Gyoo Man benar-benar dibaut marah dan kesal oleh Dong Ho, sampai-sampai dia berniat menjatuhkan Dong Ho dari atas gedung. Dari sikap Gyoo Man itu, Dong Ho pun bisa menebak kalau Gyoo Man memang sering membunuh orang karena sikap tempramentalnya itu. Sebelum Gyoo Man benar2 membunuhnya, Dong Ho memanggil anak buahnya yang sudah menunggu di atap gedung sebelah sambil membawa kamera.
"Hei! kita berhasil syuting drama!" teriak Dong Ho pada anak buahnya.
"Kami juga sudah merekamnya, kami merekam semuanya!" teriak salah satu dari mereka.
Kenyataan bahwa apa yang dia lakukan dari tadi sudah di rekam, tentu membuat Gyoo Nam marah, namun dia tak bisa melakukan apa-apa. Tak ada pilihan lain, diapun melepaskan Dong Ho. Sebelum pergi, Dong Ho mengatakan kalau dia sangat berharap Gyoo Man bisa berbaikan dengan Presdir Seok.
"Hei... hei... kau mau kemana? bukannya genster itu adalah ayahmu?" tanya Gyoo Man sebelum Dong Ho berjalan pergi. Mendengar pertanyaan itu, Dong Ho hanya berhenti sejenak dan kemudian melanjutkan langkahnya tanpa berkata sepatah katapun.
Di dalam mobil, Dong Ho teringat pada masa lalunya.
~Flashback~
Kita kembali pada saat Dong Ho masih muda, saat itu dia sedang melakukan acara pemakaman untuk ayahnya seorang diri. Tak ada satupun kerabat dan pengunjung yang datang. Tiba2 sekelompok orang datang dengan membawa rangkaian bunga besar dan banyak. Ternyata yang datang adalah Presdir Seok bersama anak buahnya.
Semua anak buah Presdir Seok memenuhi meja penjamuan, sedangkan Presdir Seok bicara berdua dengan Dong Ho. Pada Dong Ho, Presdir Seok bertanya apa Dong Ho punya uang untuk melanjutkan sekolahnya dan Dong Ho menjawab kalau dia memang harus mencarinya sebab sekolah sangat penting. Presdir Seok menambahkan kalau Dong Ho harus sekolah karena kalau tidak, dia akan menjadi seperti Presdir Seok, menjadi seorang genster. Namun Dong Ho malah beranggapan kalau dia lebih memilih menjadi seorang genster dari pada orang biasa seperti ayahnya karena saat pemakaman tak ada seorang pun yang datang untuk melayat. Mendengar itu Presdir Seok langsung meyakinkan Dong Ho kalau pilihan ayahnya sudah benar dan ayahnya pasti merasa bangga karena dia meninggal karena permainan boxing yang sangat dia sukai. Sebelum pergi, Presdir Seok memberikan uang pada Dong Ho dan menyuruh Dong Ho untuk fokus pada pemakaman ayahnya saja, sedangkan untuk urusan biaya, Presdir Seok yang akan menanggungnya.
Sebuah mobil berjalan di tengah hujan dan tiba2 Dong Ho berdiri di depannya. Tentu saja mobil itu langsung direm mendadak. Dari luar dia berteriak kalau dia ingin masuk kedunia Presdir Seok agar dia bisa menghajar semua orang yang meremehkan ayahnya.
Presdir Seok kemudian keluar dari mobil dan menghampiri Dong Ho. Dia kemudian memberi sebuah nasehat pada Dong Ho, bahwa yang terkuat di dunia ini bukanlah sebuah tinju, melainkan seseorang yang bisa mengendalikan hukum. Karena orang kuat dengan tinju seperti dirinya, tidak akan bisa berkutik jika di hadapkan pada hukum. Dan ternyata itulah alasan Dong Ho menjadi pengacara, karena Presdir Seok yang menyuruhnya untuk menekuni bidang hukum.
~Flashback End~
Presdir Seok akhirnya keluar dari kantor polisi dan Dong Ho sudah menunggunya. Melihat wajah Dong Ho yang babak belur, tentu saja Presdir Seok langsung bertanya kenapa dan Dong Ho menjawab kalau dia baru saja melakukan apa yang dia pelajari dari Presdir Seok bahwa mereka tidak akan bisa bertahan hanya jika berbekal dengan hukum saja. Mendengar itu, Presdir Seok sudah bisa menebak apa yang terjadi dan dia pun memberikan ucapan terima kasih dengan memberikan pelukan pada Dong Ho. Dia juga merasa tak menyesal sudah membuat Dong Ho menjadi pengacara karena dia sudah merasakan manfaatnya sekarang.
