Sinopsis Pinocchio episode 2 part 2. Pada part sebelumnya
diceritakan kalau Chan Soo marah karena sudah ditolak oleh In Ha dan saking
marahnya dia mendorong sepeda yang sudah dia berikan pada In Ha,hingga membuat
baut rem sepeda itu lepas. Dal Po melihatnya namun dia tak berbuat apa-apa,
karena dia pikir In Ha pasti juga bisa melihatnya. Namun anggapan Dal Po salah,
In Ha tidak melihat rem yang rusak itu dan dengan santai mengendarai sepedanya
pulang. Apa yang akan terjadi pada In Ha? Yuk lanjut sinopsisnya.
Sinopsis Pinocchio episode 2 part 1
Sinopsis Pinocchio episode 2 part 2
Melihat In Ha tetap menaiki sepeda-nya, Dal Po langsung
bergegas pergi dan mengejar In Ha. DI tengah perjalanan, In Ha baru menyadari
kalau rem sepeda-nya blong dan dia mulai kehilangan kendali. In Ha ketakutan
dan terus berteriak. Dal Po dengan sigap menangkap tubuh In Ha dan menariknya
dari sepeda. Mereka pun terjatuh ke semak-semak dan sepeda In Ha sendiri
terjungkal ke luar jalan.
In Ha bangun dan melihat kakinya berdarah. Saat menoleh ke
arah Dal Po, In Ha langsung terkejut dan panik karena kepala Dal Po berdarah
dan dia tak sadarkan diri.
Di ambulan In Ha terus menangis dan meminta anggota 119
untuk menyelamatkan Dal Po. In Ha tidak sadar kalau Dal Po sudah sadarkan diri
dan mendengar apa yang dia katakan. In Ha takut kalau luka Dal Po menyebabkan
pendarahan di otak dan membuatnya menjadi orang bodoh hingga Dal Po akan terus
di bully di sekolah.
“Diamlah dan tutup mulutmu.” Ucap Dal Po yang kemudian
langsung duduk. Tim medis 119 bertanya pada Dal Po tentang apa yang Dal Po
rasakan, apa Dal Po merasa pusing atau
mual. Dal Po menjawab kalau dia tidak merasaka hal itu, dia merasa baik2 saja.
Walaupun mendengar hal itu, In Ha masih tetap khawatir pada
Dal Po dan bertanya, “Siapa namaku? Ini berapa? Jawablah.” Tanya In ha sambil
mengangkat jarinya.
Dal Po melirik ke arah tim medis dengan tatapan tak enak.
Diapun menjawab kalau dia tidak untuk membuat In Ha diam dan berhenti khawatir
yang berlebihan. Namun jawaban Dal Po malah membuat In Ha semakin khawatir
karena dia menganggap Dal Po lupa ingatan sampai-sampai melupakan namanya.
Wkwkkwwk... tak ingin In Ha mengatakan hal-hal yang aneh lagi, Dal Po langsung
menjepit bibir In Ha dengan tangannya dan meminta maaf pada 119 karena sudah
menyusahkan mereka.
Dal Po dan In Ha turun dari ambulan. Mereka pulang dengan
berjalan kaki. Melihat In Ha yang berjalan dengan menahan rasa sakit di
kakinya, Dol Pa pun menawarkan diri untuk menggendongnya dan In Ha tak
menolaknya.
Saat berada di kapal, Dal Po melepas perbannya karena dia
tak mau membuat Gong Pil khawatir jika mengetahui dia terluka. Dia kemudian
meminta plaster pada In Ha untuk menutup lukanya, karena dia tidak bisa
memasang plaster sendiri, In Ha pun membantu memasangnya. Untuk sejenak
merekapun merasa salting, hehhehe.
In Ha lalu bertanya tentang
hasil tes Dal Po dan Dal Po pun menjawab kalau hasil itu benar2 hasil
usahanya sendiri. Dia juga memberitahu In Ha kalau selama ini dia pura2 bodoh
demi Gong Pil, dia tidak ingin membuat Gong Pil pingsan gara2 menyadari kalau
Dal Po yang sekarang bukanlah Dal Po anaknya.
