Lee Ji Sang melihat data grafik di tablet dan kemudian menelpon seseorang. Dia berkata kalau Nilai QQ Technics mulai naik, jadi mereka bisa membereskan sisa sahamnya. Orang yang ditelpon bertanya kenapa, padahal sahamnya masih punya nilai jual. Namun Ji Sang tetap pada pendiriannya, dia merasa kalau tugas mereka sudah selesai, lagipula tugas mereka hanya menjual disaat harganya berada di posisi paling tinggi.
Setelah masalah itu selesai, Ji Sang menyuruh orang ditelpon untuk bersantai sejenak. Karena dia punya target baru untuk di jatuhkan, jadi dia ingin mereka tidak menarik perhatian sampai Ji Sang selesai mengatur strategi dan menghubungi orang itu kembali.
Jung Gi menggendong Bok Ja ke rumah sakit dan dokter UGD langsung memeriksanya. Saat ditanya berapa lama Bok Ja pingsan, Da Jung kebingungan karena dia tak bisa berpikir jernih, jadi Jung Gi lah yang menjawabnya. Jung Gi memperkirakan waktu dari Da Jung datang ke rumahnya. Dokter bertanya lagi, apa Bok Ja punya masalah kesehatan, lagi-lagi Da Jung tidak bisa menjawab, sehingga Jung Gi kembalilah yang menjawab. Jung Gi memberitahu tentang Bok Ja yang menjalani pemeriksaan rutin di rumah sakit. Karena Bok Ja melakukan pemeriksaan di rumah sakit yang sama, sang dokterpun menyuruh perawat untuk mencari hasil pemeriksaannya.
Da Jung kemudian bertanya pada Jung Gi apa benar Bok Ja menjalani pemeriksaan rutin? Dan Jung Gi mengiyakan. Da Jung terlihat shock dan sedih mengetahuinya.
Kita beralih pada Presdir Jo yang masih bersama Direktur Kim dan Ji Sang. Direktur Kim memperkenalkan Ji Sang pada Presdir Jo sebagai angel investor ( pemberi modal yang dijaminkan dengan utang terkonveksi atau hak kepemilikan) dan dia ingin berinvestasi pada Lovely. Tentu saja Presdir Jo senang mendengarnya. Diapun bertanya metode investasi seperti apa yang ingin Ji Sang lakukan, namun sebelum Ji Sang menjawab Direktur Kim langsung berkata kalau Presdir Jo tidak perlu buru-buru. Mereka tak perlu membahas tentang bisnis di hari pertama mereka bertemu, malam ini mereka harus merayakan hubungan baru diantara mereka saja. Presdir Jo setuju dan merekapun mulai minum-minum.
Da Jung di beritahu dokter kalau Bok Ja mengidap tumor usus besar. Jung Gi ikut shock saat mendengar berita itu, apalagi karena Bok Ja kemarin hanya bilang sedang melakukan pemeriksaan rutin saja. Da Jung lalu bertanya apa yang bisa harus dilakukan dan dokter menjawab operasi secepat mungkin dan sebelum melakukan operasi, Da Jung harus mengisi formulir sebagai wali dari pasien.
Da Jung sudah berada di depan ruang operasi bersama Jung Gi. Da Jung terlihat masih sangat shock mengetahui ibunya sakit, dia kemudian hendak pergi untuk mengurus prosedur rawat inap sang ibu. Melihat Da Jung terlihat tak sehat, Jung Gi langsung menangkap tangan Da Jung dan berkata kalau dia saja yang mengurus prosedurnya.
Jung Gi dengan setia menunggu di rumah sakit sampai dia terkantuk-kantuk. Dia kemudian beranjak dan melihat Da Jung yang sedang menemani ibunya. Jung Gi mendapat telepon dari Presdir Jo dan memintanya datang. Namun Jung Gi menolak karena dia harus menemani Da Jung. Tepat disaat itu Da Jung keluar dan mendengar obrolan Jung Gi ditelepon. Diapun menyuruh Jung Gi pergi menemui Presdir Jo.
