Sinopsis Goddess of Fire, Jung Yi Episode 17 Part 2. Saat aku akan memposting sinopsis ini, aku sempatin baca komen yang tertunda, betapa gak enaknya baca komen dari orang yang namanya Indah Novianty yang bilang kalau dia jadi males baca sinopsis karena gak ada gambar dan karena lambat postingnya. Yang pertama mau aku bilang, aku gak sempet motong foto karena sibuk, minggu depan aku mau ikut tes CPNS, dan aku baru bisa nulis sinopsisnya aja. So.... kalau gak mau dan males baca sinopsis buatanku.... silahkan saja... aku juga gak perduli, aku nulis juga karena hobi, bukan untuk dapet tekanan untuk disuruh update nulis.
Sinopsis Goddess of Fire, Jung Yi Episode 17 Part 1
Sinopsis Goddess of Fire, Jung Yi Episode 17 Part 2
Tanpa ragu, Hwa Ryung duduk di tempat duduk Ketua Son, dia seolah-olah adalah pemilik dari tempat itu. Jung Yi langsung menanyakan kebenaran tentang Hwa Ryunglah yang mengatakan identitas dia yang sebenarnya pada Kang Chun. Tanpa sedikitpun rasa bersalah Hwa Ryung mengiyakan.
"Terima kasih, berkat dirimu aku bisa mendapatkan namaku dengan cepat. Jika kau tidak melakukannya, mungkin akan lebih sulit bagiku. Aku benar-benar berterima kasih.” Ucap Jung Yi yang masih menganggap kalau Hwa Ryung masih sahabatnya.
Dengan angkuh Hwa Ryung berkata kalau dia melakukan itu semua bukanlah untuk Jung Yi, tapi untuk dirinya sendiri karena dia ingin menjadi orang yang berhasil. Hwa Ryung ingin dipandang oleh Kang Chun, jadi dia memilih mengkhianati Jung Yi.
Jung Yi terlihat sedih, dia mengingatkan Hw ryung kalau mereka adalah teman baik dari dulu. Hwa ryung hanya mengatakan kalau itu dulu.
Ratu memanggil Tae Do dan bertanya kenapa dia tidak melaporkan kalau P Gwang Hae begitu memperhatikan Jung Yi. Ratu memberitahu Tae Do kalau Jung Yi adalah cinta pertama P Gwang Hae, saat terdengar berita kematian Jung Yi, P Gwang Hae bertahun-tahun berada dalam keputus-asaan. Ratu pun menyuruh Tae Do untuk membawa Jung Yi menghadap dirinya.
Tae Do datang ke Bun Won membawa sebuah tandu, melihat tandu itu Yook Do yang baru datang bertanya pada Tae Do, siapa orang yang hendak dia bawa ke istana untuk menemui Ratu In Bin. Betapa terkejutnya Yook Do saat dia mengetahui orang yang ingin ratu temui adalah Jung Yi.
Yook Do langsung menyampaikan semua itu pada ayahnya yang juga tidak tahu kalau Ratu ingin menemui JungYi. Yook Do panik kalau ratu sampai menyukai Jung Yi karena jika itu terjadi, kedudukan Jung Yi akan naik. Kang Chun pun mulai berpikir kalau Ratu ingin mengganti dirinya.
Jung Yi sedang berpikir tentang vas yang cocok untuk Ratu. Kakek Moon datang dan menyuruh Jung Yi untuk cepat mulai membuat vas. Jung Yi mengatakan kalau dia sedang bingung akan membuat vas bunga yang mulut nya sempit atau yang lebar. Jung Yi meminta ide dari kakek Moon, tapi kakek Moon mengatakan kalau itu adalah hal yang harus ditentukan Jung Yi sendiri.
Jong Soo datang dan memberitahu Jung Yi kalau ada sebuah tandu untuk membawa Jung Yi pergi istana. Kakek Moon yang mendengarnya terlihat penasaran, tentang siapa sebenarnya yang ingin bertemu dengan Jung Yi.
P Gwang Hae menemui Jung Yi dan memberi sedikit nasehat sebelum Jung Yi pergi menemui Ratu. Dia menyuruh Jung Yi berhati-hati karena mulai sekarang dia akan masuk ke sarang singa. Yups! Tentu saja P Gwang Hae tau seperti apa ratu In Bin yang sebenarnya, tapi P Gwang Hae tidak ingin memberitahu semua orang keburukan ibu tirinya itu.
