Sinopsis God’s Gift – 14 Days Episdoe 1 Part 1. Maaf kalau
sinopsis untuk drama ini jadi lama keluar, karena senin sampai rabu aku benar2
sibuk, dan hari kamis aku baru mulai bisa nulis sinopsis, dimulai dari sinopsis
Golden Rainbow dan sekarang aku harus cepat merampungkan sinopsis untuk drama
yang berjudul God’s Gift – 14 Days ini, karena besok aku harus mulai berkutat
dengan sinopsis emergency couple. Repot yak? Tapi ada kepuasan tersendiri
disaat aku sudah menyelesaikan sinopsis tiap episode-nya.
God’s Gift – 14 Days ini adalah drama baru yang baru tayang
minggu ini. Dan untuk sinopsisnya saya akan menulisnya bersama mbak ayu dan
untuk episode perdana saya yang mendapat bagiannya. Oke kita mulai aja yah
sinopsisnya.
Sinopsis God’s Gift – 14 Days Episdoe 1 Part 1 !!!!
Drama ini diawali dengan suara Soo Hyun yang membacakan
sebuah cerita tentang seorang ibu yang rela mengorbankan dirinya untuk menemui
anaknya yang diambil oleh malaikat maut. Saat sang ibu tertidur, tiba2 Malaikat
Maut datang dan mengambil anaknya. Sang ibu pun panik dan langsung mencari
anaknya di tengah gelapnya malam. Dia bertemu dengan dewi malam, sang dewi
malam berkata kalau si ibu ingin menemui anaknya, si ibu harus memberikan
rambut indahnya pada dewi malam. Tentu saja sang ibu dengan ikhlas
memberikannya.
Setelah itu sang ibu melanjutkan perjalanannya, di tengah
jalan dia dihalangi tumbuhan berduri. Tumbuhan berduri itu berkata kalau sang
ibu ingin menemui anaknya, maka sang ibu harus menghangatkan tumbuhan duri itu
dengan tubuhnya. Tanpa pikir panjang sang ibu memeluk tumbuhan berduri itu
hingga tubuhnya penuh dengan luka.
Tak lama kemudian dia melihat malaikat maut bersama dengan
anaknya. Namun sebuah danau menghalangi sang ibu untuk menjangkau malaikat maut
dan anaknya. Tiba2 danau itu bersuara, “Apakah kau ingin menemui anakmu?
Berikan aku matamu yang bersih dan teduh itu. maka aku akan membiarkanmu
menyebrangi danau ini.”
Tanpa ragu sang ibu mencongkel matanya dengan tangan dan melemparkannya ke dalam danau. Saet Byeol
bertanya apa sang ibu bisa menemukan anaknya? Apa anaknya masih hidup?
Pertanyaan Saet Byeol tak terjawab karena kita sudah
dialihkan pada seorang nelayan yang sedang mencari ikan. Namun kail pancing
milik nelayan bukannya mengkail ikan tapi mengkail sebuah sepatu merah yang
tenggelam di danau. Si nelayan kecewa karena dia tidak dapat ikan, tapi rasa
kecewanya langsung hilang saat dia melihat mayat terapung di danau. Disamping
mayat terlihat ada ikan rambut beruang. (iiiih... seremnya kalau bener2 ngalami
kayak gitu... nauzubilahiminzalik)
Penemuan mayat itu langsung masuk berita dan pembawa acara
mengatakan kalau polisi menghubungkan penemuan mayat itu dengan kasus
penculikan yang terjadi seminggu yang lalu.
Kita dialihkan pada Soo Hyun yang sedang mengkuncir rambut
anaknya Saet Byeol. Mereka sedang menonton berita tentang seorang anak hilang
yang ditemukan tewas di hutan.
(Anak yang ditemukan di hutan mempunyai sepatu yang berbeda
dengan sepatu milik anak yang ditemukan di danau. Jadi bisa disimpulkan kalau
penemuan mayat anak ini adalah kasus yang berbeda dengan penemuan anak yang
diawal tadi.)