Dong Ho kemudian menyuruh Presdir Seok pulang duluan karena dia akan pergi ke pemakaman ayahnya sebab hari ini adalah hari peringatan kematian ayahnya.
Kita beralih pada Jin Woo yang sudah memakai jas yang disiapkan ayahnya. Dia pergi ke makam ibu dan kakaknya dengan membawa sebuah bunga kecil. Sambil melihat foto keluarga yang terpasang disana, Jin Woo teringat kembali pada kecelakaan naas yang merenggut nyawa ibu dan kakaknya.
Flashback!
Hari itu Jin Woo sekeluarga berniat pergi ke sebuah taman bermain. Semenjak kecil Jin Woo memang sudah memiliki kemampuan mengingat yang baik, dia berkata pada sang kakak kalau dia punya kemampuan memfoto apa yang dia lihat dengan menggunakan otaknya. Selain Jin Woo, kakaknya juga jenius sehingga sang ibu berpesan pada mereka agar saat dewasa nanti, mereka bisa menggunakan kejeniusan mereka untuk membuat orang lain bahagia dan membantu mereka.
Jae Hyuk menghentikan mobilnya karena lampu merah dan saat meliyhat lampu hijau dia langsung menjalankan mobilnya tanpa melihat kiri kanan lagi dan tiba-tiba sebuah mobil truk menabrak mobil mereka dari arah samping. Ditabrak dengan kencang seperti itu, mobil mereka terdorong dan terbalik.
Jin Woo tersadar dan mendapati semua keluarganya tak sadar. Mendengar teriakan Jin Woo, Jae Hyuk ikut tersadar namun tidak dengan ibu dan kakak Jin Woo, mereka meninggal. Kita kemudian diperlihatkan pada cincin yang dikenakan ibu Jin Woo, ternyata cincin yang selalu ada di kalung Jin Woo itu adalah cincin milik Ibunya.
~Flashback End~
Di depan makan ibu dan kakaknya, Jin Woo berkata kalau hari ini dia tak bisa datang bersama ayahnya. Dia pun kemudian berjanji, kalau dia akan menyelamatkan ayahnya dengan menjadi pengacara. Dia ingin membuktikan kalau ayahnya tidak bersalah.
Kita kemudian melihat Dong Ho berjalan menuju makam abu ayahnya dengan membawa sebuah bunga, bunga yang sama dengan yang Jin Woo bawa.
Saat melihat Jin Woo, Dong Ho langsung menyapanya dengan bertanya apa hari ini juga adalah hari peringatan kematian keluarganya, dan Jin Woo hanya menjawab dengan anggukan.
"Ahjussi.. Anda seorang pengacara kan?" tanya Jin Woo dan itu membuat Dong Ho bertanya apa wajahnya yang babak belur seperti itu terlihat seperti seorang pengacara. Jin Woo kemudian mengatakan kalau dia ingat saat Dong Ho pertama kali menjadi pengacara, karena pada saat itu Dong Ho datang ke makam ayahnya seperti hari ini, tepat di hari peringatan kematiannya. Bukan hanya ingat kedatangan Dong Ho saat itu, Jin Woo juga ingat dengan apa yang Dong Ho pakai.
~Flashback~
Dong Ho menunjukkan sertifikat pengacaranya pada foto sang ayah. Dia pun berkata kalau dia bisa menghasilkan uang yang banyak dalam waktu sehari dengan menjadi pengacara. Namun walaupun sudah bisa mendapatkan banyak uang, Dong Ho masih tetap merasa sedih saat itu dan dia menangis. Pada saat itu, Jin Woo dan ayahnya juga sedang mendatangi makam ibu dan kakaknya. Dan Jin Woo melihat apa yang Dong Ho lakukan.
~Flashback End~
Dong Ho memuji kemahiran Jin Woo dalam mengingat. Jin Woo kemudian meminta Dong Ho menyemalatkan ayahnya, namun Dong Ho tak mau karena Jin Woo tidak punya uang untuk membayarnya, selain itu juga karena kasus Jae Hyuk berat sebab dia sediri sudah membuat surat pernyataan.
Jin Woo menghadang mobil Dong Ho dengan tubuhnya sambil berkata kalau ayahnya tidak bersalah. Melihat apa yang Jin Woo lakukan, Dong Ho pun teringat pada dirinya sendiri saat dia menghadang mobil Presdir Seok. Dong Ho kemudian keluar dari mobil dan berkata kalau yang dia butuhkan adalah uang bukan permohonan dari Jin Woo. Setelah mengetakan itu, Dong Ho masuk kembali ke dalam mobil dan berjalan pergi.
