Sinopsis Pinocchio Episode 10. Pada episode sebelumnya berakhir saat In Ha menemui Dal Po di atas gedung rumah mereka dan bertanya apa Dal Po adalah Ki Ha Myung. In Ha menangis tersedu-sedu saat mengetahui kalau Dal Po benar-benar Ki Ha Myung. Dan sekarang dia mulai mengerti kenapa Dal Po sangat membenci ibunya dan juga tak senang melihat dirinya menjadi reporter. Dal Po ikut jongkok dan berusaha menenangkan In Ha.
“Setelah air mata In Ha mulai keluar, air mata itu terus mengalir selama 1 jam. Untuk waktu yang sangat lama, In Ha hanya bisa mengatakan ‘maaf’.... dan karena itu.... aku terus memberitahunya bahwa aku baik-baik saja. Dan....”
In Ha bangun dan meminta Dal Po menceritakan semua kisah masa lalunya. Walaupun Dal Po berkata ceritanya akan panjang, In Ha tak perduli. Dia tetap ingin mendengar semuanya.
“In Ha mendengarkan semuanya dengan air mata dan kemarahan.”
[Episode 10 – Domba yang Mencuri Anak-Anak]
Setelah mendengar semua cerita Dal Po, In Ha berkata kalau pasti selama ini Dal Po sangat membencinya. Dal Po mengiyakan namun dia meminta In Ha berhenti menangis, karena In Ha jelek kalau menangis. Melihat perhatian Dal po yang tak tega melihat dia kedinginan, membuat In Ha sadar kalau rasa cinta Dal Po padanya lebih besar daripada rasa bencinya karena ulah ibunya.
“Dulu.... saat aku adalah Ki Ha Myung, aku sangat membenci kau dan ibumu. Dan aku ingin segera meninggalkan keluarga ini saat ayah sudah sembuh. Tapi sekarang sudah tidak lagi. Sekarang, aku adalah Choi Dal Po. Dan aku tak akan pernah membuang jauh nama ini.” Ucap Dal Po dan In Ha bertanya kenapa Dal Po tidak memberitahu siapa dia sebenarnya pada kakaknya dan kenapa Dal Po mengatakan kalau Jae Myung adalah orang yang berbahaya. Sebelum memberitahu semuanya, Dal Po bertanya terlebih dulu apa In Ha bisa menjaga rahasia. Karena hal tersebut adalah rahasia, In Ha pun berkata kalau Dal Po tak perlu mengatakan hal tersebut, karena seorang pinokio tidak bisa menjaga rahasia.
Dal Po dan In Ha turun dan hendak masuk ke dalam rumah, namun In Ha berkata kalau dia akan langsung kembali ke kantor karena dia takut akan memberitahu semua tentang Dal Po pada ayah dan kakeknya kalau mereka bertanya kenapa mata In Ha bengkak.
Dal Po mengambil tas In Ha dan menyuruhnya tetap diluar selama 5 menit. Karena dia akan berbicara terlebih dulu dengan ayah dan kakek In Ha agar mereka tidak menanyakan apapun pada In Ha.
Setelah 5 menit menunggu diluar, In ha masuk ke dalam rumah dan ikut makan malam bersama keluarganya. Seperti yang dijanjikan Dal Po, ayah dan kakeknya tidak mengeluarkan pertanyaan satu pun padanya. Euuum..... kira2 apa yah yang dikatakan DalPo pada ayah dan kakeknya. Bukan hanya kita yang penasaran, In Ha juga penasaran dibuatnya.
Dal Po lalu melihat televisi baru kakek dan berkata, “Ayah, kau sudah membeli TV?”
Gong Pil pun mengiyakan dan dia bahkan berkata kalau dia membeli televisi yang paling bagus untuk melihat berita Dal Po dan In Ha.
“Tapi, ayah dapat uang dari mana membeli TV sebagus itu...” ucap Dal Po yang langsung curiga kalau uang untuk membeli TV itu pasti dari tabungannya. Dal Po langsung berlari ke kamar untung mengecek babi2-nya. Dal Po pun berteriak2 memanggil nama-nama babinya yang sudah kosong tak berisi uang lagi. LOL
“Bukannya uang memang harus dipakai?” ucap Gong Pil pada In Ha.
“Tentu, tentu saja.” Jawab Dal Pyeong.