“Jangan berbicara terlalu banyak, jawab saja semua pertanyaanya dengan singkat ya atau tidak.” Pesan P Gwang Hae, dia juga menambahkan jika Ratu bertanya tentang hubungan mereka, Jung Yi harus mengatakan tidak ada apa-apa.
Jung Yi bingung kenapa Ratu akan bertanya hal seperti itu. Dengan polosnya Jung Yi mengatakan kalau memang Ratu bertanya seperti itu, dia juga akan menjawab tidak ada hubungan apa-apa karena memang tidak ada. Pernyataan Jung Yi sedikit membuat P Gwang Hae kecewa. Hahhaaha... kasian, ditolak secara tidak langsung.
Di ruangannya Kang Chun terlihat memikirkan sesuatu. Dia kemudian memanggil anak buah kesayanganya, Ma Poong. Hahhaha... aku sebut gitu karena Kang Chun begitu percaya pada Ma poong untuk melakukan semua hal. Kang Chun menyuruh Ma Poong, melakukan rencananya. Euuum... disini Kang Chun tidak mengatakan apa rencana yang dia maksud. Jadi penasaran juga dah.
Dalam hati Kang Chun berkata, “Yoo Jung... vas-mu akan hancur berkeping-keping di dalam tungku pembakaran.”
Ternyata Kang Chun akan melakukan hal yang sama saat dia berusaha mengalahkan kakek Moon, yaitu dengan melakukan kecurangan pada tungku pembakaran.
Jung Yi sudah sampai di istana dan sudah berhadapan dengan Ratu. Basa basi ratu mengatakan kalau dia sangat menanti-nanti vas yang akan dibuatkan oleh Jung Yi. Tidak mau membuang kesempatan, Jung Yi memberanikan diri untuk bertanya apa yang ingin dia ketahui tentang Ratu.
Pertanyaan pertama, Jung Yi bertanya tentang bunga apa yang Ratu sukai? Ratu menjawab kalau dia suka semua bunga musiman, seperti kumpulan bunga poni. Jung Yi bertanya lagi apakah Ratu suka bunga dengan kelopak yang besar?
Jung Yi langsung mengeluarkan peralatan menggambarnya, dan mencatat hal-hal penting tentang bunga kesukaan ratu. Setelah itu Jung Yi meminta izin pada Ratu untuk mengukur lengan Ratu, dan Ratu mengizinkan.
Jung Yi kemudian menunjukkan beberapa gambar vas yang sudah dia buat. Ratu yang terus memperhatikan wajah Jung Yi langsung berkomentar kalau Jung Yi cantik, jadi tidak heran kalau P Gwang Hae memperhatikannya.
Mendengar itu, Jung Yi langsung membantah kalau P Gwang Hae memperlakukan dia sama seperti pekerja Bun Won yang lainnya. Jung Yi mengaku kalau P Gwang Hae bahkan lebih sering memarahinya. Ratu berkata kalau P Gwang Hae memarahi Jung Yi karena dia menyukai Jung Yi.
Ratu kemudian membahas tentang takdir istimewa yang terjadi antara P Gwang Hae dan Jung Yi. Jung Yi hanya terdiam.
“Seorang pria tidak akan melupakan cinta pertamanya.” Ucap ratu.
Jung Yi dalam perjalanan kembali ke Bun Won, dia terus teringat pada apa yang diucapkan oleh Ratu kalau seorang pria tidak akan melupakan cinta pertamanya. Mengingat itu jantung Jung Yi langsung berdegub kencang.
Sampai di Bun Won, Jung Yi langsung menemui P Gwang Hae dan mengatakan kalau dia sudah pulang. P Gwang Hae bertanya apa Jung Yi sudah melakukan apa yang dia suruh untuk menjawab “Ya” dan “Tidak”. Jung Yi hanya diam tak menjawab. Melihat itu P Gwang Hae dapat menebak kalau Jung Yi tidak melakukan apa yang dia perintahkan.
P Gwang Hae lalu bertanya tentang apa saja yang Ratu katakan. Jung Yi menjawab kalau ratu seperti sudah salah mengerti tentang hubungan mereka berdua. P Gwang Hae bertanya apa yang Jung Yi jawab.
