Sinopsis Pinocchio episode 5 Part 2. Pada part sebelumnya
kita melihat In Ha menyatakan rasa sukanya pada Dal Po, namun karena dia
sendiri tahu kalau dia dan Dal Po tidak boleh merasakan hal itu, jadi dia
meminta Dal Po untuk melupakan apa yang dia katakan. Dal Po tentu saja merasa
sakit mendengar itu semua, karena sebenarnya dia juga menyukai In Ha, namun dia
tak bisa mengatakannya. Apa yang akan terjadi pada In Ha dan Dal Po setelah
ini? Dan apakah In Ha akan menerima tawaran ibunya, yang menawarinya menjadi
reporter di MSN? Yuk kita lanjut sinopsisnya.
Sinopsis Pinocchio episode 5 Part 2
In Ha pulang dan kakeknya memotong kue tar. Dia mengira
kalau kakek dan ayahnya tidak melupakan hari ulangtahunnya. Namun rasa lega
tidak dilupakan langsung hilang begitu saja saat ayahnya bertanya, “Hari ini
ulang tahunmu?”
“benarkah?” tanya Gong Pil.
“Apa? Kalian lupa? Lalu kenapa kalian beli kue?” tanya In Ha
dan sebelum ayah dan kakeknya menjawab, Dal Po masuk. Dal Po terkejut saat
melihat kue tar yang sedang dipotong sangat mirip dengan kue tar yang dia beli
sebelumnya dan dia berikan pada seorang nenek.
“Tadi, aku membantu seorang nenek yang tersesat. Aku tak
meminta apapun untuk membalasnya, tapi dia memberiku kue ini sebagai ucapan
terima kasih.” Ucap Dal Pyeong memberiahu In Ha asal dari kue tersebut. Mendengar
itu In HA terlihat senang, karena itu
adalah kebetulan yang menyenangkan. In HA hendak mengambil kue dengan
tangannya, namun tangannya langsung ditangkap oleh ayahnya yang menyuruh In Ha
mengambil kue dengan garpu.
“Aku sudah cuci tangan.” Ucap In Ha dan mengambil kue dengan
tangan kirinya karena tangan kanannya masih ditangkap oleh ayahnya. “Sikap ayah
aneh. Ayah selalu menganggap semuanya kotor dan jadi bersih sekali.”
Mendengar ucapan itu, Dal Pyeong langsung melihat ke arah
Dal Po. Ya, perubahan sikap Dal Pyoeng yang ingin mengubah In Ha menjadi wanita
cantik, semua itu karena Dal Po. Karena dia sudah berkata pada Dal Po kalau
putrinya adalah gadis cantik yang anggun.
Gong Pil lalu menyuruh Dal Po ikut duduk dan makan kue
bersama. Dal Po pun melakukannya. Sambil makan kue, In Ha berkata kalau kue
strawberry adalah kesukaannya, dia menebak kalau nenek itu pasti seorang
malaikat yang bisa dengan kebetulan memberika kue di hari ulangtahunnya. Karena
keluarganya sendiri tidak ada yang ingat pada hari ulangtahunnya. In Ha berkata
seperti itu sambil menatap tajam pada ayahnya. Hehehe... andai In Ha tahu,
kalau kue itu sebenarnya Dal Po yang beli.
Di kamar, Dal Po melihat foto dirinya dan keluar Choi. Dia kemudian
teringat pada kata2 In Ha yang ingin menghapus perasaannya karena mereka berdua
adalah keluarga. Dal Po sepertinya tidak terima pada kata2 itu, karena dia
sampai sekarang masih sangat menyukai In Ha dan tidak bisa menghapus perasaan
walaupun dia sudah berusaha menghapusnya.
In Ha juga berada di kamarnya, dia sedang melakukan tegak
lilin. Dia sedang memantapkan hatinya untuk menelpon ibunya. Setelah merasa
yakin, In Ha langsung menelpon ibunya dan mengatakan kalau dia bersedia
menerima tawaran ibunya.
Gong Joo mengatakan pada rekan kerjanya kalau posisi
karyawan yang kosong karena karyawan itu berhenti, sekarang sudah digantikan
oleh seseorang yang masuk melalui jalur koneksi. Mereka berdua kemudian masuk
ke dalam lift yang penuh dan sempit. DI dalam lift, Gong Joo masih membahas
tentang karyawan baru yang masuk karena dibantu oleh Cha Ok dan Direktur Young.
