Enam bulan telah berlalu. Tae Hyun sekarang sudah keluar dari RS Hanshin dan mendirikan sebuah klinik sendiri. Karena dia tidak menyelesaikan residensinya maka dia tak bisa menjadi seorang spesialis dan sebab itulah dia tak bisa mendapatkan pekerjaan dimana-mana, sampai dia memutuskan untuk menjadi seorang dokter santai di kota yang tenang dan tanpa beban. Sekarang dia tak perlu lagi menerima panggilan rumah dari gangster ataupun panggilan rumah dari kelas VIP.
“Tapi jujur, itu tidak benar2 hidup tanpa beban.” Tambah Tae Hyun dalam hati sambil memejamkan matanya. Tepat di saat itu terdengar suara teriakan yang memanggilnya. Tae Hyun masuk ke dalam rumah dan ternyata yang memanggilnya adalah So Hyun yang sudah menyiapkan makan siangnya dan di meja makan juga sudah ada Sang Chul yang sedang melahap makanan miliknya.
Saat Tae Hyun mulai makan, So Hyun langsung meminta sang kakak untuk lebih perhatian lagi padanya, karena dialah yang memasak untuk Tae Hyun makan 3 kali sehari. Sang Chul pun setuju dengan permintaan So Hyun pada Tae Hyun, dia bahkan memberikan sayuran di mangkuk makan So Hyun sebagai tanda perhatian/ ucapan terima kasih.
Melihat sikap Sang Chul itu, Tae Hyun langsung bertanya apa Sang Chul tidak mau mencari pekerjaan. Sang Chul terdiam, dan So Hyunlah yang menjawabnya. Dia meminta sang kakak untuk tidak menanyakan hal itu saat mereka sedang makan. Ya, So Hyun memang membela Sang Chul, dia bahkan menawari Sang Chul sup lagi.
Selagi, Tae Hyun makan bersama So Hyun dan Sang Chul, Yeo Jin sendiri sedang makan siang bersama dua orang penting. Mereka membicarakan tentang Perdana Menteri yang baru yang ingin sekali bertemu dengan Yeo Jin. Yeo Jin pun kemudian meminta salah satu dari mereka untuk bertemu dengan Perdana Menteri duluan dan membicarakan tentang pertemuannya dengan Yeo Jin.
Tepat di saat itu Presdir Choi menerobos masuk untuk bertemu dengan Yeo Jin. Dia ingin meminta bantuan Yeo Jin untuk bicara dengan orang yang sedang makan bersamanya itu. Hehheh…. Maaf saya tidak tahu siapa namanya, mereka hanya memanggilnya dengan sebutan “ketua”. Presdir Choi meminta si ketua untuk memberinya waktu 3 hari untuk membayar hutangnya. Tentu saja Yeo Jin tak mau membantunya dan si ketua itupun tak berkata apa2 karena dia memang berada di pihak Yeo Jin.
Presdir Choi pun diseret keluar. Mendapat perlakukan seperti itu tentu saja dia marah. Dengan penuh kemarahan dia berkata kalau ada seorang anak dibunuh oleh orang lain dan orang itu kemudian dibunuh oleh ayah si anak, lalu ayah si anak dibunuh oleh adik dari orang yang dibunuh. Sebelum benar2 keluar dari ruangan itu Presdir Choi bertanya, siapa yang akan membunuh si adik nanti.
“Balas dendam dan perang…. Berakhir seperti ini…. “ ucap Yeo Jin dalam hati dan kemudian memakan steak-nya.
Tae Hyun sedang memeriksa seorang anak, dan disana juga ada Do Chul sedang menungguinya. Setelah memeriksa suhu tubuh si anak, Tae Hyun terlihat bingung karena suhu tubuh anak belum dingin padahal sudah 2 hari, sepertinya dia tak terlalu mengerti dengan penyakit pediatri. Melihat Tae Hyun mengaku tak tahu di depan pasien, Do Chul langsung protes, dia berpendapat kalau Tae Hyun tak seharusnya melakukan hal itu. Tae Hyun seharusnya pura2 tahu di depan pasien. Do Chul adalah orang yang membiayai pendirian klinik milik Tae Hyun.
Tak mau memberikan sembarangan obat seperti yang di sarankan Do Chul, Tae hYun pun menelpon senior-nya yang mengerti tentang penyakit tersebut. Setelah mendengar penjelasan Tae Hyun, si senior menyuruhnya untuk mengecek warna lidah si anak yang ternyata berwarna merah strawberry dan setelah memastikannya lagi dengan gejala yang ada di telapak tangan si anak, senior Tae Hyun memberitahu kalau itu adalah penyakit Kawasaki.
