Sinopsis God’s Gift – 14 Days episode 5 part 1. Soo Hyun di
sandera oleh pembunuh. Dong Chan datang
bersama polisi untuk menyelamatkan Soo Hyun. Si Pembunuhpun shock melihat
polisi yang mengetahui keberadaannya. Ditengah keterkejutan pembunuh, Soo Hyun
menggunakan kesempatan itu untuk memukul si pembunuh.
Akibat pukulan Soo hyun, si pembunuh kehilangan keseimbangan
dan terjatuh, untungnya Soo Hyun dengan cepat menangkap tangannya. Sambil
menahan pembunuh itu, Soo Hyun teringat kata2 pemilik Cafe, “Takdir ini akan
berakhir jika salah satu meninggal”
Si Pembunuh meminta Soo Hyun untuk tak melepaskan
tangannya,ternyata ne pembunuh juga takut mati.
“Kau harus mati, agar putriku tetap hidup.” Ucap Soo Hyun
dan mulai melepaskan tangan si pembunuh.
Semua polisi yang ada di bawah terkejut. Tapi nyawa si
pembunuh memang belum di takdirkan hilang karena kaki si pembunuh tersangkut di
tali yang menggantung. Dong Chang yang baru sampai di lantai kedua langsung
berusaha menyelamatkan si pembunuh.
Kayak cerita dongeng srigala, si pembunuh yang ditolong Dong
Chan malah balik menyerangnya. Dong Chan bisa mengalahkan pembunuh itu. Dengan
kesalnya, Dong Chang memukuli si pembunuh karena sudah berusaha membunuhnya,
tapi untungnya Woo Jin dan polisi lainnya muncul untuk menghentikan Dong Chan,
sebelum dia sampai membunuhnya.
Di pembunuh akhirnya digiring ke kantor polisi. Sebelum Woo
Jin juga pergi, dia menyuruh Soo Hyun untuk pulang dan beristirahat karena
besok pagi Soo Hyun harus datang ke kantor polisi untuk membuat pernyataan
sebagai saksi.
Woo Jin beralih pada Dong Chan dan mengucapkan terima kasih,
tapi Dong Chan tetap tidak menyukainya. Woo Jin meminta Dong Chan menjaga Soo
Hyun dan mengantarkannya sampai ke rumah. Dia juga meminta Dong Chan untuk
datang ke kantor polisi besok untuk memberi pernyataan.
“Hey! Soo Hyun?Apakah kau memanggil nama istri orang dengan
namanya saja?” tanya Dong Chan pada Woo Jin.Namun Woo Jin tak menjawabnya, dia
hanya berpesan pada Soo Hyun agar pulang dengan selamat.
Soo Hyun sendiri masih menatap ke arah pembunuh. Mereka
saling menatap benci. Dong Chan menyadarinya dan langsung menuju ke pembunuh
tersebut untuk menghalangi pandangannya dengan Soo Hyun, “Apa yang kau lihat?
Aku tidak membunuhmu hari ini. Kau ingat itu!”
Polisi pun berjalan pergi membawa si pembunuh dan tinggal
Dong Chan dengan Soo Hyun. Seperginya polisi, Soo Hyun langsung terduduk lemas.
“Kau tahu kan?”
“Apa?” tanya Dong Chan.
“kalau aku sebenarnya mau melepaskan tangannya.” Ucap Soo
Hyun, Dong Chan pun mengatakan kalau dia tidak tahu Soo Hyun sengaja melepas
tangannya. “mengapa kau menangkap tangannya? Mengapa kau membiarkan dia hidup?”
tambah Soo hyun dengan perasaan takut.
“Jadi, apa kau lebih senang jika ia terjatuh dan mati?”
tanya Dong Chan.
“Dia layak mati.” Ucap Soo Hyun.
‘Tapi kau tak punya hak untuk membunuhnya. Jika dia layak
untuk mati, hukum dan negara yang akan
melakukannya. Aku tak bisa membuat kamu menjadi seorang pembunuh.”