Saat berjalan pulang ke kantor, In Ha bertanya tentang apa yang Dal Po katakan pada ayah dan kakeknya sehingga mereka tidak bertanya sedikitpun tentang matanya yang bengkak. Dal Po menjawab kalau dia tidak bercerita apa2,dia hanya bilang pada mereka kalau In Ha sedang sensitif karena PMS. In ha sempat protes karena Dal Po menggunakan alasan itu, namun karena memang tak ada alasan lain yang bisa digunakan, jadi In Ha pun tak memikirkannya lagi dan lebih memilih melanjutkan perjalan pergi ke kantornya sambil bergandengan tangan dengan Dal Po.
Tanpa mereka sadari, Dal Pyeong melihat mereka berdua yang sedang bergandengan tangan. Dal Pyeong bertambah kesal karena Dal Po memasukkan tangan In Ha ke dalam saku jaketnya.
Dal Po tiba di kantor dan berpapasan dengan Gyo Dong yang langsung menanyakan apakah Dal Po sudah mengembalikan perekamnya. Dal Po sempat menolak saat Gyo Dong meminta perekam itu, melihat penolakan itu malah membuat Gyo Dong penasaran dan langsung merebutnya.
Bum Jo sedang bersama In Ha dan sambil menunggu pintu lift terbuka, dia membaca berita tentang Cha Ok yang berhasil menaikan rating MSC menjadi yang pertama. Bum Jo memuji kehebatan Cha Ok, namun tak seperti biasanya In Ha tak memperlihatkan lagi rasa kagumnya pada ibunya.
Pintu lift terbuka dan didalamnya ada Cha Ok dan Joo Hoo.Bum Jo langsung masuk namun In Ha tak mau. Dia malah menatap ibunya dengan tatapan tak suka. In Ha sepertinya sangat membenci ibunya, sampai2 dia tak mau berada dalam satu lift yang sama. Karena In Ha tak mau masuk, jadinya Bum Jo keluar lagi dan menunggu lift berikutnya bersama in Ha.
Tanpa In Ha sadari, Jae Myung memperhatikannya dari jauh. Di dalam lift, Cha Ok bertanya pada Joo Hoo tentang apa yang sudah dia katakan pada In Ha sehingga sifatnya berbalik 180 derajat dari biasanya. Joo Hoo pun mengatakan kalau dia sudah memberitahukan semuanya pada In Ha, tentang Cha Ok dan Jae Myung 13 tahun yang lalu. Joo hoo mengaku kalau dia melakukan semua itu karena dia khawatir pada Cha Ok.
“Ki Jae Myung membuatku takut. Kau harus menemuinya dan minta maaf padanya dengan tulus. Atau...”
“Diam! Jangan ikut campur dalam masalah ini.”ucap Cha Ok memutus kata2 Joo Hoo. Cha Ok terlihat kecewa karena sekarang In Ha sudah mulai membencinya.
Gyo Dong mendengar kata2 Jae mYung yang berkata kalau dia lebih memilih untuk membalas dendam daripada mendapatkan ucapan maaf dari semua orang. Gyo Dong berpendapat kalau rekaman itu belum bisa menjadi bukti sebab tidak cukup kuat. Namun kalau polisi mendengar rekaman itu, mereka pasti akan memulai penyelidikan.
“Jadi kau sudah membuat keputusan untuk diam saja?” tanya Gyo Dong dan hendak pergi namun dihalangi oleh Dal Po yang bertanya “Apakah memang tidak bisa begitu? Saat kebenarannya terungakap, akulah yang memutuskan apa yang harus kulakukan. Ini adalah keputusanku, aku akan tetap diam.
“Choi Dal Po.”
“Dunia mencintai kakakku yang sekarang. Dunia senang mendengar kisah kakakku. Tak bisakah kita membiarkannya seperti ini saja? Memang apa salahnya?” tanya Dal Po dan Gyo Dong pun bertanya bagaimana dengan rekaman itu. Dal Po menjawabkalau rekaman itu hanyalah sebuah kunci kecurigaan. Dan jika dibiarkan begitu saja, semuanya akan memudar.
Gyo Dong lalu mengembalikan rekaman itu pada Dal Po dan berkata kalau dia tidak menyetujui keputusan Dal Po, tapi dia hanya ingin menunggu.
“Diam tak akan menyelesaikan masalah apapun. Entah bagaimana caranya, masalah ini akan terkuak ke dunia nantinya. Pakah kau mau atau tidak.... kau harus tetap waspada dan mengamati semuanya. Begitulah tugas reporter.” Ucap Gyo Dong.
