia mendengar bunyi hanphone-nya dan itu adalah panggilan dari Eun Hye. Kabar yang disampaikan Eun Hye, benar2 membuat Soo Jin terkejut dan langsung pergi ke kantor.
Di kantor sudah menunggu dua pria berjas yang mencari direktur mereka.Ternyata mereka adalah dari “Cash Today” dengan kata lain adalah perusahan peminjaman. Salah satu pria berjas itu memberitahu Soo Jin kalau direkturnya sudah meminjam sejumlah pada mereka dan sekarang jangka waktu pembayaran sudah habis. Karena Direktur menggunakan nama perusahaan saat meminjam, jadi mereka pun menuntut agar perusahaan yang membayar semua hutang itu. Jika mereka tak mau membayar maka pihak Cash Today akan menyita semua barang diperusahaan tersebut.
Ingin meminta penjelasan, Soo Jin dan Eun Hye pun pergi ke rumah direktur mereka. Namun tak ada yang membukakan pintu untuk mereka. Tak ada jawaban, Soo Jin dan Eun Hye pun memutuskan untuk menunggu direktur di depan rumahnya. Setelah lumayan lama menunggu, akhirnya mereka melihat direktur yang baru saja pulang dari bermain golf.
Soo Jin dan Eun Hye langsung menyidangnya. Direktur memberi alasan kalau dia melakukan semua itu untuk mengobati anaknya yang sedang sakit. Sebagai ayah, dia merasa tak berdaya saat itu dan tak tahu harus berbuat apa lagi. Soo Jin yang tak tegaan, tak bisa berbuat apa2 saat direktur berakting memanggil nama ayah dengan nada memelas. Direktur berhasil menarik rasa simpti Soo Jin sehingga membuatnya tidak tega untuk melaporkannya kepolisi.
Soo Jin dan Eun Hye kembali ke kantor dengan perasaan hancur. Mereka menangisi nasip mereka dan perusahaan mereka. Tepat disaat itu, Eun Hye menerima telepon yang memberitahunya tentang film yang berjudul “Crossing Aknok River” sudah diambil oleh perusahaan Ji Hee. Untuk memastikannya, Eun Hye langsung mengeceknya di internet dan ternyata berita itu benar.
Tak membuang waktu lama, Soo Jin langsung pergi ke rumah Penulis Ahn untuk membicarakan semua itu, namun Penulis Ahn tak mau keluar untuk menemuinya. Bahkan dia malah menelpon polisi untuk mengusir Soo Jin dari rumahnya.
Karena tak bisa menemui Penulis Ahn, Soo Jin langsung pergi ke perusahaan Ji Hee. Soo Jin bahkan membuat keributan dengan keamanan, karena dia memang tak punya janji untuk bertemu dengan Ji Hee. Tepat disaat itu Ji Hee muncul dan dengan gaya sok elegannya, dia bertanya kenapa Soo Jin datang untuk menemuinya. Mendapat pertanyaan seperti itu tambah membuat Soo Jin emosi, namun dia tetap menahannya.
Ji Hee pun mengajak Soo Jin untuk bicara berdua dengannya. Basa basi Ji Hee menawari Soo Jin minum, namun tak dihiraukan oleh Soo Jin, dia langsung bertanya kenapa Ji Hee harus mengambil film miliknya. Ji Hee hanya menjawab kalau perusahaan yang cepatlah yang akan mendapatkan barang yang bagus. Karena sangat membutuhkan project film itu, Soo Jin pun membuang harga dirinya dan berlutut di depan Ji Hee. Dia meminta Ji Hee mengembalikan film itu padanya. Namun sayang Ji Hee tak sedikitpun bergeming. Dia tetap akan mengambil film itu dan tak akan perduli pada apa yang terjadi pada Soo Jin dan perusahaannya. Dia bahkan menyalahkan Soo Jin yang bertindak lambat.
