Sinopsis God’s Gift – 14 Days Episode 7 Part 3. Sumpah dah
nonton drama ini selalu buat deg-degan. Dengan bantuan Dong chan, akhirnya Moon
Soo dipenjara. Tapi drama ini tidak berakhir disana saja ketegangangannya.
Karena diperoleh petunjuk lagi kalau bukan Moon Soo orang yang akan menculik
dan membunuh Saet Byeol. siapakah orang yang akan menculik Saet Byel? Yuk kita lanjutkan sinopsisnya.
Sinopsis God’s Gift – 14 Days Episode 7 Part 3 !!!
Dong Chan sengaja menabrak Ho Gook saat dia membawa barang-barang
milik Moon Soo. Dia bahkan sengaja mengeluarkan semua isinya dari kadus dan
memasukkannya satu persatu. Dong Chan juga meminta Ho Gook untuk membiarkan dia
yang membawa barang-barangnya. Ternyata Dong Chan seperti itu karena dia ingin
minta satu bantuan lagi pada Ho Gook, dia meminta Ho Gook mengizinkannya untuk
bertemu dengan Jang Moon Soo. Tentu saja Ho Gook tidak memberinya izin karena
sebelumnya Dong Chan sudah membuat masalah.
“Ho Gook yang melindungi negara kan? Jangan begitu, kali ini
saja.” Rayu Dong Chan.
“Jangan begitu Hyung. Tidak peduli itu sekali atau dua kali.
Ottakku sudah mau migran!” rengek Ho Gook yang kapok selalu diam2 membantu Dong
Chan.
Tepat disaat itu Woo Jin datang dan bertanya ada apa. Dong
Chan kesal pada Ho Gook dan langsung mendorongnya. Dong Chan berkata pada Woo
Jin kalau dia ingin bertemu dengan Moon Soo. Dia beralasan kalau ada hal
penting yang ingin dia tanyakan pada Moon Soo.
“Bukankah kalian bisa mengamati dari luar? Masih bisa
direkam lagi. Tolonglah aku kali ini saja. “ pinta Dong Chan pada Woo Jin. Woo
Jin berpikir sejenak dan akhirnya mengizinkan Dong Chan menemui Moon Soo di
ruang interogasi.
Di dalam ruang interogasi, Dong Chan mengeluarkan tongkat
dan menghancurkan kamera cctv, dia juga menggunakan tongkat tersebut untuk
mengunci pintu. “Masih ada waktu 3 menit sebelum polisi berhasil mendobrak
pintu ini. Dalam waktu 3 menit ini, tidak akan ada orang yang bisa mendengar
percakapan kita.” Ucap Dong Chan dan meletakkan jam tangannya yang sudah di set
waktu 3 menit.
Moon Soo bertanya apa yang ingin DonG Chan tanyakan padanya
karena semua yang penting sudah dia ceritakan pada polisi. Dong Chan meletakkan
tas yang dia bawa di hadapan Moon Soo dan bertanya apa tentang bebek yang mengapung di bak mandi Moon
Soo juga sudah Moon Soo ceritakan pada polisi. Dong Chan menambahkan kalau
barang kesukaan Moon Soo bukanlah bebek-bebekan itu tapi cincin yang ada di
cari kelingking Dong Chan.
“Mau aku ceritakan sebuah cerita untukmu? Dulu ada seorang
anak kecil. Tapi ada seorang bangsat membunuh anak kecil tersebut. Tapi cincin
yang dipakai oleh anak kecil itu hilang. Aku mau tanya pada bangsat itu,
cincinnya menghilang kemana? Dia bilang sudah dibuang. Sudah dibuang ke dalam
saluran pembuangan. Tapi disini ada sebuah kebalikan. Ternyata ada seorang
bangsat yang lebih bangsat lagi dari bangsat itu. kira2 siapakah dia?” Moon Soo
memalingkan wajahnya dari pandangan Dong Chan karena dia tahu maksud cerita
Dong Chan. Dong Chan pun bertanya kenapa Moon Soo begitu cepat gelisah padahal
dia belum masuk ke topik utamanya. Dong
Chan menunjukkan foto tangan korban yang sudah dibunuh oleh ayah Moon Soo.