Ya, kita bisa menebak kalau karyawan yang dibantu oleh Cha Ok pastilah In hA dan yang dibantu oleh
Direktur Young, sepertinya adalah Bum Jo. Tanpa Gong Joo sadari kalau karyawan
yang sedang dia bicarakan ada di dalam lift juga.
“Memangnya ini terjun bebas? Apa mereka bisa begitu saja
terjun? Jangan hentikan aku. Aku tak akan membiarkannya begitu saja. Aku akan
protes nanti. Akan kutunjukkan pada mereka apa itu pemberontakan.” Ucap Gong
Joo dengan yakin.
“Meskipun mereka lewat jalur koneksi, keduanya sudah
berhasil lolos babak final di YGN. Mereka tampan dan cantik.” Ungkap rekan Gong
Joo.
“Memang apa pentingnya visual bagi reporter? Memangnya mereka
akan melapor, aku tampan? Dan dengan wajahmu tak akan menarik banyak berita.” Ucap
Gong Joo kesal dan tepat disaat itu, pintu lift terbuka dan disana sudah ada
Cha Ok dan Direktur Young.
Seperti pekerja yang lainnya, setiap melihat atasannya pasti
mereka langsung menunduk dan itulah yang dilakukan GongJoo dan rekannya. Bahkan
Gong Joo melupakan tentang niatnya untuk protes. Melihat orang yang harus mereka temui ada di luar,
maka In Ha dan Bum Jo langsung menerobos keluar untuk bertemu dengan mereka.
“Kau sedang apa disini?” tanya In Ha saat bertemu dengan Bum
Jo. Namun Bum Jo belum sempat menjawab pertanyaan In Ha karena mereka harus
memberi salam pada atasan baru mereka.
Cha Ok kemudian memperkenalkan reporter Kim Gong Joo yang
bertanggung jawab di bagian kepolisian, dan rekan Gong Joo yang ternyata
bernama Lee Il Joo dan dia bertanggung
jawab di wilayah Sungai Han pada In Ha dan Bum Jo. Cha Ok juga tidak lupa
memberitahu Gong Joo dan Il Joo kalau In Ha dan Bum Jo adalah reporter magang mereka
yang baru.
Seolah lupa pada apa yang dia katakan sebelumnya, Gong Joo
dengan ramah menyapa In Ha dan Bum Jo, bahkan dia juga menyalaminya.
“Selamat datang di MSC. Satu hal yang tak dimiliki YGN
adalah reporter kita yang begitu tampan dan cantik. Kedatangan mereka sudah
menambah pesona kita.” Ucap Gong Joo tentang In Ha dan Bum Joo pada kedua
atasannya itu. Tentu saja mendengar kata2 Gong Joo itu, membuat In Ha, Bum Jo
dan Il Joo bingung, karena sebelumnya Gong Joo berniat melakukan protes.
In Ha diajak Cha Ok ke kantornya, sedangkan Bum Jo diajak
pergi oleh Direktur Young. Setelah semuanya pergi, Il Joo bertanya kenapa Gong
Joo tidak jadi protes.
“Aku tadi sudah protes.” Jawab Gong Joo.
“Protes apa?” tanya Il Joo tak mengerti.
‘Aku hanya memuji wajah mereka, tapi tidak untuk
keterampilan mereka. kecuali jika mereka memang bodoh, mereka tidak akan tahu
tempat mereka. Kau yakin Direktur Young dan Manajer Song pasti sudah
mengetahuinya.” Ucap Gong Joo dan pergi.
Cha Ok mengajak In Ha ke tempat make-up. Sambil wajah mereka
dirias, Cha Ok memberikan naskah yang akan In Ha baca saat akan di shoot.
“Apa kau belum memberitahu ayahmu?” tanya Cha Ok saat In Ha
bertanya kapan video dirinya akan ditayangkan di TV.
“Belum. Aku akan segera memberitahunya.” Jawab In Ha.
“Apa kau hanya punya satu sepatu?” tanya Cha Ok saat melihat
sepatu In Ha yang tidak cocok dengan setalan blezer-nya. Pelan In Ha menjawab
iya. Cha Ok pun melepas sepatunya dan menyuruh In Ha menggunakannya.
