Sinopsis Pinocchio episode 6 Part 1. Pada episode sebelumnya
diceritakan kalau Dal Po sudah mengaku tentang siapa dia yang sebenarnya pada
Gyo Dong. Dan disisi lain, kita melihat Jae Myung melakukan kejahatan karena
ingin membalaskan dendamnya atas kematian ayahnya yang tidak adil. Jae Myung
sudah membunuh dua teman Duk Soo dan kemudian mengurung Duk Soo di sebuah
lubang dan menutup lubang itu rapat-rapat. Jae Myung ingin Duk Soo merasakan
apa yang ayahnya rasakan, mati dengan anggapan salah dari semua orang. Apa yang
akan terjadi setelah ini? Apakah Jae Myung ketahuan sudah membunuh? dan apakah
Gyo Dong membiarkan Dal Po menjadi reporter, setelah mengetahui semuanya?Yuk
kita lanjut lagi sinopsisnya.
Sinopsis Pinocchio episode 6 Part 1
Episode 6 ini diawali dengan seorang reporter yang datang ke
kantor polisi dengan membawa begitu banyak barang. Dia kemudian memperkenalkan
dirinya pada sekelompok orang yang sepertinya mereka adalah reporter juga.
“Anyeonghasimika... Namaku Kang Seo Hak dari ANT!” ucap Seo
Hak dengan begitu semangat. Tak ada satupun reporter yang menyambur perkenalan
Seo Hak,karena mereka sudah terlihat kelelahan menunggu dikantor polisi sampai
ada berita yang bisa mereka tulis. Seseorag dari mereka beranjak dan
menghampiri Seo Hak.
“Mawari, hari ini adalah tugas pertamamu kan?” tanya orang
itu pada Seok Hak.
*Mawari adalah reporter baru yang biasanya di tugaskan di
kantor polisi.
[ 3 hari kemudian]
Dal Po datang ke kantor polisi dan menghampiri rombongan
reporter. Sama seperti Mawari sebelumnya, Dal Po memperkenalkan dirinya dengan
semangat pada mereka semua. Namun mereka semua hanya memandang Dal Po dengan
tatapan kasihan, Ya... karena Dal Po juga tidak lama lagi pasti akan
berpenampilan seperti mereka, seperti zombie. Bahkan reporter yang baru datang
3 hari yang lalu juga sudah berpenampilan seperti zombie.
Seo Hak menghampiri Dal Po dan berkata, “Mawari, hari ini
adalah tugas pertamamu kan?”. Seo Hak berucap seperti ucapan reporter yang
sebelumnya juga menghampirinya.
“Mereka terlihat
seperti zombie. Zombie yang bergadang seharian. Dan sebentar lagi.... aku juga
akan menjadi zombie seperti mereka.” ucap Dal Po dalam hati.
[Episode 6 – Gelandangan 15 tahun]
~ 6 Jam yang lalu~
Dal Pyeong sedang memotongi kuku dan kukunya mengenai teman
kerjanya. Teman kerja Dal Pyeong kesal dan menyebut Dal Pyoeng jorok, bahkan
dia berkata kalau orang gila sajalah yang memotong kuku di tempat kerja. Tak
mau kalah, Dal Pyeong pun menjawab kalau nonton TV di tempat kerja juga tidak
boleh, jadi dia menyurun rekan kerjanya itu untuk mematikan TV.
Tepat disaat itu, video In Ha ditayangkan di TV. Tentu saja
melihat In Ha di TV sebagai reporter langsung membuat Dal Pyeong terkejut,
karena In Ha tidak mengatakan apapun padanya. Saking shocknya, dia bahkan tidak
menghiraukan ucapan temannya yang berkata kalau dia tidak percaya Dal Pyeong
punya putri yang cantik, sedangkan Dal pyeong
adalah pria yang jorok.
Tak lama kemudian, Cha Ok datang untukk menemui Dal Pyeog.
Melihat Cha Ok dan mengetahui kalau Cha Ok adalah mantan istri Dal Pyeong,
membuat teman Dal Pyeong benar2 terkejut. Karena Cha Ok berkata ingin bicara
berdua dengan Dal Pyeong, jadi Dal Pyeong pun meminta temannya keluar sebentar
dan meninggalkan mereka berdua. Teman Dal Pyeong tentu saja langsung
melakukannya, sambil pergi dia terus berkata kalau akhirnya dia bisa memecahkan
misteri kenapa Dal Pyoeng bisa punya putri cantik, semua itu karena ibunya
adalah Sung Cha Ok.