Presiden Nam Jong sedang melakukan diskusi tentang daftar
eksekusi diruangannya. Presiden memutuskan kalau daftar eksekusi dimulai dari
pidana pembunuh wanita dan anak-anak.
Kembali lagi ke ruang interogasi dimana Dong Chan berkata
kalau gambar yang dia tunjukkan itu adalah gambar tangan anak kecil yang
dibunuh oleh ayah Moon Soo. “Pada saat melarikan diri, tangannya terbakar mesin
pembuat waffle.” Ucap Dong Chan dan menunjukkan gambar mesin pembuat waffle.
Masih pura2 tak tahu Moon Soo bertanya apa maksud Dong Chan
menunjukkan semua itu padanya. Dong Chan kemudian mengeluarkan sebuah kertas,
yang dia dapat dari dokter yang merawat Moon Soo setelah kejadian itu. bekas
luka bakar yang ada di tangan Moon Soo sama persis dengan luka bakar di tangan
anak itu.
“Kami semua ditipu. Kami semua mengira kau sedang
menyembunyikan rasa ingin balas dendammu. Tapi ternyata kau takut ketahuan orang
lain kalau kau lah yang membunuh anak kecil ini. Karena itulah kau membuat
gambar seperti ini di tanganmu untuk menyembunyikan luka bakarmu.”
Moon Soo langsung terperanjat karena kejahatan yang sudah
dia simpan selama 10 tahun terungkap.Ternyata 10 tahun yang lalu Moon Soo
sedang mengejar anak kecil yang berusaha melarikan diri. Anak kecil itu memakai
cincin yang sama seperti yang Dong Chan bawa. Moon Soo hendak membakar tangan
anak itu di atas alat mempuat waffle tapi malah tangannya sendiri yang terbakar.
“Bukan aku! Bukan aku! Ayahku yang melakukannya! Ayahku!”
ucap Moon Soo.
“Bukankah kau bilang ayahmu tidak bersalah? Beliau yang
menderita kanker paru2 stadium 4 menjadi kambing hitammu. Karena itu selama ini
kau selalu hidup dalam penyesalan yang mendalam. Pada akhirnya kau tidak dapat
menahan diri dan melakukan kejahatanmu kembali. Karena itu kau persiapkan
ruangan rahasia itu dan bersiap2 untuk menculik anak kecil lagi.”
Moon Soo merasa frustasi dan memegangi kepalanya. Dong Chan
melanjutkan kata2nya. “Tapi ada seorang ahjumma yang aneh datang. Bilang balas
dendam terhadap Han Ji Hoon atau apalah, kemudian masalah tato... kau pasti
senang sekali kan?”
Moon Soo meminta maaf dan minta diberi kesempatan satu kali lagi. “Bukankah ayah sudah mati? Kali
ini saja, bantulah aku.” Pinta Moon Soo dan memegangi kepalannya lagi.
Dong Chan tersenyum, ‘Tapi, tidak peduli aku kaji
bagaimanapun, ada satu hal yang tidak kumengerti. Darimana kau bisa tahu
tentang masalah tato itu?”
Moon Soo yang sebelumnya hanya menunduk ketakutan sekarang
tertawa girang dan berkata kalau Dong Chan dan Soo hYun pasti sedang mencari
bangsat itu? Moon Soo berkata kalau dia mau memberitahu Dong Chan asal dia membakar
catatan medis moon Soo.
Dong Chan setuju, sebelum pintu didobrak oleh polisi, dia
membakar catatan medis itu. Dan sebagai gantinya, Moon Soo memberitahu Dong
Chan darimana dia tahu gambar tato itu. Moon Soo memberitahu Dong Chan dengan menggunakan foto Eun Joo dan Saet
Byeol yang berfoto ditokonya.