Ternyata bukan hanya Soo Hyun dan Saet Byeol yang menonton
berita, ada Han Ji Hoon juga ada disamping mereka. Dia bertanya pada istrinya,
“sayang, bukankah kau mengatakan kalau topik minggu ini adalah kasus itu?”
Soo Hyun hanya menjawab dengan anggukan. Ji Hoon bertanya lagi,
“ditayangkan pada hari ini kan?” bukannya menjawab Soo Hyun masih fokus pada
berita, sehingga Ji Hoon meneruskan kata2, dia meminta istrinya itu untuk
menangkap sipelaku.
Masih tetap fokus pada berita, Soo Hyun menjawab kalau dia
bukan seorang detektif, menangkap penjahat adalah tugas polisi. Soo Hyun
teringat kalau suaminya itu harus pergi pagi untuk siaran debat, “apakah kau
yakin akan memenangkan debat pada hari ini?”
“Tidak ada menang atau kalah. Akunhanya mengeluarkan pikiran
dan pendapatku.” Jawab Ji Hoon.
“Baik2lah dengannya, dia adalah kandidat presiden.” Pesan
Soo Hyun yang kemudian beralih pada Saet Byul. Dia juga berpesan pada Saet
Byeol untuk tidak ikut dengan orang asing terutama pada laki-laki.
“Termasuk ayah?” tanya Saet Byeol dengan senyum.
“Bukan ayah!” jawab Ji Hoon sambil datang menghampiri putri
kesayangannya itu dan langsung menciumnya.
Soo Hyun kesal karena Saet Byeol malah bercanda. Dia
menguncir rambut Saet Byeol dengan ikat rambut yang sama dengan ikat rambut
yang ditemukan dia samping mayat di danau. (euuum.... mayat itu adalah Saet
Byeol kah? Masih tanda tanya besar)
Soo Hyun mengantarkan Saet Byeol sekolah. Sebelum Saet Byoel
masuk ke sekolah, Soo Hyun berpesan padanya untuk bersikap baik pada temannya
dan dengarkan apa kata gurunya.
“Jika kau menyebabkan masalah lagi seperti saat kau
membiarkan kelinci keluar dari kandangnya, ibu akan sangat marah, mengerti?”
“Aku hanya..... aku merasa kasihan pada kelinci2 itu.” jawab
Saet Byeol polos.
Sambil merapikan pakaian anaknya, Soo Hyul berkata kalau
setelah pulang sekolah pengasuh Saet Byeol akan datang menjemputnya untuk les
bahasa Inggris. “Jika kau pergi ke tempat lain, kau akan berada dalam masalah
besar.” Ancam Soo Hyun, dia juga menambahkan kalau Saet Byeol harus lolos dari
peringkat terakhir pada tes bahasa inggrisnya. Dengan ekspresi malas, Saet
byeol mengiyakan pesan ibunya itu. sebelum pergi Soo Hyun mencium Saet Byeol.
Soo Hyun adalah seorang penulis berita, dan kali ini program
beritanya mengenai penculikan dan pembunuhan anak. Seperti berita yang dia tonton
dirumah. Soo Hyun yang sedang berada dibelakang layar melihat monitor lain yang
menampilkan acara dimana ada suaminya disana. Dalam acara tersebut, suaminya
yang berprofesi sebagai pengacara diikutsertakan dalam debat publik dengan
calon presiden untuk membahas hukuman mati untuk pelaku pembunuhan.
Dan untuk hukuman mati tersebut, Ji Hoon terang2an
menolaknya, dia merasa hukuman itu tidak pantas diberikan. Capres Kim Nam Joon
mengatakan kalau jumlah korban yang terkait dengan pelaku saat ini dalam tahanan
adalah 200. Lebih dari 80 % dari korban tersebut adalah anak2 dan wanita.
Capres Nam Joon bertanya apa Ji Hoon tidak memperdulikan hak2 mereka, “dan
selama 15 tahun terakhir, anggaran tahunan yang digunakan untuk menjaga 60
pelanggar hukuman mati adalah 13.200.000 KW dan itu adalah 220.000 KW per
pelaku. Bagaimana dengan halk2 dari keluarga yang terbebani, mempertahankan
kehidupan para pembunuh yang telah mengambil orang yang mereka cintai?”
“Saya pikir anda salah pengertian akan sesuatu. Ini adalah tempat
untuk debat mengenai penegakan hukuman mati, bukan tempat untuk meributkan hal
mengenai keluarga korban.” Jawab Jin Hoon.
“Apa anda berbicara untuk hak2 pelaku? Wajar saja jika saya
membicarakan mengenai hak2 dari korban dan keluarganya.” Jawab Capres Nam Joon.
Jin Hoon lalu bertanya tentang bagaimana hak seseorang yang
memutuskan untuk memberikan hukuman mati? “Rasa sakit pada mental dan
psikologinya melanggar hak2 dari para pejabat ini. Kalau begitu, apa yang anda
rencanakan untuk dilakukan tentang pihak ketiga yang hak2nya dilanggat dengan
alasan menegakkan hukuman mati?”
Tanpa Ji Hoo sadari, kalau ada seorang perempuan yang terus
memperhatikannya setiap dia berbicara.
Soo Hyun mendapat telepon yang memberikan informasi tentang
si penjahat, diapun langsung menghubungi kepolisian dan melaporkan semuanya.
Soo Hyun dan Ji Hoon sama2 selesai dengan acara mereka. Ji
Hoon mengatakan kalau untuk debat kali ini, dia kalah. Soo Hyun mengingatkan
kembali apa yang sudah Ji Hoon katakan sebelumnya kalau debat itu bukanlah
tenyang menang dan kalah tapi tempat dia mengungkapkan pikiran dan pendapatnya.
Jin Hoon mengajak Soo Hyun makan malam bersama sebelum pulang. Tapi Soo Hyun
menolak dan mengajak Ji Hoon makan dirumah saja karena mereka harus cepat
pulang dan memarahi Saet Byeol karena Saet Byeol gagal dalam tes tingkatnya,
Saet Byeol mendapat posisi terakhir lagi.
“Jangan terlalu berlebihan. Saet Byeol baru berusian 8
tahun....” belum sempat Ji Hoon menyelesaikan kata2 tiba2 dia dilempar sesuatu
oleh seorang ahjumma. Dia adalah ahjumma yang terlihat tidak senang dengan
kata2 Ji Hoon saat acara debat.
Ahjumma itu terlihat sangat marah pada Ji Hoon, selain
melempari Ji Hoon, Ahjumma itu juga mencengkram kerah baju Ji Hoon, “Apa yang
kau katakan? Menghargai setiap kehidupan? Jika anakmu adalah korban, apakah
menurutmu kau akan bisa mengatakan itu?” teriak ahjumma itu.
Soo Hyun berusaha melepaskan cengkaraman wanita itu dari
suaminya, tapi dia malah di dorong oleh wanita itu sampai terjatuh.
“Penjahat2 itu, mereka harus dibunuh dan dirobek2 menjadi
potongan! Anakku meninggal, kenapa penjahat itu masih hidup?” teriak wanita itu
dan terduduk lemas. Ji Hoon hanya bisa terdiam, dia menyadari kalau apa yang
dia katakan dalam debat memang salah. Suami si ahjumma datang dan membawa
istrinya itu pergi karena tak ada gunanya istrinya marah2 seperti itu, krn anak
mereka gak akan kembali juga.
Soo Hyun membantu Ji Hoon membersihkan bekas tomat di wajahnya,
Ji Hoon masih tetap terdiam, pandangannya masih tertuju pada ahjumma itu yang
masih menangis.
Keesokanharinya, Soo Hyun sedang menikmati segelas kopi
sambil melihat partisipan Capres Kim Nam Joon sedang berkampanye. Rekan kerja
soo Hyun datang dan membahas apa yang
terjadi kemarin. Dia mengatakan pada Soo Hyun kalau pembnuh siswi kelas 6 itu
sudah tertangkap selama acara Soo Hyun berlangsung. Tapi kebalikan dari
suksesnya acara Soo Hyun, Ji Hoon kalah
debat. Bahkan setelah acara itu , semua meja terbalik. Efek dari perdebatan
itu, hukuman mati jadi pembicaraan hangat untuk pemilihan presiden. Rekan kerja
Soo Hyun pun mendapat ide kalau topik pertama dia adalah hukuman mati. Diapun
mengajak Soo Hyun untuk menemui pelaku hukuman mati dan melakukan wawancara
dengannya.
Soo Hyun pun ikut dengan rekan kerjanya itu ke penjara untuk
menemui si pelaku. Dalam perjalanan rekan kerja Soo Hyun mengatakan kalau si
pelaku adalah seorang preman yang dengan kejam sudah membunuh wanita. Saat
melihat data2 sipelaku, Soo Hyun tau kalau itu adalah pelaku yang kabarnya
tidak normal. Rekan kerja Soo Hyun membenarkan dan mengatakan kalau si pelaku
mungkin bertindak bodoh untuk mencegah hukuman.
Ternyata ibu sipelaku berusaha meminta pembebasan bersyarat
untuk sipelaku, tapi pihak kepolisian membatalkannya. Soo Hyun melihat foto2
penangkapan si pelaku. Diapun diam2 memasukkan satu foto dimana si ibu korban
sedang menangis.
Rekan kerja Soo hyun menambahkan kalau satu2nya saksi dalam
kasus itu adalah adik si pelaku itu sendiri. Mendengar itu tentu saja Soo
Hyun terkejut.
Adik sipelaku itu bernama Dong Chang yang sekarang sudah
berada di depan perumahan elit. Setelah membuang alamat rumah yang ingin dia
datangi, Dong Chang mengajak kedua temannya untuk ikut masuk kedalam. Untuk
mengelabuhi penjaga, Dong Chang menyuruh Jenny untuk mengalihkan perhatian
penjaga dengan gaya seksinya.
Pengasuh Saet Nyeol mengantarkan Saet Byeol sampai ke depan rumah,
karena pengasuh Saet Byeol ada urusan lain, jadi dia harus pergi dan membiarkan Saet
Byeol masuk rumah sendiri. Sebelum Saet
Byeol masuk rumah, Pengasuh Saet Byeol berpesan pada Saet Byeol untuk tidak
memberitahukannya pada Soo Hyun, karena dia hanya akan pergi selama satu jam.
Di dalam rumah, Jenny dan Byeong Tae sedang bersenang2.
Mereka mendengarkan musik sambil minum2. Tentu saja Saet Byeol terkejut melihat
orang asing di dalam rumahnya. Tak lama kemudian Dong Chang muncul dari balik
pintu dan bertanya, “Siapa kau?” tentu saja Saet Byeol ketakutan, apalagi wajah
Dong Chan menyeramkan.
Soo Hyun dan rekan kerjanya sudah sampai di penjaran dan
bertemu dengan sipelaku. Pelaku itu bernama Dong Ho. Dilihat dari orangnya
sepertinya Dong Ho memang tidak normal. Dong Ho mengaku kalau dia merindukan
anaknya. Soo Hyun lalu menunjukkan foto yang dia simpan sebelumnya.
“Orang ini juga punya seorang anak. Dia juga merindukan
anaknya. Tapi dia tak pernah bisa melihat anaknya lagi. karena anda sudah
membunuh putrinya.”
Mendengar itu mata Dong Ho terlihat kebingungan. Rekan kerja
Soo Hyun bertanya kapan Soo Hyun mengambil foto itu. Polisi yang berjaga disana
langsung mengambi foto itu dan berkata
kalau Soo Hyun tidak boleh menunjukkan foto keluarga korban.
“Dengan cara inilah kita akan tahu, apakah para penjahat
benar2 bertobat.” Soo Hyun berhenti sejenak karena dia sadar, Dong Ho sedang
memperhatikan kakinya. Soo Hyun merubah posisi kakinya dan melanjutkan
kata-2nya. “Atau mereka hanya berpura2. Kita punya hak untuk memberitahu orang2
kebenarannya. Dan itulah sebebanya kita membuat film dokumenter.”
Dong Ho yang terus memperhatikan kaki Soo Hyun tiba2
mengamuk dan ingin meraih Soo Hyun. Tentu saja itu membuat Soo Hyun shock.
Untung saja ada rekan kerja Soo Hyun dan polisi yang menahan Dong Ho.
Soo Hyun keluar dari kantor polisi bersama rekan kerjanya.
Polisi yang berjaga tadi meminta maaf pada Soo Hyun atas apa yang terjadi. Soo
Hyun tidak mempermasalahkannya karena dia juga salah sudah menunjukkan foto
keluarga korban pada Dong Ho.
Saat Soo Hyun akan pergi, polisi itu melihat ibu Dong Ho
datang. Diapun memberitahu Soo Hyun kalau wanita itu adalah ibu Dong Ho, sebut
saja namanya Nyonya Lee. Nyonya Lee selalu mengunjungi Dong Ho setiap hari
selama 10 tahun.
Melihat Nyonya Lee, Soo Hyun bergumam kalau hidup Nyonya Lee
sangat menyedihkan, “Salah satu anaknya sudah melakukan pembunuhan dan anak
yang lain menyaksikan pembunuhan itu.”
Soo Hyun mendapat telepon dari rumah, saat mendengar suara
laki2 yang tidak dia kenal, dia mengatakan pada si penelpon kalau orang itu
pasti sudah salah nomor. Tapi dia melihat lagi ke ponselnya dan diponselnya
benar2 tertulis nama ‘rumah’ untuk nomor yang menelponnya.
“Siapa ini?” tanya Soo Hyun yang menyadari kalau orang itu
benar2 menelpon dari rumahnya.
“Ah, kenapa begitu sulit bicara denganmu? Kupikir kau sudah
terbang keluar negeri tanpa anakmu.” Ucap Dong Chan.
“Siapa kau?”
“Kau benar2 tidak tahu? Cepat datang dengan uang tunai. Aku
yakin kau tahu, tapi kau tahu apa yang terjadi jika kau menghubungi polisi kan?
Cepat datang. Anakmu sedang menunggu ibunya.” Ucap Dong Chan dan langsung
menutup teleponnya.
Soo Hyun panik, dia berniat menghubungi polisi tapi dia
mengurungkannya, karena dia khawatir pada Saet Byeol. Tak punya pilihan lain,
Soo Hyun langsung masuk ke dalam mobilnya dan pulang.
Di rumah Saet Byeol bukannya sedang disandera oleh Dong
Chan, dia malah sedang bersenang2 dengan Dong Chan. Mereka bernyanyi bersama
menyanyikan lagu dari band kesukaan Saet Byeol yaitu SNAKE. Bahkan Dong Chan
didandani mirip vokalis SNAKE.
Soo Hyun sampai di rumah dan terkejut melihat semuanya.
Byeong Tae yang melihat kedatangan Soo Hyun langsung mematikan televisi. Saet
Byeol pun berkata pada ibunya, kalau ibunya punya hitang maka ibunya harus
mengembalikannya.
Bukannya membayar hutang seperti yang ditagih Dong Chan dan
kawan2. Soo Hyun malah menyeret mereka ke penjara. Dong Chan meminta Soo Hyun
melepaskan dia dan teman2.nya karena dia tidak tahu kalau orang yang ingin dia
tagih sudah pindah rumah. Tapi karena apa yang dilakukan Dong Chan sudah
membuat Soo Hyun kesal, jadi dia tak mau melepaskan Dong Chan begitu saja. Dia
meminta detektif Na untuk mengurusnya sesuai hukum. Detektif Na yang
sepertiinya sudah mengenal Dong Chan berusaha membujuk Soo Hyun untuk tidak
menuntut Dong Chan. Tapi Soo Hyun tidak mau karena Dong Chan sudah membuatnya
cemas.
“Anakku dirumah sendirian. Dia pasti sangat terkejut!”
“Aku tidak terkejut sama sekali!” jawab Saet Byeol polos.
“Saet Byeol, diamlah.”
“Ahjussi bukan pria jahat. Dia hanya bermain denganku.
Lepaskan saja dia.” Pinta Saet Byeol. Namun sayangnya Soo Hyun masih tetap
kekeuh dengan pendiriannya, dia tidak mau melepaskan Dong Chan.
Soo Hyun menarik Saet Byeol keluar. Sambil menahan tarikan
ibunya, Saet Byeol berkata, “Ahjussi.. tunggu saja.. aku akan menyelamatkanmu!”
tentu saja Dong Chan senang mendengarnya dan berharap saet Byeol bisa
membantunya.
Didepan gerbang perumahan elit, penjaga mendorong seorang
anak laki2 yang sepertinya dia sedikit keterbelakang. Anak laki2 itu bernama
Young Gyu dan dia adalah anak dari Dong Ho. Tepat disaat itu, Soo Hyun datang
dan bertanya apa yang terjadi. Penjaga menjawab kalau dia mendapat keluhan dari
seorang penghuni yang tidak nyaman melihat Young Gyu berada di depan gerbang
karena itu dia sedang berusaha mengusir Young Gyu.
Soo Hyun berkata kalau penjaga tidak punya hak mengusir
Young Gyu karena Young Gyu hanya duduk didepan gerbang dan tidak masuk ke
perumahan. Penjaga menjawab kalau dia hanya melakukan perintah dari penghuni
yang merasa tidak nyaman. Soo Hyun pun tak berkata, kalaupun penjaga ingin
mengusir Young Gyu, maka penjaga harus melakukannya dengan baik2 bukan dengan
cara kasar.
Dari dalam mobil, Saet Byeol melihat kaos kaki Young Gyu
yang bolong. Sebelum masuk gerbang, Soo Hyun berpesan pada Young Gyu untuk
segera pulang karena udara diluar dingin.
Dong Chan terus saja mengeluh dan berkoar2 karena dia
dipenjara. Detektif Na menghampirinya dan menyuruhnya diam. Dong Chan berkata
kalau apa yang terjadi padanya tidak adil karena Saet Byeol menyukai dirinya
bahkan Saet Byeol membuatnya mirip seperti vokalis SNAKE. Selain itu Dong Chan
juga sudah membuatkan Saet Byeol ramen dan memesankan pizza yang dia inginkan.
Detektif Na menjawab kalau ibu Saet Byeo tidak pernah
membolehkan Saet Byeol makan mie instan dan pizza karena tidak bagus untuk Saet
Byeol. Dong Chan berkata kalau Soo Hyun adalah wanita yang aneh.
Dong Chan pun merayu detektif Na untuk membantunya agar bisa
keluar dari penjara. Dia meminta detektif Na untuk bicara dengan atasannya. Namun
sayang detektif Na berkata kalau dia tidak bisa melakukan tapi da satu orang
yang bisa melakukannya untuk Dong Chan.
“Siapa itu?” tanya Dong Chang dengan senang.
“Dia seorang direktur tim yang baru untuk detektif
pembunuhan. Jika dia seorang direktur tim, dia pasti punya beberapa kekuasaan.”
Dong Chan senang medengarnya. Tiba2 ekspresi senang Dong
Chan berubah jadi kesal saat melihat seseorang yang baru muncul.
“Kenapa keparat itu disini?” tanya Dong Chan pada detektif
Na.
“Itulah orangnya, Ketua Tim Hyun.” Jawab detektif Na.
Mendengar itu, Dong Chan langsung memukul kepala detektif
Na, dan mengatainya bodoh. Woo Jin melihat kearah Dong Chan dan mereka
hanya saling lihat. Sepertinya mereka sudah saling kenal satu sama lain.
Saet Byeol mengambil sepasang kaos kaki dari temat jemuran.
Sebelum masuk ke bis sekolah, Saet Byeol memberikan sepasang kaos kaki itu pada
Young Gyu. Dari dalam bis, Saet Byeol tersenyum pada Young Gyu dan melambaikan
tangannya.
Tak lama kemudian Nyonya Lee muncul dari dalam gerbang.
Ternyata Young Gyu menunggu di depan gerbang hanya untuk menunggu neneknya.
Young Gyu sangat senang saat bertemu dengan neneknya dan mereka pulang bersama.
Sepertinya Nyonya Lee bekerja disalah satu rumah diperumahan elit itu.
Ji Hoon mengajak Soo Hyun nonton, tapi dia menolaknya karena
Saet Byul ada les matematika setelah kelas bahasa inggris jadi dia ingin
membuatkan cemilan untuk saet Byeol. Ji Hoon merasa kasihan pada anaknya karena
tempat les nya tidak libur padahal hari ini adalah hari liburpemilihan.
Dong Chan dan kawan2 dibebaskan. Detektif Na berkata kalau
yang membebaskan mereka adalah Woo Jin. Mendengar itu Dong Chan tak
terima dan dia mengajak teman2nya masuk lagi kepenjara. Tentu saja Jenny tidak
mau. Jenny dan Byeong Tae langsung lari keluar.
Detektif Na menyuruh Dong Chan pergi saja, dia juga
memberitahu kalau ayah Saet Byeol adalah seorang pengacara. Dan Woo Jin yang menelponnya untuk membebaskan Dong Chan.
“Jika kau mengirim surat pengunduran dirimu, cobalah hdiup
sebagai contoh yang baik. bukankah memalukan melihat rekan2mu seperti ini?”
ucap detektif Na.
‘Tidak ada rasa malu yang tersisa untukku.” Jawab Dong Chan
dan pergi.
(ternyata Dong chan
dulunya adalah seorang polisi, mungkin dia berhenti karena kasus kakaknya)
Saat menghirup udara kebebasan, Nyonya Lee muncul dan
memanggil Dong Chan. Nyonya Lee tahu, Dong Chan ada di kantor polisi dari
detektif Na. Nyonya Lee pun bertanya apa Dong Chan membuat masalah lagi.
‘Aku baru saja mendapat kesialan hari ini.” Jawab Dong Chan
dan hendak pergi. Tapi Nyonya Lee menahannya.
Nyonya Lee memberitahu Dong Chan kalau ada penggalangan dana
di sekolah Young Gyu, dan Young Gyu meminta dia memberitahu Dong Chan untuk
datang. Nyonya Lee sendiri tak bisa datang karena dia ada kerja.
“Aku sudah bilang aku tidak ingin melihatmu lagi. apa aku
terdengar seperti sedang bercanda?” ucap Dong Chan sambil membuang selebaran
yang ibunya beri dan pergi.
Nyonya Lee mengambil selebaran itu lagi, dia menangis
melihat Dong Chan.
Bersambung
Sinopsis God’s Gift – 14 Days episode 1 part 2
3 komentar
Makasi mba sinopsis nya ,aku ud nunggu lama drama ini
BalasAku suka lee bo young & cerita drama nya jg bagus
Klo bisa pict nya lbh banyak lg biar enak baca nya
Ceritanya bagus bgt kak.. bakal rame nih kayaknya..
Balasmaksi kk...
Balas