Jung Gi sudah berada di club dan saat hendak ke ruangan Presdir Jo berada, dia bertabrakan pundak dengan Ji Sang. Jung Gi minta maaf dan Ji Sang tak mengatakan sepatah katapun. Dia hanya melanjutkan jalannya dan pergi.
Jung Gi menemukan, Presdir Jo sendirian di ruangan itu. Melihat Jung Gi, Presdir Jo langsung berkata kalau perjuangan mereka sekarang sudah selesai dan waktunya untuk bersenang-senang. Jung Gi penasaran dengan apa yang terjadi pada Presdir Jo dan diapun bertanya siapa yang sudah menyuguhi Presdir Jo minuman. Presdir Jo hanya menjawab kalau seorang “Angel” yang sudah mentraktirnya minum. Presdir Jo pun pingsan karena sudah terlalu mabuk.
Tanpa Jung Gi sadari, Direktur Kim kembali masuk dan melihat mereka. Direktur Kim hanya tersenyum sinis dan kemudian pergi tanpa berkata apapun pada Jung Gi yang sedang sibuk membangunkan Presdir Jo.
Paginya, Jung Gi terlambat kerja dan dia mengumumkan kalau Da Jung tidak bisa berangkat kerja. Namun Young Mi langsung menjawab Da Jung sudah datang dari tadi. Jung Gi terkejut menyadari Da Jung tetap masuk kerja padahal ibunya sedang sakit parah. Tepat disaat itu Da Jung menelpon dan mengajak Jung Gi memberi laporan soal perona mata pada Presdir Jo. Jung Gi lagi-lagi sok tau dengan mengatakan kalau Presdir Jo akan terlambat datang hari ini. Tapi tiba-tiba Presdir Jo menampakkan diri dari lantai atas dan menyapa semua pegawai dengan gembira. Sebelum masuk kembali ke ruangannya, Presdir Jo meminta Da Jung untuk membawa laporan perona warna dalam waktu 5 menit lagi.
Young Mi penasaran dengan perubahan sikap Presdir Jo dan dia bertanya pada Jung Gi, apa Presdir Jo sedang menggunakan narkoba. Jung Gi sendiri tak bisa menjawab karena dia masih belum bisa mengerti dengan apa yang terjadi pada semua atasannya.
Da Jung menjelaskan tentang laporan produk baru mereka yang akan dimulai dengan pembuatan lipstik. Namun Presdir Jo tidak terlalu mendengarkan apa yang Da Jung katakan, karena dia sedang sibuk dengan hayalannya mengenai ucapan Lee Si Jang yang berkata kalau Presdir Jo akan mendapatkan keuntungan 1 miliar won.
Saat ditanya apa yang membuat Presdir Jo tidak fokus, dia hanya berkata kalau mereka akan mendapat investor untuk proyek baru mereka.
Tanpa Presdir Jo tahu, sekarang Dir. Kim sedang bersama Si Jang dan membicarakan dirinya. Dir. Kim menebak kalau sekarang Presdir Jo sedang berfantasi. Dia juga sangat yakin kalau dengan kemampuan Si Jang, perusahaan kecil seperti Lovely pasti akan mudah diatasi. Ternyata kali ini bukanlah untuk pertama kali Dir. Kim meminta bantuan Si Jang, sebelumnya dia pernah menggunakan jasa Si Jang juga.
Si Jang kemudian membahas tentang QQ Technis dan dia menyuruh Dir. Kim untuk menjual sahamnya sebelum jam 2 siang. Tentu saja Dir Kim menurutinya, karena dia sudah tau bagaimana kinerja Si Jang.
Bok Ja sadar dan hanya ada sahabatnya yang menunggui. Sahabatnya datang karena Da Jung yang meminta, sebab Da Jung harus pergi bekerja. Bok Ja terlihat sedih karena disaat sakit, Da Jung tak ada disampinganya dan memilih pergi bekerja.
