logo blog
Selamat Datang Di Blog Kompi Males
Terima kasih atas kunjungan Anda di blog Kompi Males,
semoga apa yang saya share di sini bisa bermanfaat dan memberikan motivasi pada kita semua
untuk terus berkarya dan berbuat sesuatu yang bisa berguna untuk orang banyak.
loading...

Sinopsis Blood Episode 9 Part 2


Ri Ta sedang berada di kamtornya saat dia mendapatkan sms untuk menghadiri rapat yang dibuat oleh Ji Sang. Ji Sang menyelenggarakan rapat itu untuk mengatakan pada semua dokter kalau sebab alasan kesehatan untuk sementara waktu dia tidak bisa melakukan operasi.  Dia mengaku kalau dia sedang mengidap panic disorder. Mendengar alasan itu tentu saja hanya membuat Jae Wook tersenyum sedangkan Ri Ta melihat ke arah Ji Sang dengan pandangan tak percaya. 

Ji Sang berjanji kalau penyakit itu akan sembuh dalam waktu 2 bulan, jadi dia tidak bisa melakukan operasi sampai 2 bulan kedepan sehingga dia meminta bantuan dokter lain untuk menggantikan tugasnya dan untuk sekarang ini, dokter yang membantunya adalah Ri Ta. Ri Ta ikut bicara, dia mengatakan kalau dia bersedia menjadi pengganti Ji Sang sampai 2 bulan kedepan dan dia juga  menyarankan agar Ji sang cuti sementara dari rumah sakit saat masa penyembuhan. 


Baru saja Ri Ta menyelesaikan kata2nya Il Nam langsung membuka suara dengan meminta semua dokter yang ada di sana untuk membantu Ji Sang, dia mengajak semua dokter untuk menyempatkan waktu menggantikan jadwal operasi Ji Sang jika pada hari itu, Ri Ta terlalu banyak jadwal operasi. Sikap Il Nam yang berubah baik pada Ji Sang tentu saja membuat semua orang terkejut dan tak tak nyaman. Jae Wook pun ikut bicara dengan mengatakan kalau dia setuju dengan apa yang dikatakan Il Nam dan akhirnya mereka semua sepakat memberikan Ji Sang waktu 2 bulan dan bersedia mengambil alih jadwal operasinya. 


Selesai rapat, Il Nam menghampiri Ji Sang dan menyarankan agar Ji Sang berkonsultasi dengan dokter specialis. Il Nam hendak mengenalkan Ji Sang dengan teman sekelasnya dulu saat di Stanford yang merupakan spesialis dalam menangani panic disorder. Ji Sang menolak. Il Nam kemudian mengatakan kalau dia akan memperkenalkan Ji Sang dengan wanita cantik, karena untuk gangguan kejiwaan dengan sebuah hubungan akan dapat menjadi obat. 


“Aku berterima kasih atas perhatianmu.” Ucap Ji Sang dan pergi. Gerrard dan Ho Young menghampiri Il Nam dan bertanya kenapa kenapa Il Nam sekarang sangat baik dengan Ji Sang padahal sebelumnya dia selalu menyebut Ji Sang dengan sebutan “psikopat”. Il Nam pun menjawab kalau dia melakukan semua itu karena dia hanya mulai menyukai Ji Sang saja, rasa suka antara manusia dengan manusia. 



Ga Yeon mendapat telepon dari seseorang yang memberitahunya tentang Na Jung. Dengan panik Ga Yeon langsung berl ari mencarinya. Dimana Na Jung ? ternyata dia berada di atap gedung. Tak ingin terjadi apa2 Ga Yeon langsung menurunkan Na Jung dari pagar. Ga Yeon berusaha memberitahu Na Jung kalau apa yang dia lakukan sangat berbahaya. Namun masih dengan sikap kasarnya, Na Jung menjawab kalau kanker hati yang dia derita itu yang lebih berbahaya. Ga yeon meminta Na Jung berhenti berkata tentang kematian dan Na Jung menjawab kalau tak akan lama lagi dia juga pasti akan mati.

“Dokter cantik itu akan melakukan operasi padamu.” Ucap Ga yeon dan dokter yang dia maksud adalah Ri Ta.

“Cantik? Dia terlihat memiliki temperamen yang buruk.” Ucap Na Jung dan Ga yeon pun mengajaknya masuk kembali ke kamar rawatnya. Karena Ga Yeon berkata kalau dia sangat mengkhawatirkan Na Jung, jadi Na Jung pun menurut saat di bawa kembali ke kamar.



Ji Sang hendak masuk ke dalam ruangannya, namun di depan ruangan dia sudah melihat Jae Wook  menunggunya. Jae Wook berkata kalau Ji Sang tidak akan bisa sembuh jika dia tidak meminum darah. Ji Sang sendri dengan sangat percaya mengatakan kalau dia pasti akan menemukan caranya. Jae Wook mengingatkan Ji Sang kalau penolakannya untuk minum darah adalah perbuatan berbahaya dan ceroboh. Ji Sang menjawab kalau dia tak masalah melakukan hal yang berbahaya dan ceroboh, daripada dia harus meminum darah anak-anak. Mendengar pernyataan itu tentu saja Jae Wook terkejut, akhirnya dia menyadari kalau darah yang Ji Sang minta kemarin memang bukan untuk diminum melainkan untuk diteliti. 

Ji Sang berkata kalau dia merasa sudah dibohongi karena dinegara manapun tidak bisa mendapatkan darah anak2 secara legal sekalipun di negara yang melegalkan penjual belian darah.  Jae Wook menjawab kalau dia sudah membeli darah2 itu dengan harga sangat tinggi, selain itu dia juga memastikan kalau anak2 itu tidak ditelantarkan dan tidak dibiarkan kelaparan. 