Setelah menutup telepon, Tae Hyun menjelaskan pada ibu pasien kalau penyakit Kawasaki adalah penyakit yang mirip dengan flu, namun kalau tidak segera dibawa ke rumah sakit maka akan menjadi masalah jantung yang serius. Jadi, Tae Hyun pun membuatkan surat pengantar buat si ibu ke rumah sakit.
Setelah ibu dan si anak pergi, Do Chul langsung menghampiri Tae Hyun dan mengeluhkan kalau dia diare. Mendengar itu Tae Hyun bertanya tentang apa yang Do Chul makan di bar dan Do Chul menjawab ini dan itu. Do Chul sempat kagum karena Tae Hyun bisa tahu semalam dia ke bar, namun saat Tae Hyun menjawab kalau hal itu karena dia masih mencium bau alcohol pada DO Chul, rasa kagum itu pun sedikit menurun. Tae Hyun lalu menyuruh Do Chul memakan wortel rebus, jika dia ingin cepat sembuh. Namun berbeda dengan si ibu tadi, walaupun tak memberikan resep, Tae Hyun tetap meminta bayaran pada Do Chul. Wkkwkkwkw…. Ilang semua masalah kalau Tae Hyun sudah ketemu bos yang satu ini.
Tepat disaat itu seorang suster muncul dan memberitahu Tae Hyun kalau jadwal sore Tae hYun sudah selesai. Dia juga bertanya apa Tae Hyun akan pergi ke rumah Doma. Tae Hyun lalu menjawab dengan anggukan.
Di rumah Doma itu, Tae Hyun di temani beberapa suster memberi suntikan imunisasi pada seorang anak. Dan anak itu adalah anak terakhir yang dia imunisasi, sehingga orang yang harus di suntik selanjutnya adalah orang dewasa. Mendengar itu suster satunya langsung berkata kalau Tae Hyun bisa istirahat dulu sebelum melanjutkannya. Suster itu juga memberitahu kalau Chae Young juga ada di rumah Doma.
Chae Young sekarang sedang memandikan anak-anak yang tinggal di rumah Doma itu. Tae Hyun lalu menghampirinya dan mengajaknya bicara setelah memandikan anak2 itu.
Sekarang Chae Young dan Tae Hyun sudah duduk bersama di sebuah bangku taman. Chae Young protes karena Tae Hyun terus memanggilnya dengan sebutan “Ibu” padahal dia sekarang tidak menjadi seorang “ibu’ lagi. Dia kemudian meminta Tae Hyun untuk memanggilnya “nunna” dan Tae Hyun mengiyakannya.
Chae Young lalu bertanya apa Tae Hyun merasa kehilangan posisi dari suami ketua dan Tae Hyun menjawab tidak. Namun Chae Young berkata kalau dia sekarang merindukan posisi itu. Chae Young mengaku kalau dia sangat merasa bersalah pada Do Joon, andai saja saat dia hendak menjemput Do Joon, dia memarkirkan mobilnya tepat di depan kantor kejaksaan, bukan di sebrang jalan maka hal itu tidak akan terjadi.
Tae Hyun lalu menyakinkan Chae Young kalau hal itu bukanlah salahnya. Namun Tae hyun menyalahkan dirinya sendiri, yang tak berhasil membawa Do Joon pada chae Young. Chae Young juga langsung membantahnya. Dia tahu kalau tae Hyun saat itu juga berusaha menyelematkan Do Joon. Chae Young merasa yakin kalau sekarang Do Joon sangat bersyukur di akhirat.
Chae Young lalu bertanya apa Tae Hyun masih tidak berhubungan dengan Yeo Jin. Tae Hyun tak menjawab, dia hanya berkata agar mereka tidak membahas tentang hal tersebut lagi.
Tepat disaat itu seorang suster menghampiri mereka dan memberitahu Tae Hyun kalau semua pasien sudah siap. Sebelum mereka semua berjalan pergi. Chae Young memberikan amplop berisi uang pada suster, itu untuk biaya klinik pasien.
“Saatnya balas dendam yang dimulai sejak lama.” Ucap Chae Young dalam hati. Euum… sepertinya dia punya rencana licik untuk menjatuhkan Yeo Jin.