Cha Ok menemui Dal Pyeong untuk membicarakan tentang In Ha.
Selagi mereka berbicara, kita dialihkan sejenak pada Young Tak yang sedang
menyampaikan sebuah berita tentang kebakaran 26 hari yang lalu, dimana di dalam
tubuh korban terdeteksi bahan kimia berancun. Young Tak menambahkan kalau
polisi sekarang sedang memperluas penyelidikan, karena polisi menduga kalau
luka bakar korban tidak terlalu serius dan yang membuat korban tewas adalah
bahan kimia beracun yang diketahui setelah mayat diotopsi.
Jae Myung melihat berita itu, dimana disiarkan kalau yang
diduga menjadi tersangka pembunuh korban adalah Moon Duk Soo. Ternyata apa yang
di rencanakan Jae Myung benar2 terjadi. Hanya dia yang tahu, kalau dia yang
membunuh kedua teman Duk Soo dan yang sudah mengurung Duk Soo disebuah lubang.
Tangan Jae Myung bergetar saat mengingat apa yang sudah dia lakukan, dia pun
berusaha menangkan dirinya dengan menggenggam tangannya.
Ahjussi teman Jae Myung langsung mematikan televisi-nya
karena dia tidak suka menonton beritanya. Dia berkomentar kalau si pembunuh
sangat kejam, karena dia tega membunuh temannya sendiri karena uang.
“Semoga saja dia ditangkap dan dihukum mati.” Ucap ahjussi.
Jae Myung pun hanya mengiyakan apa yang ahjussi katakan.
Ahjussi kemudian memberikan uang yang sudah dia minta dari
Dal Po. Dia menyuruh Jae Myung segera mengganti bumper mobilnya.
“Kau terlalu baik untuk dunia yang sangat kejam ini.” Ucap
ahjussi karena Jae Myung masih berkata kalau dia tak perlu meminta ganti rugi.
“Aku tak sebaik itu. tapi apayang dia katakan? Dia tidak
protes apapun?” tanya Jae Myung penasaran pada orang yang sudah merusak bumper
mobilnya.
“Tidak, dia memang sudah lama menunggu teleponmu. Orangnya
sopan dan sepertinya punya rasa tanggung jawab.” Ucap Ahjussi yang kemudian
berkata kalau Jae Myung mirip dengan orang yang memberinya uang untuk ganti
rugi.
“Aku?”
“Iya, dia punya mata yang tajam dan tinggi. Ya ampun....
kalian memang mirip yah.” Jawab ahjussi dan kitapun diperlihatkan pada Dal Po
yang masih dengan teliti menyusun semua kertas
yang sudah di hancurkan.
Yoo Rae dan teman-temannya berkumpul sedangkan Dal Po masih
sibuk dengan kertas-kertasnya. Yoo Rae bertanya2 apa Dal Po akan masuk ke dalam
tim Hyun Gyu, karena sepertinya Dal Po
sudah ditandai oleh Hyun Gyu.
Setelah menyelesaikan pekerjaannya untuk menyatukan kertas,
Dal Po ikut bergabung dengan teman-temannya dan bertanya “Kapten belum datang
kan?”
Teman2nya pun menjawab belum. Dal Po lalu berkata kalau dia
sudah bekerja 2 hari 2 malam untuk menyelesaikan kertas-kertas itu.
“Kau sudah melakukan persiapan untuk tugas pertama? Kau
sudah beli salonpas?” tanya Yoo Rae.
“kenapa harus belu salonpas?” tanya Dal Po tak mengerti.
Yoo Rae menjawab kalau salonpas adalah barang yang wajib
dibawa saat tugas pertama. Yoo Rae pun memberikan beberapa miliknya pada Dal
Po. Pria gendut juga mengelurkan snack miliknya, namun saat akan diberikan pada
Dal Po, dia terlihat tak rela dan akhirnya hanya memberi satu coklat untuk Dal
Po dan sisanya untuk dirinya sendiri.
“Ponsel adalah sejata utama kita, kau sudah tahu kan? Power bank
adalah hal wajib.” Ucap Yoo rae yang kemudian meminjamkan powerbank miliknya. Dan
teman-teman yang lain juga memberi
semangat pada Dal Po untuk tetap semanngat dan tidak menangis saat menjalani
tugas pertamanya nanti.