Setelah tampil cantik dengan menggunakan sepatu ibunya, In
Ha melakukan sesi syuting yang memperkenalkan dirinya sebagai reporter baru
MSC. In Ha sengaja diberi naskah yang menyebutkan kalau dia punya sindrom
pinokio, semua itu dimaksudkan agar semua penoton tahu kalau berita di MSC
semuanya berita benar.
Kita beralih ke YGN, dimana Hyun Gyu mengajak reporter
barunya ke Lab Forensik Nasional karena tujuan reporter adalah melakukan
penyelidikan.
“Sehelai rambut atau sidik jari yang ditemukan di TKP
menentukan kehidupan seseorang. Sama halnya dalam investigasi. Kau harus
memikirkan apapun dalam TKP sebagai bukti. Dan mempertaruhkan hidupmu dalam
laporan itu. kalian harus mengerti agar kalian bisa menguraikan kebenarannya. Dan
juga.... puncak dari tur ini adalah otopsi manusia. Perhatikan baik-baik.” Ucap
Hyun Gyu memberi penjelasan dan kemudian dia tertawa jahil ke arah Yoo Rae.
“Ini adalah mayat seorang laki2 berusian 41 tahun. Meskipun terlihat
dia mati karena terbakar... tapi terdapat indikasi asap di setiap inhalasi
paru-parunya yang menunjukkan kalau dia sudah mati sebelum tubuhnya terbakar. Dari
kondisi kerongkongan dan usus gastro, penyebab sebenarnya kematian pria itu
adalah keracunan.” Ungkap dokter yang melakukan otopsi pada mayat tersebut dan
memperlihatkan semua yang sudah dia ambil dari tubuh si mayit.
‘Apa kau baik-baik saja?” tanya pria gendut pada Yoo Rae
yang sudah mulai terlihat pucat.
“Aku harus kuat melewati tahan ini. Aku tak mau ditandai.” Jawab
Yoo Rae berusaha menguatkan dirinya.
“Apa menu makan siang kita sup usus saja ya?” ucap Hyun Gyu
yang tiba2 muncul dari belakang dan sengaja mengganggu Yoo Rae.
“Sup usus sepertinya enak.” Jawab Dal Po dengan tenang.
“Usus?” ucap Yoo Rae pelan dan dia tiba2 pingsan.
Hyun Gyu melihat Dal Po yang begitu cueknya dan terus fokus
pada otopsi mayat. Diapun tersenyum kecil melihatnya.
Dalam perjalanan pulang, In Ha mendapat sms dari ibunya yang
bertanya apa In Ha sudah memberitahu ayahnya. In Ha sampai di rumah dan Dal
Pyoeng langsung bertanya kenapa In Ha menggunakan pakaian rapi, padahal Cuma menjadi
kasir di minimarket.
“Ayah.. kakek, sebenarnya aku....” belum sempat In Ha
menyudahi kata2nya, Dal Po pulang dan In Ha pun tak bisa melanjutkan kata2nya
karena sudah ada Dal Po.
Melihat Dal Po pulang dengan wajah lelah, Gong Pil langsung
menawarinya makan, karena dia sudah memasak sup susu kesukaan Dal Po.
Wkwkkwkkw.... melihat sup usus itu, Dal Po langsung mual dan
muntah-muntah. Dia sepertinya teringat pada usus yang diotopsi dokter tadi. Padahal
tadi, Dal Po terlihat kuat dan cuek. Dal Pyeong, In Ha dan Gong Pil yang tidak
tahu apa yang Dal Po lihat saat bekerja, langsung mengira kalau Dal Po sedang
sakit karena kelelahan bekerja.
Mengira Dal Po sakit, In HA memberikan obat untuk Dal Po
yang diletakkan di meja belajarnya. Tak lama
kemudian, Gong Pil pulang dan ternyata dia juga membelikan obat yang sama seperti
yang In Ha berikan. Tepat disaat Gong Pil memberikan obat pada Dal Po, Dal
Pyeong muncul dan ternyata dia juga membelikanobat untuk Dal Po. Walaupun
terlihat cuek dan suka marah pada Dal Po, ternyata Dal Pyeong juga perhatian
padanya.