Yeo Jin baru saja sampai di depan rumah saat Direktur Min mendapat telepon tentang Presdir Choi yang mencoba bunuh diri. Mendengar itu Yeo Jin terlihat gemetar. Direktur Min kemudian menambahkan kalau Presdir Choi belum meninggal karena kepala stafnya bisa menemukannya dengan cepat.
Yeo Jin lalu berkata kalau dia ingin istirahat, jadi Direktur Min bisa pergi. Saat Yeo Jin berjalan pergi, Direktur Min memperlihatkan senyum liciknya. Hadeuuuuh… ne orang mau nge khianati bosnya lagi. Kayak Kwang Soo aja.
Yeo Jin berjalan masuk ke rumah dengan lemas, dia bahkan hampir terjatuh jika tidak di tangkap oleh ketua pelayan dan kepala pelayanpun menyuruh semua pelayan pergi. Masih dengan gaya sombongnya Yeo Jin berkata kalau dia baik2 saja. Yeo Jin lalu berdiri di depan foto ayahnya.
“Ayah, bagaimana bisa kau melalui semua itu?” Tanya Yeo Jin dalam hati dan saat melanjutkan jalannya, tiba2 Yeo Jin melihat bayangan Do Joon yang tersenyum padanya. Yeo Jin bahkan sampai shock dan jatuh pingsan.
Kepala pelayan langsung menolongnya dan sekarang Yeo Jin sudah berbaring di kamarnya. Ternyata Yeo Jin bukan kali pertama dia pingsan dan yang mengetahui hal tersebut hanya kepala pelayan. Yeo Jin meminta Kepala Pelayan untuk tidak memberitahu siapapun bahkan dia tak mau dipanggilkan dokter untuk memeriksanya.
Kepala Pelayan lalu berkata pada Yeo Jin kalau menurut dirinya, baik itu musuh atau teman, jika mereka bunuh diri karena dirinya, maka akan sangat wajar jika kita pingsan karena shock. Jadi, Yeo Jin jangan takut jika semua orang akan menganggapnya lemah. Yeo Jin tak menjawab, dia hanya meminta diambilkan pakaian yang nyaman karena dia ingin jalan2 di luar.
Sambil berjalan menyusuri taman di rumahnya, Yeo Jin teringat pada kata2 Tae Hyun yang tidak menyalahkan dirinya atas meninggalnya ibu Tae Hyun. Tae Hyun juga berkata kalau Yeo jin bisa melihat pemadangan yang indah dan nyaman dari taman itu, namun ada orang2, aliran air dan jalan di bawah sana.
“Segala sesuatu yang kita butuhkan untuk menjadi bahagia ada… jadi… apa kau… ingin ikut denganku?” Tanya Tae Hyun saat itu dank arena Yeo Jin tak mau, jadi Tae Hyun tak mau memaksa, dia hanya meminta Yeo Jin datang di saat dia ingin datang padanya.
Tae Hyun sendiri sekarang sedang bersama teman-temannya. Mereka menikmati minuman bir kaleng bersama. Perawat Oh mengeluh karena dia pikir akan senang punya saudara kaya, tapi nyatanya sekarang dia malah minum bir di depan toko kelontong dan bersama gangster. Tae hyun lalu menjawab kalau tempat itu merupakan tempat terbaik di dunia.
Tae Hyun lalu menyuruh Perawat Oh mencoba rasa nyaman itu. Dengan menengadahkan kepala ke atas dan menikmati hembusan angin. Perawat Oh mencobanya dan dia juga merasakan kenyamanan itu.
“Aku tidak pernah bahagia seperti ini sebelumnya. Aku senang ketika So Hyun membutuhkanku. Aku senang ketika aku tidak dibayar untuk konsultasi. Aku senang ketika bos membawa gangster. Dan minum bir dingin ini… merasakan angin…” ucap Tae Hyun yang kemudian memejamkan matanya. Saat memejamkan matanya Tae Hyun teringat saat pertama kali dia membawa Yeo Jin keluar kamar untuk merasakan hembusan angin di atap rumah sakit.
“Yeo Jin…. Kau harus datang mencariku segera.” Ucap Tae Hyun dalam hati dan tanpa dia sadari, Yeo Jin berada tak jauh dari tempatnya duduk. Yeo Jin hanya berani melihat dia dari kejauhan. Yeo Jin bahkan hendak keluar mobil dan menemui Tae Hyun, namun niat itu langsung diurungkannya saat dia melihat Chae Young datang dan ikut berkumpul dengan rombongan Tae Hyun. Yeo Jin terlihat sedih dan langsung memutuskan pulang. Mata Chae Young mengarah ke mobil Yeo Jin yang berbelok pergi, ternyata dia tahu kedatangan Yeo Jin dan sengaja memamerkan kedekatannya dengan Tae Hyun dan yang lainnya.