‘Tapi, bukannya kalian juga akan bertugas nanti?” tanya Dal Po tak mengerti kenapa
teman-temannya begitu baik padanya. Mereka pun hanya diam saat Dal Po bertanya
seperti itu. kalian tau? Kenapa teman-teman Dal Po begitu baik padanya? Semua itu
karena mereka sudah menebak kalau Dal Po pasti akan masuk tim Hyun Gyu dan
merekapun merasa simpati dan kasihan pada Dal Po, jadi mereka memperlakukan Dal
Po dengan begitu baik.
Kapten mereka datang,dan yang dipanggil kapten disini
ternyata adalah Gyo Dong. Sebelum membacakan tugas-tugas para reporter baru,
Gyo Dong melihat sejenak pada Dal Po dan mereka pun saling melihat namun tak
berbicara sepatah katapun.
“Tepat pukul 11 nanti, kalian akan ditugaskan disetiap
wilayah dan patroli di kantor polisi, stasiun pemadam kebakaran, pengadilan dan
Rumah Sakit. Dan laporkan kejadian apapun itu. mengerti?” ucap Gyo Dong dan di
jawab iya oleh Dal Po dan kawan-kawan. “Kalian tak akan bisa pulang saat tugas
ini berlangsung. Jadi, berpakaianlah yang nyaman dan pastikan membawa semua
kebutuhan kalian. Termasuk baju, dalaman dan perlengkapan mandi.” Tambahk Gyo
Dong yang kemudian membacakan pembagian tugas untuk mereka dan semua reporter
magang itupun mulai dag dig dug.
“Pertama Cha Ho Chul, wilayah Mapo. Min Hae Young, wilayah
Gwanhang. Choi Dal Po, wilayah Sungai Han.” Ucap Gyo Dong dan semua temannya
merasa lega karena Dal Po yang akhirnya menjadi tumbal mereka untuk masuk ke
dalam tim Hyun Gyu.
“Yoon Yoo Rae, wilayah sungai Han juga.” Tambah Gyo Dong.
“Kenapa?” tanya Yoo Rae shock dan reflek. Namun saat melihat
tatapan Gyo Dong, Yoo Rae lansgung berkata kalau dia kira dalam satu tim hanya
ada satu orang saja.
“Siapa yang bilang? Hah!” tanya Gyo Dong dengan nada marah.
(euuuum... kalo Gyo Dong marah, jadi inget pas dia di emergency couple. Suka suka
suka...)
“Itu hanya pendapatku, Pak” jawab Yoo Rae dan mata
berkaca-kaca. Hyun Gyu dan Jae Hwan lewat saat Gyo Dong bertanya apa Yoo Rae
tidak menyukai wilayah Sungai Han.
“Tidak sama sekali. Aku menyukainya Pak.” Jawab Yoo Rae.
Mendengar itu, Hyun Gyu langsung menyuruh Jae Hwan duluan
karena dia mau mengerjai Yoo Rae terlebih dahulu. Semua mata langsung tertuju
pada Hyun Gyu saat mereka menyadari Hyun Gyu datang.
Hyun Gyu menelpon seseorang dan dengan suara keras berkata
kalau ada 2 trainee masuk ke dalam tim-nya. “Mereka masiih belum membuatku
tertarik, sepertinya pekerjaan ini cocok untukku. Karena secara pribadi, akulah
yang akan mengurus mereka.” ucap Hyun Gyu dengan ekspresi sangarnya. Tentu saja
Yoo Rae langsung terlihat ketakutan sedangkan Dal Po hanya menghela nafas saja.
“Yoon Yoo Rae, apa kau menangis?” tanya Gyo Dong melihat
mata Yoo Rae merah. Dan seperti biasa,Yoo Rae selalu menjawab tidak dan
beralasan kalau dia hanya menguap.
Saat menunggu lift, Yoo Rae terlihat seperti orang bingung
dan terus memencet tombol lift sambil meneteskan air matanya. Melihat itu Dal
Po bertanya apa Yoo Rae baik2 saja.
“Ya, apa kau bisa mengembalikan salonpas yang kuberikan
tadi?”ucap Yoo Rae sambil membuka tas-nya. Dal Po pun mengembalikannya dan
memasukkannya ke dalam tas Yoo Rae. “Powerbank-nya juga.” Tambah Yoo Rae dan
Dal Po juga langsung mengembalikannya.