Soo Jin kembali ke kantornya dan minum soju untuk meringankan beban pikirannya. Eun Hye yang duduk disampingnya terus bertanya2 apa yang akan mereka lakukan sekarang.
“Ini semua salahku, saat kau mengatakan akan pergi ke bank, aku seharusnya memeriksanya.” Ucap Soo Jin menyesal.
“Bagaimana bisa ini menjadi salahmu?” tanya Eun Hye dan Soo Jin menjawab kalau saat itu dia sedang terganggu oleh hal yang lain.
Eun Hye merasa kalau semua yang terjadi pada mereka tak adil, dia akan lebih menerima jika semua itu terjadi karena kinerja mereka yang buruk, bukan karena kecurangan orang lain. Eun Hye pun mengusulkan agar mereka melakukan sesuatu untuk membayar semua hutang itu. Mendengar pernyataan itu, sambil terus minum, Soo Jin bertanya apa yang bisa mereka lakukan sekarang.
Soo Jin pulang dengan kondisi mabuk berat, kedua ponakannya saja sampai berlari menghindarinya karena Soo Jin bau alkohol. Ji Hoon muncul dan mencium bau soju pada Soo Jin, karena sebelumnya Soo Jin berkata kalau dia akan mendapat uang investasi, jadi Ji Hoon dan Soo Gyeong pun mengira Soo Jin minum2 karena habis mendapatkan banyak uang. Tak bisa memberitahu kakak dan kakak iparnya itu tentang apa yang terjadi sebenarnya, Soo Jin pun hanya bisa mengangguk mengiyakan. Bahkan Soo Jin mengatakan kalau dia mendapatkan ratusan juta dolar. Mendengar hal itu, Soo Gyeong langsung meminta Soo Jin membelikan mesin cuci seperti yang pernah Soo Jin janjikan. Ji Hoon juga tak mau kalah, dia meminta Soo Jin untuk membelikannya laptop.
“Laptop dan mesin cuci. Kedengarannya bagus. Sebutkan semuanya, semuanya. Akan kulakukan semuanya. Kim Soo Jin akan melakukan semuanya!” ucap Soo Jin. Mendengar itu Soo Gyeom langsung menyuruh kedua anaknya tepuk tangan karena bibinya sekarang menjadi sangat kaya raya.
Soo Jin beranjak dan hendak pergi ke kamarnya, namun baru beberapa langkah berjalan, kaki Soo Jin tanpa sengaja menginjak mainan milik kedua ponakannya, sehingga membuat dia kesakitan dan terduduk. Saat terduduk, Soo Jin menangis seperti anak kecil. Soo Gyeom sekeluarga bingung melihat Soo Jin menangis seperti itu.
“Jika uanganya sudah didapat, kenapa dia menangis?” tanya Soo Gyeom pada suaminya. “Apa itu karena dia tak ingin menghabiskannya untukku?”
Ji Hoon hanya diam saja karena dia juga tidak tahu apa yang sedang terjadi pada Soo Jin.
Keesokanharinya, Soo Jin diajak ketemuan oleh Myeong Soo. Soo Jin bertanya kenapa Myeong Soo menelponnya dan mengajak ketemuan. Sebelum menjawabnya, Myeong Soo mengeluarkan uang yang sebelumnya dia terima dari perusahan Soo Jin.
“Aku pikir ini saat yang tepat mengembalikan ini.” Ucap Myeong Soo.
“Apa ini?”
“Uang kontrak yang aku terima.” Jawab Myeong Soo dan menambahkan kalau dia sudah menerima uang sebesar $3.000 dari perusahaan Soo Jin. Myeong Soo juga sudah tahu kalau perusahaan Soo Jin sekarang sedang mengalami kebangkrutan. Jadi kalau Soo Jin ingin meminta bantuannya, Myeong Soo bersedia membantu. Soo Jin lalu bertanya dari mana Myeong Soo tahu semua itu. Myeong Soo hendak menyebut nama Ji Hee, namun baru menyebut nama depannya saja da langsung stop. Tapi Soo Jin sudah bisa mengetahunya.