“Lalu kenapa kau menunjukkan kemampuanmu sekarang? Apa kau
sangat ingin ikut kuis itu?” tanya In Ha penasaran, namun Dal Po tak mau
menjawabnya. Dia berjanji tidak akan membuat In Ha ditampar oleh Chan Soo.
Mendengar itu In Ha tersenyum.
Di rumah Dal Po membuka salah tabungan babinya yang dia beri
nama Oh Soo. Setelah mengambil semua isi tabungan dan memasukkannya ke dalam
dompet, Dal Po pergi. Saat ditanya Dal Pyeong, dia akan pergi kemana, Dal Po
hanya menjawab kalau dia akan pergi ke rumah teman.
“Apa kau bisa memastikan ayah tidak menonton TV besok?”
tanya Dal Po.
“Kita tidak punya TV. Membuatnya menonton TV adalah sebuah
tantangan.” Jawab Dal Pyeong dan terus fokus pada pekerjaannya. Dal Po pun
pergi dengan berjalan kaki,dia mengaku akan menginap di rumah temannya.
Dari dalam rumah In Ha mengintip dan saat Dal Po sudah
pergi, In Ha keluar dan bertanya pada ayahnya kemana Dal Po akan pergi. Dal
Pyeong pun hanya menjawab kalau Dal Po mau menginap di rumah temannya.
Mendengar itu In Ha heran dan penasaran karena setau dia,Dal Po tidak punya
teman.
Mumpung Dal Po tidak ada di rumah, In Ha menggunakan
kesempatan itu untuk masuk ke dalam kamar Dal Po dan memeriksa semua barangnya.
In Ha sedang mencari bukti untuk diberikan pada Chan Soo dan teman-teman
lainnya kalau Dal Po sebenarnya tidak bodoh. Dari lemari komik milik Dal Po, In
Ha menemukan buku tebal dengan judul sejarah inggris. Buku itu Dal Po pinjam
dari perpustakaan Ohcheon Municipal.
Ternyata Dal Po bukan pergi ke rumah temannya,melainkan
pergi ke Seoul dengan menggunakan uang yang dia ambil dari tabungannya. Disisi
lain, In Ha yang masih penasaran pada otak Dal Po langsung pergi ke Perpustakaan Ohcheol Municipal untuk
membuktikannya. In Ha mencari buku yang mirip dengan buku yang Dal Po pinjam.
Setelah mendapatkan buku yang sama, dia melihat kartu buku tersebut dan disana
tertera nama Dal Po dimana Dal Po sudah meminjam buku tersebut tahun lalu. In
Ha akhirnya menyadari kalau selama ini Dal Po sering meminjam buku dari
perpusatakaan itu dan membacanya.
Dal Po sudah sampai di Seoul dan tempat tujuannya adalah The
Qiuz Challenge Show. Ternyata dia datang ke Seoul untuk mengikuti kuis yang
dimenangkan oleh Chan Soo itu. Karena dari pihak sekolah tidak mempercayai kepandaiannya, jadi Dal Po
memilih ikut tes seleksi langsung di Seoul untuk menjadi penantang Chan Soo.
In Ha sendiri sedang sibuk mengumpulkan semua kartu buku
yang pernah Dal Po pinjam dan ternyata hampir semua buku yang ada di
perpustakaan itu sudah pernah Dal Po baca. Setelah mendapatkan semua kartu buku
itu, In Ha pun meng-kopinya. Sesampainya di rumah, In Ha langsung membuat
poster yang berisi kopian kartu buku yang pernah Dal Po pinjam.
Peserta kuis yang akan mejadi penantang Chan Soo pun
diumumkan dan nama “Choi Dal Po” yang keluar untuk menjadi penantangnya. Sekarang
kita melihat Dal Po sudah berhadapan dengan Chan Soo karena Dal Po berhasil
membuatnya turun kursi.
