Soo Jin dan Myeong Soo berjalan pulang. Yeong Jae yang melewati mereka hendak memberikan tumpangan namun mereka tolak. Tentu saja mereka tidak akan menumpang karena Hwa Young terus melihat ke arah mereka dengan tatapan melotot. Setelah Yeong Jae pergi, Myeong Soo bertingkah seolah2 dia sedang menembak dan mengebom ke arah mobil Yeong Jae. Dia merasa akan meledak setiap kali berhadapan dengan Hwa Young dan pacarnya.
Dengan wajah tersenyum, Soo Jin berkomentar kalau tunangan Hwa Young adalah orang yang punya sopan santun. Namun Myeong Soo yang tak senang mendengar pujian itu, langsung menjawab kalau Yeong Jae bisa menduduki jabatannya sekarang pasti karena koneksi keluarganya, bukan karena kemampuannya.
“Dia orang yang baik. Dia juga tampan.” Ucap Soo Jin.
“Kau juga suka pria dengan gaya seperti itu? Hey, Kim Soo Jin.... kau hanya pilihan terakhir untuk mereka.”
“Ya, aku wanita yang terakhir.... Aku benar2 suka pria kaya.” Jawab Soo Jin yang kemudian mengungkapkan rasa irinya pada Hwa Young yang berhasil mendapatkan pria seperti Yeong Jae. Mendengar itu Myeong Soo terlihat kesal dan dia pun menyuruh Soo Jin untuk meminta Hwa Young memperkenalkan dirinya dengan pria2 kaya seperti itu.
Soo Jin lalu berkata kalau Yeong Jae berada di level yang berbeda dengan Myeong Soo, karena Yeong Jae bertekad mengurus seorang wanita di sisa hidupnya. Dan semua itu bisa membuktikan kalau Yeong Jae adalah pria yang sangat dewasa.
“Bagaimana dirimu? Bagaimana dirimu?” tanya Soo Jin sambil melihat Myeong Soo secara keseluruhan. Mendengar semua itu membuat Myeong Soo kesal dan dia pun langsung meminta baju yang dia pinjamkan pada Soo Jin. Tentu saja Soo Jin tak mau, dia langsung berlari pergi dan Myeong Soo mengejarnya.
Keesokanharinya, Soo Jin dan Myeong Soo menemui Hwa Young untuk membicarakan film mereka. Hwa Young meminta Myeong Soo merevisi naskah seperti permintaan investor dari China. Tentu saja Myeong Soo tak bisa melakukannya, namun Soo Jin berkata iya dan dia berjanji akan merevisi naskah sampai batas waktu yang diberikan.
Hwa Young lalu memberitahu mereka kalau pertemuan dengan Jo Geon akan dilakukan besok. Mendengar nama Jo Geun, Eun Hye terkejut dan Soo Jin pun langsung pamer dengan berkata kalau dia kemarin sudah bertemu dengan Jo Geon. Ya... sepertinya mereka berdua sangat mengidolakan Jo Geun. Mendengar Soo Jin begitu memuji Jo Geon, Myeong Soo langsung memotong dengan berkata kalau Jo Geon tidak punya daya tarik apa2.
Karena ada yang harus dibicarakan berdua dengan Soo Jin, jadi Hwa Young pun mengajak Soo Jin bicara berdua. Ternyata yang ingin Hwa Young tau adalah tentang Jo Geon. Karena Soo Jin penggemar Jo Geun, jadi Hwa Young berpikir Soo Jin banyak tahu tentang Jo Geon. Soo Jin menjawab kalau Jo Geon punya emosi yang unik.
“Karena dia adalah anak dari keluarga kaya, dia tidak membutuhkan uang. Dia hanya yakin pada sesuatu, jika dia mempercayainya.” Jawab Soo Jin dan Hwa Young bertanya lagi, apa jadinya jika bekerja sama dengannya. Soo Jin menjawab karena dia berasal dari keluarga berada jadi dia tidak pernah mendengarkan perkataan orang lain, sehingga membuat hubungannya dengan staf jadi tidak baik. Bahkan ada rumor kalau semua tim produksi meninggalkan dirinya. Namun walaupun begitu, Soo Jin berani mempertaruhkan namanya sebagai produser untuk menjamin kalau Jo Geon tidak akan bertingkah semaunya di produksi film mereka.
