logo blog
Selamat Datang Di Blog Kompi Males
Terima kasih atas kunjungan Anda di blog Kompi Males,
semoga apa yang saya share di sini bisa bermanfaat dan memberikan motivasi pada kita semua
untuk terus berkarya dan berbuat sesuatu yang bisa berguna untuk orang banyak.
loading...

Sinopsis Emergency Couple Episode 18 Part 1

Sinopsis Emergency Couple Episode 18 Part 1. Pada episode sebelumnya Kita melihat Jin Hee yang langsung pergi kerumah Chang Min saat Ah reum memberitahunya kalau Chang Min tidak keluar-keluar dari rumahnya. Khawatir terjadi sesuatu pada Chang Min, Jin Hee langsung pergi dan meninggalkan dr Gook begitu saja. Saat melihat Chang Min sakit dengan demam tinggi, diapun langsung menyuruh Chang Min minum obat. Jin Hee juga membuatkan Chang Min bubur, karena chang Min menyuruh Jin Hee pulang,  Jin Hee pun berkata kalau dia akan pulang setelah chang Min menghabiskan buburnya.

Sinopsis Emergency Couple Episode 18 Part 1


Jin Hee mengambil minum di kulkas dan ketika akan mengambil gelas di meja, dia melihat toples kecil berisi cincin. Penasaran, Jin Hee pun membuka tutup toples dan mengeluarkan cincin tersebut. Jin Hee terkejut saat menyadari kalau itu dalah cincin nikah miliknya yang diambil Jin Ae. Tepat disaat itu Chang Min keluar dari kamarnya.


Jin Hee bertanya kenapa Chang Min bangun, seharusnya dia makan lebih banyak. Chang Min menjawab kalau dia sudah kenyang. Perlahan Jin Hee menunjukkan cincin pernikahannya dan bertanya kenapa  cincin itu ada pada Chang Min.



Tak langsung menjawab, Chang Min memilih duduk dulu. Jin Hee berkata kalau Jin Ae yang sudah mengambil cincin itu darinya. Chang Min menjawab kalau dia sudah mengambilnya kembali dari Jin Ae.
“Kenapa.... kau masih memilikinya?” tanya Chang Min.

“Takdir kita.. pasti belum berakhir. Aku pikir itu belum berakhir untuk kita.” Chang Min terkejut dengan jawaban Jin Hee. “Sebenarnya... aku sangat takut. Bagaimana jika aku jatuh hati padamu lagi? Bagaimana jika aku mencintaimu seperti orang gila lagi?”

‘Itu.. pasti benar2 sulit bagimu karena kau bertemu aku. Juga dengan meninggalnya ayah. Jika kau tidak bertemu denganku... tidak, jika kita tidak bertemu lagi setelah kita putus... kau tidak akan melalui waktu sulit seperti ini.”

“Chang Min-a....”

“Pergilah.... kau sekarang merasa seperti itu karena ayahku...”

“bukan sepert itu.”

“Ya, kau adalah orang yang baik hati. Itulah kenapa kau baik pada ayahku bahkan setelah kita bercerai. Sekarang aku terlihat seperti sedang mengalami hal yang sulit. Kau hanya merasa kasihan padaku. Aku tidak ingin menempatkanmu dalam kesulitan karena diriku lagi.” Jin Hee menghela nafas mendengar itu. “Jin Hee-a...”

“baiklah, aku mengerti. Aku akan pergi. Kau sedang sakit sekarang, jadi....”

“Aku baik2 saja. Pergilah sekarang.” Sela changMin.

“Jika kau merasa sakit lagi, jangan sendirian... dan hubungi aku.” Ucap Jin Hee tapi tak diiyaakan oleh Chang Min, dia hanya diam saja.