Ronde ke dua, dimana ada 20 soal dengan poin nilai mulai
dari 30 sampai 50 poin. Soal pertama Dol Pa dapat menjawabnya dengan mulus dan
itu langsung membuat teman-temannya kagum karena Chan Soo tidak mengetahui
jawabannya, bahkan pak gurupun juga tidak tau jawabannya.
“Mungkinkah sebenarnya All –zero adalah anak jeniu.” Ucap Ji
Hee bertanya2. Di pasar Dal Pyeong tanpa sengaja melihat acara kuis itu dan dia
terkejut melihat Dal Po yang begitu pintar.
Melihat kepandaian Dal Po seorang anak mengatakan kalau Dal
Po pasti tidak mencuri soal tes, tapi dia benar2 tahu semua jawabannya. Pak
Guru pun bergumam kalau akhirnya Dal Po membuktikan dirinya tak bersalah dan
bahkan Dal Po memberikan bukti yang sangat kuat dan tak bisa dipungkiri lagi.
Mendengar itu In Ha tersenyum senang, dia pun teringat pada kata2 Dol Pa yang
dengan yakin mengatakan kalau dia akan membuat Chan Soo tidak akan menampar
wajah In Ha.
“Dia benar. Sepertinya aku tidak akan di tampar.” Ucap In Ha
dan tersenyum senang.
Dal Po dan Chan Soo bersaing ketat sampai soal nomor 19,
poin mereka tidak terpaut jauh dan mereka berdua sama-sama mempunya kesempatan
menang karena untuk pertanyaan nomor 20, poinnya adalah 50. Pertanyaan
terakhirnya adalah:
“Ada empat unsur kebebasan yang FDR sebutkan dalam pidatonya
tentang perserikatan. Empat kebebasan dasar yang harus dinikmati oleh semua
orang.” Ucap sipembawa acara membacakan pertanyaan.
Dengan cepat Chan Soo
memencet bel dan menjawab, “kebebasan berbicara... dan...” Chan Soo tidak bisa
meneruskannya, dia tidak tahu jawabannya. Pertanyaan dilempar pada Chan Soo dan
jika Dal Po bisa menjawabnya, maka dia menjadi pemenangnya.
Dal Po memencet bel dan menjawab, “Kebebasan beribadah,
kebebasan dari kekurangan dan kebebasan dari rasa takut.” Jawab Dal Po dan
untuk unsur yang keempat Dal Po sengaja tidak menjawabnya padahal unsur yang
keempat itu sudah diucapkan oleh Chan Soo. Semua orang terkejut dengan apa yang
Dal Po lakukan.
In Ha dan Gyo Dong bisa menebak kalau Dal Po sengaja
melakukan hal itu, Dal Po sengaja menyerahkan jawabannya pada Chan Soo agar
Chan Soo menang.
Kesempatan dikembalikan pada Chan Soo, awalnya Chan Soo terlihat
ragu memencet bel, karena dia akan menang dengan cara yang dibilang memalukan. Namun
dia tak punya pilihan lain. Diapun memencet bel dan mengucapkan unsur-unsur
yang dikatakan oleh Dal Po ditambah dengan unsur yang dia ucapkan sebelumnya.
Karena sudah dapat menyebutkan jawabannya dengan benar, maka Chan Soo pun
dinyatakan sebagai pemenangnya.
Semua teman sekelas Dal Po tidak memberikan ekspresi bahagia
saat mendengar nama Chan Soo sebagai pemenangnya, kecuali Ji Hee. Karena mereka
semua tahu, pemenang sebenarnya dari kuis itu adalah Dal Po. Chan Soo sendiri,
walaupun menang namun dia juga terlihat tak senang.
“Woow... sangat mengesankan.... All-Zero sangat
mengesankan.” Ucap salah satu siswa dan siswa yang lain berkata kalau mereka
jangan menyebut Dal Po dengan sebutan All-Zero lagi, mereka harus memanggilnya
dengan sebutan All-Perfect.
“Manakjubkan bukan?” ucap In Ha.