Waktu 3 menit habis dan polisi menerobos masuk. Dengan cepat
Dong Chan langsung mengambil foto Saet Byeol dan Eun Joo yang ditunjukkan oleh
Moon Soo. Dong Chan pun buru-buru pergi
dengan membawa tasnya.
Dari kantor polisi, Dong Chan langsung pergi ke toko Moon
Soo. Sambil melihat foto Saet Byeol dan Eun joo, Dong Chan teringat kata2 Moon
Soo yang berkata kalau orang yang Dong Chan dari adalah pelanggan tetap toko
perlengkapan sekolahnya. Dan minggu lalu, orang itu pergi ke tokonya sampai 3
kali.
Tepat disaat orang itu datang, Moon Soo mengambil foto saet
Byeol dan Eun Joo. Ketika pelanggan itu membayar, Moon Soo melihat lambang
nemesis di tangan pelanggan itu dan berkata kalau dia juga menyukai lambang
itu. Pada Dong Chan, Moon Soo mengaku kalau dia tidak melihat wajah si
pelanggan karena orang itu datang dengan menggunakan topi dan masker. Selain
itu si pelanggan juga mengenakan celana olahraga dan sandal.
Karena pakaian yang dia gunakan, Dong Chan menebak kalau
orang itu pasti tinggal disekitar sekolah Saet byeol. Dia teringat lagi pada
apa yang dikatakan Moon Soo, dimana orang itu membeli dua kali membeli perlengkapan tulis dan
kemarin lusa dia membeli teleskop 300mm.
DongChan mencari struk belanja orang itu dan menemukannya.
Tepat disaat itu Soo Hyun menelpon dan bertanya tentang perkembangan kasus Moon
Soo. Dong Chan memberithau Soo Hyun kalau penjahat sebenarnya bukanlah Moon
Soo.
Diberitahu kalau yang akan menculik Saet Byeol bukan Moon
Soo, saet Byeol langsung pergi ke pos pengamanan dan melihat cctv. Dari cctv
itu terlihat kalau Saet Byeol diantar oleh seorang laki-laki berjaket hitam dan
berhelm hitam. Setelah menurunkan Saet Byeol pria itu memberi sebuah ampolp
pada Saet byeol dan amplop itulah yang dimaksud Saet Byeol paket untuk ayahnya.
Soo Hyun menyadari kalau dia sudah salah kira, paket yang dititipkan pada Saet
Byeol bukanlah kardus yang dia buka.
Soo hyun langsung masuk ke ruang kerja Ji Hoon dan mencari
amplop tersebut. Dia menemukan o amplopnya namun sayang isinya sudah tidak ada.
Soo Hyun pun berusaha menelpon Ji Hoon untuk menanyakan keberadaan paket
tersebut namun sayang Ji Hoon sedang ada sidang jadi tidak bisa dihubungi.
Di kantornya, Dong Chan meminta Byeong Tae untuk mencari
data seseorang. Karena tak mau mendengar keributan antara Dong Chan dan Byeong
Tae, Jenny menyalakan televisi dan melihat video interogasi Dong Chan pada Moon
Soo. Di kantor polisi, Moon Soo juga melihatnya. Moon Soo menyadari kalau dia
sudah dijebak oleh Dong Chan. Moon Soo pun menggeram dan berkata kalau dia
tidak akan mengampuni DongChan.
Kembali lagi di kantor DongChan dimana dia berkata kalau dia
terlihat keren di video itu. Jenny meminta bagiannya dari hasil penyebaran
video itu. Tapi Dong Chan tidak mengambil sepeserpun dari stasiun televisi itu.
“Oppa sudah berubah! Bukankah kau bilang mau jadi vampire?”
keluh Jenny.
