Sinopsis
Pinocchio episode 6 part 2. Pada part sebelumnya diceritakan kalau akhirnya Dal
Po dan Dal Pyeong tahu, In Ha menjadi seorang reporter di MSC. Awalnya Dal Po
marah, namun setelah tahu penyebab In Ha menjadi reporter karena dirinya, jadi
Dal Po pun melupakan amarahnya dan membiarkan In Ha menjadi seorang reporter.
Yang lebih menarik lagi, In Ha dan Dal Po sama-sama di tempatkan di wilayah
sekitar Sungai Han
dan itu berarti mereka akan bersaing dalam mencari informasi. Apa yang akan
terjadi selanjutnya? Yuk kita lanjutkan sinopsisnya...
Sinopsis
Pinocchio episode 6 part 2
Dal
Po dan In Ha berangkat ke kantor polisi dengan waktu yang bersamaan. Mereka
berdua sama-sama terihat canggung satu sama lain. Di dalam lift, In Ha mencoba
membuka bicara dengan bertanya dimana Dal Po di tugaskan.
“Wilayah
Sungai Han.” Jawab Dal Po dan In Ha pun langsung menoleh padanya. “Kalau kau?”
tanya Dal Po balik.
“Aku
juga. Sempurna. Aku akan lebih mudah melupakanmu jika kita bersaing informasi
seperti ini iyakan?” ucap In Ha.
“iya.”
“Aku
tak akan baik padamu. Kau juga harus begitu.”
“Iya.”
Jawab Dal Po.
In
Ha kemudian mengembalikan kancing baju yang Dal Po berikan padanya untuk jimat.
Karena In Ha ingin melupakan Dal Po mulai sekarang. Tapi setelah mengatakan
kata ingin melupakan, In Ha malah cegukan, dan itu berarti In Ha berbohong.
“Sudahlah,
maaf. Mungkin aku terlalu terburu-buru.” Tambah In Ha memberi penjelasan karena
dia ketahuan berbohong. “Jangan khawatir. Aku pasti bisa melupakanmu.” Ucap In
Ha tapi dia cegukan lagi. Ketahuan berbohong, In Ha pun mengambil kembali
kancing baju yang ada di tangan Dal Po. Wkkwkw... In Ha benar-benar merasa malu
karena ketahuan berbohong.
Saat
keluar lift, In Ha membiarkan Dal Po pergi duluan sedangkan dia langsung
menempel di dinding dan menendang-nendangkan kakinya ke dinding dan
mengumpat,”Sial...sial... sial....”
Dal
Po hendak masuk ke dalam taksi yang sudah berhenti didepannya, namun tiba2 In
Ha datang dan langsung menyerobot masuk.
“Pak,
aku harus cepat ke kantor polisi Sungai Han.” Ucap In Ha pada pak sopir dan meninggalkan Dal Po sendirian. Untungnya
tak harus menunggu lama, muncul satu taksi lagi dan Dal Po pun menyetopnya.
“Kantor
polisi Sungai Han. Mungkin akan macet di depan, jadi kita lewat Gwansodo saja.”
Ucap Dal Po pada pak supir. Hahhaha.. Dal Po kan mantan supir taksi, jadi dia
bisa tahu dan apal keadaan jalan Seoul.
In
Ha dan taksi yang dia tumpangi sedang berhenti menunggu lampu merah.Tepat
disaat itu, dia melihat Dal Po berada di dalam taksi dan menggunakan jalan yang
lain.
~47:59:59
menuju tayangnya berita di MSC dan YGN~
Kita
kembali lagi ke scene awal, dimana Dal Po muncul di kantor polisi Sungai Han
dan memperkenalkan diri pada reporter yang lainnya. Kang Seo Hak menghampiri
Dal Po dan bertanya, “Mawari,hari ini adalah tugas pertamamu kan?” sambil
mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan. Namun belum sempat Dal Po
menyambut tangannya, tiba2 terdengar suara seseorang yang berkata, “Siapa dia?”
dan ternyata orang yang berkata itu adalah Ahn Chan Soo, teman sekelas Dal Po
dan In Ha di SMA.
“Choi
Dal Po?”
“Ahn
Chan Soo?”
“Wah,
sudah lama sekali ya?” ucap Chan Soo dan mengulurkan tangannya pada Dal Po. Ya,
kalau dihitung2 sudah 7 tahunan mereka tak bertemu setelah lulus dari SMA. Chan
Soo memuji penampilan Dal Po yang rapi dan terlihat keren. Penampilan yang
sangat jauh berbeda jika dibandingkan dengan penampilan Dal Po saat SMA.
“Oh
ya, kenapa kau bisa ada disini?” tanya Dal Po dan kemudian melihat tanda
pengenal yang terpampang di jaket Chan Soo. “Kau polisi?”
“Ya,
sudah tahun ke 4.” Jawab Chan Soo yang kemudian mengajak Dal Po berbicara di
tempat lain karena dia tidak nyaman berada di dekat para awak media yang dia
sebut dengan istilah, trash ( sampah ) porter. Chan Soo menyebut reporter
dengan istilah trashporter karena mereka seperti lalat yang terus mengemis
bahan berita. Hehhee... Chan Soo begitu santai mengatakan itu pada Dal Po,
karena dia tidak tahu Dal Po juga salah satu
dari mereka. Dal Po juga seorang reporter.
“Oh
Ya, kau sudah tahu? Choi In Ha sudah menjadi trashporter. Dia menjadi bintang
iklan MSC.” Ucap Chan Soo.
“Ya,
aku juga adalah reporter.” Jawab Dal Po.
“Reporter
apa?”
“Seorang
reporter, dan dalam kamusmu, disebut trashporter.” Ucap Dal Po.
“Kau?”
tanya Chan Soo terkejut.
“Iya.”
“Wah,
orang norak sepertimu ternyata bisa naik kelas.” Ucap Chan Soo yang memang
selalu mengejek Dal Po dari dulu. “Jadi, kau adalah treinee juga?” tanya Chan
Soo dan Dal Pon pun mengiyakan.
Tepat
disaat itu In Ha muncul dan Chan Soo langsung memanggilnya. Sambil mengantarkan
In Ha dan Dal Po ke ruangan untuk reporter, Chan Soo berkata kalau mereka
seharusnya membuat acara reuni saja, karena mereka sudah bertemu di kantor
polisi.
Saat
melihat kamar yang akan mereka gunakan, In Ha dan Dal Po shock melihatnnya,
karena kamar tersebut terlihat kotor dan tidak terawat. Semua itu karena para
reporter yang menggunakan ruangan itu tidak punya rasa kebersihan. Tak lama
kemudian Yoo Rae dan Bum Jo datang dan melihat tempat yang akan mereka gunakan
untuk tidur, merekapun tak kalah terkejutnya, dari In Ha dan Dal Po.
Mereka
semua tambah terkejut dan sekaligus merasa jijik saat seorang reporter wanita
sedang mengetik, dan tiba2 muncul seekor kecoa. Tanpa rasa takut sedikitpun
reporter itu memukul kecoa dengan tangannya dan kemudian mengelap tanganya tadi
di celana. Setelah itu dia mengambil snack-nya dan memakannya. Huweeek....
jorok amat sih.
“Ini
ruangan reporternya?” tanya Yoo Rae shock.
“Sepertinya...”
jawab Dal Po.
“Bagaimana?
Ruanganya bagus kan?” tanya Chan Soo dan In Ha pun melihat Chan Soo dengan
tatapan tak percaya.
“Ibu....
dunia ini sungguh aneh. Untuk bertahan hidup di dunia ini... aku harus rela
melakukan semua ini.” Ucap Bum Jo dalam hati.
~44:00:00
menuju waktu siaran~
In
Ha sedang berusaha mencari berita dengan bertanya dengan para polisi yang
sedang bekerja. Namun semua polisi yang In Ha tanya jawabannya sama, “Tidak
ada”. Ternyata bukan hanya In Ha yang berjuang mencari berita dengan bertanya
pada para polisi, Heok Seo dan Yoo Rae pun melakukan hal yang sama, dan semua
jawaban polisi-polisi itu juga sama.
“Memangnya
darimana asal mula cerita ini bermula? Aku tak mungkin bisa menemukan asal
cerita ini di dunia. Kami bisa dibunuh atasan, jika tak ada yang bisa
dilaporkan. Dan saat itu aku tahu, begitu banyak tipe manusia didunia ini.
Masalah selalu menghampiri kami. Kami dimarahi jika tertidur. Kami dimarahi
jika kami makan. Dan juga, kami dimarahi jika tidak makan. Ibu.... kenapa aku
harus masuk dalam dunia kejam ini?” ucap Bum Jo dalam hati karena meratapi apa
yang terjadi pada dirinya.
In
Ha membawakan kimbap instan dan telur untuk Bum Jo. Melihat kimbap instan, Bum
Jo berkomentar kalau pencipta makanan itu harus diberi penghargaan nobel karena
berhasil memiliki ide membuatnya. Mendengar itu In HA bertanya apa Bum Jo belum
pernah makan kimbap instan. Sambil memakan kimbap itu, Bum Jo menjawab kalau
dia memang belum pernah memakannya.
Saat
diberi telur rebus oleh In Ha, Bum Jo berkata kalau dia tidak suka makan putih
telur jadi dia menawarkannya pada In Ha. Apa yang ditawarkan oleh Bum Jo
langsung disambut senang oleh In Ha karena In Ha kebetulan suka putih telur dan
tidak suka kuning telur,jadinya mereka tukeran dah.
“Apakah
benar kau adalah Chaebol?” tanya In Ha sedikit tak percaya.
“Kenapa?
Kau tak percaya? Atau kau tak suka berteman denganku?” tanya Bum Jo balik dan
In Ha menjawab tidak. Dia hanya menganggap kalau Bum Jo adalah chaebol yang
cukup baik hati, karena BumJo tak suka pamer dan tidak sombong.
“Wah,
terima kasih banyak atas pujianmu.” Ucap BumJo yang kemudian melihat Dal Po
mendekati seorang polisi.
“Ibu,
ada seseorang yang pandai menyesuaikan dirinya, di dunia yang kejam ini.” Ucap
Bum Jo dalam hati.
Dal
Po berkata pada pak polisi itu kalau dulu dia adalah seorang supir taksi, jadi
dia tahu banyak hal. Pak polisi menjawab kalau sekarang belum ada, tapi nanti
Dal Po bisa datang ketempatnya. Saat melihat pak polisi itu pergi, In Ha dan
Bum Jo langsung menemuinya dan berkata, “Bukannya anda bilang, tak ada kasus
apapun? Bahkan kasus lokal juga tak ada!”
“Karena
memang tak ada yang namanya kasus kecil di divisi pembunuhan.” Jawab Pak polisi
dan pergi.
Dengan
kesal, In Ha dan Bum Jo kembali duduk di tangga. Chan Soo menghampiri Dal Po
dan bertanya apa benar Bum Jo adalah seorang Chaebol?
“Pria
brengsek yang menguasai kantor polisi dan keluar hutan kejam ini. Seperti
tarzan yang menguasai hutannya.”ucap Bum Jo dalam hati dan melihat kearah Dal
Po.
“Kenapa
orang kaya seperti dia harus menyiksa dirinya?” tanya Chan Soo lagi dan
mengambil jeruk milik Dal Po. “Apakah
dia punya hubungan spesial dengan In Ha atau apa?”
“Tidak.
Bukan begitu” jawab Dal Po dan mengajak Chan Soo pergi.
“Aku...
mulai merasa terganggu oleh tarzan itu.” ucap Bum Jo dalam hati dan masih
melihat pada Dal Po yang berjalan pergi dengan Chan Soo.
Chan
Soo bertanya apa Dal Po tidak punya informan lagi selain dirinya, karena rayuan
yang Dal Po layangkan pada ketua timnya terdengar lebih meyakinkan. Dal Po
menjawab kalau cara dia mendekati ketua tim Chan Soo adalah karena dia sedang
beruntung.
“Kemarin,seniorku
memberiku tugas untuk menempelkan kembali potongan kertas. Aku menemukan
sedikit informasi kalian ditumpukan itu. Mencari informan baru mudah saat aku
menanyakan info yang sudah kutemukan.”
“Kau
menghapal semua info itu?” tanya Chan Soo terkejut dan Dal Po menjawab iya.
Melihat
tangan Chan Soo yang berada di pundaknya, Dal Po pun berkata, “Tapi
seingatku.... kita tak begitu dekat, hingga kau bisa begini padaku.”
Mendengar
itu, Chan Soo langsung menarik tangannya dari pundak Dal Po. “Jika kau
menyakiti perasaanku lagi, aku tak akan menjadi informanmu.”
Tak
mau kehilangan informan,Dal Po pun langsung menunduk dan meletakkan tangan Chan
Soo di pundaknya lagi.
“Aku
baru saja ditugaskan dalam kasus yang besar. Kau pernah dengar kasus kebakaran
kontainer?” ucap Chan Soo dan Dal Po tau tentang kasus itu, namun kasus itu
sudah diselesaikan. Ternyata yang Chan Soo sedang bahas adalah kasus tentang
terbunuhnya dua teman Moon Duk Soo dan Moon Duk Soo lah yang menjadi
tersangkanya dan belum diketemukan sampai sekarang. Chan Soo membenarkan kalau
kasus itu sudah selesai, dia hanya merasa kalau masih ada yang janggal di kasus
itu.
“Perasaan?
Hanya itu?” tanya Dal Po yang mulai curiga kalau dia tidak akan mendapatkan
berita apa2 dari Chan Soo.
“Iya.
Perasaan,insting...hal itu segalanya bagi seorang detektif. Karena perasaanku
itu, aku ngin kau memberiku wawancara pribadi. Dengan namaku, Ahn Chan Soo,
dalam huruf besar di layar.” Ucap Chan Soo dan Dal Po tak berkata sepatah
katapun, dia langsung menurunkan tangan
Chan Soo dari pundaknya dan berjalan pergi. Wkwkkwk.... insting Chan Soo
benar... kalau kasus itu belum selesai. Karena tersangka yang sebenarnya
bukanlah Duk Seok, melainkan Jae Myung.
Saat
tengah mengetik dan menunggu infomasi dari pada juniornya, Gyo Dong teringat
kembali pada percakapannya dengan Dal Po dimana Dal Po berkata kalau dia sedang
mencari kakaknya. Dal Po sangat yakin kalau kakaknya masih hidup, setelah
mendapat informasi kalau kakaknya yang datang ke kantor polisi dan menutup
kasus ayahnya.
“Jadi
kau sudah bertemu dengannya?” tanya Gyo Dong.
“Aku
sudah mencoba untuk meminta kontaknya pada polisi, tapi dia bilang, tak bisa
memberikannya padaku. Kecuali aku punya bukti tertulis kalau aku adalah
keluarganya.” Jawab Dal Po, yang tak punya bukti karena saat dia diadopsi, dia
memang sengaja menyembunyikan identitasnya sebagai Ki Ha Myung. Dan untuk
menyembunyikan hal itu, Dal Po dulu berbohong kalau dia lupa ingatan.
Gyo
Dong lalu bertanya dimana kantor polisi yang menyimpan biodata Jae Myung itu
dan Dal Po menjawab kalau itu adalah kantor polisi Jung Woo.
Sepertinya
Gyo Dong mulai simpatik pada Dal Po karena sekarang kita melihat Gyo Dong
sedang menghubungi kantor polisi Jung Woo untuk menanyakan tentang Jae Myung
untuk Dal Po.
~20:00:00
menuju penayangan berita~
Dal
Pyeong menelpon In Ha untuk mengecek keadaannya. In Ha pun berkata pada ayahnya
kalau dia sekarang sedang mau tidur karena dia hanya diberi waktu tidur selama
2 jam. Dan saat Dal Pyeong bertanya tentang Dal Po, In Ha menjawab kalau
ayahnya tak perlu menanyakan tentang dia, karena mulai sekarang Dal Po adalah
musuhnya.
In
Ha masuk ke ruangan tidur reporter dimana ruangan sudah penuh, jadi dia tidur
diantara dua reporter wanita yang sudah tidur terlebih dahulu. Setelah In Ha
tidur, satu persatu reporter pergi. Dal Po masuk dan tidur dengan merentangkan
tangannya, karena memang ruangannya sudah lumayan sepi. Reporter yang disamping
In Ha bangun dan dia mendorong tubuh In Ha hingga In Ha sampai di samping Dal
Po. Tanpa sadar, Dal Po memeluk In Ha. Merekapun tidur dengan posisi
berpelukan. Hehehe... so sweeet.
Dal
Po terbangun dan terkejut saat melihat In Ha di depannya. Dal Po hendak
beranjak, namun tak bisa karena kepala In Ha ada di tangannya. Dal Po
menggunakan kesempatan itu untuk melihat wajah In Ha dari dekat.
Saat
melihat wajah In Ha, Dal Po teringat pada kata2 In Ha yang berkata kalau karena
Dal Po lah In Ha jadi ingin menjadi reporter. Dengan lembut Dal Po membelai
rambut In Ha yang masih tertidur lelap. Tanpa Dal Po sadari, Bum Jo yang
ternyata tidur di tempat tidur atas, melihat apa yang Dal Po lakukan terhadap
In Ha.
Sebelum
In Ha terbangun, Dal Po pun memutuskan bangun dan keluar ruanngan. Namun sebelum
keluar, Dal Po dengan begitu perhatiannya menyelimuti In Ha dan saat itulah dia
baru sadar kalau Bum Jo sedang memperhatikannya.
Dal
Po keluar dan Bum Jo mengikutinya. Tanpa basa basi, Bum Jo langsung bertanya
tentang apa yang Dal Po lakukan pada In Ha tadi. Bum Jo berkata kalau apa yang
Dal Po lakukan pada in Ha bukanlah sikap seorang paman pada keponakanannya.
“Ini
bukanlah urusanmu, iyakan?” tanya Dal Po balik.
“Tentu
saja.... bukan... tapi,... sebentar lagi, ini akan menjadi urusanku.” Jawab Bum
Jo terbata2.
“Panggil
aku jika hal ini sudah menjadi urusanmu. Karena sekarang, kau sudah ke luar
batas.” Ucap Dal Po dan hendak pergi. Dia pergi sambil bergumam kalau Bum Jo
baru mengenal In Ha.
“Jujur
saja, aku sudah lama mengenalnya.” Ucap Bum Jo dan Dal Po pun menoleh. “Jauh
lebih lama dari yang kau pikirkan.” Tambah Bum Jo dengan senyum kemenangan dan
pergi.
Bersambung
Sinopsis
Pinocchio episode 6 part 2