Jin Hee pun pulang. Di taksi dia terus memandangi cincin pernikahannya dan teringat pada chang Min. Khawatir, Jin Hee pun menelpon Chang Min tapi tak diangkat. Chang Min melihat panggilan itu tapi dia memang sengaja tak mengangkatnya.  Jin Hee menelpon lagi, dan untuk panggilan kedua ini dijawab oleh Chang Min.


Jin Hee bertanya kenapa chang Min tidak mengangkat teleponnya, apa ChangMin sudah tiidur? Chang Min berbohong dan menjawab iya. Jin Hee pun meminta maaf, dia menelpon karena dia khawatir.


Dr Gook mancing sendirian untuk mengisi waktunya. Saat menunggu pancingannya, dia teringat dengan percakapannya dengan Jin Hee, dimana dia berkata kalau hubungan diantara Chang Min dan Jin Hee belum berakhir. Dan malam itu Jin Hee juga mengiyakan, dia berpikir hubungannya dengan Chang Min belum berakhir.

Sebenarnya malam itu, dr Gook hendak mengungkapkan perasaannya pada Jin Hee, namun sayang tepat disaat itu Ah Reum menelpon memberitahu tentang Chang Min. Jin Hee yang sangat khawatir pada Chang Min langsung pergi begitu saja tanpa bertanya apa yang ingin dr Gook katakan padanya.


Jin Hee sedang memeriksa seorang pasien nenek-nenek. Perawat Heo datang dan memberikan hasil  tesnya. Setelah melihat hasil tes si nenek, Jin Hee berkata kalau nenek memiliki penyakit pneumonia yang parah. (Pneumonia adalah radang paru-paru). Jin Hee pun bertanya apa nenek datang dengan walinya,karena dia harus diobati dengan antibiotik. Si nenek berkata kalau walinya sibuk, jadi Jin Hee bisa mengatakan padanya.

Jin Hee menunjukkan CT scene milik nenek dan berkata kalau ada tumor didalam tubuh nenek dan tumor itu semakin membesar. Nenek itu terkejut ketika Jin Hee berkata kalau dia punya  tumor.

“Anda mengidap kanker paru2.” Jawab Jin  Hee ragu-ragu.

“Paru... kanker paru2? Aku? Aku? Apa maksudmu? Ini pertama kalinya aku mendengar tentang hal ini! Kanker? Kanker paru-paru?” ucap nenek tak percaya.

Perawat Heo mencoba menenangkan si nenek,tapi nenek malah semakin mengamuk. Dr Shim datang dan bertanya apa yang terjadi. Jin Hee menjawab kalau di nenek harus mendapatkan pengobatan untuk kanker paru-paru,  tapi si nenek  mengalami pneumonia karena penyakit paru obstruktif kronik (PPOK).

Nenek menangis mengetahui dirinya  mengidap kanker paru2. “Ya Tuhan..... aku akan mati..” tangisnya.


“Nenek, tolong tenang. Saya akan memeriksanya lagi. Anda harusnya mengobati pneumonia anda terlebih dulu.” Bujuk dr Shim.


Si nenek menelpon anaknya dan mengatakan kalau dia sekarang ada di UGD. Dengan menangis dan ketakutan dia memberitahu anaknya kalau dokter UGD mengatakan dia mengidap kanker.



Dr Shim bertanya pada Jin Hee apa dia tidak melihat catatan pasien. Jin Hee menjawab tidak. Dr Shim mengatakan kalau wali si nenek meminta untuk tetap merahasiakan penyakit itu dari nenek. Jin Hee meminta maaf karena dia tidak melihatnya. Dr Shim menghela nafas dan menyuruh Jin Hee lebih berhati-hati saat memberitahu pasien yang mengidap penyakit kanker. Karena akan lebih baik jika memberitahukannya saat suasan antara pasien dan dokter sudah bagus.

“Memang sudah wajib memberitahu pasien saat ini, tapi kau tetap harus melakukannya dengan waktu yang tepat tergantung keadaan pasien.” Tambah dr Shim dan Jin Hee berjanji akan lebih hati-hati lagi lain kali. Dr Shim pun menyuruh Jin  Hee menyiapkan ruangan untuk pengobatan pneumonia.