Byeong Tae berkata kalau yang vampire itu adalah Moon Soo
karena sudah mengorbankan ayahnya untuk menjadi kambing hitam semua
kejahatannya. Byeong Tae tak mengerti kenapa ayahnya mau melakukan itu semua.
Jenny menjawab mungkin hanya itu yang bisa dia perbuat untuk anaknya.
“Jenny, seorang filsuf bernama Picasso pernah bilang
begitu.... ‘jangan hanya percaya apa yang terlihat oleh mata’ yang kita pikir adalah kenyataan ternyata
bukan fakta. Tidak hanya kali ini saja dia pernah bilang begitu. Begitu lihat
sudah tahu... “ belum sempat Byeong Tae menyelesaikan kata2nya, Dong Chan
langsung memuku l kepalanya dan berkata kalau Picasso adalah seorang pelukis.
Byeong Tae tetap pada pendiriannya kalau Picasso adalah
seorang filsuf karena dia sudah membaca bukunya. Dia menunjukkan buku itu pada
Dong Chan, kata-kata yang dia ucapkan sebelumnya memang ada di buku itu. “Jangan
hanya percaya apa yang terlihat oleh mata. Semua yang kau lihat belum tentu
adalah kebenaran.” Namun ternyata Byeong
Tae salah baca nama pengarangnya, jadi Dong Chan yang benar kalau Picasso itu
adalah seorang pelukis. Setelah diam sejenak, Dong Chan memilih pergi.
Dong Chan berada di dalam mobilnya. Dia melihat data tentang
kakaknya dan teringat kembali saat persidangan itu dimana Ji Hoon yang menjadi
jaksa penuntutnya. Ji Hoon bertanya apakah benar Dong Ho yang sudah membunh Lee
Soo Jin? Dong Ho mengangguk mengakuinya.
“terdakwa Ki Dong Ho setelah membunuh Lee Soo Jin, mayatnya
dibuang ke dalam kolam?” tanya Ji Hoon
lagi.
“Iya.” Jawab Dong Ho.
“Selain Lee Soo Jin, Kim Jae Kyeong dan Jong Tae Hee juga
dibunuh oleh terdakwa?”
Untuk pertanyaan yang satu itu, Dong Ho membantahnya. Dia mengaku
kalau dia tidak membunuh mereka berdua.
Kita kembali lagi pada Dong Chan yang membaca data Dong Ho, “setelah
tersangka Ki Dong Ho tertangkap, ia mengakui perbuatannya membunuh Lee Soo Jin.
Msekipun tanpa keberadaan barang bukti, terhadap 2 korban wanita yang mati
sebulan yang lalu terdakwa dengan gigih membantah telah membunuh kedua korban. Setahun
kemudian ia mengakui semua adalah perbuatannya. Dan divonis hukuman mati.” Dong
Chan memejamkan matanya dan berkata dalam hati, “Jangan hanya percaya apa yang terlihat oleh mata. Semua yang
kau lihat, belum tentu adalah kebenarannya.”
Dong Ho diberitahu kalau Dong Chan menjenguknya. Mendengar itu
Dong Ho begitu terlihat senang. Dengan terus menyebut nama Dong Chan, Dong Ho
masuk ruang pertemuan, tapi wajahnya langsung terlihat sedih saat dia tak
menemukan Dong Chan disana. Dong Ho menangis dan menempel-nempelkan wajahnya ke
kaca untuk mencari Dong Chan.
Ternyata Dong Chan memang datang tapi sebelum menemui Dong
Ho, dia langsung keluar begitu saja. Dalam hati Dong Chan berkata, “Betul...
aku hanya percaya apa yang terlihat oleh mataku . itulah kebenaran!”
Ji Hoon langsung dikerumuni wartawan dan diburu pertanyaan
tentang kasus pembunuhan di toko roti Geum Ja Dong 10 tahun yang lalu. Mereka bertanya
apa pendapat Ji Hoon yang sudah salah memeriksa. Denga tenang Ji Hoon menjawab
kalau tidak ada kesalahan dalam proses pemeriksaan. Seorang wartawan bertanya
lagi apa Ji Hoon beranggapan kalau dia tidak bertanggung jawab atas kekeliruan
itu?