‘Ketika aku memegang tangannya... aku pikiir.... bagaimana
jika.. jika orang ini dibebaskan... anakku Saet Byeol...”ucap Soo hyun dengan penuh
kekhawatiran.
“Hukuman terberat, dia akan mendapatkan hukuman mati, dan
setidaknya dia akan dipenjara seumur hidup.
“Itu masih belum pasti kan?” tanya Soo Hyun.
Dong Chan mengatakan kalau semua itu sudah berakhir dan pada
akhirnya, Soo Hyun berhasil menyelamatkan putrinya. “Apa kau tahu ahjumma? Kau
tampak sangat mengagumkan tadi. Sangat
mengagumkan.”
Soo Hyun menangis mendengarnya, “Putriku bisa tetap
hidup.... anakku.... dia bisa tetap hidup. Ketika aku memikirkan betapa....
betapa..... “ ucap Soo Hyun dan terus menangis. Diapun menyandarkan dirinya
pada Dong Chan.
Dong Chan sendiri merasa tidak nyaman mendapat sandaran dari
Soo Hyun. Dia hanya berkata kalau semuanya akan baik2 saja.
~ 12 hari sebelum kejadian ~
Di kantor polisi semuanya sedang sibuk melalukan pemeriksaan
pada si Pembunuh. Woo Jin mengajukan permintaan persetujuan penangkapan tanpa
surat perintah.
Dong Chan pergi untuk mengambil mobil Soo Hyun di dekat
rumah mimi. Saat dia kembali ke tempat Soo Hyun di sekap,dia melihat Soo Hyun
duduk termenung di pinggir jalan. Dong Chan mendapat telepon dari Ho Guk dan
sepertinya dia diberi kabar bagus.
Masih dipinggir jalan, Soo Hyun menelpon Ji Hoon dan meminta
untuk bicara dengan Saet Byoel. Walaupun Ji Hoon kesal karena Soo Hyun menghilang
sepanjang hari, tapi dia tetap membangunkan Saet Byeol untuk Soo Hyeon.
“Saet Byeol, ini ibu.... “
“Ibu....” jawab Saet Byeol lemah karena masih setengah
tidur.
“Maaf sudah membangunkanmu. Aku hanya ingin sekali mendengar
suaramu.”
“Aku ngantuk...”
“Iya.... Saet Byeol... ibu... ibu minta maaf... aku tidak
pernah mengatakan kalau kau memalukan dan aku tak akan mengomel tentang
sekolahmu dan... ya... dan aku tidak akan mengatakan apa2 meskipun kau mau
pergi menonto snake. Mari kita berhenti dari semua pelajaran. Mari kita
berhenti dari mereka semua. Oh, dan kau dapat melepaskan hewan di sekolah. Aku
tidak akan memarahi kau bahkan jika kau mencontek. Apa kau ingin kembali ke
tempat tinggal kita sebelumnya? Kau punya banyak teman disana. Ya.... mari kita
lakukan saja. Oke?” tak ada jawaban dari Saet Byeol karena dia sudah tertidur
pulas. Terlihat kekecewan di wajah Soo Hyun, karena dia ingin mendenngar suara
Saet Byeol lebih lama lagi.
Dong Chan muncul dan langsung menutupi luka pada leher Soo
Hyun dengan jaket miliknya. Soo Hyun merasa tak nyaman, dia pun berkata kalau
dia baik2 saja.
“Dari sudt pandang profesioal, aku pikir kau tidak akan mati
karena ini. Hanya tergores saja.” Tambah Dong Chan dan masih tetap menyuruh Soo
Hyun memegangi jaketnya untuk menutupi luka di leher Soo Hyun.
Dong Chan langsung berlari pergi untuk mencari obat untuk
Soo Hyun. Sebelum pergi, DongChan memberitahu Soo Hyun kalau Mimi masih hidup.
Benarkah?” tanya Soo Hyun tak percaya.