“Apa? All Zero?” tanya Ji Hee.
“Bukan, kotak besar itu.” jawab In Ha.
“Kotak besar? Itu TV.”
“Sudah kubilang pada kalian jika semuanya hanya rumor
belaka, namun tak ada satupun dari kalian yang percaya. Tapi hanya dengan
melihat itu, semua rumor menjadi jelas. Bukan hanya jelas, tapi benar2 jelas.
Tak ada satupun dari mereka akan mengatakan kalau Dal Po mencuri soal tes lagi.
Bukankah menakjubkan?” ucap In Ha dengan
semangat karena dia akhirnya bisa memutuskan dia akan melanjutkan
karirnya dijalur apa. Bahkan saking yakinnya dengan karir itu, In Ha menulis di formulir langsung dengan pena.
Dal Pyeong menonton acara sampai selesai, penjual buah pun
bertanya pada Dal Pyeong, bagaimana jika Gong Pil pingsan lagi setelah melihat
acara itu. Dal Pyeong terlihat khawatir dan diapun langsung menelpon Gong Pil
dan bertanya apa ayahnya menonton TV atau tidak. Gong Pil menjawab kalau dia
tidak menonton TV. Lega karena ayahnya baik2 saja, Dal Pyeong pun langsung
menutup teleponnya.
Kita beralih pada Gong Pil yang memang tidak menonton TV, tapi dia sekarang
sedang membaca poster yang In Ha buat tentang bukti kalau Dal Po bukanlah orang
bodoh. Apa yang akan terjadi pada Gong Pil? Apakah dia pingsan? Kita tunggu
jawabannya nanti saja karena kita sudah beralih pada Dal Po dan Chan Soo yang
disuruh menulis nama dan nomor ID mereka.
Gyo Dong mengantarkan Dal Po dan Chan Soo keluar. Saat
menunggu lift, Gyo Dong bertanya alasan Dal Po mengalah seperti itu. Namun Dal
Po tidak mau menjawab dengan benar, dia hanya beralasan kalau dia tidak tahu
jawaban unsut yang ke empat.
‘Apa menurutmu acara TV adalah sebuah lelucon? Bagiku sepertinya
kau ingin bermain2 dengan temanmu. Tapi itu adalah sebuah lelucon yang tidak
pantas dilakukan.” Ucap Gyo Dong dan Chan Soo membenarkannya sedangkan Dal Po
masih terdiam.
Lift terbuka dan Gyo Dong bersama Chan Soo langsung masuk
kedalam, sedangkan Dal Po masih terpaku di tempat dia berdiri. Saat pintu akan
tertutup,Dal Po membukanya dengan tangan dan berkata, “Tidak, aku tidak
berpikir acara TV adalah sebuah lelucon. Acara TV bisa membunuh orang yang
tidak bersalah hanya dengan satu pernyataan. Jadi bagaimana....aku berani
berpikir kalau acara TV adalah sebuah lelucon? Tapi karena kau bertanya, aku
akan memberikan jawaban. Alasan aku menyerahkan jawaban terakhirku adalah....
karena jika aku menjawab pertanyaan terakhir... maka aku harus kembali ke
tempat menyedihkan ini minggu depan. Tempat ini... penuh manusia yang senang
mengoceh... tentang sekelompok kebohongan yang tidak berdasar apapun kecuali
spekulasi mereka sendiri. Hanya penuh dengan orang-orang yang terus menerus
dipersenjatai dengan mic dan kamera mereka. hanya memikirkan untuk bernapas di
udara yang sama sebagai manusia cukup membuatku merasa jijik. Jadi dengan
memikirkan kembali ke stasiun TV... terdengar lebih buruk daripada kematian itu
sendiri.” Ucap Dal Po dengan penuh emosi.”Apa aku sudah menjawab pertanyaanmu?”
tanya Dal Po dan membiarkan pintu lift tertutup lagi.