Chang Min memutuskan masuk kerja hari ini. Sebelum keluar mobil, Chang Min teringat percakapan terakhirnya dengan ayahnya. Saat itu ayahnya berkata kenapa Chang Min tidak memulai lagi dengan Jin Hee. Chang Min menjawab kalau Jin Hee bisa bertemu dengan seseorang yang lebih baik darinya dan dia tidak mau menghalanginya.

“Jika ada seseorang yang benar2 disukai Jin Hee.... aku harus melepaskannya.” Ucap Chang Min.

“Tapi tetap saja, aku tidak mempercayai hal seperti itu. ‘kau mencintainya tapi kau melepaskannya’.” Jawab Tae Suk.



Saat akan naik lift, Chang Min bertemu dengan Ah Reum. Ah Reum bertanya kenapa Chang Min sudah masuk kerja? Karena seharusnya dia beristirahat beberapa hari lagi. Chang Min menjawab kalau dia merasa akan lebih baik untuknya segera kembali bekerja daripada diam dirumah.

“Ah Reum... terima kasih sudah mengkhawatirkanku dan datang ke tempatku.” Ucap Chang Min.

“tetangga bawahku dalam masalah besar, bagaimana bisa aku hanya diam saja? Kita bukan orang asing.” Chang Min tersenyum mendengar ucapan Ah Reum. “Sudah lama..... tidak melihat wajahmu seperti itu.”

“Kau orang yang baik. Aku minta maaf kau terluka karena aku.”

“Jangan khawatir. Aku sadar bahwa benar2 tidak ada tempat untukku. Aku baik-baik saja sekarang.”


Jin Hee hendak mengobati si nenek, tapi sayang nenek sudah tidak ada lagi di tempat tidurnya. Jin Hee  bertanya pada perawat Heo, tapi perawat Heo juga tak tahu kemana nenek pergi.



Jin Hee langsung mencari kemana si nenek berada. Saling terburu-burunya dia tabrakan dengan Chang Min. Melihat Jin Hee yang terburu2, membuat Chang Min penasaran dan bertanya apa yang terjadi.



Chang Min membantu Jin Hee mencari nenek. Agar mereka cepat menemukan si nenek, Chang Min mengusulkan agar mereka berdua berpencar. Jin Hee mencari ke toilet, tapi tetap tidak menemukan si nenek. Sedangkan Chang Min mencari di sekitar rumah sakit, dia melihat seorang nenek yang ingin meminta obat di apotek. Chang Min menghampirinya, tapi tiba2 nenek itu pingsan.  Untung ada Chang Min dibelakangnya.  Yong Gyu muncul dan langsung membantu Chang Min.  

Chang Min menyuruh Yong Gyu menyiapkan intubasi dan buat pemberitahuan untuk melakukan CPR. Denga cepat Yong Gyu menyiapkan apa yang diminta Chang Min, Yong Gyu juga datang  bersama Jin Hee dan perawat Choi.

Perawat Choi memberikan alat intubasi pada Chang Min dan bertanya apa Chang Min baik2 dan bisa melakukannya. Chang Min dengan yakin mengiyakan. Jin Hee bertanya apa yang sudah terjadi pada nenek. Chang Min menjawab kalau si nenek tiba2 pingsan, pernafasannya berhenti, “Apa yang dia alami?”

“Dia mengalami pneumonia dari PPOK dengan kanker paru-paru.” Jawab Jin Hee.

“Kanan atau kiri?”

“Kiri.” Jawab Jin Hee.