Melihat 3 obat yang sama, yang diberikan oleh In Ha, Dal
Pyoeng dan Gong Pil. Membuat Dal Po merasa kalau dia masih punya keluarga yang
sayang dan perhatian dengannya.
Keesokanharinya, In Ha keluar kamar dan melihat Dal Po
sedang menunggu di depan kamar mandi. Masih ragu berbicara dengan Dal Po, In Ha
bertanya apa ayahnya belum keluar juga dari kamar mandi. Dal Po mengubah
ekspresi wajahnya menjadi santai dan tersenyum saat mengatakan kalau ayah In Ha
belum keluar. In Ha lalu berkata kalau
dia sudah terlambat, jadi dia meminta untuk memakai kamar mandi terlebih
dahulu. Namun Dal po tidak mau karena dia yang sudah antri terlebih dahulu dan
dia juga sudah telat.
“Tapi aku tidak akan lama.” Ucap In Ha yang berusaha berdiri
di urutan depan. Namun Dal Po menghalangi dengan kaki panjangnya. Dengan melotot,
Dal Po berkata kalau dia juga sudah terlambat. Tepat disaat In HA ingin
menyingkirkan kaki Dal Po, Dal Pyoeng keluar dengan aroma kamar mandi yang
tidak sedang hingga membuat Dal Po dan In Ha langsung kompak menutup hidung
mereka.
“Kalian tidak boleh masuk sekarang.” Ucap Dal Pyoeng dan
pergi. Dia melarang masuk karena aroma kamar mandi masih bau tak sedap.
Karena aroma kamar mandi sedang tidak sedang, Dal Po
menyuruh In Ha secara paksa untuk masuk kamar mandi terlebih dahulu. Dia bahkan
menggendong In Ha ke dalam kamar mandi dan kemudian langsung menutup pintunya
dari luar.
“Bukannya kau bilang sudah terlambat? Aku sedang berbaik
hati sekarang.” Teriak Dal Po dari luar dan menahan pintu kamar mandi, karena
In Ha sedang berusaha membuka pintu.
Terkurung di tempat yang bau dan ruangan tertutup, In Ha
tentu saja tak tahan dan terus berteriak, “Ayah, kau makan apa semalam? Baunya seperti
tikus mati.”
Sekarang Dal Po sudah berada di kantor bersama
teman-temannya. Mereka lagi2 di beri tugas berat oleh Hyun Gyu dan kali ini
mereka harus menyatukan kembali kertas-kertas yang sudah dihancurkan dengan
alat penghancur kertas. Setelah semua kertas ini berhasil disatukan, mereka
harus melaporkan isi kertas tersebut.
“Sudah hampir jam pulang, mana mungkin kami...” ucap Yoo Rae
namun saat melihat wajah Hyun Gyu, Yoo rae tak berani menyudahi kata2nya dan
dia hanya berkata kalau mereka bisa melakukannya. Sebelum pergi, Hyun Gyu
berpesan pada mereka untuk tidak pulang sebelum semuanya selesai.
“Kudengar, skornya lah yang terendah untuk kelompok
seangkatannya. Dan skorku lah yang terendah sekarang? Itu artinya, aku akan
menjadi seperti dia nanti?” ucap Yoo Rae menyesali nasipnya.
“Apa kau menangis?”tanya pria gendut dan Yoo Rae menjawab
tidak, dia hanya mengatakan kalau dia tadi menguap. Dal Po sepertinya tidak
menghiraukan teman-temannya yang mengobrol, karena dia hanya fokus pada
kertas-kertas yang harus mereka sambung.
Teman Jae Myung melihat mobil Jae Myung yang masih belum
diganti bempernya. Dia terus menyuruh Jae Myung meminta orang yang merusaknya
untuk bertanggung jawab. Tak mau mengecawakan temannya itu, Jae Myung pun
mengiyakan. Dia mengiyakan akan menghubungi Dal Po dan meminta ganti rugi.
Jae Myung masuk ke dalam mobilnya dan kemudian menghubungi
seseorang. Tepat disaat itu, ponsel Dal Po berdering dan itu adalah telepon
yang membahas tentang bamper mobil yang Dal Po rusak. Apakah itu Jae Myung yang
menelpon,kita lihat saja nanti, karena orang yang menelpon itu mengajak Dal Po
ketemuan sekarang juga. Merasa bertanggung jawab atas kerusakan itu, Dal po pun
tidak menolak saat Dal po mengajak ketemuan jam itu juga.
Mendengar kalau Dal Po akan pergi Yoo Rae dan pria gendut
mengingatkan Dal Po untuk tidak pergi
karena hal itu akan menjadi masalah kalau sampai ketahuan oleh Hyun Gyu. Disisi
lain, kita melihat Jae Myung mengajak seseorang ketemuan di kompleks rumahnya.
Pembicaraan antara Jae Myung dan Dal Po seperti nyambung. Apakah
Jae Myung benar2 menelpon Dal Po dan mengajaknya ketemuan.? Yuk kita lanjut
sinopsisnya. Agar cepat sampai, Dal Po menggunakan taksi untuk pergi ke tempat
pertemuan. Jae Myung juga sedang dalam perjalanan untuk menemui seseorang.
Dal Po sampai di tempat ketemuan dan sayangnya, bukan Jae
Myung yang membuat janji dengannya melainkan teman Jae Myung yang sudah dari
lama meminta Jae Myung minta ganti rugi, namun ttidak dilaksanakan2. Yah,
mereka gak ketemu.
Pria itu mengaku kalau dia sters melihat mobil Jae Myung
namun Jae Myung tidak mau meminta ganti rugi. Jadi sebagai teman, dialah yang datang pada Dal
Po dan meminta ganti rugi. Sebagai bukti gara Dal Po percaya kalau dia adalah
teman si pemilik truk, dia pun menunjukkan foto2 bumper mobil Jae myung yang
penyok. Dal Po mengerti dan tidak mempermasalahkannya, dia pun tetap akan
mengganti rugi.
Nah kalo Jae Myung tidak menemui Dal Po? Jadi dengan siapa
Jae Myung hendak ketemuan. Ternyata dia ketemuan dengan manager pabrik yang
terbakar. Jae Myung mengajak si manager ketemuan dengan alasan akan
mengembalikan dompet milih manager yang dia temukan. Si manager itu bernama
Moon Duk Soo.
Dengan alasan kalau dompet Duk Soo ketinggalan di rumahanya,
maka Jae Myung mengajak Duk Soo pergi kerumahnya. Tanpa curiga sedikitpun Duk
Soo menurut saja.
“Aku tak menyangka ada yang tinggal disini.” Ucap Duk Soo
saat melihat disekelilingnya adalah bangunan-bangunan yang sudah dihancurkan.
Jae Myung menjawab kalau rumahnya ada di depan jalan. Tak lama kemudian Jae
Myung meminjam ponsel Duk Soo dan membiarkan Duk Soo jalan terlebih dahulu.
Duk Soo terus berjalan dan tiba2 dia masuk ke dalam lubang
yang sepertinya sudah Jae Myung persiapkan. Karena saat Duk Soo masuk ke dalam
lubang, Jae Myung langsung bergegas menutup lubang tersebut.
Setelah membayar ganti rugi bamper yang dia rusak, Dal Po
dengan tergesa-gesa kembali ke kantor dan sialnya disana sudah ada Hyun Gyu
yang menunggunya dan siap memberikan hukuman untuk Dal Po.
“Apakah perintahku tadi masih kurang jelas ditelingamu?”
tanya Hyun Gyu dengan ekspresi sadisnya.
“Sudah jelas. Maaf.” Jawab Dal Po dan Hyun Gyu langsung
menyuruh para reporter yang lain pulang karena yang akan menyusun kertas-kertas
itu adalah Dal Po sebagai hukumannya. Dari luar Gyo Dong melihat semuanya dan
dia heran kenapa Dal Po menerima begitu
saja perlakuaan Hyun Gyu padanya, padahal sebelumnya Dal Po mengatakan kalau
dia benci berada di dunia TV, tapi sekarang dia siap dihukum demi menjadi
seorang reporter.
Saat menunggu lift, teman-temannya mengungkapkan rasa
simpati dan kasihan mereka pada Dal Po terkecuali Yoo Rae. Dia terlihat senang
karena berkat Dal Po dia bisa pulang tanpa harus menyelesaikan pekerjaan yang diapikir
sia-sia itu.