Young Mi mendapat telepon dari sang mertua yang berkata kalau dia akan pergi ke Gwangju dan untuk urusan menjemput Ji Ho, harus dilakukan oleh Young Mi sendiri. Tentu saja hal itu membuat Young Mi kebingungan, karena sekarang dia masih berada di tempat kerja dan tak bisa menjemput Ji Ho.
Young Mi memberitahu Jung Gi dan Jung Gi menyarankan agar Young Mi minta izin pada Da Jung. Namun Young Mi tidak mau, karena dia sangat yakin si MS Temper tak akan mengizinkan. Young Mi kemudian berusaha menelpon suaminya, namun tak diangkat sehingga dia hanya mengiriminya SMS. Young Mi meminta suaminya yang pulang cepat dan menjemput anak mereka.
Tepat disaat itu, Da Jung memanggil Young Mi dan memberitahu kalau dia baru dapat telepon dari pabrik yang mengabarkan ada masalah dengan kotak kemasannya. Da Jung menyalahkan Young Mi yang tak memeriksa kotak kemasannya terlebih dahulu dan Young Mi hanya bisa minta maaf.
Mengerti dengan apa yang harus Young Mi lakukan sekarang, Jung Gi pun berkata kalau dia sendiri yang akan pergi ke pabrik. Namun Young Mi melarangnya, karena dialah yang bertanggung jawab, jadi dia sendirilah yang harus pergi ke pabrik.
Di tempat percetakan kemasan, Young Mi terus marah-marah dengan managernya. Agar amarah Young Mi redah, manager itupun menyuruh anak buahnya untuk memberi Young Mi minuman dingin. Sambil menunggu pencetakan kemasan selesai, Young Mi menelpon suaminya lagi dan bertanya apa suaminya sudah menjemput Ji Ho. Sialnya, si suami ternyata tidak membaca sms Young Mi dan ternyata tak ada yang menjemput anak mereka.
Sekarang juga, suami Young Mi tidak bisa pulang karena dia ada acara makan malam dengan staf tempat kerjanya. Si suami lebih untuk mendapatkan promosi naik jabatan dari pada menjemput Ji Ho. Young Mi tak punya pilihan lain dan dia meminta bantuan Jung Gi untuk menggantikannya di pabrik. Da Jung mengetahuinya, walaupun terlihat tak senang Da Jung tak berkata apapun.
Hyun Woo dan Mi Ri baru pulang dari mengambil sesuatu. Saat berpapasan dengan Manager Shim, Mi Ri hanya melihatnya sejenak dan kemudian berjalan pergi tanpa mengatakan apapun. Tentu saja hal itu membuat Manager Shim kesal dan dia meluapkan rasa kekesalannya pada Hyun Woo. Dari atas, Jung Gi melihat Hyun Woo di bully oleh Maneger Shim.
Setelah manager Shim pergi, Jung Gi langsung menghampirinya. Namun Hyun Woo hanya diam dan pergi tanpa mengatakan apapun pada Jung Gi. Da Jung menghampiri Jung Gi dan ikut pergi ke pabrik untuk mengurusi kotak kemasan yang rusak.
Yong Gab menjenguk Bok Ja di rumah sakit dan kebetulan Yoon Ho ada disana untuk menjaga Bok Ja, jadi Bok Ja pun memperkenalkan Yoon Ho pada Yong Gab.
Jung Gi dan Da Jung sudah berada di tempat percetakan, mereka benar-benar memantau hasil cetakan untuk kotak kemasan Tap-Tap. Jung Gi berkata kalau dia bisa menyelesaikan semuanya sendirian, jadi Da Jung bisa pergi ke rumah sakit untuk menjaga ibunya. Namun Da Jung menolak karena untuknya urusan kerja lebih penting.
Flashback!
Da Jung kecil menelpon ibunya sambil menangis dan mengaku sakit. Namun sang ibu lebih memilih pekerjaannya dan menganggap Da Jung kecil berbohong.