“Kau bertemu dengan Ji Hee?” tanya Soo Jin dan Myeong Soo menjawab kalau mereka bertemu untuk urusan pekerjaan. Ji Hee hendak memfilm-kan komiknya.
Mendengar hal itu, Soo Jin terlihat kecewa dan sedih.
“Ah, karena kau ingin bekerja dengan Ji Hee, kau datang untuk membatalkan kontrak dengaku? Jika kau mengatakan $ 3.000 yang sedikit ini hanya sebagai cadangan bagimu?”
“Aku tidak bermaksu seperti itu.”
“Baik lakukan saja. Bukan berarti kau tidak bisa bertahan dengan $ 3.000 ini. Hidupku mulai terlihat jelas setelah 32 tahun. Kau ingin merasakan hidup seperti benar2 hidup. Bukan berarti aku tidak mengerti sudut pandangmu tapi, pada akhirnya.... kau juga... orang asing.” Ucap Soo Jin dan mengusap air matanya. Soo Jin mencoba memakan makanan yang ada di hadapannya. Namun dia tetap tak bisa menahan air matanya. Jadi dia makan sambil menangis. Melihat Soo jin yang seperti itu, Myeong Soo pun merasa tak enak.
Myeong Soo kemudian menemui Ji Hee. Melihat kedatangan Myeong Soo, Ji Hee mengira kalau Myeong Soo datang untuk menandatangi kontrak, jadi dia pun menunjukkan kontrak yang sudah dia persiapkan. Saat Myeong Soo melihat kontrak tersebut, Ji Hee terus berkata kalau pilihan Myeong Soo untuk bekerja sama dengannya sangatlah tepat, dari pada dia bekerja sama dengan perusahaan kecil. Mendengar semua itu, Myeong Soo hanya tersenyum saat melihat ke arah Ji Hee.
Myeong Soo pergi ke halte bus, sesampainya dia di halte bus, hujan turun. Berada di halte bus dengan suasa hujan seperti itu, mengingatkan dia pada masa2nya bersama Soo Jin.
Flasback!
Soo Jin sedang menunggu di halte bis dengan kaki yang sakit. Kondisi saat itu sedang hujan lebat. Sedangkan Myeong Soo terus berusaha menunggu mobil yang melintas di jalan raya. Karena mereka tak mungkin terus berdiam diri di halte bis itu, Myeong Soo pun mengusulkan untuk berjalan kaki ke Seoul. Soo Jin sempat menolak untuk berjalan karena kakinya sakit, namun Myeong Soo tetap ingin pergi, jadi diapun menggendong Soo Jin. Soo Jin terlihat begitu senang di gendong Myeong Soo.
Saat berada di gendongan Myeong Soo, Soo Jin bertanya apa arah yang Myeong Soo ambil benar2 jalan menuju ke Seoul. Myeong Soo terlihat bingung, namun dia tetap meneruskan perjalananya.
“Siapa yang peduli.” Ucap Myeong Soo dan mereka terus berjalan menyusuri jalan tersebut.
Soo Jin masih di kantornya, dia sedang memberesi semua barang2nya. Saat akan berjalan keluar kantor dengan membawa semua barang2nya. Langkahnya langsung terhenti saat melihat Myeong Soo di hadapannya.
Mereka berdua kemudian pergi ke sebuah kedai. Sepertinya Myeong Soo sudah mengatakan pada Soo Jin, kalau dia akan bergabung dengan perusahaannya. Karena sekarang Soo Jin sangat baik pada Myeong Soo. Dia bahkan mencarikan daging yang sudah matang untuk Myeong Soo. Melihat Soo Jin yang sangat baik padanya, Myeong Soo pun iseng mengerjainya dengan menyuruh Soo Jin membungkuskan daging untuknya. Bukan hanya membukuskan daging, Myeong Soo juga meminta Soo Jin menyuapinya.