Tepat disaat itu ponsel Dal Po berdering dan itu adalah
telepon dari Hyun Gyu, yang menyuruhnya cepat pulang bukan malah bersantai2
menunggu lift. Dal Po pun memberi isyarat pada Yoo Rae untuk cepat pulang
menggunakan tangga darurat. Melihat Dal Po dan Yoo Rae yang berlarian seperti
itu, teman-temannya pun merasa simpati dan menyemanngati mereka.
In Ha dan Bum Jo sedang menghadap Il Joo yang sama seperti
Hyun Gyu, dia adalah tim wilayah Sungai Han. Gong Joo protes pada Il Joo karena
berbicara dengan lembut pada In Ha da Bum Jo. Il Joo hanya tersenyum menanggapi
protes Gong Joo yang mengira dia berbicara lembut karena In Ha dan Bum Jo masuk
dari jalur koneksi. Masih berbicara dengan lembut Il Joo menyuruh In Ha dan Bum
Jo pergi ke kantor polisi tepat pukul 11. Setelah menerima perintah, In Ha dan
Bum Jo dengan santai berjalan pulang.
“Kalian sedang berjalan ya?” tanya Il Joo.
“Apa?” tanya In Ha dan Bum Jo yang langsung berbalik menghadap
Il Joo lagi.
“Aku hanya khawatir. Kudengar trainee YGN juga memulai tugas
pertama mereka hari ini. Jika kalian lambat dan malas begitu... mungkin aku
akan berubah menjadi sebuah monster liar. Kalian tak mau kan?” ucap Il Joo
sambil menggigit pena.
“Apa maksud anda pak?” tanya Bum Jo yang tak mengerti.
“Itu artinya, dia meminta kita untuk berlari, bodoh!” ucap
In Ha dan langsung menarik Bum Jo pergi. Saat In Ha dan Bum Jo tengah berlari pulang,
Il Joo sengaja menelponnya dan berkata kalau In Ha harus mengangkat teleponnya
sebelum dering ketiga dan Il Joo tidak perduli apakah In Ha sedang tidur atau
BAB, pokoknya telepon Il Joo harus segera diangkat. Sambil terengah2 In Ha
menjawab dia mengerti.
“Nafasmu terdengar datar. Kalian pasti sedang berjalan kan?”
tanya Il Joo dengan sengaja dan membuat Gong Joo terkejut, karena dia baru
sadar kalau Il Joo lebih sadis dari dirinya.
“Kami sedang berlari. Kami akan berlari lebih cepat lagi.” Jawab
In Ha yang masih terus berlari.
“Kita akan berhadapan langsung dengan YGN 48 jam lagi. Bersiaplah!
Sekarang napas kalian sudah terengah2. Itulah mauku.” Ucap Il Joo yang kemudian
melihat Gong Joo dan bertanya, “ada lagi yang ingin kau katakan?”
“Huh? Tidak. Aku baru saja mau kembali kerja.” Jawab Gong
Joo yang masih terkejut dengan keberanian Il Joo menyiksa In Ha dan Bum Jo.
Sama seperti Il Joo, Hyun Gyu juga berbicara ditelpon dengan
Dal Po yang tengah berlari. Hyun Gyu menyuruh Dal Po dan Yoo Rae untuk
mengangkat telpon bergantian karena mereka harus memberikan laporan setiap 2
jam sekali. Hyun Gyu juga menyuruh mereka untuk melaporkan hal apapun yang
terjadi.
Il Joo menyuruh In Ha dan Bum Joo untuk melaporkan semua hal
yang terjadi di kantor polisi wilayah Sungai Han pada ketua dan manager.
“Informasi adalah hal utama dalam tugas pertama kalian. Sangat
penting untuk melakukan patroli setiap
jam pada setiap titik. Dan laporkan semua yang kalian kumpulkan. Mengerti?”
ucap Hyun Gyu dan Dal Po menjawab mengerti.
“Kalian tak boleh berbagi atau memberikan informasi pada
trainee lain. Mereka bukan kolegamu, tapi saingan. Kau mengerti?” ucap Il Joo
dan In Ha menjawab mengerti.
Telepon di tutup dan In Ha berpapasan dengan Dal Po. Tentu saja
Dal Po terkejut melihat In Ha keluar dari kantor MSC, “Apa yang kau lakukan disini?” tanya Dal Po
dan In Ha tak bisa menjawab.