Jung Yi menjawab kalau dia sudah mengatakan yang sebenarnya pada Ratu kalau P Gwang Hae dan dirinya tidak mungkin punya hubungan, tidak akan pernah terjadi dan tidak akan bisa terjadi.
Lagi-lagi, P Gwang Hae terlihat kecewa dengan jawaban Jung Yi, tapi dia tidak bisa menyalahkannya. Jung Yi juga berjanji kalau dia tidak akan selalu menempel pada P Gwang Hae, agar semua orang tidak salah paham tentang hubungan mereka. Mendengar Jung Yi yang terus – terusan mengatakan kalau diantara mereka tidak akan pernah terjadi apa-apa, membuat P Gwang Hae kesal, dan langsung menyuruh Jung Yi keluar.
Jung Yi keluar, tapi dia membuka kembali pintunya dan mengintip. Apa yang Jung Yi intip, yang dia intip adalah tempat penahan kuas milik P Gwang Hae. Dia langusng meminta P Gwang Hae untuk meminjamkan penahan kuas itu padanya.
Setelah mendapatkan penahan kuas itu, Jung Yi mulai membuat sebuah vas yang terinspirasi dari penahan kuas itu. Tentu saja Jung Yi membuat vas dengan bantuan dari kakek Moon.
Kita beralih pada Ketua Son yang mengatakan pada Hwa Ryung kalau berita tentang Jung Yi yang membuatkan vas untuk Ratu sudah menyebar keseluruh kota. Tak mau membuang kesempatan untuk mendapatkan keuntungan yang besar, dia menyuruh Hwa Ryung untuk mendapatkan vas bunga yang Jung Yi buat, karena Jung Yi tidak mungkin hanya membuat satu vas bunga. Hwa Ryung langsung menyanggupinya.
Jung Yi sedang menggambar vas bunga buatannya. Hwa Ryung benar-benar datang untuk membeli vas bunga ekstra yang Jung Yi buat. Namun Jung Yi yang tau peraturan di Bun Won, tidak berani menjual vas bunga itu secara pribadi pada Hwa Ryung.
Ma Poong menemui beberapa orang dan membeli bubuk peledak pada orang tersebut. Euuum ternyata itu yang akan digunakan Kang Chun untuk menghancurkan tembikar buatan Jung Yi dengan cara meledakkan tungku pembakaran. Setelah menerima bubuk peledak itu Kang Chun keluar untuk melihat tembikar buatan Jung Yi yang akan di glasir.
Di ruangannya, Kang Chun kembali melihat bubuk peledak itu. Jung Yi datang dan Kang Chun langsung menyimpan bubuk peledak itu. ternyata Kang Chun yang memanggil Jung Yi, basa basi Kang Chun memuji tembikar yang sudah Jung Yi buat.
Kang Chun menyuruh Jung Yi untuk membakar tembikarnya sendiri, agar selain Jung Yi bisa memberikan vas bunga yang bagus untuk Ratu, Jung Yi juga bisa mengubah isu tentang dewa tungku yang murka jika ada seorang wanita di depan tungku pembakaran.
Weeeuw.... rencana Kang Chun, sadis banget... selain ingin menghancurkan tembikar Jung Yi, dia juga ingin mencelakakan Jung Yi.
Jung Yi mengembalikan tempat penahan kuas milik P Gwang Hae, karena P Gwang Hae ingin tahu Jung Yi menggunakannya untuk apa, jadi Jung Yi mengajak P Gwang Hae untuk melihat guci yang sudah dia buat.
Jung Yi membuat vasnya dengan lobang-lobang penahan di dalamnya seperti yang terdapat pada penahan kuas. Bukannya mendengarkan semua penjelasan Jung Yi, P Gwang Hae malah terus tersenyum dan hanya memandangi wajah Jung Yi.
Saat P Gwang Hae mengatakan kalau dia akan menyuruh bagian tungku pembakaran berhati-hati membakar tembikarnya, Jung Yi menjawab tidak perlu karena dia sendiri yang akan membakar tembikar itu sendiri, dia melakukan itu semua untuk mematahkan isu tentang dewa tungku yang marah pada wanita yang berada di tungku pembakaran.
Jung Yi juga memberitahu rencana membakar tembikar itu pada kakek Moon. Mengetahui itu kakek Moon terlihat khawatir, dia bertanya-tanya tentang rencana jahat apa lagi yang akan dilakukan Kang Chun pada Jung Yi.
