Sebuah mobil melaju dengan cepat di jalanan, si pengendara mengendarai mobilnya sambil mendengarkan berita di radio. “Persidangan untuk satpam Park akan digelar di Pengadilan Seoul hari ini. Keluarga Park-sshi mengajukan gugatan terhadap KPLS (Kompensasi Pekerja dan Layanan Kesejahteraan ), mengatakan bahwa akibat kematiannya adalah kerja terlalu berat. Penggugat memenangkan sidang pertama. KPLS mengajukan banding atas keputusan tersebut dan sidang kedua dijadwalkan segera. “
Di depan gedung pengadilan kita melihat Jae Ik yang terlihat panik. Dia menghubungi seseorang dan menanyakan tentang pengacara yang bernama pengacara Seo. Yang membuat Jae Ik panik adalah Pengacara Seo tak kunjung datang padahal pengadilan tinggal 5 menit lagi, di tambah lagi dia tak bisa menggantikan posisi Pengacara Seo, karena dia demam panggung, dia tak bisa berbicara dengan lancar di pengadilan.
Pengadilan di mulai, Pengacara Seo belum juga datang, jadi Jae Ik tak punya pilihan lain, dia harus menggantikan Pengacara Seo sebagai pengacara tergugat. Sama seperti saat dia menjadi pengacara ayah Jin Woo, Jae Ik berbicara dengan terbata-bata saat menanyai saksi.
Jae Ik bertanya apa almarhum menerima gaji lemburnya dan saksi menjawab tidak. Karena saksi menjawab dengan yakin, Jae Ik pun jadi kebingungan untuk melanjutkan pertanyaannya.
Tepat di saat itu, mobil hijau yang kita lihat tadi sudah sampai di depan pengadilan. Sipengendara mobil pun keluar dan ternyata si pengendara mobil hijau itu adalah Seo Jin Woo. Jin Woo berjalan masuk ke gedung pengadilan dan dia melihat sekilas para demonstran yang meminta keadilan bagi satpam yang meninggal.
Kita kembali ke persidangan dimana pengacara penggugat yang sedang menanyai saksi. Saksi mengatakan kalau kantor tempat almarhum kerja melarang almarhum tidur dan juga tidak memberikan waktu istirahat untuknya. Pengacara penggugat bertanya lagi tentang penyebab kematian almarhum dan saksi mengatakan kalau almarhum ( suaminya ) sudah lama mengidap hepatitis B dan kesehatan suaminya semakin memburuk setelah dia bekerja di villa itu. Saksi menambahkan kalau suaminya terserang kanker hati karena terlalu banyak bekerja.
Jae Ik tak bisa membantah kesaksian itu sebab pengacara penggugat punya informasi tentang hepatitis B yang memburuk akan menyebabkan kanker hati. Tepat disaat itu pintu ruang persidangan terbuka dan Jin Woo masuk menggantikan Jae Ik. Ternyata pengacara Seo yang Jae Ik tunggu2 adalah Seo Jin Woo.
Setelah mengatakan permintaan maafnya karena terlambat, Jin Woo langsung melakukan tugasnya sebagai pengacara tergugat.
Disisi lain, kita melihat In A mendatangi Asrama Golden. Dia kemudian masuk ke dalam ruangan yang diberi police line. Dia terus melihat-lihat sekeliling ruangan untuk mencari sesuatu yang bisa dijadikan petunjuk. Polisi yang berjaga disana langsung menghampirinya. Awalnya mereka hendak melarang In A masuk ke dalam ruangan itu, namun ketika mereka tahu kalau In A adalah seorang jaksa, mereka pun tak bisa melarangnya.
Ternyata di dalam kamar itu sudah terjadi 8 pencurian, namun dalam laporan yang diberikan polisi menyebutkan kalau di lantai 4 tak terjadi pencurian, padahal sekarang di lantai 4 itu sudah terjadi 2 pencurian. Mengetahui ketidakbecusan polisi membuat laporan, In A pun kesal dan mengatakan kalau dia akan melaporkan hal tersebut pada ketua di kantor.