“Orang bodoh macam apa yang mau terlibat hanya dengan $ 3.000? aku orang bodoh.” Ucap Myeong Soo mengingat kembali kata2 Soo Jin padanya. “Kau bilang direktur yang membuat kontrak denganku tidak punya mata. Kau bilang itu seperti permainan anak-anak.”
Mendengar semua itu, Soo Jin langsung menekuk lututnya dan hendak mengucapkan permintaan maaf. Myeong Soo hendak menghentikannya karena banyak orang yang melihat mereka.
“Maafkan aku. Aku sedikit terburu-buru. Aku tidak tahu alasanku melakukannya. Aku pasti sudah gila. Benar! Aku pantas mati. Aku berani berbicara buruk tentang Penulis Bang Myeong Soo.” Ucap Soo Jin dan Myeong Soo bertingkah tak nyaman karena banyak yang mendengarkan apa yang Soo Jin katakan.
Namun saat Soo Jin menghentikan kata2nya, Myeong Soo malah berkata, “Lakukan lagi.”
“Tanpa melihatpun, aku mengatakan kalau aku akan menjadi produser. Benar. Mati saja, mati!” lanjut Soo Jin dan dia hendak membenturkan kepalanya ke meja, namun Myeong Soo menghentikannya, dia beranggapan kalau hal itu tidak akan membunuhnya. Myeong Soo lalu menguluskan tangannya dan menaruhnya ke meja dengan posisi jempol menghadap ke atas. Dia menyuruh Soo Jin memukul tangannya dengan kening. Soo Jin sempat ragu sesaat, namun dia kemudian terlihat sangat fokus pada tangan Myeong Soo, dengan sekuat tenaga dia membenturkan keningnya ke tangan Myeong Soo. Apa yang akan terjadi? Ternyata Myeong Soo dengan cepat menarik tangannya sehingga kening Soo Jin langsung membentur ke meja. Myeong Soo merasa puas sudah mengerjai Soo Jin.
Myeong Soo lalu mengajak Soo Jin minum bersama. Soo Jin sempat menolak karena dia tak boleh minum lagi, tapi karena Myeong Soo memaksanya, jadi dia tak punya pilihan lain.
Keesokanharinya, Soo Jin terbangun dengan kepala pusing di kamarnya. Dia benar2 sudah mabuk berat semalam. Soo Jin keluar kamar dengan sempoyongan. Saat dia sedang minum, Ji Hoon menunjukkan gratis keju padanya, melihat makanan yang terbuat dari keju itu, Soo Jin malah menjadi mual dan ingin muntah. Melihat tingkah adik iparnya itu, Ji Hoon hanya bisa geleng2 kepala.
Soo Jin berangkat ke kantor dengan kondisi masih sempoyongan dan terus ingin muntah2. Saat dia sedang menaiki tangga, seorang wanita melewatinya. Soo Jin tambah bingung saat mendapati wanita yang melewatinya tadi sedang duduk manis di kantornya. Soo Jin menghampirinya dan bertanya siapa kau? Bukannya menjawab wanita itu malah balik tanya, “dan siapa kau?” Soo Jin menjawab kalau dia pemilik kantor itu.
Eun Hye muncul dan langsung mengajak Soo Jin bicara berdua. Saat hanya berdua, Eun Hye bertanya apa yang sebenarnya Soo Jin lakukan bersama Myeong Soo semalam. Eun Hye menambahkan kalau wanita yang sedang duduk tadi datang untuk mencari Myeong Soo. Eun Hye juga memberitahu kalau wanita itu adalah karakter kucing dalam komik buatan Myeong Soo, dengan kata lain wanita itu adalah salah satu mantan kekasihnya Myeong Soo. Mendengar semua itu, Soo Jin langsung bertanya “siapa yang memangil wanita itu datang.” Eun Hye menjawab kalau wanita itu datang karena ada seseorang yang menghubunginya. Soo Jin lalu bertanya lagi siapa.