“Aku baru saja mendapat telepon dari Ho Guk. Untungnya,
organ tubuhnya selamat sehingga hidupnya tidak dalam bahaya! Apa kau tahu
ahjumma? Pada akhirnya kau dan aku.... kita mengubah takdir.” Ucap Dong Chan
dan langsung pergi. Dia juga berpesan pada Soo Hyun agar tidak pergi ke mana2.
Soo Hyun senang mendengar berita itu,dia berkata,”Ya... kita
mengubah takdir...”
Woo Jin sudah berada
di ruang interogasi dengan si pembunuh. Woo Jin
berkata pada si pembunuh kalau tak ada gunanya, dia terus tutup mulut
karena hasil DNA akan keluar dalam beberapa jam lagi. Tak mengeluarkan sepatah
katapun, si pembunuh hanya tersenyum sinis.
Dong Chan masuk mobil dan membawa obat2an untuk Soo Hyun.
Soo Hyun mencoba mengobati lukanya sendiri dengan arahan dari Dong Chan. Namun
karena Soo Hyun tak bisa menempatkan obatnya dengan benar, Dong Chan pun
mengambil obatnya dan membantu mengoleskannya.
Menyadari Soo Hyun terus melihati wajah tampannya, Dong Chan
pun bertanya,”kenapa kau menatapku seperti itu? ada apa?” Soo Hyun masih
terdiam dan masih melihat ke arah Dong Chan. Dan itu membuat Dong Chan salah
tingkah. “kau.... kau... pikir aku terlihat tampan di dalam mobil kan? Aku
sering mendengarnya. Sangat menjengkelkan.” Ucap Dong Chan. Dia juga
menambahkan kalan dari kening sampai hidunganya adalah sisi terbaiknya dan
banyak gadis2 sudah tergila2 padanya.
Soo Hyun hanya tersenyum dan mengucapkan terima kasih. “Jika
bukan kau... bagaimana aku bisa membalas kau untuk semua ini?”
“Kenapa kau terus berkata seperti itu? apa
maksudmu,’bagaimana’? kau dapat membalasku dengan uang.” Ucap Dong Chan dan
langsung memberikan nomor rekeningnya pada Soo Hyun.
Soo Hyun berkata saat pertama kali dia datang ke kantor Dong
Chan, Dong Chan langsung menolak uangnnya. “Kenapa kau berubah pikiran?”
Tak menjawab pertanyaan Soo Hyun, Dong Chan malah mengalih
pembicaraan dengan menyuruh Soo Hyun pergi menemui dokter besok pagi, karena
Soo Hyun akan merasa sakit di tubuhnya saat dia bangun tidur.
Soo Hyun melihat luka2 di badan Dong Chan, diapun langsung
mengobatinya. Diobati dan juga mendapat omelan dari Soo Hyun, Dong Chan merasa
sedang diobati oleh ibunya sendiri.
“Dan kau anak pembuat onar yang tidak pernah mendengar
ibunya” jawab Soo Hyun.
“Saet Byeol sangat beruntung punya seorang ibu yang hebat
sepertimu. Pikirkan saja, dengan pembunuh yang menakutkan, berkelahi satu lawan
satu tanpa senjata, kau tusuk penamu keperutnya.” Ucap Dong Chan.
“Ibu harusnya seperti itu.... Aku pernah kehilangan anak
sekali, jadi ibu mana yang tidak melakukannya untuk menghentikan hal itu
terjadi untuk yang kedua kalinya? Jika ibumu berada di situasi yang sama, dia
juga akan melakukan hal yang sama.”
Mendengar itu Dong Chan hanya tersenyum dan mengangguk2. Dong
Chan mengantarkannya pulang.
Di tempat parkir, mereka bertemu dengan Ji Hoon yang hendak
mencari Soo Hyun. Ji Hoon tentu saja terlihat cemburu pada Dong Chan. Tak mau
terjadi pertengkaran, Soo Hyun langsung mengajak Ji Hoon masuk kerumah.