Kita kembali kepersidangan dimana jin Woo mulai memberikan pertanyaan pada saksi. Setelah mendapatkan konfirmasi tentang dugaan saksi mengenai hepatitis yang mejadi kanker hati, Jin Woo langsung menunjukkan majalah yang berisi artikel tentang penyakit hepatitis, dan dalam buku tersebut menyatakan bahwa stress ataupun kerja terlalu berat tidak bisa menjadi penyebab hepatitis B menjadi kanker hati.
Jin Woo lalu mengatakan kalau almarhum lah yang meminta kerja lembur yang membuat kesehatannya memburuk, mendengar itu sang istri langsung emosi dan berkata kalau suaminya tidak pernah dibayar untuk kerja lemburnya itu. Jin Woo tetap tenang dan kemudian memberitahu semuanya kalau selama ini, almarhum sudah menerima uang lemburnya, semua itu dapat dibuktikan dari slip gaji yang diterima almarhum. Selain bukti slip gaji, Jin Woo juga punya bukti lain, dia punya bukti kalau almarhum sudah menerima uang tambahan lainnya. Tentu saja mendengar itu, sang istri langsung terkejut karena dia sepertinya tak tahu menau tentang hal tersebut.
“Misalnya, saat warga ingin membuang sampah mereka, dia menjual stiker seharga 5000 won. Yang harga biasanya adalah 3.000 won. “ ucap Jin Woo pada istri almarhum dan pengacara penggugat langsung berkata kalau Jin Woo tak punya bukti atas tuduhannya.
“Ini adalah daftar tanda tangan warga.” Ucap Jin Woo sambil menunjukkan daftarnya. “80 % warga mengatakan bahwa almarhum sering melakukan penipuan ini.”
“Apa maksudmu?” tanya sang istri tak mengerti.
“Jika anda mengalikan 2.000 won per stikernya... dan juga warga akan membuang sampahnya lebih dari 2.300 kali dan almarhum melakukannya selama 11 bulan. Dia bisa mengantongi sekitar 4,23 juta won secara ilegal. Untuk menembus biaya pendidikan putrinya yang akan masuk Univeritas Seni tahun ini, almarhum sendirilah yang memaksa dirinya.” Ucap Jin Woo dan menunjuk ke arah putri almarhum. “Kanker hati yang merupakan penyebab kematian tidak berasal dari keja lemburnya, karena pekerjaan ini adalah keputusan almarhum sendiri. Oleh karena itu, terdakwa tak bisa menuntut atas kematiannya.” Ucap Jin Woo dan menutup pembelaannya.
In A melihat seorang wanita yang bertanya pada polisi tentang kapan polisi bisa menangkap pencuri yang mencuri uangnya. In A kemudian menghampirinya dan memperkenalkan diri kalau dia adalah jaksa yang menangani kasus pencurian itu. Mengetahui kalau In A adalah jaksa yang menangani masalahnya maka wanita itupun langsung meminta pertolongannya.
Wanita itu membertahu In A kalau uang yang hilang itu adalah uang untuk operasi ibunya, selain uang pencuri juga sudah mengambil cincin dan laptopnnya. In A pun meyakinkan pada wanita itu agar tidak khawatir karena pencurinya akan segera tertangkap dan uang operasi ibunya akan segera kembali. Dari id card yang wanita itu pakai, In A pun akhirnya tahu kalau nama wanita itu adalah KimHan Na, dia merupakan karyawan magang di Ill Ho Grup. Namun Han Na mengaku kalau dia akan mencari pekerjaan lain, sebab menurutnya dia tidak akan diangkat menjadi karyawan tetap di perusahaan itu. Untuk menghibur Han Na, In A pun berjanji akan menemukan pencurinya.
In A berjalan masuk ke gedung pengadilan sambil menelpon polisi, dia meminta polisi untuk menyuruh pemilik gedung asrama agar memperbaiki sistem keamanan, selain itu juga harus menyewa seorang satpam asrama. Karena sibuk berbicara di telpon, In A tak sadar penanya terjatuh dan Kang Suk Kyu yang kebetulan melewatinya mencoba memanggilnya namun In A tak mendengar, sehingga Suk Kyu sendiri yang mengambilnya.