Saat sedang sendirian, Dal Pyeong teringat ketika dia bertanya pada Dal Po tentang keluarganya. Dari kecil sampai besar, Dal Po tak pernah mau terbuka tentang siapa keluarganya. Dan sebenarnya itulah alasan Dal Pyeong tak bisa menyetujui Dal Po dan In Ha berhubungan, bukan karena pendidikan Dal Po ataupun uang yang Dal Po miliki, tapi karena dia tak tahu Dal Po berasal dari keluarga seperti apa.
Tepat disaat itu, Gong Pil muncul dan Dal Pyeong bertanya padaya, “Apa yang ayah lakukan jika ada rahasia diantara keluarga kita? Apakah aku pura2 tidak tahu dan diam saja?”
Mendengar pertanyaan itu Gong Pil langsung mengeluarkan uang dari sakunya dan berkata, “Maaf, aku mengambilnya dari celanamu. Bagaimana kau bisa tahu? Kau seperti hantu saja.” Ucap Gong Pil dan pergi.
Yoo Rae sedang menguping ruangan Chan Soo dengan menggunakan stetoskop-nya. Tepat disaat itu Dal Po datang dan ikut menguping. Ternyata di dalam Chan Soo sedang membahas tentang Jae Myung yang dia duga ada kaitannya dengan hilangnya Moon Duk Soo. Kecurigaan Chan Soo muncul karena Moon duk Soo adalah orang yang menfitnah ayah Jae Myung, selain itu nomor hp Jae Myung ada di salah satu daftar panggilan Moon Duk Soo.
“Jadi maksudmu Ki Jae Myung menculik Moon Duk Soo atau semacamnya?” tanya ketua tim Chan Soo dan Chan Soo menjawab atau lebih buruk lagi.
“Lebih buruk lagi? Apakah pembunuhan?” ucap Yoo Rae pelan karena dia masih menguping dan Dal Po sendiri shock menyadari kalau Chan Soo mulai mencurigasi kakaknya.
Chan Soo meminta persetujuan ketua tim-nya untuk melakukan penyelidikan terhadap Jae Myung, namun ketua tim Chan Soo tak memberikan izin karena sekarang Jae Myung dikenal sebagai pahlawan nasional. Apalagi Jae Myung sudah ditunjuk sebagai orang yang akan membunyikan bel tahun baru.
“Jika kau berurusan dengannya sekarang, maka kau yang akan celaka.”ucap ketua tim memberi nasehat, dia juga menambahkan kalau Chan Soo harus punya bukti yang kuat terlebih dulu, baru dia bisa melakukan penyelidikan.
Karena sudah tak ada hal yang penting lagi, Yoo Rae dan Dal Po beranjak dari jongkok mereka. Yoo Rae bergumam tak menyangka kalau kasus itu mempunyai cerita yang lain lagi. Karena Dal Po tidak merespon baik, Yoo Rae pun bertanya apa Dal Po mengira Chan Soo salah. Dal Po pun hanya menjawab iya dan hendak pergi.
Yoo Rae memanggil Dal Po lagi dan bertanya apa hubungan Jae myung dan dia, karena dia tahu, nomor yang Gyo Dong berikan waktu itu adalah nomor telepon Jae Myung. Tentu saja Dal Po menjawab kalau mereka tidak ada hubungan apa2.
Mengira kalau Dal Po benar2 suka padanya, Yoo Rae pun memberi iming2 makan malam berdua, jika Dal Po mau memberitahunya hubungan Dal Po dan Jae Myung. Karena Dal Po masih menolak, Yoo Rae pun langsung menarik leher Dal Po dan mengajaknya foto bersama.
Dal Po mendorong kepala Yoo Rae, “Kubilang,sudahlah.” Ucap Dal Po dan pergi.
“Dia pura2 mau jual mahal ya?” gumam Yoo Rae.
Dal Po pergi ke ruangan reporter dan disana dia teringat kembali ucapan Chan Soo, Yoo Rae dan Gyo Dong tentang kakaknya.