Bok Ja sekarang hanya sendirian di rumah sakit, sepertinya dia bisa menyadari penyebab sikap Da Jung yang sangat kasar pada dirinya.
Young Mi berlari menuju sekolah Ji Ho dengan tegesa-gesa. Sang guru terlihat tak senang pada Young Mi, karena Young Mi terlalu lama datang. Young Mi mengaku jalan macet dan berjanji tidak akan telat menjemput lagi. Untungnya Ji Ho adalah anak yang mengerti kesibukan orang tuanya, dia tidak marah ketika ibunya terlambat menjemput.
Bong Gi mengembalikan pakaian pegawai di restoran Jepang tempat Mi Ri di lecehkan. Tepat disaat itu, dia melihat Hyun Woo sedang bersama Manager Yang. Tentu saja Bong Gi merasa curiga dan dia menguping pembicaraan mereka.
Manager Yang berkata kalau Hyun Woo bisa meningkatkan nilainya dengan syarat Hyun Woo harus menyerahkan konsep baru perusahaannya.
Hyun Woo pulang dan dia masih terngiang-ngiang dengan ucapan Manager Yang yang berjanji akan meningkatkan gaji Hyun Woo dan memberi promosi jabatan jika Hyun Woo mau melakukan apa yang dia minta. Pusing, Hyun Woo pun menjatuhkan dirinya di atas tempat tidur.
Jung Gi mengantarkan Da Jung ke rumah sakit dan Da Jung menyuruh Jung Gi pulang karena dia akan menemui ibunya sendiri.
Da Jung menuangkan minum untuk sang ibu dan berkata kalau ibunya sudah diperbolehkan pulang besok. Melihat Da Jung terlihat tenang, padahal ibunya mengidap kanker membuat Bok Ja kesal. Bahkan saking kesalnya, dia tak mau dibelikan bubur oleh Da Jung.
“Ibu mungkin mengidap kanker!” ucap Bok Ja.
“Apa kanker sepenting itu? ibu acuh tak acuh saat mendengar ayah mengidap kanker. Bukannya ibu lebih mementingkan uang dan membuat ayah semakin sedih?” tanya Da Jung ikut kesal.
“Tentu saja uang lebih penting! Perawatan dan operasi membutuhkan biaya! Orang tak berguna jika sakit parah!”
“Hebat sekali kata-kata ibu. Orang tak berguna kan? Lalu kenapa ibu membutuhkanku disini? Jika ibu mengidap kanker, akan kulakukan semua yang aku bisa dengan uang, tak usah cemas,” jawab Da Jung.
“Kau berharap ibu mengidap kanker kan? Kau hanya perlu melemparkan uang pada ibu dan tak perlu melihat ibu lagi,” ucap Bok Ja dan menyuruh Da Jung pergi. Tentu saja Da Jung memilih pergi, karena dia memang tidak berniat tidur di rumah sakit bersama ibunya.
Da Jung keluar dan di depan pintu dia bertemu dengan Jung Gi yang kebetulan sudah membeli bubur untuk Bok Ja. Da Jung tetap memilih pergi dan Jung Gi mengejarnya. Jung Gi berusaha membujuk Da Jung untuk kembali ke rumah sakit, namun Da Jung tidak mau dan meminta Jung GI untuk tidak ikut campur urusan pribadinya.
Mendengar Da Jung berkata untuk jangan terlalu cepat menarik kesimpulan mengenai penyakit ibunya, Jung Gi bisa menebak kalau Da Jung juga berharap hasil tes sang ibu baik-baik saja.
“Kau sebenarnya mencemaskan ibumu kan? Lalu mengapa kau mengatakan hal yang menyakitkan padahal kau tidak bermaksud begitu? Kau tahu penyesalan akan sia-sia nantinya kan? Luangkan waktu bersama ibumu setelah sekian lama tak bertemu,” ucap Jung Gi dan berjalan pergi.