Kita beralih pada In Ha dan Bum Jo yang juga sudah waktunya
pulang. In Ha mengungkapkan kekagumannya pada Bum Jo yang punya koneksi seorang
direktur.
“Tapi, ‘Bum Jo’, rasanya sangat familiar. Dimana aku pernah mendengarnya?” ucap In Ha
berusaha mengingat-ingat.
“Itu adalah nama mall. Mall ‘Bum Jo’, kau tak tahu? Mall itu
diberi nama seperti namaku.”
“Benarkah? Ada juga universitas yang diberi nama seperti
namaku.” Ucap In Ha tak mau kalah. Bum Jo kemudian memberian pada in Ha sebuah
coklat. Tentu saja In Ha menerimanya dengan senang karena coklat itu adalah
coklat kesukaannya.
“Tapi tidakkah kita terlalu sering bertemu? Mungkin kah
hanya kebetulan.” Ucap In Ha.
“Kebetulan apanya?sebenarnya....” Bum Jo hendak memberitahu
kalau selama ini yang menerima sms In Ha adalah dirinya. Namun saat dia menoleh
kesamping, In Ha sudah tak ada lagi disampingnya. Kemana In Ha? Ternyata dia
sedang terpaku melihat video dirinya diputar di layar lebar.
“Saya, Choi In Ha dari MSC News.” Ucap In Ha mengulangi
kata2 terakhirnya dalam video.
“Memangnya siapa yang peduli apakah ini kebetulan atau
tidak? Yang penting adalah kita akhirnya bisa bertemu.” Ucap Bum Jo dan melihat
kearah In Ha.
Dal Po masih sibuk menyusun kertas itu satu demi satu. Tak lama
kemudian Gyo Dong masuk dan duduk di samping dal Po. Dia memberitahu Dal Po
kalau Hyun Gyu akan gila-gilaan saat dia mengerjai seseorang.
“Apa kau tidak merasa kesal?” tanya Gyo Dong dan Dal Po
menjawab tidak, dia tidak merasa kesal. “Jika ingatanku benar, kau bukanlah
orang yang rela melakukan ini. Dan juga, kau bukanlah orang yang akan tunduk
pada senior hanya untuk menjadi reporter.”
“Aku tak tahu maksud anda.”
“Aku ingin mendengar jawabanmu. Karena aku ingat setiap kata
yang aku ucapkan 8 tahun lalu.”
“Aku tidak ingat. Aku benar2 tak ingat.”
“Kenapa kau mau berjalan di tempat limbah yang kotor
ini?kenapa kau ingin menjadi reporter yang menjadikan mic dan kamera sebagai
senjata?” ucap Gyo Dong mengulang kembali kata2 Dal Po saat itu. Karena Dal Po
masih tak mau bicara, Gyo Dong pun beranjak dari duduknya dan menutup pintu. “jangan
khawatir. Hanya ada kita berdua,jadi cepat beritahu aku. Karena kejujuranmu tak
akan jadi bumerang, akan aku rahasiakan. Kenapa kau ingin menjadi reporter
sekarang? Apakah kau mulai menyukai reporter atau semacamnya?”
Dal Po terdiam sejenak lalu berkata kalau dia tidak mungkin
menyukai reporter. Sambil melihat ke semua karyawan yang masih belum pulang,
Dal Po berucap kalau dia masih merasa sesak berada di tempat ini dan menganggap
kalau semua orang yang bekerja di TV menjijikkan.
“Lalu kenapa kau ada disini?” tanya Gyo Dong penasaran.
“Karena sebuah nama.” Jawab Dal Po.
“Nama?”
“Aku akan melakukan apapun agar bisa lolos dari pelatihan
ini, dan setelah aku bisa memegang mic itu. aku ingin memberitahu seluruh dunia,
siapa namaku yang sebenarnya.”
“Nama aslimu? Jadi maksudmu, nama yang kau pakai sekarang
bukanlah nama aslimu?” tanya Gyo Dong penasaran dan Dal Po pun mengiyakan.
Kita beralih pada Duk Soo yang dikurung oleh Jae Myung
disebuah lubang. Dia berteriak dan bertanya siapa Jae Myung.