Cha Ok menghampiri In Ha dan Bum Jo dan bertanya apa mereka belum mendapatkan laporan yang genting. Bum Jo menjawab belum ada, dari telepon yang masuk hanya ada lelucon dan tuntutan permintaan maaf atas klip berita yang mereka tak sukai. Melihat ibunya mengabaikan tentang tuntutan permintaan maaf, In Ha pun langsung nyeletuk dengan bertanya, “Apakah kita memang selalu mengabaikan tuntutan permintaan maaf?” In Ha berdiri dan menghadap ibunya. “Hal yang sama saat anda mengabaikan permintaan Ki Ha Myung 13 tahun yang lalu.”
Cha Ok menjawab kalau dia sudah meminta maaf, agar In Ha ingat, dia pun mengucapkan kembali kalimat permintaan maaf yang dia ucapkan saat membacakan berita. In Ha berkata kalau dia memang mengingatnya, dia ingat betapa tak tulusnya permintaan maaf ibunya itu. Dia juga menambahkan kalau apa yang dilakukan Jae Myung pada ibunya dulu adalah hal yang wajar.
Cha Ok mendekati In Ha dan bertanya apa yang sudah dialakukan itu salah. “Apakah kau menganggap laporanku tentang Ki Ho sang adalah asumsiku sendiri?”
“Bukan begitu.”
“Laporan itu bukanlah atas asumsiku sendiri, dan karena semua orang ingin mengetahinya! Karena itulah aku juga menanyakan asumsi mereka. kenapa aku harus minta maaf?” ucap Cha Ok dengan tegas dan pergi.
In Ha geram sampai2 dia menarik2 rambutnya. Apa yang membuat In Ha geram? Dia geram karena sudah kalah kata2 dengan ibunya. Di ruangannya, Cha Ok terlihat shock. Dia shock karena sekarang In Ha mulai membencinya.
Untuk membuat hubungan anak dan ibu kembali harmonis, Bum Jo meminta ibunya untuk terus mengirim ponsel2 yang dia gunakan saat menerima sms dari In Ha. Euuum... Bum Jo tak tau masalah yang sebenarnya? Apa yang dia lakukan sepertinya akan percuma saja, kalau In Ha masih terus membenci ibunya dan ibunya sendiri masih tetap bersikeras tidak bersalah sedikitpun.
Saat ditanya kenapa Bum Jo begitu peduli pada In Ha dan ibunya, Bum Jo menjawab kalau dia sudah menjadi pagar yang menghalangi mereka berdua. Andai saja semua SMS yang In Ha kirim, langsung sampai pada ibunya maka hubungan mereka tidak akan seperti sekarang ini. Bum Jo merasa berhutang banyak pada In Ha.
“Jadi... selama ini kau mencarinya agar kau bisa membayar utangmu?” tanya Nyonya Park dan dijawab iya. Nyonya Park pun lega karena dia khawatir kalau Bum Jo sampai jatuh cinta pada In Ha. NyonYa Park tahu kalau In Ha menyukai orang lain, jadi yang dia khawatirkan adalah kalau sampai anak kesayangannya itu akan sakit hati dibuatnya.
Bum Jo pun mengatakan kalau hatiinya sekarang memang sudah merasa sakit. Dia mengaku kalau awalnya dia hanya merasa penasaran pada In Ha, jadi dia tak merasa terluka saat melihat In Ha bersama pria lain. Tapi sekarang dia berpikir dia bisa mendapatkan tempat di hati In Ha, namun kenyataannya dia tak punya kesempatan itu sedikitpun.
“Bagaimana mungkin? Anankku adalah pria yang paling sempurna.”ucap Nyonya Park.
“tak peduli aku sesempurna itu,karena sainganku sangat kuat.”
“Saingan apanya? Si Choi Dal Po benarkan? Si ikan teri kurus dengan nama norak itu? kudengar dia adalah yatim piatu miskin dan tak berpendidikan.”
“Tapi, dia bisa membuat In Ha tertawa dan menangis. Karena itulah dia saingan yang kuat.”jawab Bum Jo “Karena itu lah sekarang aku merasa sedikit terluka.”tambah Bum Jo.
Setelah menemui Bum Jo, Nyonya Park langsung menemui Dal Pyeong di tepat kerjanya. Melihat kedatangan Nyonya Park, Dal Pye0ng membayangkan kalau Nyonya Park akan marah2 padanya sampai2 menyiramkan air minum padanya, selain itu juga Nyonya Park meminta Dal Pyeong untuk membuat In ha menjauhi Bum Jo.