Jin Woo menjawab kalau dia juga merasa kasihan pada almarhum, namun jika putri almarhum ingin meluapkan kemarahannya, dia sudah salah orang.
“Bicaralah pada pengacaramu. Dialah yang tak becus membelamu. Atau salahkan hukum yang membuat ayahmu seperti ini.” Ucap Jin Woo dan berjalan pergi, dia tak memperdulikan teriakan putri almarhum yang meminta keadilan atas kematian ayahnya yang hanya ingin bekerja keras untuk dirinya. Dia bahkan menyebut Jin Woo sebagai pengacara kaya yang tak tahu perasaan orang seperti dirinya.
Suk Kyu masih disana melihat semua yang terjadi. Dia melihat Jin Woo yang dingin.
Para wartawan mengerumuni Dong Ho untuk menanyakan tentang kasus yang sedang dia tangani. Ternyata dia baru saja membantu teman Nam Gyu Man yang tertangkap basah menggunakan narkoba. Teman Nam Gyu Man tersebut bernama Bae Doo Cheol. Pada media Park Dong Ho mengatakan kalau Doo Choel tidak bersalah karena pengadilan tidak mengakui jarum suntik yang ditemukan sebagai barang bukti di pengadilan. Tepat disaat itu Doo Cheol muncul dan Dong Ho langsung mengajaknya pergi meninggalkan pers.
Di mobil Nam Gyu Man membaca berita tentang temannya yang dinyatakan tak bersalah. Doo Cheol menelponnya dan mengatakan kalau dia mungkin masih akan meminjam jasa Dong Ho lagi.
Park Dong Ho pergi ke gedung Ill Ho group dan disebuah ruangan dia bertemu dengan Presdir Bae dan Doo Cheol. Dong Ho mengatakan pada mereka kalau dia sudah melakukan yang terbaik karena Doo Cheol adalah teman Gyu Man dan Jaksa tak akan menantang putusannya, sehingga mereka berdua tak perlu merasa khawatir. Doo Cheol pun berterima kasih pada Dong Ho dan menyebut Dong Ho sebagai ACE dalam tim hukum Ill Ho Group.
Ketua Nam mengadakan rapat dengan para direk sinya, dia mengucapkan rasa senangnya karena Ill Ho Group mendapatkan kenaikan terutama pada perusahaan Asuransi Ill Ho. Dan sebagai penghargaan Ketua Nam menyebut Wakil Presdir Kang Man Soo yang sudah bekerja keras untuk memajukan Perusahaan Asuransi tersebut. Nam Gyu Man yang mengira kalau namanyalah yang akan disebut, tentu langsung merasa kecewa. Kang Man Soo sendiri bisa merasa kalau Gyu Man pasti tidak senang padanya, karena dia yang menjabat sebagai wakil presdir yang disebut, bukan Gyu Man yang merupakan Presdir-nya.
Selesai rapat Presdir Suk yang sudah menjadi salah satu Presdir di perusahaan Ill Ho Group memberi ucapan selamat pada Man Soo dan menawari dia untuk masuk ke perusahaan industri yang ditanganinya. Nam Gyu Man masih duduk di tempat duduknya tadi sendirian, dia melihat sinis ke arah Man Soo.
Di ruang kerjanya, Gyu Man lagi2 mengamuk dia menyingkirkan semua barang yang ada di meja kerjanya. Dan seperti biasa Soo Bum lah yang memberesinya. Dia bahkan langsung dimarah oleh Gyu Man karena mengatakan kalau kinerja Man Soo memang bagus.
Jin Woo mengajak Manager Yoon dan Jae Il ke tempat yang sudah dia beli untuk kantor baru mereka. Karena Jin Woo mengajaknya ke lingkungan yang harga semua gedungnya mahal, maka Jae Il beranggapan kalau kantor baru mereka akan mewah dan bagus,namun anggapan itu musnah saat melihat kalau tempat yang Jin Woo beli hanya sebuah ruangan kecil diatas atap gedung. Berbeda dengan Jae Il, Manager Yoon mengerti maksud Jin Woo membeli tempat di lingkungan tersebut. Mendengar itu Jae Il merasa curiga, dia curiga kalau ada yang mereka berdua sembunyikan darinya. Dia terus meminta diberitahu tentang rahasia tersebut namun Manager Yoon menolak, dia lebih memilih bersih-bersih kantor barunya.