Mendengar kata2 Dal Po yang mengatakan kalau Tvbisa membunuuh
seseorang, membuat Gyo Dong teringat pada saat Jae Myung mengamuk saat
mengetahui kalau adik dan ibunya bunuh diri. Saat itu, Jae Myung mengatakan
kalau media lah yang sudah membunuh adik dan ibunya.
Chan Soo yang melihat Gyo Dong terus terdiam setelah
mendengar ucapan Dal Po, langsung berlagak menjadi orang baik dengan mengatakan
kalau dia mewakili Dal Po meminta maaf atas apa yang sudah dia katakan. Namun permintaan
maaf Chan Soo tidak ada gunanya karena Gyo Dong berkata kalau apa yang Dal Po
katakan semuanya benar.
Dal Po dan Chan Soo pulang dengan bisa yang sama. Kita
beralih pada In Ha dulu yuk,dia baru pulang sekolah dan melihat poster yang dia
buat ada di ruang tengah. Tentu saja itu membuatnya khawatir, dia khawatir
kakeknya membaca tulisannya dan pingsan. In Ha pun langsung mencari kakeknya,
namun ternyata kakekya baik-baik saja.
Saat membantu menggaruk punggung kakeknya, In Ha bertanya
apa kakeknya masuk ke kamarnya. Kakekpun berbohong dengan mengatakan tidak.
Gong Pil pun lalu bertanya keberadaan Dal Po pada In Ha dan In Ha menjawab
kalau Dal Po sedang pergi ke rumah temannya dan akan pulang sekitar jam 8. In
Ha berbohong jadi dia langsung jegukan, namun untungnya kakek tidak
mendengarnya, kakek malah menngatakan tentang perkiraan cuacanya. Kakek berkata
kalau hujan akan turun dan khawatir Dal Po tak membawa payung.
Dalam perjalanan pulang Chan Soo terus saja melihat ke arah
Dal Po. Dal Po pun menyuruh Chan Soo untuk bertanya apa yang ingin dia
tanyakan.
“Aku ingin bertanya 3 hal. Apa selama ini kau hannya berpura-pura
bodoh?” tanya Chan Soo dan Dal Po mengiyakannya. “Kau terus berpura2 bodoh lalu
kenapa kau tiba2 menampakkan diri?”
“Untuk masuk di acara kuis.”
“Ya Tuhan. Apa kau sadar kau tidak punya karakter? Kukira kau
benci masuk di acara TV.” Tanya Chan Soo lagi dan Dal Po menjawab benar. “Lalu
kenapa kau muncul di acara kuis?”
“Kukira kau hanya akan bertanya 3 pertanyaan. Sudah cukup.” Jawab
Dal Po dan berpaling.
Di rumah In Ha memberi makan ayam-ayam milik kakeknya. Melihat
ke arah lanngit, In Ha bergumam sepertinya ramalan kakeknya benar. In Ha
kemudian melihat ke payung yang tergantung di dinding, sepertinya dia khawatir
pada Dal Po akan kehujanan.
Sesampainya di terminal,Chan Soo langsung di jemput oleh
ibunya dengan mobil. Dal Po menunggu sendirian dan tanpa sengaja matanya
mengarah pada sosok gadis yang sedang duduk dan tertidur. Siapa gadis itu? dia
adalah In Ha.
Melihat In Ha, Dal Po teringat saat In Ha diberi sepeda oleh
Chan Soo. Ternyata saat itu Dal Po tidak tidur, dia mendengar suara In Ha dan
melihat In Ha menggenggam tangan Chan Soo. Ternyata Dal Po juga mendengar
pengakuan cinta Chan Soo saat di tempat parkiran sepeda. Dimana Chan Soo
berjanji akan menembak In Ha saat berada di acara kuis. Dan karena semua
itulah, Dal Po memutuskan untuk menjawab semua pertanyaan tes dengan benar, dia
ingin menggagalkan rencana Chan Soo untuk menembak In Ha di acara kuis.
Dal Po kemudian teringat pada pertanyaan In Ha yang bertanya
alasan Dal Po menunjukkan kepintarannya sekarang, dan sambil melihat ke arah In
Ha yang masih tertidur, Dal Po menjawab, “Karena aku mencintaimu.”