Jung Yi yang benar-benar masih polos, berusaha meyakinkan kakek Moon kalau dia bisa melakukan semua itu sendiri.
Malam harinya Ma Poong menjalankan perintah Kang Chun, dia memasukkan bubuk peledak pada sebuah kayu. Setelah itu dia membawanya dan menaruh kayu itu di tumpukan kayu yang akan di gunakan Jung Yi untuk membakar.
Jung Yi datang ke tungku pembakaran untuk memulai pembakaran. Dengan rapi Jung Yi menyusun tembikarnya di dalam tungku pembakaran.
Tiga sekawan datang untuk menemani Jung Yi, mereka yang memang suka bercanda mengambil satu kayu yang akan Jung Yi gunakan untuk membakar. Mereka menggunakannya untuk pedang-pedangan.
Tapi karena Jung Yi ingin melakukan pembakaran sendiri, dia mengusir mereka bertiga. Kayu yang diambli salah satu tiga sekawan di buangnya begitu saja. Dari kejauhan Ma Poong melihat apa yang dilakukan Jung Yi.
Sebelum menghidupkan api di tungku, Jung Yi berdoa terlebih dulu, dia meminta dewa tungku pembakaran menjaganya. Saat Jung Yi akan menyalakannya, Tae Do datang untuk menjaga Jung Yi. Tapi karena Jung Yi ingin menjaga tungku pembakarannya sendiri, dia menyuruh Tae Do menjaganya dari jauh.
Ma Poong yang melihat Tae Do datang, langsung menutup pedangnya. Walaupun dari jauh, Tae Do dapat mendengar suara pedang itu, dia melihat Ma Poong yang berlari pergi. Penasaran, Tae Do langsung mengejarnya.
Api tungku Jung Yi menyala dengan baik. Di ruangannya Kakek Moon sudah tertidur nyenyak.
Sedangkan P Gwang Hae sedang bersama Raja dan P Im Hae, mereka makan malam bersama. Raja bertanya pada P Gwang Hae bagaimana perasaan P Gwang Hae setelah menyerah pada keinginan untuk menjadi putra mahkota. P Gwang Hae menjawab kalau perasaan dia masih sama seperti dulu, untuk urusan putra mahkota adalah keputusan raja, sedangkan dia hanya ingin menjadi putra dan abdi raja yang baik.
Raja senang dengan jawaban P Gwang Hae, diapun mengajak kedua putranya itu untuk mabuk bersama.
Tae Do berhasil mengejar Ma Poong. Dia langsung menghunuskan pedangnya pada Ma Poong.
Jung Yi terus memasukkan kayu-kayunya ke dalam tungku pembakaran. Tiba-tiba api dalam tungku meledak-ledak dan vas buatannya pecah satu persatu. Ingin memeriksa apa yang terjadi Jung Yi memecah tembok tungku. Naasnya nasib Jung Yi, api itu langsung menyambar padanya. Jung Yi pingsan.
10 komentar
Tetap semangat ya eonni tuk buat sinopsis... Gomawo eonni, walaupun lagi sibuk masih mau tuk buat sinopsisnya... Di tunggu ya eonni sinopsis selanjutnya... :-)
Balasmakasih unni buat sinopnyaa.. saya pembaca setia jung yi hiiii ^^ ditunggu kelanjutannya.. semangat :)
BalasJadi liat2 komen di blog ini, hihihi
BalasSabar aja namanya juga bnyk readers, pasti ad2 aja yg aneh2
Keep fighting, Moga lulus ya, aku juga lagi sibuk ma prepare test
(งˆ⌣ˆ)ง
_DiRa_
amin... sama2 yah... semoga lulus juga....
Balasmba semangat buat sinopsis nya,,,,..
Balasgak sabar liat ekspresi kang chun waktu tau jung yi anak nya,,...
satu orang ga suka, banyak yg masih setia. semangat lik! Moga lulus tes nya.. btw tes departemen apa, lik?
Balasita
aku ambil guru....
Balasmkasih ita buat doa.nya....
Wah sibuk nyiapin tes,masih sempet buat sinopsis,,makasih mbak buat sinopsisnya,
Balassemoga tesnya lancar dan lulus, Amin :)
Semangat y :)
BalasAda yg tetep semangat buat sinopsis ini, seneng juga :-)
Balas