Jin Woo pulang dan melihat rumahnya di coreti oleh para tetangganya. Mereka menyuruh Jin Woo pergi dari lingkungan mereka karena mereka tak mau tinggal dengan penjahat. Ya, mereka semua percaya kalau Jae Hyuk adalah penjahat. Penyebab mereka marah juga karena ulah Jae Hyuk, harga tanah di lingkungan mereka jadi turun. Saking emosinya seorang ahjussi mendorong Jin Woo sampai jatuh ke tanah.
Tepat disaat itu In A muncul dan membela Jin Woo. Dia mengancam akan menuntut semua tetangga itu karena sudah melakukan tindakan kekerasan pada Jin Woo. Tak mau mendapat masalah, semua tetangga itupun pulang ke rumahnya masing-masing.
Setelah semuanya pergi, In A hendak menolong Jin Woo berdiri, namun di tolak oleh Jin Woo. Tanpa bicara sepatah katapun, Jin Woo mengambil papan nama rumah mereka yang bertulis rumah kebahagiaan kemudian masuk ke dalam rumah, meninggalkan orang yang sudah menolongnya sendiran.
Di dalam rumah, Jin Woo terus menangis, di dalam raut wajahnya ada kesedihan dan juga kemarahan.
In A sendiri sudah berada di rumahnya, dia sedang belajar namun dia tak bisa fokus karena teringat pada Jin Woo.
Keesokanharinya, Jin Woo keluar rumah dengan berpakaian rapi, dia memakai jas dan menata rambutnya seperti orang dewasa. Saat keluar dia melihat ada kotak pizza di depan rumahnya. Namun dia terlihat tak perduli pada pizza itu, dia membiarkannya begitu saja dan memilih pergi.
Jin Woo hendak masuk ke dalam taksi saat In A datang dan memanggilnya. Tanpa tahu apa yang akan Jin Woo lakukan, In A menyuruh si supir taksi pergi karena Jin Woo tak jadi naik taksi. Melihat taksi yang dia stop pergi, tentu saja Jin Woo kesal dan bertanya apa In A yang akan mencarikan uang untuknya. Mendengar Jin Woo butuh uang, membuat In A terkejut.
Jin Woo memberitahu In A kalau dia butuh uang untuk menyelamatkan ayahnya. Karena ingatan saat kehilangan ibu dan kakaknya masih tergambar jelas dalam ingatannya, Jin Woo pun tak mau kehilangan ayahnya juga, jadi dia ingin menyelamatkan ayahnya bagaimanapun caranya. Jin Woo kembali menyetop taksi dan pergi. Walaupun In A mengerti kesedihan Jin Woo, tapi dia tak bisa membiarkan Jin Woo melakukan sesuatu yang salah, jadi dia memutuskan untuk mengikutinya.
Jin Woo pergi ke kantor Dong Ho, ruangan Dong Ho dipenuhi oleh para gengster. Sekali lagi Dong Ho berkata kalau yang dia butuhkan adalah uang, jika Jin Woo tak punya uang dia tak akan bisa menyelamatkan ayahnya. Jin Woo kemudian mengeluarkan banyak uang dari dalam tasnya. Tentu saja Dong Ho penasaran dari mana Jin Woo mendapatkan uang sebanyak itu dalam waktu setengah malam. Jin Woo menjawab kalau dia menggunakan keahliannya untuk mengingat urutan kartu.
~Flashback~
Saat Jin Woo pergi meninggalkan In A, ternyata dia pergi ke tempat perjudian yang mana tempat perjudian itu di tunggu oleh para gengster. Di sisi lain, In A terus mencari tahu kemana Jin Woo pergi. Dengan keahliannya, Jin Woo dapat menang dengan mudah.
Setelah berputar2 selama 2 jam, In A masih tak menemukan kemana Jin Woo pergi. Dia kemudian melihat sebuah tempat yang sangat mencurigakan, sertiap orang yang masuk sana terlihat mencurigakan.
Karena kemenangan Jin Woo dapatkan secara berturut-turut, membuat semua orang penasaran dan mengerumuninya untuk melihat langsung permainan Jin Woo. Melihat Jin Woo yang mendapat sorotan dan dikerumuni, para gengster yang menjaga tempat perjudian itu langsung menaruh curiga padanya. Salah satu gengster menduga kalau Jin Woo sudah berbuat curang untuk menang dengan menyembunyikan kartunya.
Karena penasaran dengan tempat yang dia lihat tadi, In A pun memutuskan masuk ke sana dengan alasan membawa pizza.
Jin Woo sudah selesai bermain dan dia bersiap-siap pergi dengan membawa semua uang yang berhasil dia kumpulkan. Tepat disaat itu para gengster datang mengerumuninya. Mereka menuduh Jin Woo sudah berbuat curang.