“Apa? Kau belum memberitahunya kalau kau adalah reporter MSC?”
tanya Bum Jo pada In Ha di depan Dal Po. “Baiklah, sekarang mari perkenalkan
diri dulu. Kita pernah bertemu sebelumnya kan?” tanya Bum Jo pada Dal Po.”In Ha
dan aku menjadi reporter MSC melalui pengangkatan khusus. Namaku Seo Bum Jo.” Ucap
Bum Jo dan mengulurkan tangan namun tak dihiraukan oleh Dal Po.
“pengangkatan khusus? Apa?” tanya Dal Po pada In Ha. Dan In
Ha pun menjawab kalau ibunya yang menawarinya menjadi reporter magang karena
ibunya membutuhkan dia untuk tujuan promosi.
“Promosi?” tanya Dal Po yang kemudian melihat poster besar
dimana ada gambar In Ha dan ibunya disana. Dal Po terlihat marah dan langsung
hendak pergi namun Bum Jo menahan tangannya karena In Ha belum selesai bicara
dengannya. Dal Po bertambah marah dan langsung memelintir tangan Bum Jo.
Dal Po pergi dan In Ha mengejarnya. Diperlakukan seperti itu
oleh Dal Po, membuat Bum Jo mengumpat Dal Po dengan ucapan, “Brengsek!” namun
dia tiba2 terdiam. “Tadi itu apa? Apa aku baru saja mengatakan ‘brengsek’? Ya
ampun...”
Wkkwkkwkw.... Bum Jo benar2 anak mama.... dia benar2 di didik jadi anak yang manis dan
menurut pada mamanya.
In Ha langsung berdiri di depan Dal Po dan menangkap
tangannya agar Dal Po tidak pergi dulu dan mendengarkan penjelasannya. Dal Po
dengan marah meminta In Ha melepaskan tangannya dan dia juga bertanya kenapa In
Ha masih belum mau menyerah sebagai reporter?
“Apa kau mau mengikuti ibumu? Dia membuangmu, memanfaatkanmu,
menginjak harga dirimu!” ucap Dal Po.
“Bukan karena dia, tapi kau.....” potong In Ha.
“Apa?”
‘Aku melakukannya karena kau. Kau yang membuatku mencintai
pekerjaan ini.”
“Apa maksudmu?”
In Ha melepaskan tangan Dal Po karena dia sekarang sudah
mulai mau mendengarkan ucapannya, “8tahun yang lalu.... saat kau membersihkan
rumor itu dengan mengikuti acara itu. Saat menontonnya, hatiku sangat bahagia. Kau
menjatuhkan mereka, saat kau berhasil di TV itu. apa kau tahu betapa bahagianya
aku saat itu? Saat itulah... kesukaanku atas pekerjaan ini tumbuh.”
“Jadi, karena aku?”
“Iya, karena kau, bukan ibuku. Apa yang kurasakan saat
itu... masih kurasakan sekarang. Hingga ketitik dimana aku tak bisa
menghilangkannya. Karena itulah, aku bisa sejauh ini. Tak peduli apa yang ayah
katakan atau penghinaan ibuku, aku tak perduli. Aku akan berusaha hingga aku
bisa berhasil. Aku juga tak membutuhkan ijinmu. Bukan, tapi.... aku lebih suka
kau tak mengijinkanku seperti sekarang. Dengan begitu.... aku akan bisa dengan
mudah melupakanmu.” Ucap In Ha dan hendak pergi namun Dal Po menahan dengan
menangkap tangannya. Tapi In Ha menepis tangan Dal Po dan berkata, “Semakin kau
melarangku, aku semakin ingin menjadi reporter. Kau tahu kan aku memang keras
kepala? Aku punya kebiasaan yang sangat buruk. Jadi, kau tak perlu khawatir.”
Tanpa In Ha dan Dal Po sadari, Dal Pyeong muncul dan
mendengar apa yang In Ha katakan. Mendengar itu, Dal Pyeong pun teringat pada
pembicaraannya dengan Cha Ok. Dimana Dal Pyeong bertanya kenapa Cha Ok muncul
dengan tiba2 dan ingin menjadi ibu In ha lagi.