“Jika memang aku harus bertanggung jawab, aku akan
bertanggung jawab.” Jawab Ji Hoon santai. Dia terus diberi pertanyaan oleh
wartawan.
“Karena kasus ini membawa dampak yang besar untuk reputasi
anda. Tapi pernyataan yang menentang dilaksanakannya hukuman mati, membawa
dorongan yang besar. Apa pendapat anda?” tanyaseorang wartawan.
“Keyakinanku sampai sekarang tidak pernah berubah. Hak untuk
membunuh tidak dimiliki oleh siapapun, termasuk pemerintah. Pidana mati adalah
sebuah bentuk lain dari pembunuhan.” Jawab Ji Hoon dan hendak pergi.
Tepat disaat itu Soo Hyun muncul dan langsung bertanya
dimana Ji Hoon meletakkan paketnya. Saking ingin tahunya isi paket itu, Soo
Hyun tidak perduli kalau sedang banyak wartawan disekeliling mereka. Momen Soo
Hyun yang begitu memaksa Ji Hoon langsung diabadikan oleh wartawan-wartawan
itu.
Ji Hoon pulang dengan marah, sedangkan Soo Hyun tidak
perduli pada kemarahan Ji Hoon, dia terus bertanya dimana Ji Hoon
menyembunyikan barang itu.
“Kusuruh kau jangan teruskan lagi! Taukah kau apa yang sudah
kau perbuat? Karena kau dan bangsat itu mencari gara2 diluaran, membuatku
menjadi begini, kau tahu? Jika benar kau begitu mengkhawatirkan Saet Byeol,
tolong diam saja dirumah.” Teriak Ji Hoon dan pergi. Waduh... Ji Hoon marah
gara2 kebenaran terungkap... mana bisa kayak gitu sih.
Bukan Soo Hyun namanya kalau mau nyerah gitu saja. Ditinggal
sendirian di ruang kerja Ji Hoon, Soo Hyun langsung mencarinya sendiri. Dia mencari
di tas Ji Hoon tapi tak menemukannnya. Tepat disaat itu Dong Chan menelpon dan
mengatakan kalau dia menemukan sesuatu.
Dong Chan dan Soo Hyun pergi ke sebuah perumahan. Gak tahu
ne namanya apa, tapi kayak rumah susun gitu. Dengan berpura2 sebagai pengantar
makanan Dong Chan masuk ke rumah nomor 306. Dong Chan bahkan menyiram ramen
pada pemilik kamar. Ternyata Dong Chan kenal dengan pemilik rumah nomor 306, dia adalah saingan Dong Chan
dibisnis yang sebelumnya Dong Chan jalankan yaitu menjadi mata2.
Dong Chan memborgol ahjussi yang masuk kerumah 306 dan
bertanya pada pemilik rumah apa dia
sedang mengumpulkan bukti tentang istri ahjussi yang bermain gila dengan orang
lain.
“Rumah ini juga disewa olehnya. Dari sini kelihatan jelas
sekali gedung diseberang sana.” Jawab pemilik rumah.
Dong Chan mengeceknya sendiri dan menyuruh Soo Hyun
melihatnya juga. Ternyata teropong itu juga mengarah pada rumah Soo Hyun. Soo
Hyun menjawab kalau sebelahnya adalah rumahnya. Mendengar itu ahjussi bertanya,
“Ibu Saet Byuel kah? Aku adalah ayah Joon Ho.”
“Bos ini punya penyakit curiga pada istri. Sudah sebulan
kami mengamatinya. Dan sama sekali tidak dapat apa2. Malah nemu barang bagus
ditempat lain.” Ucap pemilik rumah dan menunjukkan barang bagus itu pada Dong Chan.