Melihat Ji Hoon, Dong Chan bergumam kalau dia sepertinya pernah
melihat Ji Hoon sebelumnya, tapi dia tidak ingat dimana dia pernah bertemu
dengan Ji Hoon.
Ji Hoon dan Soo hyun masuk ke kamar mereka. Tak mau membuang
waktu,Ji Hoon langsung bertanya apa yang sudah Soo Hyun lakukan seharian ini. Tak
menjawab, Soo Hyun langsung memeluk Ji Hoon, tentu saja pelukan Soo Hyun
membuat Ji Hoon yang tadinya marah jadi melunak.
“Hangat sekali. Suamiku...”
Ji Hoon membelai rambut Soo Hyun, “Apakah kau tahu bagaimana
khawatirnya aku? Kau sangat aneh hari ini. Aku tidak tau apa yang harus
dilakukan.” Tanya Ji Hoon dengan lembut.
Soo Hyun menjawab kalau semuanya sudah berakhir. Dia juga
berjanji untuk tak mengatakan hal2 yang aneh lagi dan tidak akan pergi ke luar
tanpa sepengetahuan Ji Hoon lagi.
“Apakah kau masih berpikir.... kalau Saet Byeol akan mati?”
Soo Hyun menggeleng, “Aku kira itu semua Cuma mimpi buruk
dan bukan kenyataan. Aku minta maaf karena sudah membuat kamu menderita.”
Ji Hoon menghela nafas dan memeluk Soo Hyun dengan erat.
Mimpi buruk Dong Chan terulang lagi, dia mimpi tentang
seorang pria yang membuang mayat perempuan disungai. Dong Chan terbangun. Dia
melihat kakek Choo yang tidur disampingnya.
Dong-chan memiliki lain mimpi buruk berulang tentang seorang
pria membuang mayat di sungai, dan bangun dengan keringat dingin
Soo Hyun dan keluarganya sarapan bersama. Berbeda dengan Soo
Hyun sebelumnya, kali ini dia membiarkan Saet Byeol makan makanan yang dia
suka. Tentu saja itu membuat Saet Byeol senang. Soo Hyun juga akan mengantarkan
Saet Byeol ke sekolah dan berjanji pada Saet Byeol untuk memarahi semua orang
yang mengganggu Saet Byeol.
“hari ini hari sabtu. Tidak ada sekolah hari ini...” ucap
Saet Byeol dan tertawa. “Dimana ibu tinggalkan ingatan ibu?”
“Kau benar. Kalau begitu apakah kau mau pergi bermain?” ajak
Soo Hyun.
“Benarkah? Apakah kau tidak pergi bekerja?” tanya Saet Byeol
bingung.
Soo Hyun menjawab kalau dia sudah berhenti kerja dan akan
bermain terus dengan Saet Byeol mulai sekarang.
Saet Byoel senang dan mengajak ibunya pergi nonton SNAKE hari ini karena
snake akan tampil di musik and Show. Saet Byeol ingin memberi hadiah pada vokali SNAKE yang bernama Tae.
Mendengar itu, Soo Hyun teringat kalau hari ini adalah hari
dimana dia menampar Young Gyu. Ingin memperbaiki semuanya, Soo Hyun pun
mengiyakan keinginan Saet Byeol untuk menonton SNAKE. Dia juga menyuruh Saet
Byeol untuk mengajak Young Gyu.
“Ibu.... kau baik sekali!” teriak Saet Byeol senang dan
langsung memeluk ibunya dengan erat. Soo
Hyun pun mengajak Ji Hoon jika dia punya waktu.
“Tentu! Aku akan datang meskipun aku tidak harus berhenti
menjadi pengacara!” jawab Ji Hoon yang merasa senang karena Soo Hyun terlihat
sangat senang.
Dalam hati Soo Hyun berkata, “Terima kasih Tuhan. Karena sudah
mengirim Saet Byeol kembali. Karena menyelamatkan keluarga kami.”