Chang Min langsung melakukan intubasi dan berhasil. Setelah itu si nenek langsung dibawa ke UGD. Dr Shim datang, Chang Min dan Jin Hee langsung memberitahunya apa yang sudah terjadi. Dr Shim meminta lihat gambar hasil endoskopi. Dari gambar itu, Chang Min menjelaskan MRSA menunjukkan hasil kultur darah. Jin Hee menambahkan walau sudah diberikan  vankomisin, demamnya tidak membaik.


“Bagaimana dengan Fi02?” tanya dr Shim.

“Kami meningkatkannya hingga 0.9 per jam. Tapi tingkat kejenuhan oksigen hanya 91.”Ucap Chang Min.

“Sepertinya kondisinya buru dengan brongkus kiri yang tersumbat.” Tambah Jin Hee.

“Kau benar. Kita harus segera mengangkat tumor bronkhial di bagian kiri. Tapi masalahnya tumornya berkembang dan menyebat ke bagian kanan sekarang.” Ucap  dr Shim.

“Lalu apa yang harus kita lakukan?” tanya Chang Min.



Anak si nenek datang dan langsung marah-marah pada Jin Hee karena sudah memberitahu ibunya. Dr Shim dan Chang Min datang karena mendengar teriakan anak si nenek. Dr Shim meminta maaf karena sudah memberi tahu nenek tentang kondisinya tapi cepat lambat nenek juga pasti akan mengetahui kondisinya. Dr Shim memberitahu anak si nenek kalau si nenek mengalami pneumonia yang serius. Si anak marah karena ibuya seharian ini baik-baik saja. Dr Shim menjawab kalau nenek sekarang tidak sadarkan diri dan dari catatan pasien tidak tertulis tunjangan kehidupan.


“Jadi, apa kau bilang kami harus melepas alat bantu pernapasannya? Aku bilang aku tidak punya tunjangan hidup. Kapan aku bilang menolak pengobatan? Apapun itu, tolong selamatkan dia!” teriak si anak dan hendak mendekati dr Shim. Chang Min maju untuk menenangkan si anak. Si anak lagi2 beralih pada Jin Hee dan marah padanya.


Jin Hee berjalan bersama Chang Min. Jin Hee bertanya apa yang harus mereka lakukan untuk menolong si nenek. Chang Min menjawab  kalau mereka harus menyelematkan si nenek dan dia yakin ada cara untuk menyelamatkannya. 

“Setelah ayahku meninggal seperti itu.... aku sangat ingin menyelamatkannya.” Ucap Chang Min dan menyuruh Jin Hee kembali bekerja. Jin Hee bertanya apa yang akan Chang Min lakukan. Chang Min menjawab kalau dia akan mencari cara untuk menyelamatkan si nenek.




Dr Gook makan makanan yang dibawakan Jin Hee. Setelah makan, dr Gook minum tes sambil baca buku. Dr Gook terigat lagi pada percakapannya dengan Jin Hee, dimana Jin Hee bertanya kenapa dr Gook tidak mau menikah. Dan dr Gook menjawab kalau dia tidak bisa menikah karena apa yang sudah terjadi pada orang tuanya. Dr Gook mengeluarkan sebuah kartu pos dan menulis pesan untuk ayahnya.


Untuk ayah... aku tidak yakin jika kartu pos ini akan sampai padamu. Aku hanya mencoba menulis untuk pertama kalinya. Keadaanku sangat baik. Aku mengira-ngira dimana kau sedang mengambil foto saat ini. Jika akhirnya aku pergi ke sana sebagai relawan medis, saat itu... mungkin kita bisa saling bertemu.


Setelah menulisnya, dr Gook memasukkannya ke dalam kotak surat.

Bersambung...

Sinopsis Emergency Couple episode 18 Part 2
Enter your email address to get update from Kompi Ajaib.
Print PDF
Next
« Prev Post
Previous
Next Post »

1 komentar:

Makasih sinopnya mbakk ^_^

Balas

loading...
Copyright © 2013. Drama Populer - All Rights Reserved | Template Created by Kompi Ajaib Proudly powered by Blogger