“Kenapa kau bersikap seperti ini padaku, Pak Nam?” tanya Da Jung dan menghentikan langkah Jung Gi. Da Jung menyuruh Jung Gi untuk tidak ikut campur urusannya dan tak memaksa Da Jung untuk melakukan sesuatu yang ada di pikiran Jung Gi.
“Direktur..”
“Kenapa? Apa aku terlihat gampangan karena aku seorang wanita yang pernikahannya berkali-kali gagal dan gila kerja? Lalu kau pikir jika kau mengasihaniku dan mengatakan hal-hal yang konyol dan setimentil maka aku akan tersentuh?” tanya Da Jung dan Jung GI masih tak mengerti maksud perkataannya. Da Jung mengaku kalau dia tak tahu apa tujuan Jung Gi melakukan semua itu, namun dia minta Jung Gi untuk berhenti mempermainkan dirinya.
“Hubungan kita hanyalah sebatas hubungan kerja! Jangan melewati batas lagi,” ucap Da Jung dan pergi.
Young Mi sudah pulang dan Ji Ho sudah tidur nyenyak di kamarnya. Walaupun lelah, Young Mi masih harus menyelesaikan tugasnya sebagai seorang istri dan ibu. Dia mencuci baju dan mencuci piring. Tepat disaat itu, dia mendapat sms dari sang suami yang mengabarkan kalau akan pulang terlambat jadi Young Mi tak perlu menunggunya.
Manager Shim menghampiri Hyun Woo yang baru sampai kantor dengan wajah cemberut. Lagi-lagi Manager Shim memperlakukan Hyun Woo dengan seenaknya, dia menyuruh Hyun Woo untuk membelika sandwich. Awalnya Hyun Woo menolak dan hendak melawan dengan menangkap tangan Manager Shim yang terus mendorong-dorong pundaknya. Namun pada akhirnya Hyun Woo mengalah dan pergi untuk membelikan sandwich untuk Manager Shim. Saat Hyun Woo akan pergi, Manager Shim kembali membuat gara-gara dengan menyebut Hyun Woo sebagai “Pengkhianat keparat”. Tentu saja di panggil seperti itu membuat Hyun Woo kesal, namun dia masih tetap menahan emosinya. Ditengah rasa emosi yang memuncak, Hyun Woo kembali teringat pada penawaran Manager Yang.
Di kantor, Hyun Woo harus mendengar Mi Ri sedang bertelponan dengan Bong Gi. Jung Gi yang tahu bagaimana perasaan Hyun Woo pada Mi Ri, langsung menebak kalau sekarang Hyun Woo pasti sedang merasa cemburu, karena ekspresi wajah Hyun Woo yang terlihat sedih.
Jung Gi kemudian menghampiri Hyun Woo di ruang santai. Basa-basi Jung Gi bertanya penyebab Hyun Woo terlambat dan Hyun Woo hanya menjawab tidak ada apa-apa. Jung Gi bertanya lagi apa Hyun Woo terlihat tak bersemangat karena Manager Shim yang terus menindasnya, kalau benar Jung Gi berjanji akan mengadukannya pada Presdir Jo. Namun Hyun Woo melarang dengan berkata kalau dia tidak apa-apa.
“Namun jika ada yang benar-benar mengganggumu, kau harus memberitahuku,” ucap Jung Gi dan Hyun Woo mengiyakan. Jung Gi mengganti topik pembicaraan dengan menanyakan tentang kemajuan hubungan Hyun Woo dan Mi Ri. Namun Hyun Woo memilih pergi setelah berkata kalau dia tak punya hubungan apa-apa dengan Mi Ri.
Jung Gi bertanya pada Mi Ri, apa Young Mi belum datang juga dan Mi Ri mengiyakan. Kemana Young Mi, ternyata dia mengantarkan anaknya sekolah.
Bersambung ke sinopsis Ms. Temper and Nam Jung Gi ep 9 -2