Berbalik 180 derajat dari apa yang Dal Pyeong bayangkan, karena tujuan Nyonya Park datang adalah untuk meminta Dal Pyeong untuk mendekatkan In Ha dan Bum Jo.
Saat berada di rumah, Dal Pyeong senyum-senyum sendiri karena membayangkan In Ha akan menjadi menantu konglomerat. Namun kesenangan itu langsung hilang saat dia teringat In Ha dan Dal Po berjalan sambil gandengan tangan.
Dal Pyeong langsung menelpon In Ha dan bertanya apa In Ha menyukai Dal Po. Tepat disaat itu, Dal Po sedang berada di samping In Ha. Sebelum menjawab pertanyaan ayahnya, In Ha melihat kearah Dal Po. In Ha mengiyakan pertanyaan ayahnya, dia memberitahu ayahnya kalau dia menyukai Dal Po sebagai seorang pria. Tanpa sepatah katapun, Dal Pyeong langsung menutup teleponnya. Karena dia langsung mengirimi Dal Po sms dan mengajaknya ketemuan besok.
In Ha menyuruh Dal Po tak datang dan membiarkan dia saja yang bertemu dengan ayahnya dan menjelaskan semuanya. Namun Dal Po tak mau, dia berkata kalau dia yang akan pergi menemui Dal Pyeong dan menjelaskan semuanya.
Keesokanharinya, Dal Po benar2 menemui Dal Pyeong disebuah restoran. Karena sedang dibakar emosi,Dal Po memakan es krimnya dengan cepat... huwaaaaaa... es krim dengan potongan strawberry diatasnya... sunggu menggoda...
Dal Po kembali bertanya pada Dal Po tentang keluarganya, karena Dal Po yang selalu menutupi tentang dirinyalah yang membuatnya tak suka Dal Po mendekati anaknya. Dal Po akhirnya mengakui kalau ayahnya adalah seorang PNS dan ibunya adalah ibu rumah tangga, namun dia tak mengakui kalau dia mempunyai seorang saudara.
“Orang tuaku meninggal dalam kecelakaan mobil. Paman dan bibiku tak ingin mengadopsiku. Karena itulah, aku tak ingin memberitahumu. Karena aku takut, kau akan menelpon mereka, padahal mereka tak ingin.” Ucap Dal Po dan untungnya Dal Pyeong percaya. Tapi dia tetap tidak langsung mau merestui hubungan Dal Po dan In Ha, dia mengaku kalau dia sudah digoyahkan pada sesuatu yang menakjubkan untuk tidak merestui mereka, jadi dia hanya berkata kalau dia akan mempertimbangkannya terlebih dulu. Heehehe.... sesuatu yang menggiurkan itu pasti Bum Jo.... wkkwkw...
DalPo kemudian melihat berita tentang kepahlawanan kakaknya, dalam hati dia berkata, “hadiah atas sikap diamku tentang kebenaran kakakku sungguh manis. Kakakku masih tetap dianggap pahlawan. Dan aku juga bahagia. Tapi kebahagiaan itu... mulai pudar tanpa aku sadari.”
Kita melihat In Ha dan Dal Po yang suka diam2 untuk berduaan dan setelah itu kita juga melihat Jae Myung yang terus melihat brosur seminar Cha Ok
Young Tak dan pegawai penting YGN lainnya pergi ke tempat makan dimana disana sudah ada para petinggi MSC. Berada dimeja yang bersebelahan, mereka pun saling sindir satu sama lain. MSC lalu membahas tentang seminar Cha Ok. Mendengar itu, Young Tak lalu bertanya apa semua pegawainya ingin datang ke seminar itu.
“Tidak terima kasih.” Jawab Editor Jo.
“Tidak akan pernah!” jawab Hyun Gyu dengan tegas.
“Aku tak mau.” Jawab Gyo Dong sambil memukul meja. “Mengabaikan semua kasus tentang korupsi negara dan kasus2 lain. Kemudian hanya fokus pada si pahlawan selama seminggu. Hanya mengumpulkan empati saja. Jika itu adalah rahasia sukses mereka.... maka tak ada yang harus aku petik dari seminarnya.” Tambah Gyo Dong dan Young Tak sangat setuju pada pemikiran itu, saking senangnya kali ini Young Tak mengajak pegawainya bersulang, padahal sebelumnya dia selalu menolak untuk bersulang.
Bersambung
Sinopsis Pinocchio episode 10 part 2