“Tidak. Aku begini, agar aku tak harus merawatnya seperti
dulu lagi. Dia tak akan datang padaku jika kau merawatnya dengan baik.” Jawab Cha
Ok.
“Apa maksudmu?”
“Aku sangat mengenal In Ha. Dia akan melakukan apapun yang
dilarang untuk dilakukan. Sama sepertiku. Jadi, jangan membuat anakmu menjadi
pembangkang pada orang tua. Dan biarkan dia melakukan apa yang dia inginkan. Dengan
begitu, In Ha akan terus memilihmu.” Jawab Cha Ok.
Kita kembali lagi pada Dal Po yang bertanya pada In Ha,
tentang apa yang akan In Ha lakukan jika Dal Pyeong mengetahuinya. Karena Dal
Pyeong pasti akan kecewa dan sakit hati jika dia tahu In Ha bekerja dengan
ibunya. Tepat disaat itu Dal Pyeong muncul dan bertanya kenapa mereka berdua
membicarakannya. Melihat ayahnya, In Ha langsung bersembunyi di balik tubuh Dal
Po.
“Tak usah bersembunyi. Aku tak akan melarangmu menjadi
reporter.” Ucap Dal Pyeong dan In Ha pun langsung menongolkan kepalanya. Dal Pyeong
kemudian memberikan pada In Ha sepatu yang sudah dia beli. Dia berkata kalau In
Ha tidak boleh memakai sepatu yang jelek untuk bekerja dan setelah itu Dal
Pyeong langsung berjalan pergi. In Ha yang masih tak percaya dengan sikap
ayahnya, terus mengikutinya dan bertanya apa ayahnya benar2 mengizinkannya
menjadi reporter? Dal Pyeong pun menjawab iya.
“Aku bisa bekerja di MSC?” tanya In ha lagi.
“Iya.”
“Ayah kau akan mendukungku?”
“Tidak.” Jawab Dal Pyeong kesal karena In Ha terus-terusan
bertanya. Dengan senangnya, In ha langsung memeluk ayahnya itu dan berterima
kasih.
Di rumahnya, Bum Jo sedang mengepak barang-barangnya karena
dia akan tinggal sementara di kantor polisi. Mendengar itu tentu saja ibunya
langsung terlihat khawatir, karena selama ini Bum Jo tidak pernah hidup susah. Ibu
pun menyuruh Bum Jo untuk segera meneloponnya jika Bum Jo butuh bantuan.
Sama seperti Bum Jo, In ha juga sedang mengepak barang2-nya.
Melihat In Ha mengkalungkan sepatu barunya dileher, Dal Pyeong pun berkata
kalau In Ha seharusnya memakai sepatunya
di kaki bukannya dijadikan kalung.
“Aku akan berjalan ber mil-mil. Sepatunya bisa rusak nanti. Aku
akan memakainya jika pelatihan sudah selesai. Sebelum selesai, aku tak akan
memakainya.” Jawab In Ha dengan senang.
“Kau harus melakukan yang terbaik mulai sekarang. Dan aku
juga akan mencari uang untuk anakku.” Ucap Dal Pyeong.
Mendengar perhatian ayahnya sekarang, In Ha sangat amat
senang sampai2 dia berlari ke ayahnya dan mencium pipinya berkali2.
“Sudahlah, pipiku bisa bau nanti.” Ucap Dal Pyeong namun In
Ha tak peduli.
Dal Po juga sedang mengepak barang-barangnya di kamar. Dia
dibantu oleh Gong Pil yang kemudian memberikan kaos tangan yang sudah dia beli
untuk Dal Po agar Dal Po tidak kedinginan saat berkeliling mencari berita.
“Kenapa membelikannya untukku? Ayah tak usah repot2.” Ucap Dal
Po.
“Tidak apa2.” Jawab Gong Pil yang kemudian melihat ke arah
celengan2 babi milik Dal Po. ‘Memangnya aku bisa dapat uang darimana lagi?” ucap Gong Pil dan Dal Po melihat curiga pada celengannya itu.
Menyadari hal itu, Dal Po pun langsung terlihat shock dan
melihat sedih ke arah celengan-nya. Wkkwkwkkw.... ternyata semua barang2 yang
Gong Pil belikan, bukanlah dari uang Gong Pil melainkan dari uang Dal Po sendiri
yang Gong Pil ambil dari tabungan Dal Po.
Bersambung
Sinopsis Pinocchio episode 6 Part 2