Saat Jae Il sibuk berdebat dengan manager Yoon, Jin Woo berdiri melihat ke arah gedung perusahaan asuransi Ill Ho group, euuum... ternyata itulah alasan Jin Woo membeli tempat itu.
In A pergi ke rumah Jin Woo yang lama, namun di rumah itu masih kosong. Dia pun teringat saat Jin Woo pergi, dia pergi karena sudah tak tahan disebut sebagai anak pembunuh.
“Dimana dan apa yang dia lakukan sekarang?” tanya In A.
Kita kemudian beralih pada Jin Woo yang sedang berada di ruangan gelap, dimana pada bagian dindingnya terdapat gambar-gambar orang yang berhubungan dengan Nam Gyu Man dan Ill Ho Group. Bukan hanya dari sisi perusahaan dan keluarga, Jin Woo juga menambahkan gambar orang-orang di bidang hukum yang sudah menjerumuskan ayahnya ke penjara.
Keesokanharinya, Jin Woo menemui ayahnya sebagai pengacara barunya. Karena sang ayah tak mengenalnya, Jin Woo pun memberikan cincin peninggalan ibunya pada sang ayah. Setelah melihat cincin itu, jae Hyuk bisa dengan cepat mengenali kalau orang yang ada di depannya adalah anaknya. Jae Hyuk merasa senang dan bangga karena sekarang anaknya sudah menjadi pengacara.
Tiba2 senyum dan kegembiraan Jae Hyuk hilang saat dia menyadari kalau dia sepertinya sudah pernah mengucapkan selamat seperti itu pada Jin Woo sebelumnya. Tak ingin ayahnya merasa sedih, Jin Woo pun berbohong kalau sang ayah belum pernah memberikan ucapan selamat padanya. Namun Jae Hyuk yakin sudah memberikan selamat, sebab dia merasa sudah pernah melihat pin pengacara milik Jin Woo. Jae Hyuk pun menangis, menyadari kalau penyakit lupanya sudah sangat parah.
“Ayah.... yang perlu ayah lakukan adalah percaya padaku.” Ucap Jin Woo dan meminta sang ayah untuk berhenti menangis.
“Bukan ayah yang harus duduk disana. Ayah, ini baru awalnya.” Ucap Jin Woo dalam hati dan kemudian kita diperlihat kan kembali pada kecelakaan yang dialami keluarga Jin Woo.
Sekarang Jin Woo sudah berada di makan ibu dan kakaknya, karena hari itu adalah hari peringatan kematian mereka. Seperti biasa, setiap mendatangi hari kematian ibu dan kakaknya, Jin Woo selalu bertemu dengan Dong Ho yang juga datang untuk memperingati hari kematian ayahnya.
Dong Ho mengaku kalau dia sebenarnya tak ingin datang, karena dia tak mau bertemu dengan Jin Woo, namun dia tak mau menjadi anak durhaka. Dong Ho yang sudah tahu kalau Jin Woo sekarang menjadi pengacara langsung bertanya apa Jin Wo akan membela ayahnya. Jin Woo menjawab kalau hal pertama yang akan dia lakukan adalah menghasilkan uang banyak terlebih dahulu. Dia kemudian menghampiri Dong Ho dan memberika kartu namanya sebagai pengacara, pada kartu nama tersebut bertuliskan kalau Jin Woo hanya akan memenangkan kebenaran.
Saat mengendarai mobilnya, Jin Woo teringat kembali pada peradilan ayahnya, dimana Dong Ho sengaja tidak menunjukkan video pengakuan Gyu Man dan akibatnya Jae Hyuk dijatuhi hukuman mati. Di luar gedung pengadilan, Jin Woo melihat Dong Ho berjabat tangan dengan jaksa penuntut dan karena rasa marahnya pada Dong Ho, malam harinya Jin Woo mendatanginya dan memukul wajahnya. Pada saat itu Jin Woo berjanji kalau dia akan menyelesaikan apa yang sudah Dong Ho mulai.