Penangkapan pembunuhan berantai ditayangkan di TV. Dong Chan
membawakan sarapan untuk kakek Choo yang sedang menonton berita tersebut. Dong Chan sengaja memberikan
salmon pada kakek karena salmon bagus untuk jantungnya.
“kenapa kau terus mengkhawatirkan jantungku yang sangat
sehat?” tanya kakek Choo dan meminta Dong Chan lain kali membelikannya sesuatu
yang baik untuk stamina.
Dong Chan meminta kakek untuk memberikan uang yang
sebelumnya ditawarkan kakek, karena dia sudah berubah dan melakukan hal2 yang
baik. Dia mengatakan kalau orang yang menangkap pembunuh berantai itu adalah
dirinya, namun sayang kakek Choo tak percaya pada apa yang Dong Chan katakan. Dia
meminta Dong Chan membawa orang yang bisa memberi kesaksian kalau Dong Chan
benar2 sudah melakukan hal2 yang baik.
“Beri aku pernyataan dari orang itu untuk memenuhi
syaratnya. Baru nanti kakek akan memberikan Ki Dong Chan 10 juta dolar.” Ucap kakek
sambil memberikan selembar kertas yang bertuliskan surat pernyataan.
“Apakah kau orang tua yang menulis ini secara pribadi? Sangat
lucu sekali.” Ledek Dong Chan. Dia pun langsung pergi untuk membawa saksi yang
diinginkan kakek Choo.
Dong Chan pergi ke rumah Soo Hyun untuk mengambil kamera
pengintai di kamar Saet Byeol. dia juga berkata pada Soo Hyun untuk tak
mengkhawatirkan tentang pembunuh karena setelah hasil DNA keluar, semuanya akan
berakhir.
Dong Chan lalu mengajak Soo Hyun bicara tentang masalahnya. Dia
meminta Soo Hyun untuk menjadi saksi didepan kakek Choo kalau dia sudah
melalukan hal2 yang baik. Tentu saja Soo Hyun bersedia karena Dong Chan sudah
mau membantunya.
Tepat disaat itu, Dong Chan mendapat telepon dari Ho Gook
yang sepertinya memberikan kabar buruk karena Dong Chan pun langsung mengajak Soo Hyuun ke
kantor polisi. Namun Soo Hyun tidak bisa meninggalkan Saet Byeol sendiri. Dong Chan
memintanya untuk tidak khawatir karena ada Byeon Tae dan Jenny yang akan
menjaganya sampai pengasuhnya datang.
Karena terburu2, Dong Chan lupa kalau dia masih meninggalkan
satu kamera cctv di kamar Saet Byeol.
Di kantor polisi sudah banyak berkumpul wartawan. Dong Chan bertanya
pada Ho Guk tentang apa yang terjadi. Kenapa DNA Cha Bong Sup tidak ditemukan
di rumah Mimi. (CHA Bong Sup adalah nama si pembunuh).
Woo Jin mengatakan kalau dia sudak mengirim kemeja Cha Bong
Sup ke NFS dan hasilnya tak ada darah Mimi di pakaian Cha Bong Sup. Golongan
darah Mimi adalah O dan yang ditemukan di baju Bonng Sup adalah golongan darah
AB.
Mendengar itu Soo Hyun terperanjat, “Itu darahku. Darahku yang
tercecer di dalam mobil. Selama perkelahian didalam mobil, darah menempel
disana.”
Dong Chan berpikir sejenak dan menebak kalau Bong Sup sudah
mengganti pakiaannya. Woo Jin mengatakan, “Di rumah mimi, tidak ada tanda tanda
sidik jari, darah ataupun DNA milik Cha Bong Sup.”
“Apa? Di ruang tamu dan kamar mandi ruma itu, harusnya ada
DNA-nya.” Ucap Dong Chan.
‘Tidak sehelai rambutpun, keringat ataupun air liurnya. Tidak
ditemukan apa-apa disana.” Jawab Woo
Jin.