“Aku senang…. Kamu bahagia.” Ucap Yeo Jin dalam hati.
Yeo Jin memberikan kata sambutannya di sebuah acara penyelesaian Hanshin Alexon Pabrik. Baru saja Yeo Jin mengungkapkan rasa terima kasihnya pada semua hadirin yang datang, tiba2 mata Yeo jin memperlihatkan keterkejutannya, dia melihat Presdir Go sedang duduk di salah satu kursi undangan. Karena melihat bayangan Presdir Go itu, Yeo Jin sampai tak focus saat membacakan kata2 sambutannya. Yeo Jin semakin shock saat tiba2 mendengar suara Do Joon dan melihat penampakan Do Joon disampingnya. Saking shock-nya Yeo Jin sampai pingsan dipanggung. Melihat Yeo Jin pingsan, Direktur Min terlihat tenang2 saja. Euum… penasaran sama apa yang dia rencanakan. Apakah dia bekerja sama dengan Chae Young atau bagaimana.
So Hyun memanggil Tae Hyun untuk makan dan karena makanan belum selesai di sediakan di meja, Tae Hyun pun ikut bergabung dengan Sang Chul untuk menonton berita. Berita saat itu adalah acara yang didatangi Yeo Jin tadi, dan dari berita itulah Tae Hyun melihat Yeo Jin yang tiba2 pingsan. Setelah melihat berita itu Sang Chul mengajak Tae Hyun pergi untuk melihat keadaan Yeo Jin langsung.
Yeo Jin dibawa ke rumah sakit dan di periksa. Melihat hasil pemeriksaan kepala Yeo Jin di computer, dokter yang memeriksa Yeo Jin terlihat menyembunyikan senyumnya. Euuum… kayaknya ne dokter mau jahat sama Yeo Jin.
Yeo Jin di bawa ke kamar rawat dan saat perawat Han hendak memasangkan infus, Yeo Jin sadar dan menolak di beri infus. Ya, Yeo Jin kayaknya trauma sama infus, dia takut dibuat tidur lagi. Karena Yeo Jin tidak mau, Direktut Min pun menyuruh Perawat Han keluar.
Tepat di saat itu dokter tadi muncul dan memberitahu Yeo Jin kalau hasil CT scan-nya normal. Yeo Jin hanya anemia, kelelahan dan stress. Jadi, Yeo Jin harus istirahat dulu saat ini. Yeo Jin menjawab kalau dia mau melakukannya, namun waktunya belum tepat.
Si dokter lalu mengatakan kalau stress adalah sumber dari penyakit, maka kalau Yeo Jin terus memaksakannya, hal itu tidak akan baik. Karena ingin bicara berdua saja dengan si dokter, Yeo Jin pun menyuruh Direktur Min keluar. Namun sebelum keluar direktur Min terlihat memberikan kode mata pada si dokter. Hadeuuh… ne dokter adalah kaki tangannya.
Saat hanya berdua, Yeo Jin bertanya apa halusinasi itu disebabkan karena anemia dan stress. Si dokter pun mengiyakannya, jadi dia menyarankan agar Yeo Jin di rawat di rumah sakit. Tentu saja Yeo Jin tak mau, apalagi harus di rawat di rumah sakit Hanshin lantai 12. Dia bahkan lebih memilih mati dari pada di rawat disana.
Chae Young membuat pertemuan dengan tiga presdir yang tadinya mengaku berada di bawah Yeo Jin. Mereka berempat senang karena rencana mereka untuk membuat Yeo Jin mengidap kanker hati tercapai. Ternyata Yeo Jin sakit, namun dia sengaja tak di beritahu kan akan hal tersebut.
Tujuan Chae Young melakukan semua itu bukanlah untuk mengambil Hanshin Group, dia hanya ingin membalaskan dendam atas nama Do Joon. Chae Young lalu memperingatkan ke tiga presdir untuk melakukan pekerjaan mereka dengan benar, jika mereka tak mau berakhir sama seperti Presdir Go.
Apa yang sebenarnya Chae Young rencanakan? Apakah Chae Young ingin membunuh Yeo Jin? Jangan kemana2 tunggu kelanjutannya di synopsis episode 17 part 2.
oia yang belum membaca sinopsis Yong Pal ep 15 dan 16, bisa KLIK di link di bawah ini: