logo blog
Selamat Datang Di Blog Kompi Males
Terima kasih atas kunjungan Anda di blog Kompi Males,
semoga apa yang saya share di sini bisa bermanfaat dan memberikan motivasi pada kita semua
untuk terus berkarya dan berbuat sesuatu yang bisa berguna untuk orang banyak.
loading...

Sinopsis Blood Episode 7 Part 1



Ji Sang di jebak oleh dua anak buah Jae Wook, dia dilumpuhkan dengan cara di hadapkan dengan darah. Saat Ji Sang tak berdaya dan dua anak buah Jae Wook bersiap membunuhnya, tiba2 muncul seseorang yang menyerang kedua anak buah itu. Bukan hanya menyerang mereka, orang itu juga membunuhnya. Salah satu anak buah Jae Wook mengenali orang yang menyerang mereka dan dia sempat memanggilnya dengan sebutan “Dok”. 



Mengira kalau orang itu bukan orang baik, Ji Sang pun ikut berkelahi dengan orang itu menggunakan sisa-sisa kekuatannya. Saat mereka berdua sama-sama saling mencekik, orang misterius itu membuka topi yang menutup kepalanya. Melihat orang yang ada di hadapannya, Ji Sang setengah tak percaya. Siapa orang itu ? dia adalah Jae Wook. Jae Wook pun meminta Ji Sang untuk tenang dan dia berkata kalau dia bukanlah musuh untuk Ji Sang. 

“Aku, juga.... terinfeksi.” Aku Jae Wook dan Ji Sang mulai melepaskan cekikannya. “Aku tahu kau pasti sangat kebingungan.”

“Jadi anda tahu?” tanya Ji Sang yang masih merasa tak percaya kalau Jae wook tau dirinya terinfeksi. Jae Wook mengaku kalau dia sudah tau sejak pertama kali melihat Ji Sang di upacara penyambutannya. Saat di tanya kenapa jae Wook baru mengaku padanya sekarang, Jae Wook menjawab kalau dia akan menceritakan detailnya nanti, yang terpenting sekarang adalah mereka harus menyingkirkan kedua tubuh vampir itu dahulu dan pergi dari tempat itu. 

Ji Sang masih merasa tak percaya pada apa yang terjadi. Sedangkan Jae Wook sibuk  menuangkan minyak pada tubuh vampir itu. Sebelum Jae wook membakarnya, dia menyuruh Ji Sang pergi terlebih dahulu dan dia akan menyusul setelah membereskan semuanya. Ji Sang pun melakukan apa yang Jae Wook katakan. 


Dari luar ruangan, Ji Sang sempat berbalik sejenak dan melihat ruangan yang dia tinggalkan tadi sudah di penuhi asap. Setelah membakar, Jae Wook pergi ke toilet dan membersihkan darah yang menempel di tanga dan bibirnya. Di depan cermin, dia tersenyum senang, dia merasa apa yang dia rencakan berjalan dengan lancar. 


Jae Wook dan Ji Sang sudah bersama lagi. Jae Wook memberitahu Ji Sang kalau tempat itu adalah tempat para vampir jahat itu bersembunyi. Diapun baru menemukan tempat itu hari ini dan mendatanginya lalu tanpa sengaja dia menemukan Ji Sang juga di tempat itu. Ji Sang mengulangi lagi pertanyaannya, dia bertanya kenapa Jae Wook pura2 tidak tahu kalau dia terinfeksi. Jae Wook menjawab kalau alasannya, karena dia tahu vampir jahat itu mengejar Ji Sang. Jae Wook mengaku kalau 40 tahun yang lalu, vampir jahat itu sudah membunuh keluarganya.

“Aku mencari mereka sejak lama, tapi tidak dapat menemukannya. Dan akhirnya setelah 40 tahun, aku mulai merasakan kehadiran mereka, itu semua berkat  dirimu. Aku mengetahui bahwa mereka mengincarmu. Jadi untuk menangkap mereka, aku mengamati dari jauh. Tanpa memberitahumu, Manager Park.”

“jadi anda menggunakan saya sebagai umpan? “

“Aku minta maaf, akan tetapi... aku selalu berencana memberitahumu segalanya setelah semuanya selesai.” Ucap Jae Wook dan Ji Sang bertanya bagaimana cara Jae Wook bisa terinfeksi.


Belum sempat kita mendengar jawaban dari Jae Wook, kita dialihkan pada Ri Ta yang sedang termenung. Dia mengingat apa yang dia lihat pada diri Ji Sang. Dia jelas2 melihat kalau luka Ji Sang yang perlahan sembuh dan saat mereka berada di hotel, Ri Ta juga jelas2 melihat pipi Ji Sang mulus tanpa bekas luka sedikitpun. 


Tepat disaat itu Soo Eun datang dan meminta oleh2 dari Je ju. Tapi dia malah melihat Ri Ta yang diam mematung, Soo Eun pun bertanya kenapa Ri Ta melamun.  Namun Ri Ta masih diam saja tak bicara.

“Kenapa kau menyuruhku datang kesini tengah malam sedangkan kau hanya duduk diam begini?” keluh Soo Eun.

‘Kau tahu?” ucap Ri Ta yang akhirnya bicara.

“Ya, apa?” jawab Soo Eun penasaran.

Namun sayang Ri tak jadi bercerita dan hal itu membuat Soo eun kesal sehingga dia berkata kalau Ri Ta mulai bersikap aneh semenjak kedatangan park Ji Sang. Ri ta jadi sangat sensitif, mudah histeris dan juga obsesif. Bahkan yang lebih mengejutkan, Ri Ta bersikap diluar batas yang tak pernah dia lakukan sebelumnya. Dari semua perubahan itu, Soo eun pun menyimpulkan kalau Ri Ta sedang mengalami hubungan cinta dan benci. 

“Berhenti bicara dan ambillah coklatmu. Ada di tasku.” Ucap Ri ta dan Soo eun terlihat kegirangan. Tanpa membahas apa yang dia katakan tadi, diapun langsung pergi mengambil coklatnya. 


Kita beralih kembali pada Ji Sang dan Jae Wook, dimana Jae Wook mengaku kalau 40 tahun yang lalu, dia menjadi sukarelawan di Kochenia. Saat itu ada seorang pria tua yang menginggal karena sakit. Dan tanpa sengaja darah pria itu muncrat dan masuk ke mulut Jae Wook. Akibat darah itu, Jae Wook pun  mengalami mati suri selama 2 hari, dan sejak itulah Jae Wook menjadi manusia yang terinfeksi. Dari orang2 sekitar, Jae Wook mendengar kabar kalau pria tua itu ternyata bukan manusia biasa. 

Ji Sang lalu bertanya apa yang terjadi pada keluarga Jae Wook. Jae Wook menjawab setelah dia terinfeksi, ada sekelompok orang yang juga terinfeksi mulai memburunya. Karena itulah dia dan keluarganya mulai melarikan diri. Sayangnya, tempat persembunyian mereka selalu ditemukan. Walaupun Jae Wook sudah melawan mereka dengan segenap tenaganya, pada saat itu istri dan putranya, tetap tidak bisa dia lindungi.

“Selain yang sudah terbunuh tadi, apa anda pernah melihat yang lainnya?” tanya Ji Sang dan Jae Wook menjawab belum pernah. Dia juga mengaku sebelum dia bertemu dengan Ji Sang, dia selalu sendirian. Dia kemudian balik bertanya tentang bagaimana Ji Sang sendiri.

“Bertahun2 lalu, saya dan keluarga juga dalam pelarian.” Jawab Ji Sang dan Jae Wook pura2 tak tahu, dia bertanya apa keluarga Ji Sang juga terbunuh. Ji Sang tak menjawab dia hanya diam saja.


Di ruangannya, Ji Tae membuka2 sebuah buku sepertinya itu adalah buku catatan milik ayahnya. Dari sampel yang ada di buku itu, Ji Tae merasa gambarnya ada kemiripan dengan luka memar yang ada pada pasien Ji Sang. 




Di kamar rawat, lagi2 Hye Ri menyuntikan sesuatu di infus milik pasien Ji Sang. Setelah Hye Ri keluar, Ji Tae masuk dan memeriksa keadaan pasien. Tanpa Ji tae sadari, ada kamera cctv yang menangkap gambar dirinya sedang memperhatikan lengan si pasien. Dan apa yang di lakukannya, sudah diketahui oleh pihak keamanan.


Di rumah Ji Sang menceritakan tentang Jae Wook pada Hyun Woo. Mendengar cerita Ji Sang itu, Hyun Woo jadi penasaran akan satu hal, dia penasaran kenapa Jae Wook punya suhu tubuh seperti manusia biasa, padahal dia orang yang terinfeksi juga seperti Ji Sang. Bukan hanya itu, Jae Wook juga memiliki frekuensi tinggi dan aroma tubuhnya pun seperti manusia biasa yang tidak terinfeksi. Ji Sang mengaku kalau dia juga penasaran dan ingin menanyakannya, tapi dia pikir Jae Wook tidak akan memberitahukannya soal itu. Namun Hyun Woo menyarankan kalau Ji Sang tetap berusaha untuk mencari tahu jawabannya dengan bertanya padanya, karena hal itu adalah hal penting menyangkut VBT-01.


Ri Ta masih terdiam di sofa-nya. Dia masih tak percaya dengan apa yang dia tahu tentang Ji Sang. Mulai dari suhu tubuh yang tinggi dan luka yang bisa sembuh dengan sendirinya, bahkan tak meninggalkan bekas sedikitpun.


Ji Sang sendiri juga tidak bisa tidur, dia terus teringat pada Ri Ta yang sudah melihat pipi mulusnya dan yang membuat dia kepikiran adalah Ri Ta tak mengatakan apapun tentang hal itu padanya.

Di rumah sakit, Ji Sang berpapasan dengan Jae Wook dan Jae Wook berkata kalau dia akan lebih senang jika bisa berbincang dengan Ji Sang lebih lama lagi di lain waktu. Jae Wook bahkan menawarkan agar Ji Sang bisa meminta tolong padanya, jika dia membutuhkan sesuatu. 


Ri Ta sedang memeriksa kondiri pasiennya, saat dia melihat Ji Sang datang, dia langsung berjalan pergi tanpa memperdulikan kedatangan Ji Sang. Ji Sang terlihat sedih dengan sikap Ri Ta, karena sebelumnya Ri Ta berkata kalau dia  tahu perasaan Ji Sang yang kehilangan ibunya. 



Ketua Yoo menemui dokter dari rumah sakit lain, dokter itu adalah dokter yang memeriksa dirinya. Ketua Yoo sengaja tidak memeriksakan diri di rumah sakitnya sendiri karena dia tak mau semua orang di Taemin tahu tentang penyakitnya. 

“kelumpuhannya menyebar dari saraf tulang belakang ke saraf motorik anda.” Jelas dokter itu tentang kondisi ketua Yoo. Dokter itupun menyuruh Ketua Yoo untuk berobat dan memeriksakan diri di rumah sakitnya sendiri, yaitu taemin. Karena disana banyak dokter2 lulusan terbaik dan juga merupakan rumah sakit terbaik di korea. Namun Ketua Yoo tidak mau, dia tak mau orang-orang di rumah sakitnya tau tentang kondisinya, bukan hanya orang2 di rumah sakitnya, dia juga mau semua orang di dunia ini tak tahu penyakitnya, jadi dia meminta si dokter yang memeriksanya itu untuk merahasiakannya. Ketua Yoo meminta si dokter untuk bisa membuatnya bertahan seperti orang sehat dalam waktu beberapa bulan saja, walaupun dia harus mengkonsumsi obat dengan dosis tinggi. Di akhir percakapan Ketua Yoo baru menyebut nama si dokter, jadi kita panggil saja ne doker dengan sebutan “dr Park” untuk lain kesempatan.


Ketua Keamanan menemui Jae Wook dan melaporkan apa yang Ji tae lakukan semalam. Tentu saja Jae Wook menyadari kalau Ji tae mulai curiga padanya karena Ji Tae bukan dokter yang bertanggung jawab pada pasien itu, jadi tak ada alasan lain dia memeriksa pasien itu selain karena dia mulai curiga pada apa yang mereka lakukan. Selain informasi itu, ketua keamanan juga memberitahu Jae Wook kalau polisi melakukan penyelidikan pada kematian Nam Dong Pal ( pasien mabuk yang di keluarkan dari rumah sakit dan di bunuh oleh anak buah Jae Wook ). Polisi menghubungi rumah sakit Taemin karena sebelumnya Dong Pal di rawat di rumah sakit tersebut, jadi polisi hanya ingin mengkonfirmasikannya. Dengan sedikit panik, Jae Wook bertanya apa polisi melakukan pemeriksaan resmi pada tubuh Dong Pal. Si Ketua keamanan menjawab tidak, karena menurut prosedur, Dong Pal akan di kremasi pagi ini. 


Ri Ta sedang bersama ibu angkatnya, dia menceritakan pada pada ibunya itu kalau dia lagi2 melihat sesuatu yang tak masuk logika, seperti kekuatan supranatural. Mendengar itu, si suter bertanya apa Ri ta bertemu dengan anak laki2 itu lagi. Ri Ta menjawab kalau hal itu tidak ada hubungannya dengan anak laki2 itu. Suster lalu berkata kalau Ri Ta memiliki mata yang tajam, jadi dia pasti dapat melihat hal2 yang sulit dipercaya seperti itu, seperti Ri Ta kecilnya.

Ri Ta memeluk ibu angkatnya itu dan bertanya apa dia masih terlihat seperti anak kecil di matanya. Si suster menjawab kalau bukan fisik Ri ta yang seperti anak kecil melainkan hatinya. 


Ji Sang berpapasan dengan Soo Eun dan dia pun memanggilnya untuk menanyakan tentang Ri Ta. Dia bertanya apa benar ibu Ri Ta sudah meninggal. Soo Eun terkejut dengan pertanyaan Ji Sang dan diapun mengatakan kalau Ri ta pernah mengalami kecelakaan kecil saat dia masih muda. 

“Kecelakaan? Apa yang terjadi?” tanya Ji Sang penasaran namun Soo Eun tidak bisa memberitahunya, dia ingin Ji Sang bertanya sendiri pada Ri ta. 

“Kau pasti tau, dr Yoo dan aku tidak mendiskusikan hal pribadi seperti itu. aku minta tolong padamu.” Ucap Ji Sang.

Soo Eun menghela nafas, “Kalau begitu jangan memberitahunya kalau aku yang menceritakannya.” Ucap Soo Eun memberi syarat.

Ji Sang sudah berada di ruang kerjanya, dia kemudian teringat kembali pada apa yang Soo Eun ceritakan padanya tentang kedua orang tua Ri Ta.


“Dulu, kedua orang tua Ri Ta mengalami kecelakaan.”

“Kecelakaan?”

“Chae Yeon... maksudku... Saat Ri Ta masih kecil dia pergi ke Pulau Jeju bersama keluarganya. Mereka pergi ke hutan.... tapi Ri Ta tersesat. Orang tuanya mencarinya kemana-mana. Dan di sana ada jurang...”


Cerita Soo Eun terpotong sampai di situ dan sekarang kita beralih pada pasien Ji Sang yang merasa kedinginan, tapi saat perawat memeriksa suhu tubuhnya dengan menggunakan alat, dia dalam keadaan normal. Agar pasien itu merasa tenang, si perawat pun menyuruhnya untuk mengadukan apa yang dia rasakan pada dokter yang memeriksanya nanti. 

Ketua perawat bertanya pada perawat tadi tentang keberadaan perawat Choi. Perawat itupun menjawab kalau perawat Choi sedang mengurus proses transfer pasien perempuan baru mereka. ketua Perawat dapat dengan cepat mengetahui pasien mana yang perawat itu maksud, pasien dengan kanker hati. Yang membuat Ketua perawat itu kasihan pada pasien tersebut adalah karena pasien itu masih berumur sangat muda. 

Tepat disaat itu, orang yang mereka sedang bicarakan muncul bersama perawat Choi. Pasien itu memberontak ingin pergi, dia tak mau di rawat dirumah sakit. Dia terus berteriak-teriak pada semua orang yang menyuruhnya untuk tinggal di rumah sakit dan menerima perawatan. Pasien itu bernama Lee Na Jung. 

Melihat tingkah Na Jung, Ketua Perawat pun memarahinya karena sudah bicara kasar pada orang yang lebih tua darinya. Bukannya takut, Na Jung malah balik berteriak pada ketua perawat dengan bertanya “Siapa lagi kau?”


Karena Perawat Choi tidak bisa sendirian membawa Na Jung, akhirnya dia dibantu oleh perawat yang tadi. Saat akan di ganti pakaiannya, Na Jung terus memberontak dan memukulkan bantal pada mereka. 

“Berhenti sekarang juga!!” ucap Ri Ta pada anak itu. “Kau.... beraninya kau bicara sekasar itu paada yang lebih tua.”

“Aku melakukan yang kuinginkan. Memangnya kenapa?” teriak Na Jung pada Ri Ta. Ri Ta pun menghampirinya dan memukul kepalanya. “Kenapa kau memukulku?” teriak Na Jung kesal.


“Aku melakukan yang kuinginkan. Memangnya kenapa?” jaawab Ri Ta.

“Dokter macam apa yang memukul orang?”

“Dokter macam apa? Aku, melakukan sesuai kehendakku. Lalu kenapa?” jawab Ri Ta yang mengikuti ucapan Na Jung. Na Jung kesal dan hendak pergi, namun Ri ta mencegahnya. Ri Ta membuang bantal yang Na Jung pegang dan mendudukannya ke tempat tidur.


“Dengarkan baik2. Tak masalah jika kau menyakiti perasaan orang2 disekitarmu dan berbicara dengan kasar. Tapi melakukan ini pada orang2 yang mencoba membuatmu lebih sehat adalah hal yang paling buruk. Tidak perduli bagaimana kau berpura-pura pintar dan kuat. Mengerti?” ucap Ri ta dan anak pun itu terdiam.


Kyung In sedang bersama Ketua Yoo, mereka sedang membicarakan tentang hotel yang ingin mereka beli. Karena si pemilik memasang harga tinggi pada hotel itu, jadi mereka kesulitan untuk membelinya. Kyung In membuat rencana dengan menyebar sebuah rumor diantara kreditor hotel itu agar pembayaran cicilan dimajukan sehingga hotel yang bernama Hanche itu membutuhkan batuan dana secepatnya. Dan pada kesempatan itulah mereka datang dan membantu mereka. 

“Ini akan menjadi sama sperti yang terjadi pada perusahaan farmasi Sung Yoo 5 tahun lalu.” Ucap Ketua Yoo yang ternyata sudah menggunakan cara itu untuk mendapatkan tempat lain yang dia inginkan. 

Kyung In lalu membahas tentang tim  pengembangan obat baru,  berbeda dengan pembahasan sebelumnya untuk pembahasan yang ini, Ketua Yoo terlihat tertutup pada Kyung In. Dia bahkan tidak perduli walau para dokter lain memprotes tentag keberadaan tim itu. Karena Ketua Yoo begitu mempercayakannya pada Jae Wook. 

Ketua Yoo hendak meminum minumannya, namun tangannya gemetaran dan Kyung In melihat hal itu. tentu saja hal itu membuat Kyung In terkejut namun dia tidak mengatakan apa2 karena Ketua Yoo sendiri tidak mau memberitahukan kenapa tangannya gemetaran seperti. Ketua Yoo kemudian memilih pergi tanpa meminum teh-nya. 


Ji Sang memeriksa pasiennya dan pasien itu dalam keadaan normal dan stabil. Namun si pasien tetap saja merasa kedinginan. Selain kedinginan, si pasien juga mengeluh kalau merasa haus dan tenggorokannya terasa kering. Saat di tanya apa si pasien mempunyai penyakit lain selain kanker hati, si pasien menjawab tidak, dia hanya pernah mengalami demam tinggi dan hampir mati, namun dia tidak pergi ke rumah sakit karena seminggu kemudian demamnya turun. Karena minggu depan adalah jadwal si pasien maka Ji Sang pun akan melakukan pemeriksaan pada darah si pasien. 