“Bagaimana menurutmu? Itulah alasan aku bertanya apa yang kalian berdua lakukan kemarin?” tanya Eun Hye kesal karena dia sangat yakin, salah satu diantara Soo Jin dan Myeong Soo lah yang menghubungi wanita itu.
Soo Jin langsung terperangah saat menyadari sesuatu.
Flashback!
Tadi malam Soo Jin dan Myeong Soo sama2 mabuk berat. Dalam kondisi mabuk, Soo Jin menyuruh Myeong Soo menghubungi semua mantan yang sudah dia tulis kisahnya dalam bentuk komik. Entah kenapa Myeong Soo pun menurut saja apa yang Soo Jin katakan. Dalam kondisi mabuk, Myeong Soo mengeluarkan ponselnya dan mengirim sms ke semua mantannya.
“OMG! Dimana Myeong Soo saat ini?” tanya Soo Jin setelah menyadari situasinya. Eun Hye menjawab kalau Myeong Soo tak lama lagi akan datang.
“Kenapa kau membiarkan dia datang?!” teriak Soo Jin pada Eun Hye karena saking paniknya.
Namun usaha Soo Jin untuk mencegah Myeong Soo tak bertemu dengan mantannya gagal, karena Myeong Soo sekarang sudah berdiri tepat di hadapan wanita itu. Dengan wajah sedikit tegang, Myeong Soo menghampiri wanita itu.
“Lama tak bertemu. Bagaimana kabarmu?” tanya wanita itu, Euuum... nama wanita itu adalah Na Ji A.
Tak mau terjadi sesuatu yang membahayakan di kantornya, Soo Jin pun menghampiri mereka berdua. Namun belum sempat Soo Jin mengatakan sesuatu yang bisa menjelaskan situasinya, tiba2 muncul seorang wanita lain dengan tampilan sexy dan langsung mencium Myeong Soo.
Melihat hal itu, Soo Jin langsung di tarik keluar oleh Eun Hye, sedangkan Ji A hanya tersenyum melihatnya. Wanita sexy itu bernama Ra Ra. Setelah mencium Myoeng Soo, Ra Ra kemudan memeluknya sembari berkata kalau dia sangat merindukan Myeong Soo. Myeong Soo sendiri masih dalam kondisi shock, jadi dia tak bisa melakukan perlawanan terhadap Ra Ra, dia hanya terus meminta Ra Ra menghentikan tindakannya itu.
Soo Jin bertanya pada Eun Hye, siapa wanita itu. Eun Hye menjawab kalau wanita itu dalam komik di ceritakan sebagai rubah. Soo Jin lalu bertanya lagi, sebenarnya ada berapa mantan Myeong Soo yang di tulis dalam komik. Eun Hye menjawab ada tiga.
“Jangan khawatir dengan yang ketiga.” Ucap Soo Jin yang merasa kalau mantan Myeong Soo yang ketiga adalah dirinya. Eun Hye yang tidak pernah tahu kalau Soo Jin dan Myoeng Soo pernah dekat, hanya menjawab kalau Soo Jin tidak tahu apa2. Dengan tersenyum, Soo Jin berkata kalau kepribandian dirinya sangat baik.
Tepat disaat itu, muncul seorang wanita yang sangat ganas, karena datang2 dia langsung menampar Myeong Soo.
“Ini singa. Singa betina!” ucap Eun Hye saat melihat mantan kekasih Myeong Soo yang ketiga.
Myeong Soo sendiri hanya senyum2 saja padahal dia baru saja mendapat sebuah tamparan.
Euum.. kasian Soo Jin, padahal dia sudah sangat pede mengira kalau dialah mantan kekasih Myeong Soo yang ketiga. Apa yang akan terjadi pada Soo Jin, kalau dia tahu kalau dia tak dianggap kekasih oleh Myeong Soo... jangan kemana2 tunggu terus kelanjutan drama ini.
Bersambung
Sinopsis Ex-Girlfriend Club Episode 2 dari mbak fifin.