Karena akan kedatangan Jo Geon, Soo Jin dan Eun Hye mulai membersihkan kantor mereka. Selagi Soo Jin dan Eun Hye sibuk beberes, Myeong Soo hanya fokus pada komputernya. Sepertinya dia tidak terlalu senang dengan penyambutan para gadis untuk Jo Geon. Sangat merasa tak nyaman, Myeong Soo pun menghampiri Soo Jin dan bertanya kenapa mereka melakukan semua itu. Namun Soo Jin tidak menjawab. Myeong Soo lalu bertanya tentang apa yang Hwa Young katakan padanya tadi. Karena menurutnya Soo Jin dan Hwa Young terlihat akrab akhir2 ini. Myeong Soo lalu menebak kalau semua itu pasti karena fakta tentang Hwa Young merupakan salah satu tokoh yang ada di cerita komik itu.
“Hei, aku tidak bisa melakukan itu. Bukankah kau harus berbicara denganku dulu? Aku belum mengatakan apa2 dengan mulutku sendiri.” Ucap Myeong Soo kesal.
“Jika pernikahan Hwa Young dibatalkan, siapa menurutmu yang akan terkena imbasnya?” tanya Soo Jin dan Myeong Soo menjawab kalau semua itu tidak ada hubungan dengan dirinya. Soo Jin lalu berkata dengan tegas kalau sampai pernikahan Hwa Young gagal maka nasib mereka juga selesai, jadi dia meminta Myeong Soo untuk tidak berkomentar apa2 di depan Jo Geon nanti.
Myeong Soo kesal dan berkata kalau dia tidak melakukan kesalahan apa2, dia juga mengancam kalau dia sampai merasa kesal maka dia akan berteriak dan mengatakan kalau dia adalah mantan pacar Hwa Young. Reflek Soo Jin langsung meminta Myeong Soo diam.
Myeong Soo lalu bertanya kenapa Soo Jin jadi begitu tunduk pada Jo Geon. Soo Jin tak sempat menjawab karena orang yang mereka bicarakan sudah datang. Soo Jin pun langsung menghampiri Jo Gwon. Dia dan Eun Hye begitu berusaha untuk bersikap baik pada Jo Gwon, karena mereka takut Jo Gwon marah gara2 apa yang Myeong Soo katakan tentangnya.
Saat Soo Jin bertanya tentang pendapat Jo Gwon mengenai naskah dari mereka, tanpa basa basi Jo Gwon langsung menjawab kalau naskah itu adalah yang terburuk yang pernah dia liat. Dia menambahkan kalau dia tak bisa masuk ke dalam ceritanya. Mendengar itu Myeong Soo berkomentar kalau Jo Gwon seperti itu pasti karena dia tak punya mata yang baik untuk sebuah produksi film. Tentu saja setelah Myeong Soo berkomentar seperti itu, Soo Jin langsung menatap tajam kearahnya. Dia marah karena Myeong Soo bersikap sembarangan pada Jo Gwon.
“Aku punya mata yang baik untuk orang2.” Ucap Jo Gwon yang kemudian mengomentari tentang kondisi kantor Soo Jin yang dia nilai kumuh. (what! Padahal tu ruangan sudah dibersihkan oleh Soo Jin dan Eun Hye dengan begitu teliti). Saat menghampiri Myeong Soo, Jo Gwon melihat penghargaan yang Soo Jin dapatkan. Sambil melihat penghargaan itu, Jo Gwon lalu mengaku kalau dialah jurinya. Tentu saja hal itu membuat Soo Jin terkejut. Ya.... saat penghargaan itu diberikan, Soo Jin tidak datang karena kesibukannya. Soo Jin tambah terkejut saat Jo Gwon mengakui kalau dia sangat mencintai karya Soo Jin itu. Myeong Soo yang melihat dan mendengar semuanya, langsung memperlihatkan ekspresi tak senangnya.
Soo Jin, Eun Hye dan Myeong Soo sekarang sudah berada di sebuah kedai. Mereka minum dan makan bersama. Mereka membahas tentang Jo Gwon yang menyukai karya Soo Jin. Pembicaraan mereka kemudian beralih pada Myeong Soo yang ternyata suka membuat komentar sendiri pada webtoon-nya, semua itu agar dia merasa ada yang mengakui karya-nya.
(hehehhe... kalo aq sendiri kayaknya belum pernah deh.. nyaman jadi anonim buat komentar di postingan blog)
“Aku juga suka menjadi diakui. Aku merasa bersyukur. Tapi itu tidak mengubah apapun sekarang. Ini bukan hanya sekali atau dua kali dimana aku diangkat tinggi2 dan kemudian dilemparkan ke tanah.” Ucap Soo Jin dan Eun Hye meyakinkan Soo Jin untuk tidak terlalu khawatir karena semuanya akan baik2 saja.