Hye Ri melapor pada Jae Wook kalau Ji Sang meminta hasil pemeriksaan darah pasien itu. Pasien itu bernama Gong Ja Bok. Jae Wook pun membiarkan Ji Sang mendapatkan hasil tes darahnya, namun sebelumnya Hye Ri harus menghapus terlebih dahulu hal2 yang berhubungan dengan serum mereka. 

Saat keluar dari ruang pasien, Ji Sang perpapasan dengan Ri Ta. Lagi2 Ri Ta hendak berlalu pergi begitu saja namun kali ini Ji Sang memanggilnya. 

“Aku ini apa? Sebuah hologram? Kau berjalan menghindariku setiap kali kau melihatku.” Ucap Ji Sang.

‘Bukankah aku sudah menganggukkan kepala padamu?” jawab Ri Ta dan Ji Sang pun mengajak Ri Ta untuk bicara berdua. 


Setelah mereka hanya berdua, Ji Sang bertanya apa alasan Ri Ta menghindarinya. 

“Ya, benar. Sejujurnya, kupikir aku menjadi lebih dan lebih aneh karenamu, manager. Bukan hanya aneh, tapi menjadi gila. Kau tidak tahu apa2 tentangku.... tapi dulu, aku mengalami sesuat seperti ini juga. Perasaan menjadi orang gila... aku sudah pernah merasakan sebelumnya. Jadi, aku merasa benar2 buruk sekarang. Tidak peduli siapa yang kuberitahu, aku hanya akan dicap sebagai orang gila lagi. Bergulat dengan rasa frustasiku sendiri selamanya... “ ucap Ri Ta dan belum selesai dia berkata2, Ji Sang langsung mengambil tangan Ri ta dan menempelkannya ke leherrnya.


“Dinginkan? Seperti mayat?” ucap Ji Sang dan Ri Ta terdiam. “Kau benar, aku memiliki penyakit. Penyakit langka yang tidak di ketahui oleh dunia. Jadi, tubuhku tidak normal. Kau benar soal itu, dr Yoo. Kau tidak gila, dr Yoo. Tidak bagiku. Tapi kau bisa berpuas hati karenanya. Mulai sekarang, lupakan tentang semua ini. Ini bukan perintah... ini permintaan. Bahkan jika kau mengetahui penyakitku, tak ada yang dapat kau lakukan tentangnya. Sama seperti tak ada yang bisa kulakukan atas penyakitku ini sendiri. Aku tidak memintamu untuk merahasiakan ini demi diriku. Karena aku percaya kau akan merahasiakannya.” Ucap Ji Sang dan hendak pergi. Namun Ri Ta memintanya berhenti. Secara perlahan Ri ta membuka plester yang ada di pipi Ji Sang. Ji Sang sendiri tak bisa mencegahnya.


Ri Ta shock saat menyadari kalau apa yang dia lihat memang benar. Pipi Ji Sang tidak terluka sedikitpun, lukanya bisa sembuh dengan seketika. Dengan mata berkaca2 Ri Ta berkata kalau Ji Sang ternyata baik2 saja, tapi Ji Sang sebelumnya malah meneriakinya.


Ji Sang tersenyum dan menggenggam tangan Ri Ta lalu mengambil plasternya kemudian berjalan pergi. Ri Ta sendri masih tak percaya pada apa yang dia lihat.

Di ruangannya, Kyung In terus kepikiran dengan kondisi kesehatan Ketua Yoo, karena dia sudah dua kali melihat Ketua Yoo terlihat sakit. Dia kemudian menelpon seseorang yang bernama dr Han dan meminta bertemu. 

Bersambung
Sinopsis Blood Episode 7 part 2

Enter your email address to get update from Kompi Ajaib.
Print PDF
Next
« Prev Post
Previous
Next Post »

4 komentar

Mksh ya mba dah lanjutin bkin sinop drama ini...aq tunggu2 bgt postingan selanjut nya...^_^

Balas

Di tunggu part selanjutnya
Pliss jangan lama lama yah soalnya aku dah ga sabarnih :D

Balas

sabar yh.... sore ntar bru bs buka leptop lg

Balas

loading...
Copyright © 2013. Drama Populer - All Rights Reserved | Template Created by Kompi Ajaib Proudly powered by Blogger