“kau masih kuat juga padahal sudah berada disana selama 3
jam. Namun semua ini akan berakhir. Seperti yang kau bilang, kalau tempat ini
tak layak ditinggali. Jadi, tak akan ada yang datang ke sini.” Ucap Jae Myung
sambil menyusun batu bata di atas tutup lubang.
“Memangnya aku salah apa padamu, hingga kau memperlakukanku
seperti ini? Jawab aku. Katakan siapa kau?” tanya Duk Soo yang tak mengerti
kenapa orang yang tidak dia kenal memperlakukan dia seperti itu.
Kembali ke YGN dimana Gyo Dong bertanya tentang nama asli
Dal Po.
“Aku adalah anak pemadam, Ki Ho Sang.” Jawab Jae Myung.
“Namaku adalah Ki Ha Myung.”Jawab Dal Po.
Mendengar jawaban itu, Duk Soo dan Gyo Dong terkejut. Jae Myung
bertanya pada Duk Soo apa dia masih ingat pada nama ayahnya.
“Sisa-sisa kerangka baru saja ditemukan.... aku adalah anak
pemadam, Ki Ho Sang.” Aku Dal Po dan untuk pernyataan ini benar2 membuat Gyo
Dong terkejut.
“Apa...apa yang akan kau lakukan padaku?” tanya Duk Soo pada
Jae Myung dan Jae Myung menjawab kalau dia ingin, Duk Soo merasakan apa yang
ayahnya rasakan sebelum meninggal.
“Kau adalah anak ketua Tim Pemadam?” Tanya Gyo Dong dan Dal
Po mengiyakan.
“Karena kalian... aku kehilangan ayah dan ibuku serta
kakakku. Dan aku juga kehilangan namaku sendiri. Sekarang... aku juga baru tahu
betapa tak adilnya kematian ayahku karena kalian. Begitu banyak yang ingin aku
katakan dan tanyakan. Selain itu, aku juga ingin mencari seseorang. Aku berpikir,
siapa yang patut disalahkan dalam ketidakadilan ini. Dan... jawaban yang aku
temukan membuatku tercengang.” Ucap Dal
Po.
Kita beralih lagi pada Jae Myung yang mengatakan kalau Duk
Soo akan mati ditempat itu, karena tidak akan ada yang datang mencarinya.
“Mereka hanya akan berasumsi kalau kau sedang bersembunyi
disuatu tempat.” Tambah Jae Myung yang tak perduli pada Duk Soo yang terus minta
diampuni olehnya. “Semua orang di dunia ini akan mengingatmu... sebagai iblis
yang membunuh kedua temannya demi uang.” Ucap Jae Myung dan kita diperlihatkan
pada dua mayat yang dibunuh dengan sadis karena tangan kedua mayat itu terlihat
mengerikan.
“Apa maksudmu? Aku tak pernah membunuh siapapun dalam
hidupku!” ucap Duk Soo.
“Memang. Tapi, seluruh dunia tak akan pernah tahu itu.
bahkan anggota keluargamu sendiri. Dunia akan mengingat kau sebagai pembunuh
yang membawa kabur uang temannya. Keluargamu akan menjalani sisa hidup mereka
dengan ejekan orang lain. Dan merasa malu padamu. Mereka akan tahu, kalau
kematian bukanlah yanng terburuk didunia ini.” Ucap jae Myung dengan marah.
“Apakah jawabannya... menjadi reporter?” tanya Gyo Dong
namun tak langsung dijawab oleh Dal Po karena kita sudah dialihkan pada Duk Soo
yang meminta Jae Myung untuk memaafkan dirinya.
“Didalam sana. Kalau kau masih beruntung, kerangkamu masih
bisa ditemukan. Tapi hal itu tidak akan menarik perhatian orang banyak, untuk
mencaritahu tentang penyebab kematianmu. Sama seperti ayahku!” teriak Jae Myung
penuh emosi.
“iya, karena itulah aku ingin menjadi reporter. Karena menjadi
reporter aku bisa melakukan semua itu. Dan karena itulah.....” Dal Po memberi
penghormatan pada Gyo Dong. “Aku akan berusaha mati2an untuk menjadi reporter.”
Jawab Dal Po atas pertanyaan Gyo Dong.
Bersambung
Sinopsis Pinocchio episode 6