Sebenarnya apa yang terjadi pada malam itu. Ternyata saat
Dong Chan mengejar2 Bong Sup, Bong Sup berhasil sembunyi dan kembali ke rumah
mimi untuk membersihkan semua DNA nya. Saat itu juga Bong Sup berhasil
mengganti bajunya.
Bong Sup yang mengira dirinya sudah berhasil kabur dari
kejaran Dong Chan malah bertemu dengan Soo Hyun yang langsung menabraknya
Soo hyun dan Bong Sup lagi-lagi saling menatap, terlihat ada
kebencian diantara mereka berdua.
Woo Jin rapat dengan timnya plus Soo Hyun dan Dong Chan. Mereka
sedang berusaha mencari barang bukti
yang bisa membuktikan kalau Bong Sup benar2 bersalah. Karena kalau pakaian yang
berlumuran darah Bong Sup serta senjata yang dia gunakan tidak diketemukan,
maka mereka harus melepaskan Bong Sup.
Dong Chan protes kenapa mereka tidak bisa menahan Bong Sup dengan
hanya menggunakan saksi mata. Dia sendiri dan Soo Hyun bisa menjadi saksi
matanya. Woo Jin menjawab kalau Dong Chan dan Soo Hyun tidak bisa menjadi saksi
karena Dong Chan sudah memukuli Bong Sup dan Soo Hyun sudah menabraknya dengan
mobil.
Soo Hyun dipenuhi rasa kekhawatiran saat mendegar kalau Bong
Sup akan segera dibebaskan. Dong Chan geram karena mereka tidak mempunyai bukti
kuat untuk menangkap Bong Sup.
Soo Hyun pergi ke toilet dan saat mencuci tangan dia melihat
seorang wanita yang sedang memegang cincinnya. Mengingat itu, Soo Hyun langsung
menemui Dong Chan yang menunggunya di luar kantor polisi. Dia bertanya pada
Dong Chan, bagaimana kalau mereka bisa menemuka bukti yang lain.
“Bagaimana jika kira menemukan barang2 wanita yang sudah meninggal
di rumah bajingan itu?” tanya Soo Hyun.
“Tentu saja semua itu akan berakhir. Kenapa?”
Soo Hyun mengatakan kalau
wanita kedua yang meninggal, “dia jelas2 memakai cincin. Dia merasa
kesal karena cincinnya nyangkut di mantelnya.”
“Terus bagaimana?”
“Saat aku sedang mempersiapkan untuk acara yang paling di
cari, foto2 TKP yang aku terima dari polisi, jelas2 ada tanda bekas cincin pada
wanita yang ke 2 yang meninggal.”
“Jadi kau mau mengatakan ... di klub, dia mengenakan cincin
tapi pada mayatanya tidak ada cincin di jarinya.” Ucap Dong Chan dan langsung
menelpon Ho Gook untuk memastikannya. Ternyata apa yang dikatakan Soo Hyun
benar, pada mayat wanita itu tidak ditemukan cincin. Tak mau membuang waktu,
Dong Chan meminta Ho Gook untuk mengiriminya alamat rumah Bong Sup.
Ho Gook mengeluh karena Dong Chan terus menyuruh2nya dan
bersikap kalau dia masih sebagai detektif. Tapi walaupun begitu, dia tidak bisa
menolak semua permintaan Dong Chan.
Makanan untuk Bong Sup datang. Bong Sup diam2 mengambil
ponsel milik si pembawa makanan. Apa yang akan dilakukan Bong Sup dengan ponsel itu? tunggu disinopsis selanjutnya
yah....
Bersambung...
Sinopsis God’s Gift – 14 Days episode 5 part 2 !!!!
3 komentar
Makasih buat sinopsisnya.setelah bolak-balik akhirnya keluar juag
BalasTetap semangat,penasaran dengan ending cerita ini
Huffttt >_<
Balaspunya drrama ini tapi kok eror -_-
Balas