Tepat disaat itu In Ha terbangun dan melihat Dal Po melihat
kearahnya. In Ha langsung bangun dari duduknya dan berlari ke arah Dal Po
sambil membuka payung yang dia bawa, tapi ternyata payungnya rusak dan diapun
kembali ke lagi ke tempat dia berteduh. Dal Po tersenyum melihat tingkah
ponakan bohongannya itu. Saat In Ha terngah sibuk berurusan dengan payungnya,
Dal Po menghilang.
Dengan menggunakan payung yang rusak, In Ha mencari Dal Po.
Namun tiba2 seseorang menutupi kepala In Ha dengan alat pembatas jalan dan
ternyata itu adalah perbuatan Dal Po. Dia ingin menggunakan alat pembatas jalan
itu untuk melindungi kepala mereka.
“Dal Po jangan salah paham. Aku kesini karena disuruh kakek.
Aku tidak punya pilihan karena dia takut kau akan basah kuyup.” Ucap In Ha
namun dia cegukan. Hehehe... tentu saja Dal Po bisa menebak kalau In Ha sedang
berbohong.
“Kau cegukan.”
“Bukan karena berbohong, tapi karena aku kedinginan. Aku cegukan
tiap kali aku kedinginan. Jadi tidak ada kesalahpahaman apapun.”ucap In Ha
beralasan dan meminta Dal Po mengatakan apa yang ingin Dal Po katakan pada In
Ha saat siaran kuis. Karena saat siaran Dal Po tidak menyelesaikan kata2nya dia
hanya berkata, ‘Choi In Na, jika terlalu memalukan.....’
“Jika terlalu memalukan.... kau tidak perlu turun dari
sepedaku mulai saat ini.” Ucap Dal Po dan In Ha bertanya kenapa?
“Apa maksudmu? Apa jangan-jangan....”
“Jika aku bisa memutar
kembali waktu, aku harusnya pergi. Itu perasaan yang tak seharusnya kumiliki
pada orang yang tak seharusnya” ucap Dal Po dalam hati.
Kita melihat pemuda pinokio sedang mengangkati pakiaannya
yang kena hujan. Tak jauh dari sana kita melihat jae Myung mengawasinya.
“Ayah.... hari ini adalah hari terakhir hukumanmu. Aku membenci
orang2 yang terpaksa membuatmu bersembunyi. Tapi aku berharap yang mereka
katakan benar. Bahkan jika kau melarikan diri... tidak apa2 jika mereka
menyalahkanmu... aku... akuhanya berharap kau tetap hidup. Aku merindukanmu...
ayah.” Ucap Jae Myung dalam hati dan memeluk gambar ayahnya.
Kita kemudian dibawa melihat gundukan tanah yang berada tak
jauh dari gedung kebakaran. Disana terlihat jaket pemadam kebakaran dan
tengkorak yang tertimbun tanah.
“Sebelum perasaan itu tumbuh, disaat aku masih bisa kembali.
Aku haru pergi.” Ucap Dal Po lagi di dalam hati.
In Ha terlihat kebingungan dan bertanya, “Apa
jangan-jangan....”
“Jangan-jangan apa..?” tanya Dal Po tersenyum.”Kau tidak
berpikir sesuatu yang aneh kan?”
“hah?”
“Aku tidak menjadi juara... dan sepertinya sekarang, kau
tidak perlu naik sepeda. Jadi tidak ada kesalahpahaman apapun. “ ucap Dal Po.
“Aku tahu, aku tahu! Aku hanya membuat asumsi! “ ucap In Ha
emosi dan cegukan.
“Aku kira jantungku akan berhenti berdebar seiring waktu. Dan
kupikir aku bisa pergi dengan mudah, tapi itu dugaan keliru... sebuah alasan yang
membuatku tetap disisinya.” Ucap Dal Po dalam hati lagi.
Bersambung
Sinopsis Pinocchio episode 3