Sang Ho mengatakan pada Dong Ho, kalau dia merasa Jin Woo sangat mirip dengan Dong Ho, karena pertama kali Dong Ho menjadi pengacara, dia selalu mengambil semua jenis kasus persidangan dan hal itu juga dilakukan oleh Jin Woo sekarang.
Yeo Kyung berpapasan dengan In A dan menanyakan tentang In A yang kembali menemui Kepala Polisi. Dia berpendapat kalau In A seharusnya menjadi detektif saja daripada jaksa kalau terus datang ke kantor polisi. Dengan dingin In A menjawab kalau itu bukan urusan Yeo Kyung, dia mau jadi jaksa ataupun detektif.
Tepat disaat itu Suk Kyu muncul dan memanggil Yeo Kyung. Suk Kyu juga menyapa In A dan mengatakan kalau dia terlihat sibuk akhir-akhir ini. In A menjawab kalau dia memang sedang menghadapi kasus sulit. Sepert tak mau Suk Kyu terlalu akrab dengan In A, Yeo Kyung pun mengajak Suk Kyu pergi minum kopi.
Saat hanya berdua, Yeo Kyung bertanya apa Suk Kyu dan In A dekat dan Suk Kyu menjawab kalau mereka hanya saling sapa jika bertemu di jalan. Tepat disaat itu mereka mendengar In A dimarah oleh atasannya karena sudah membuat masalah. Atasan In A mendapat komplain dari kepolisian yang merasa In A meragukan kinerja mereka. Saat di tanya kenapa In A melakukan semua itu, In A menjawab kalau semua itu karena mereka semua adalah manusia.
“Investigasi dilakukan oleh manusia dan detektif juga manusia. Manusia bisa melakukan sebuah kesalahan sekecil apapun itu. Keluarga korbanlah yang akan menderita jika keadilan tak ditegakkan. Aku menjadi jaksa untuk mencegah hal itu terjadi. Aku akan tetap pergi ke TKP. Aku akan selalu menjaga keadilan sebagai jaksa.” Ucap In A dan membuat atasannya tak bisa berkata-kata lagi. In A pun berjalan pergi dengan alasan kalau masih banyak kerjaan.
Suk Kyu tersenyum mendengar argumen In A dan Yeo Kyung melihat senyuman itu. Dan terlihat jelas kalau Yeo Kyung terlihat tak senang melihatnya.
Bersambung
Sinopsis Remember Episode 5 part 2
Buat yang belum baca ep 3 dan 4 bisa langsung baca dari LINK dibawah ini
Sinopsis Remember Episode 3 part 1
Sinopsis Remember Episode 3 part 2
Sinopsis Remember Episode 4 part 1
Sinopsis Remember Episode 4 part 2
Buat yang belum baca ep 3 dan 4 bisa langsung baca dari LINK dibawah ini
Sinopsis Remember Episode 3 part 1
Sinopsis Remember Episode 3 part 2
Sinopsis Remember Episode 4 part 1
Sinopsis Remember Episode 4 part 2
2 komentar
Bak lilik mmg cuepet bgt updatenya....
BalasDan keluarlah tatapan mautnya yoo seung ho, baik dia jadi UN di WBDS, dan jadi Harry di IMY....tatapan terluka plus dendam itu melekat bgt....waktu dua jd UN kerasa bgt tuh aura dendam, bingung plus terluka.waktu jd Harry juga, apa akan sebagus itu kedepan akting yoo seung hoo atau malah lebih...kita liat aja entar....dia masih bener bener muda.......perjalanannya di kdramaland jg mgkn maaaaasih panjang....Kamsaeyo bak lilik....HIM!
hehehe... cepet karena memang kemarin gak ada kerjaan cuma nunggu toko, jadi sambil nunggu sekalian ngetik sinop....
BalasAq nonton Seung Ho di IMY, karakter dy disana memang mengerikan, lebih penuh dendam ketimbang di remember...
gumawo mbak nur sudah mau mampir terus ke blog saya dan berkomentar...