Pemilik rumah itu menunjukkan video Soo Hyun, seperti dia
tidak menyadari kalau orang yang datang ke tempatnya itu adalah Soo Hyun.
“Ahjumma ini cantik dan seksi sekali kan?” ungkap pemilik
rumah. “saat merekam ahjumma ini, aku berhasil merekam sesuatu yang
mencengangkan.” Tambah pemilik rumah yang kemudian menujukkan video Ji Hoon
berpelukan dengan wanita lain. “Awalnya kukira ahjumma ini dengan suaminya.”
Dong Chan pun terkejut melihatnya sedangkan Soo Hyun masih
fokus pada teropong yang mengarah kerumahnya. Soo Hyun beralih dan ikut melihat
video itu. Dia meminta video suaminya yang berpelukan dengan wanita lain itu di
close up. Si pemilik berkata kalau video itu tidak ada versi close-upnya. Betapa
terkejutnya dia saat menyadari kalau Soo Hyun adalah ahjumma yang dia bilang
cantik dan seksi.
Dong Chan menarik si pemilik dan berkata “Jam terbang kita
sama2 sudah tinggi. Haruskah kau seperti ini? Mana mungkin tampilan tadi tidak
bisa di close-up? Serahkan fotonya!”Pinta Dong Chan.
“benar tidak ada.” Jawab pemilik.
“Mau bohongi siapa kau?percaya tidak, susunan gigimu kususun
ulang nanti? Serahkan cepat!” ancam Dong Chan dan si pemilik tetap berkata kalau
tidak bisa di close up.
“Beberapa hari yang lalu waktu aku tidak ada dirumah,
rumahku kemalingan. Setelah menghapus semua file yang ada di laptop, dia kabur.
Tak tahu orang gila mana itu.” ucap pemilik.
Soo Hyun yang dari tadi terdiam langsung pergi dan Dong Chan
mengikutinya.
Soo Hyun masuk ke ruang kerja Ji Hoon. Dengan menangis dan
marah, Soo Hyun membongkar semua barang2 milik Ji Hoon. Saat akan membuka laci,
Soo Hyun tak menemukan kuncinya, jadi dia menggunakan piagam penghargaan Hak
Asasi Manusia untuk membuka laci tersebut.
Soo Hyun bertambah shock saat melihat foto Ji Hoon dan Min
Ah. Ternyata wanita simpanan Ji Hoon adalah Min Ah, sabahat Soo Hyun sendiri.
“Ternyata Min Ah?” ucap Soo Hyun sedih. Diapun teringat saat
dia tahu Min Ah hamil dan saat itu Min Ah berkata kalau semua rasa sakit dan
penderitaannya, akan dia kembalikan pada orang itu.
“Penderitaanku sekarang ini... kehilangan anak...” Soo Hyun
benar2 shock mengetahui semua itu.
Di sisi lain, kita melihat Min Ah menarik Saet Byeol secara
paksa. Tidak suka dengan perlakukan Min Ah yang kasar padanya, Saet Byeol pun menarik
tangannya dan lari dari Min Ah. Min Ah langsung mengejarnya dan tiba-tiba
muncul mobil dan hendak menabrak Saet byeol.
Bersambung...
Sinopsis God’s Gift – 14 Days Episode 8 dari mbak ayu.
3 komentar
suka deh bahasa yg dipake Drama Populer ini. dan slalu ngakak tiap baca dialog si dong chan.. gomawo Lilik.. ^_^ meski udah nonton sebelumnya tapi ngga pernah ketinggalan baca sinop mu.. ~aleeya~
Balassaet byeol appa ternyata oh ternyata. jadi semua bermula dari ji hoon. huftss
BalasWah drama ini ceritanya muter2... Jeren bgt tp. tiap nangkap tersangka, pasti ada lg orang di baliknya.
BalasBtw, jangan2 kakek yg suka ke rumah dong chan itu sbnrnya ayahnya dong chan? Makanya bs tau ttg kakaknya dong chan?