In A berhasil masuk dan dia melihat Jin Woo dikepung oleh banyak gangster. Tentu saja In A ingin menolong Jin Woo, setelah mengumpulkan semua keberaniannya, In A berteriak kalau pizza sudah datang. Mendengar ucapan itu, semua mata langsung tertuju pada In A termasuk Jin Woo yang terlihat kaget.
In A menghampiri Jin Woo dan mengatakan kalau dialah yang memesan pizza. In A memberi kode agar Jin Woo mengiyakan, namun karena JIn WOo masih terkejut dan tidak mengerti, jadi In A langsung membuka minuman soda yang dia bawa lalu menyemprotkan pada para gengster dan berteriak kabur. Melihat apa yang In A lakukan, secara reflek, Jin Woo pun melempari keping-keping yang ada di meja pada orang-orang yang ada di sekitarnya. Merasa kalau serangan yang mereka berdua tak akan berlangsung lama, Jin Woo langsung menarik In A dan membawanya kabur bersama.
Mereka berdua lari sampai ke atap gedung. Ya, mereka mendapatkan jalan buntu dan para gengster sudah berdiri di depan mereka. Tepat disaat itu Jin Woo melihat truk pembawa pasir melintas. Setelah berkata kalau dia tak bisa menyerahkan uang itu karena dia sangat membutuhkannya, Jin Woo langsung menarik tangan In A dan mengajaknya terjun dari gedung. Mereka berdua jatuh tepat di dalam bak yang berisi pasir.
~Flashback End~
Setelah tahu dari mana uang itu berasal, Dong Ho pun bertanya jumlah uang yang di dapat Jin Woo dan Jin Woo menjawab kalau jumlahnya 100 juta. Dong Ho sepertinya memang tak ingin menjadi pengacara Jae Hyuk, jadi dia berkata kalau uang Dong Ho kurang 10 juta lagi. Tanpa pikir panjang, Jin Woo hendak mencari 10 jt lagi, namun di halangi oleh Dong Ho. Dia berkata kalau Jin Woo sudah mendapat 10 jt, maka dia akan meminta 10 jt lagi. Dong Ho memberitahu Jin Woo kalau permaianan sudah berakhir. Ya, pada intinya Dong Ho memang tak mau menjadi pengacara Jae Hyuk.
Setelah Jin Woo pergi, Sek. Byun bertanya kenapa Dong Ho menolak Jin Woo, padahal uang yang diberikan Jin Woo sangat banyak. Bukannya menjawab, Dong Ho malah berkata, "bukannya kita bisa mengambil pisau yang sudah terjatuh?"
(Saya tak mengerti maksud ucapan Dong Ho)
Dong Ho kemudian bertanya tentang info yang berhasil Sek. Byul mengenai villa Nam Gyoo Man. Sek. Byul menjawab kalau hasilnya akan keluar sebentar lagi.
Persidangan Jae Hyuk kembali di gelar dan semua orang sudah datang untuk melihat, begitu juga para juri pengadilan dan Jae Hyuk sendiri sebagai terdakwa. Di tempat lain, Dong Ho sedang menikmati steak. Dia kemudian mendapatkan telepon dari seseorang yang mengatakan kalau Dong Ho memang benar.
Persidangan dimulai dan sebelum mereka semua mendengarkan pernyataan dari jaksa penuntut, hakim bertanya pada pengacara Jae Hyuk apakah dia punya saksi untuk kasus ini. Masih sama seperti hari kemarin, si pengacara menjawab pertanyaan dengan ucapan terbata-bata, dia menjawab kalau dia tidak punya saksi satu orang pun.
Tepat disaat itu tiba-tiba pintu ruangan terbuka dan Dong Ho masuk dengan mengenakan jas warna ungunya. Dia berjalan sampai ke tempat duduk Jin Woo dan kemudian melepaskan kaca matanya. Pada Jin Woo dia berkata kalau dia sudah datang dan dia juga memberikan kedipan mata pada Jin WOo. Melihat kedatangan Dong Ho, Jin Woo pun sedikit tersenyum, ada raut kelegaan dalam wajahnya.
Dong Ho kemudian melihat ke arah hakim dan berkata, "Mulai sekarang, saya akan menjadi pengacara Seo Jae Hyuk."
Bersambung
Sinopsis Remember episode 3 dari mbak putri
4 komentar
kamsaeyo bak lilik....
BalasMin tiap kali saya mengunjungi sinopsis ini knp sllu muncul iklan yg aneh2, jadi kurang nyaman. Pdhl sinopsis mimin bgus bhsnya mudh d msngerti juga
BalasMaaf min kalau ada tulisan sy yg agak tidk enak d bc
BalasInteresting read
Balas