Da Jung dan pegawai lain melakukan rapat tanpa kehadiran Young Mi. Mereka mengetes warna lipstik yang berhasil mereka buat. Untuk mengetahui kualitas lipstiknya, Jung Gi dan Presdir Jo bahkan sampai ikut mencobanya. Selagi yang lain mencoba, Hyun Woo bertugas mencatat dan dia kemudian mengusulkan agar mereka membuat konsep lipstiknya, agar mereka bisa mengembangkan produk menjadi lebih baik dan Da Jung setuju dengan ide Hyun Woo, begitu juga Presdir Jo, dia bahkan mengatakan kalau mereka tak perlu mengkhawatirkan soal uang. Namun dia tak memberitahu mereka semua mengenai dari mana asal dana untuk perusahaan mereka.
Young Mi baru masuk kerja dan dia bertemu dengan Manager Shim yang tak ikut rapat. Dasar pemancing amarah orang, Manager Shim menyindir Young Mi yang terlambat datang kerja gara-gara mengantar anak. Bukan hanya mempermasalahkan tentang keterlambatan Young Mi, Manager Shim juga mengatai penampilan Young Mi yang berantakan, tak cocok dengan perusahaan kosmetik mereka.
Tepat disaat itu, rombongan pegawai yang rapat keluar. Presdir Jo terlihat marah karena keterlambatan Young Mi, sama dengan Manager Shim, Presdir Jo mempermasalahkan status Young Mi sebagai ibu rumah tangga.
Jung Gi menghampiri Young Mi dan bertanya kapan mertua Young Mi pulang. Young Mi menjawab tidak tahu, tapi dia berencana akan segera menelponnya. Young Mi langsung ke mejanya dan segera melepas jas-nya lalu membuang nasi yang menempel di pundaknya.
“Sekarang ini, kita bekerja untuk siapa dan untuk apa? Kita sudah menjadi seorang ibu yang tak bisa bersama anaknya. Saat anaknya membutuhkan ibunya....,” ucap Jung Gi dalam hati dan melihat ke arah Young Mi. “...dan anak yang tak bisa bersama ibunya yang sedang sakit,” batin Jung Gi dan melihat ke arah Da Jung.
Da Jung membuka ponselnya dan melihat kontak Bok Ja. Namun Da Jung tak menelponnya, dia hanya melihat sejenak dan kembali meletakkan ponsel di atas meja.
Bok Ja sudah bersiap pulang dan tepat disaat itu Bong Gi muncul untuk menjemputnya pulang. Hyun Woo keluar kantor untuk merokok, namun manager Shim tiba-tiba muncul dan mengambil rokok milik Hyun Woo.
“Dan kita membiarkan diri kita menjadi pengecut yang bahkan tak bisa melindungi diri sendiri. Sebenarnya untuk apa kita menanggung semua ini?” ucap Jung Gi juga dalam hati.
Jung Gi kemudian menemui Presdir Jo dan memintanya untuk lebih memperhatikan keadaan karyawannya. Dia menyebutkan masalah Young Mi, Ok Jung dan Hyun Woo, namun Presdir Jo tidak mau, karena sebagai Presdir dia juga sudah mengalami banyak masalah. Gara-gara masalah Hyun Woo dan Mi Ri, Presdir Jo jadi mendapat masalah dari istrinya karena Manager Shin adalah adik satu-satunya. Diapun mengaku kalau hanya sampai sana sajalah Presdir Jo membantu masalah karyawan, untuk masalah yang lainnya, mereka harus menjaga masalah mereka sendiri. Presdir Jo kemudian pergi dengan alasan akan pergi ke pertemuan penting.
Presdir Jo sudah berada di tempat Gym bersama Si Jang dan Si Jang pun memberitahunya kalau tempat itu merupakan tempat yang sering di datangi oleh orang-orang elit di Korea Selatan. Ada presdir dari perusahaan besar dan juga Presdir dari rumah sakit terkenal. Si Jang lalu mengatakan kalau Presdir Jo tak akan lama lagi bisa menjadi salah satu anggota di tempat Gym itu, karena Si Jang sendiri yang akan mewujudkannya.
Si Jang kemudian meminta laporan keuangan Lovely dan tanpa rasa curiga sedikitpun, Presdir Jo langsung memberikannya. Presdir Jo kemudian meminta Si Jang untuk berkunjung ke Lovely dan Si Jang mengiyakan dengan mengatakan kalau sebenarnya hal itulah yang sangat dia nantikan. Hmmm.... dia pengen ketemu Da Jung kayaknya.
Da Jung menemui sek. Hwang dan bertanya kemana Presdir Jo pergi, padahal dia belum menandatangi banyak dokumen.
Orang yang Da Jung cari sekarang sudah berada di tempat kemarin, dia sedang minum-minum bersama Si Jang dan Dir. Kim. Agar Presdir Jo semakin melayang-layang dan tak bisa berpikir jernih, dia sengaja dihibur dengan 2 wanita cantik. Melihat Presdir Jo sudah masuk jebakan, Si Jang terlihat puas.
Da Jung keluar dan hendak bertanya mengenai pesanan kemasan pada Young Mi, namun Young Mi ternyata sudah tak berada di meja kerjanya. Dia sudah pulang duluan untuk menjemput anaknya dan Jung Gilah yang memberinya izin. Untuk urusan pesanan, sudah Young Mi selesaikan sebelum dia pulang tadi dan kalau ada masalah lain, Jung Gi yang akan melakukannya.
“Pak Nam, kau akan terus mencampuradukkan pekerjaan dengan kepentingan pribadi?” tanya Da Jung keras dan Jung Gi menjawab tak ada salahnya membantu rekan kerja yang sedang dalam kesulitan. Dengan nada marah, Da Jung menyebutkan kalau tempat kerja adalah tempat untuk menyelesaikan pekerjaanmu sendiri. Namun Jung Gi lagi-lagi menjawab dengan mengatakan kalau orang harus terbebas dari urusan rumah supaya bisa bekerja dengan maksimal.
“Kita bukan robot! Kita tak bisa sesuka hati beralih ke pekerjaan! Hal seperti ini tak terjadi setiap hari, hanya beberapa hari! Apa kau tak berlebihan,” ucap Jung Gi dengan nada tinggi sampai membuat Hyun Woo dan Mi Ri terkejut.
Da Jung menjawab kalau mereka tidak boleh mengalah pada satu orang, karyawan yang tak bisa bekerja karena masalah pribadi sebaiknya tidak perlu bekerja. Jung Gi berkata kalau Da Jung sudah kelewat batas.
“Aku tak bisa apa-apa jika kau tak menyukai caraku, jika tak suka berhenti saja,” ucap Da Jung dan masuk ruangannya. Mi Ri jadi khawatir, dia takut Da Jung akan memecat Young Mi.
“Seandainya dia begitu, kita bisa berhenti dari perusahaan sialan ini lebih dulu,” ucap Hyun Woo dengan tatapan tak senang dan Mi Ri dengan cepat menegurnya. Hyun Woo pun langsung berkata kalau dia hanya asal bicara.
Young Mi menjemput anaknya dan dia melihat anaknya terlihat lesu. Sang Guru kemudian memberitahu Young Mi kalau Ji Ho sepertinya sedang tidak sehat, karena hari ini Ji Ho muntah saat makan siang.
Ji Ho sudah tidur dan suamin Young Mi baru pulang. Young Mi yang sudah tak tahan harus bolak-balik bekerja dan mengurus Ji Ho, langsung meluapkan amarahnya pada sang suami yang akhir-akhir ini selalu pulang larut malam. Alhasil mereka berdua bertengkar. Sang suami meminta Young Mi berhenti bekerja dan fokus mengurus anak, karena selama ini ibunyalah yang mengurus Ji Ho, bukan Young Mi sebagai ibunya. Namun Young Mi tidak mau, karena mereka masih punya banyak hutang yang harus dibayar dan gaji si suami tidak akan cukup untuk diandalkan.
Tepat disaat itu, Ji Ho keluar sambil menangis mendengar kedua orang tuanya ribut. Sudah tak tahan lagi dengan situasi itu, Young Mi menyuruh si suami keluar dari rumah karena dia tak punya hak sebagai seorang ayah. Young Mi menghampiri Ji Ho dan menggendongnya masuk kamar. Si suami yang juga kesal langsung berteriak kalau Young Mi juga tak punya hak untuk menjadi ibu Ji Ho.
Di kamar, Young Mi memeluk Ji Ho dan berusaha menenangkannya. Dia juga meminta maaf pada Ji Ho.
Da Jung pulang dan ibunya sudah tertidur. Dia kemudian menghampiri ibunya dan merapikan selimutnya. Da Jung keluar kamar dan disana masih ada Bong Gi yang sedang minum jus. Da Jung berterima kasih pada Bong Gi karena sudah mau menjemput Bok Ja dari rumah sakit. Bong Gi senang melakukan semua permintaan Da Jung, karena Da Jung akan memberinya bayaran atas semua pekerjaan yang dia lakukan. Untuk pekerjaan menjemput Bok Ja, Bong Gi meminta bayaran 30.000 won.
Bong Gi kemudian memberitahu Da Jung kalau mantan suami Da Jung datang dan menjaga Bok Ja. Bong Gi mengetahui hal tersebut dari ayahnya dan dia menebak kalau suami Da Jung masih beranggapan kalau mereka itu masih keluarga. Tapi karena Da Jung mengatakan kalau itu bukan urusan Bong Gi, jadi Bong Gi pun tak meneruskan topik tersebut.
“Tapi, begini... apa kau pernah disakiti ibumu saat masih kecil? Maksudku, kau mencemaskannya namun bersikap dingin padanya. Aku pikir kalian punya banyak masalah yang belum terselesaikan. Apa kurang kasih sayang yang seperti itu?” tanya Bong Gi.
“Sudah cukup, kau bisa pulang sekarang,” ucap Da Jung yang tak mau Bong Gi terlalu jauh ikut campur urusannya. Mengerti situasi, Bong Gi pun pamit pulang karena misinya hari ini sudah selesai.
Saat sendirian, Da Jung menghela nafas dan Bok Ja juga melakukan hal yang sama. Ternyata Bok Ja belum tidur, matanya masih terbuka.
Keesokanharinya, Da Jung bertanya pada jung Gi tentang berapa lama waktu untuk memproduksi lipstik dan Jung Gi menjawab semua itu akan selesai dalam waktu seminggu. Da Jung kemudian melihat ke meja kerja Young Mi yang masih kosong, dia menghela nafas dan kemudian mengajak yang lain untuk rapat.
Tepat disaat mereka semua akan masuk ruang rapat, Young Mi muncul dengan penampilan kusut dan juga membawa Ji Ho bersamanya. Ya, dia ingin kerja sambil membawa jI Ho.
Da Jung kemudian berbicara empat mata bersama Young Mi di ruangannya. Young Mi mengaku kalau dia terpaksa membawa Ji Ho, karena semalaman Ji Ho sakit dan pagi ini juga Ji Ho belum merasa sehat, jadi Young Mi tidak bisa meninggalkannya di sekolah. Walaupun begitu, Da Jung tidak memberi izin untuk Young Mi bekerja membawa anak, meski hanya satu hari, jadi dia menyuruh Young Mi untuk membawa Ji Ho pulang.
“Kenapa kau begitu membuatnya menderita? Apa pekerjaan yang kita kerjakan sepenting itu untukmu?” tanya Da Jung.
“Direktur, kau tidak memiliki anak kan? Aku begini supaya bisa memberi makan anakku dan mengajarinya. Kau tak memiliki keluarga yang harus kau tanggung, direktur. Maka tempat kerja pasti bagaikan taman bermain untukmu. Tapi tidak untukku, setiap hari bagai perjuangan bagiku,” jawab Young Mi dan keluar. Dia langsung mengajak Ji Ho pergi untuk pulang.
Flashback!
Bok Ja selalu mengatakan kalau uanglah yang terpenting. Da Jung kecil melihat Bok Ja sedang sibuk melayani semua pengunjung rumah makannya.
Diatas gendongan sang ibu, Ji Ho bertanya apa Young Mi diusir dari tempat kerja karena dirinya. Young Mi tentu saja menjawab tidak, dia berkata kalau dia pulang karena keinginan sendiri. Selain itu karena Young Mi ingin main seharian dengan Ji Ho. Young Mi tahu kalau Ji Ho selama ini ingin bermain bersama dengan Young Mi, namun dia menahannya karena sang ibu sudah sangat sibuk dengan pekerjaannya.
“Sejujurnya, ibu sangat ingin bersamamu juga, namun ibu juga menahannya. Ibu ingin segera bertemu denganmu dan berusaha tak pulang terlambat dan berlari menemuimu. Ibu berlari secepat mungkin, namun masih terlambat setiap hari, iyakan?” ucap Young Mi.
“Ibu..,”
“Ya?”
“Tidak apa-apa jika pulang agak terlambat,” jawab Ji Ho karena dia bisa menunggu. “Tak usah tergesa-gesa, bagaimana jika ibu terjatuh saat berlari?” ucap Ji Ho dan itu membuat Young Mi terharu.
Yong Gab dan Bong Gi melihat Bok Ja membawa barang-barangnya masuk ke dalam taksi. Di kantor, Jung Gi merasa kesal dan ingin protes pada Da Jung karena sudah mengusir Young Mi. Namun dia ragu karena teringat ucapan Da Jung yang mengatakan kalau hubungan diantara mereka hanyalah sebatas hubungan kerja, jadi Jung Gi tak boleh melewati batas.
Saat Jung Gi sudah memberanikan diri, tiba-tiba Da Jung keluar ruanga dan buru-buru pergi. Ternyata Da Jung pergi untuk mengejar ibunya, dia mendapat info ibunya pergi dari Bong Gi. Bok Ja sendiri sudah berada di stasiun dan memesan tiket ke busan.
Da Jung melihat ibunya masih menunggu di bangku tunggu sendirian dan diapun langsung duduk di sampingnya. Bok Ja tentu terkejut melihat Da Jung menemuinya dan Da Jung berkata kalau Bok Ja seharusnya memberitahunya kalau ingin pulang ke Busan.
Bok Ja kemudian mengatakan kalau dia sudah membuat kimchi daun perilla yang Da Jung sukai dan dia meletakkannya di lemari es. Dengan dingin Da Jung menjawab kalau dia tak pernah bilang ingin makan makanan seperti itu, selain itu ibunya masih kurang sehat.
“Jangan sampai terlambat makan. Kau harus makan! Nasi di dalam penanank nasi baunya seperti dirementasi!” ucap Bok Ja dan Da Jung memberikan uang untuk ongkos, namun Bok Ja menolak. Bok ja beranjak pergi karena kereta akan segera datang. Da Jung langsung memasukkan uangnya dalam saku Bok Ja.
“Hati-hati di jalan dan telepon aku setelah ibu sampai,” ucap Da Jung dan Bok Ja melihatnya dengan tatapan aneh, sehingga membuat Da Jung jadi bingung dan langsung memilih pergi.
“Hari itu... hari ibu menerima upah. Ibu bicara saat ayahmu meninggal dunia. Jika ibu tak bekerja hari itu, ibu akan kehilangan uang hasil kerja selama sebulan. Kami menghabiskan semua uang untuk biaya kuliahmu. Karena ayahmu dirawat di rumah sakit selama setahun dan kami bahkan menghabiskan semua uang yang akan digunakan untuk kau homestay di Seoul. Biaya kuliahmu sudah hampir jatuh tempo, maka ibu harus mendapatkan uang! Ibu tak ingin kalau sampa kau putus kuliah. Bukannya ibu tak mau menemui ayahmu. Hanya saja ayahmu tak bisa menunggu ibu dan pergi lebih dulu. Jika ayahmu menunggu sehari saja, ibu pasti bisa mengucapkan perpisahan,” ungkap Bok Ja dan dia sangat yakin kalau suaminya itu sangat paham bagaimana perasaan Bok Ja. Dia kemudian memberitahu Da Jung kalau ayahnya lah yang mengumpulkan uang untuk biaya kuliah Da Jung.
Da Jung berbalik dan ibunya sudah berjalan menuju kereta api. Da Jung mengejar dan memanggil ibunya. Bok ja berbalik, namun Da Jung tak berkata apa-apa, hanya ada genangan air mata di mata Da Jung.
“Ya, ibu tahu,” ucap Bok Ja dan berjalan pergi.
Da Jung pulang dan makan kimchi buatan Bok Ja. Saat makan, air mata Da Jung mengalir.
Di rumah, Si Jang menelpon seseorang dan mengatakan kalau dia sudah mendapatkan target baru. Dia kemudian menyuruh anak buahnya itu untuk bersiap-siap beraksi begitu Si Jang menelponnya lagi. Si Jang kemudian melihat bola saljunya dan memainkannya.
Bong Gi, Mi Ri dan Hyun Woo sedang makan dan minum bersama. Saat itu Mi Ri mengatakan kalau dia akan menikah dengan pria yang kaya, yang tak mengharuskan dia ikut bekerja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Jika dia tak menemukan pria seperti itu, dia akan memilih menjadi wanita lajang yang sukses seperti Ok Da Jung. Hyun Woo lalu bertanya berapa gaji pria yang ingin Mi Ri nikahi, Bong Gi menjawab harus lebih dari 100 juta won.
“Apa yang akan kau lakukan jika ada yang menawarimu gaji 100 juta won per tahun?” tanya Bong Gi.
“Entahlah, aku harus memikirkannya. Benar-benar memikirkannya,” jawab Hyun Woo.
“Kau bisa bekerja untuk orang lain selama gajimu besar? Dan mengesampingkan Lovely? Waah ada pengacau disini!” ucap Bong Gi.
“Bukankah wajar saja jika seorang pekerja memilih tempat yang gajinya lebih besar? Kau sepertinya tak pernah bekerja kantoran,” balas Hyun Woo dan Mi Ri mulai melihat curiga pada Hyun Woo. Membela diri, Hyun Woo berkata kalau Bong Gi pasti tidak pernah merasa susahnya mencari uang, karena dia terlahir dari keluarga kaya. Untuk orang miskin seperti dirinya, dia pasti akan memilih perusahaan yang terbaik. Kesal, Hyun Woo pun memilih pergi duluan dan menyuruh Bong Gi yang bayar.
Melihat Hyun Woo pergi, Mi Ri mulai bertanya-tanya kenapa dia sebenarnya. Bong Gi yang tak punya uang sepeserpun di dompetnya langsung memberitahu Mi Ri kalau kartu kreditnya ketinggalan.
Dalam perjalanan pulang, Hyun Woo menelpon Manager Yang dan memberitahunya kalau dia bersedia melakukan apa yang manager Yang pinta. Hyun Woo berjanji akan menyerah kan konsep sebelum produk di luncurkan. Dia juga bertanya berapa gaji pertahun yang akan Gold berikan. Manager Yang tak langsung menjawab, dia hanya berkata akan memberi gaji itu setelah Hyun Woo menyerahkan konsep tersebut.
Young Mi bersiap berangkat kerja dan mengantarkan Ji Ho, tepat disaat itu Bong Gi datang untuk menjaga Ji Ho. Pada Young Mi, Bong Gi hanya berkata kalau orang yang menyuruhnya datang adalah seseorang yang istimewa dari Lovely. Sampai ibu mertua Young Mi pulang, Bong Gi akan terus menjaga Ji Ho dengan baik, sehingga Young Mi bisa bekerja dengan tenang.
Young Mi sudah berada di meja kerjanya, saat ketiga teman kerjanya sampai. Mereka terkejut, Young Mi sudah tiba di kantor dan bertanya apa ibu mertuanya sudah pulang. Young Mi menjawab tidak dan Jung Gi bertanya apa karena ayah Ji Ho yang hari ini gantian menjaga.
“Terima kasih sudah mengirim orang,” ucap Young Mi pada Jung Gi, namun Jung Gi malah kebingungan mendengarnya karena dia memang tak mengirim siapa-siapa untuk menjaga JI Ho.
“Seseorang yang istimewa menyuruhnya ke rumahku. Bukan kau?” tanya Young Mi dan Jung Gi mengaku kalau dia bukanlah orang yang istimewa. Bertanya-tanya tentang orang yang istimewa, Jung Gi langsung melihat ke arah Da Jung dan dengan yakin Jung Gi memberitahu Young Mi kalau orang yang sudah mengirim pengasuh Ji Ho adalah Da Jung.
Di rumah, Bong Gi sedang bermain perang-perangan dengan Ji Ho. Sambil bermain, Bong Gi menelpon Da Jung dan mengatakan kalau gaji 30.000 won terlalu sedikit untuk pekerjaan mengasuh,dia ingin gajinya sebesar 50.000 won. Tak menolak, Da Jung malah tersenyum melihat suara mereka bermain.
Jung Gi masuk dan memberikan konsep untuk pewarna bibir. Setelah melihat isi konsep, Da Jung suka dan menyetujui semuanya. Melihat Jung Gi terus tersenyum, Da Jung pun bertanya kenapa.
“Kau bilang jangan mencampuri urusan masing-masing dan menjaga jarak. Namun tampaknya kau sudah melanggar batas,” ucap Jung Gi.
“Apa maksudmu?” tanya Da Jung tak mengerti.
‘Kau bilang tak bisa memberikan perlakuan istimewa, namun kau melakukannya. Aku bicara soal Nona Han, dia sangat berterima kasih,” tambah Jung Gi, namun Da Jung masih pura-pura tidak tahu. Jung Gi lalu berkata kalau tak ada salahnya persahabatan antara atasan dan bawahan.
“Sudahlah, Pak Nam. Rasanya hampir memuakkan,” ucap Da Jung. Namun Jung Gi tetap mengatakan apa yang ada di kepalanya.
“Mulai sekarang, kau harus membiarkan orang tahu kalau kau berbuat baik, daripada memegang teguh prinsip batasanmu,” ucap Jung Gi keluar. Saat hendak duduk, dia memberi kode pada Young Mi kalau semuanya sudah beres.
Dari luar, Hyun Woo terus melihat ke arah Da Jung. Dia memperhatikan dimana Da Jung menyimpan konsep produk baru mereka.
Si Jang memberikan sebuah kontrak pada Presdir Jo dan memintanya untuk diperiksa ulang, baru setelah itu megambil keputusan. Saat membuka lembaran pertama, mata Presdir Jo langsung terbelalak saat melihat nominal 1 triliun won.
Waktunya pulang, Jung Gi mematikan semua lampu dan keluar. Kantor sudah sepi dan semuanya sudah pulang. Tak lama kemudian Hyun Woo masuk dengan mengendap-endap. Dalam perjalanan pulang, Jung Gi melihat indah musim semi dan dia berniat melakukan selfie. Saat itulah Jung Gi menyadari kalau ponselnya ketinggalan dan dia berlari balik ke kantor.
Di rumah, da jUng mendapat kiriman. Jung Gi masuk lagi kekantor dan Hyun Woo langsung bersembunyi. Da Jung membuka kotak paket dan matanya langsung terbelalak kaget. Di tempat lain Presdir Jo mengecapkan stempelnya di setiap lembar kontrak sambil mengucapkan syukur.
Da Jung menjatuhkan kotak paket yang ternyata isinya adalah bola salju yang sama persis dengan punya Si Jang. Da Jung terlihat shock dan ketakutan.
Jung Gi berhasil menemukan ponsel dan diapun langsung pergi. Namun sebelum dia keluar kantor, dia mendengar getaran sebuah ponsel.
bersambung