“Nikmati saja. Seorang pria normal mengatakan dia mencintaimu. Itu keajaiban.” Ucap Myeong Soo pada Soo Jin dan tentu saja itu membuat Soo Jin kesal.
Karena suasana diantara mereka sedang bagus, jadi Eun Hye meminta Soo Jin untuk bersantai dan menikmati minum2 bersama. Tepat disaat itu, Myeong Soo mendapat telepon dari seseorang dan itu membuat dia langsung berjalan pergi untuk mengangkatnya. Soo Jin terlihat tak senang saat Myeong Soo mengangkat telepon itu, sepertinya dia cemburu. Eun Hye lalu bertanya kenapa akhir2 ini Hwa Young bersikap baik pada mereka.
“Pemimpin Tim Jang? Aku memilikinya di telapak tanganku.” Jawab Soo Jin, namun dia tak bisa memberitahu Eun Hye tentang rahasia Hwa Young yang dia punya. Dia hanya menyuruh Eun Hye untuk percaya padanya, kalau dia bisa membuat 10 juta penonton untuk film mereka.
Selesai menerima telepon, Myeong Soo balik lagi dan mengatakan kalau dia harus segera pergi karena ada urusan. Tentu saja hal itu membuat Soo Jin kesal namun dia tidak bisa menahan Myeong Soo pergi, yang hanya bisa dia lakukan adalah minum soju bersama Eun Hye untuk membuang kekesalannya.
Ternyata Myeong Soo pergi ke restoran Ji A. Dia kesana untuk membantu Ji A yang sedang kerepotan karena banyak sekali pelanggan. Setelah restoran tutup, Myeong Soo juga mengantarkan Ji A pulang. Saat berada di depan rumah Ji A, Myeong Soo terlihat seperti khawatir karena Ji A tinggal sendirian, namun Ji A berkata kalau dia tak mau di khawatirkan, jadi diapun menyuruh Myeong Soo pulang.
Ji A benar2 merasa kesepian saat berada di dalam rumah. Dia kemudia melihat ke luar rumah dan mencari keberadaan Myeong Soo. Dia terlihat tambah sedih saat tak menemukan Myeong Soo. Tanpa dia sadari, kalau Myeong Soo sebenarnya belum pergi. Dia sedang berada di depan pintu rumah Ji A dan Ji A tak bisa melihat keberadaannya dari balkon. Myeong Soo sendiri sedang dalam dilema antara menemani Ji A atau tidak. Dia terlihat ragu saat akan memencet bel dan pada akhirnya dia memutuskan tak memencet bel.
Soo Jin pulang dalam keadaan mabuk, seperti biasa dia terus mengejar ponakan-ponakannya dan ingin mencium mereka. Dengan perasaan senang, Soo Jin memberitahu kakaknya kalau mendapatkan pujian dari sutradara terekenal. Namun sayang, Soo Gyeong tak terlalu tertarik pada hal tersebut.
“Kau... deposit untuk apartemen studiomu hilang. Apa yang akan kau lakukan tentang hal itu? karena kau melakukan itu, apa kau tahu berapa banyak kekuranganku? Membuat keributan mengatakan kau akan pindah, karena kau membuang-buang uang seperti itu.... “ ucap Soo Gyeong kesal.
“Kau tunggu saja. Aku punya perasaan yang benar2 baik dengan yang satu ini, seperti ledakan! Bang!”
“Lagi, kau terlalu bersemangat untuk hal2 yang bahkan belum terjadi. Aku harusnya memukulmu. Bang!”
Soo Jin yang masih optimis pada project-nya, dengan pedenya berkata kalau dia yang akan membayar semua tagihan milik kakaknya itu. Tapi Soo Gyeon tak percaya akan hal itu, karena memang selama ini, Soo Jin tak pernah merealisasikan apa yang dia katakan.
Ra Ra ngajak Hwa Young ketemuan di restoran dekat kantornya. Takut semua orang tahu hubungannya dengan Ra Ra, Hwa Young menemuinya dengan diam2, namun Ra Ra tak perduli akan hal itu. Dia meminta Hwa Young untuk menemukan dirinya dengan Jo Gwon. Tentu saja Hwa Young tak bisa melakukannya.
Kita beralih pada orang yang ingin Ra Ra temui, sekarang dia sedang menunggu kedatangan Soo Jin untuk membicarakan tentang film mereka. Namun Jo Gwon tak mau membicarakannya di ruangan itu jadi dia mengajak Soo Jin pergi keluar mencari udara segar.
Masih di restoran sebelumnya, Ra Ra terus membujuk Hwa Young untuk mempertemukannya dengan Jo Gwon. Karena tak mau ada masalah Hwa Young menolak permintaan Ra Ra. Namun sialnya, saat Hwa Young hendak pergi, dia malah berpapasan dengan Soo Jin dan Jo Gwon. Tentu saja hal kesempatan tersebut tak dibuang begitu saja oleh Ra Ra, dia langsung menghampiri mereka bertiga. Saat Jo Gwon bertanya apa hubungan Ra Ra dan Hwa Young, reflek Hwa Young menjawab kalau Ra Ra adalah teman sekelasnya waktu SMA. Ra Ra pun mau tak mau mengikuti drama Hwa Young dengan membenarkan apa yang Hwa Young katakan.
“Kau memanggilnya unnie walaupun usia kalian sama?” tanya Jo Gwon dan Hwa Young dengan cepat menjawab kalau semua itu karena ulang tahunnya lebih dulu dari Ra Ra.
Tak mau berlama-lama menghabiskan waktu bersama Ra Ra yang bisa menjadi bom waktu buat mereka, Soo Jin pun mengajak Jo Gwon segera membicarakan masalah film-nya. Tapi Jo Gwon malah mengajak Ra Ra dan Hwa Young untuk bergabung bersama mereka, tentu saja mereka berdua tak bisa menolaknya, terlebih Ra Ra yang memang sangat menginginkannya.
Ra Ra merekomendasikan restoran kepada Jo Gwon dan itu adalah restoran milik Ji A. Ra Ra tetap melakukan itu, walau sudah mendapatkan tanda “jangan” dari Hwa Young dan Soo Jin. Saat melihat restoran Ji A, Jo Gwon menyukainya. Ji A hanya terlihat bingung dengan kedatangan mereka, apalagi melihat Hwa Young yang terus-terusan mengisyaratkan padanya untuk tidak bicara apa2.
Ji A lalu bertanya apa yang membawa mereka semua datang dan siapa pria yang bersama mereka itu. Soo Jin menjawabnya dengan mengatakan kalau pria itu adalah sutradara untuk film mereka. Jo Gwon terus memperhatikan wajah Ji A dan kemudian dia berkomentar kalau Ji A seperti kucing dan kemudian dia beralih pada Ra Ra dan menyebut Ra Ra seperti rubah. Mendengar itu Hwa Young terlihat lemas, karena Jo Gwon bisa dengan cepat mengetahuinya, dia sangat takut Hwa Young mengetahui dengan cepat siapa dirinya. Namun sebelum Jo Gwon bertanya-tanya siapa karakter satunya, Soo Jin langsung mengalihkan topik pembicaraannya pada makanan.
Tepat disaat mereka semua sedang melihat menu makanan, Myeong Soo datang dan tentu saja dia bertanya2 kenapa mereka semua berkumpul disana. Ji A dan Ra Ra menanggapi kedatangan Myeng Soo dengan santai, berbeda dengan Hwa Young dan Soo Jin yang terlihat cemas, mereka cemas kalau sampai Jo Gwon tau semua tentang mereka.
Agar Myeong Soo tahu situasi yang terjadi, Soo Jin pun langsung menghampirinya dan berkata kalau mereka semua sedang makan malam bersama teman sekelas Hwa Young yaitu Ra Ra. Walaupun terlihat bingung, Myeong Soo pun tak berkomentar apa2.
“Kenapa kau kesini?” tanya Jo Gwon pada mYeong Soo.
“Aku.....” jawab Myeong Soo ragu saat melihat Hwa Young memberinya kode. “Mampir untuk bertemu seseorang.”
“Siapa?” tanya Jo Gwon lagi dan itu membuat Myeong Soo bingung menjawabnya. Ntah apa yang dipikirkan Hwa Young, ditengah kebingungan Myeong Soo menjawab dia malah mendorong Soo Jin kepelukannya.
“Oh, kau datang untuk bertemu dengan Soo Jin kan? Mereka berdua berkencan.” Ucap Hwa Young pada Jo Gwon. Tentu saja mendengar pernyataan Hwa Young membuat semuanya terkejut.
Karena melihat Hwa Young yang memohon pada mereka untuk mengiyakan apa yang dia katakan, jadi Soo Jin dan Myeong Soo pun mau tak mau mengakui kalau mereka berdua benar2 pacaran. Wkkwkw..... tapi ekspresi mereka itu loh.... ekspresi terpaksa.
Bersambung
Sinopsis Ex-Girlfriend Club episode 5 dari mbak fifin
1 komentar:
Very nice blog you haave here
Balas