“Jadi, apakah  itu membenarkan anda meminum darah mereka?” tanya Ji Sang.

“Dibandingkan malaikat yang memberi rasa sakit dan kegelisahan. Aku memilih iblis yang memben kebahagiaan dan kenyamanan. Dan... aku tidak mengambil jiwa mereka, aku hanya mengambil darah mereka.” jelas Jae Wook.

“kalau begitu, silahkan lakukan sesuai kehendak anda, jangan melibatkanku di dalamnya.” Ucap Ji Sang dan Jae Wook mengingatkan Ji Sang kalau dia sudah melakukan hal yang akan membuat dirinya susah sendiri. Ji Sang menjawab kalau dia akan  terus melakukan prinsipnya dan berjanji tidak akan merasakan darah itu. Ji Sang pun masuk ke ruangannya dan meninggalkan Jae Wook sendirian. 


Di ruangannya, Kyung In membukan amplop yang berisi tentang semua hal yang berkaitan dengan Jae Wook. Dari data itu diinformasikan kalau semua aset yang dimiliki Jae Wook terlihat wajar dan tidak ada yang mencurigakan tentang keuangannya. Hubungan sosial Jae Wook juga terlihat normal, namun Jae Wook tetap menjaga jarak antara perusahaan farmasi dan pengembangan bisnis. Kyung In lalu menelpon seorang editor dan mengatakan kalau persiapannya sudah berjalan lancar. SI editor itu pun berjanji kalau artikelnya akan terbit besok pagi. 

Ri Ta hendak masuk ke dalam ruangan Ja Bok di rawat namun dia tak diizinkan masuk oleh penjaga.  Tentu saja hal itu membuat Ri ta kesal. Tepat disaat itu Jae Wook muncul dan memberi izin Ri Ta masuk karena dia akan masuk bersama Jae Wook. 



Kondisi tubuh Ja Bok sekarang semakin parah, wajahnya merah-merah. Jae Wook menjelaskan kalau itu marupakan gejala dari virus yang menyerang Ja Bok. Ri Ta sempat terkejut saat mengetahui suhu tubuh Ja Bok mencapai 40 derajat celcius, padahal kemarin Ja Bok terlihat biasa-biasa saja. Jae Wook menjelaskan kalau gejala akibat virus itu bisa muncul dalam hitungan jam. Namun Ri Ta bukanlah orang yang bisa dengan begitu saja di bohongi, dia merasa Jae Wook sudah menyembunyikan sesuatu. 


Soo Eun membuat kesimpulan dari data dan dokumen yang Ji Tae berikan padanya. Dia pikir si peniliti memilai semuanya  dari sisa-sisa kerangka di Kochenia. Ji Tae membenarkan karena dari apa yang di katakan sang peneliti, akibat cerita yang dia dengar dari laki2 tua yang tinggal di daerah itu, diapun mejadi penasarann dan kemudian menggali kuburannya secara rahasia. 

“Lalu ini V?T-?1... bagian ini dihapus di tengah-tengah, jadi aku tida bisa mengetahui apa ini.” Ucap Soo Eun, euuum ternyata mereka belum tahu apa nama virusnya.

“Sepertinya itu nama dari virus itu, yang dinamai sendiri oleh si peneliti.”

“Karena terdapat V di dalamnya tidakkan manajer berpikir peneliti itu merujuk pada vampire?” tanya Soo Eun dan Ji tae setuju akan hal itu. Si peneliti menghipotesa kalau makhluk itu merupakan akibat infeksi dari sebuah virus.  

“Sayangnya, aku tidak tahu bagaimana mencocokkan semua ini.” Ucap Soo Eun sambil menunjuk ke tulisan “Virus Physeal Plate”. ‘Aku tidak tahu perkembangan virus ini.”

Ji Tae pun berkata kalau dia juga belum menemukan jawabannya. Soo Eun dengan wajah terkejut mengatakan kalau sepertinya orang2 yang terinfeksi virus itu akan bertransformasi dan meminum darah manusia. Tepat disaat itu, terdengar suara ketukan pintu dan dengan cepat Soo Eun menghapus tulisan yang ada di papan tulis.


Orang yang datang adalah Ri Ta, melihat Soo Eun yang terburu-buru menghapus, Ri Ta pun jadi penasaran dengan apa yang tertulis di papan itu dan apa yang mereka diskusikan sebelumnya. Namun dia tak menanyakan hal itu langsung disana. 

Soo Eun melihat wajah Ri Ta yang pucat dan saat di tanya kenapa, Ri Ta hanya menjawab kalau dia hanya merasa sedikit kelelahan. Ji Tae lalu bertanya kenapa Ri ta datang. Ri Tapun berkata kalau ada hal yang ingin dia diskusikan dengan Ji Tae. 



Dokter yang sebelumnya di suruh memeriksa Ja Bok mendatangi Jae Wook dan mengatakan kalau dia ingin mendiskusikan sesuatu dengan Jae Wook. Dokter itu mengaku kalau ini kali pertamanya dia melihat penyakit yang di derita Ja Bok  dan dia sendiri tidak tahu penyakit apa itu sebenarnya. Jadi kalau kondisi Ja Bok semakin memburuk, mereka tidak bisa melanjutkan perawatannya. 

“Peranmu adalah untuk memanipulasi data medis dan tidak terlibat langsung dengan pasien.” Ucap Jae Wook dan dokter itu mengiyakan kalau memang seperti itulah kesepakatan diantara mereka. Namun Ji Tae dari departemen hematoma sedang mengobservasinya, dan si dokter merasa kalau Ji tae adalah dokter yang tidak bisa di bohongi. Jae Wook pun menjawab kalau dia yang akan mengurus tentang Ji Tae. 

Sebelum pergi si dokter berkata kalau dia sudah meninggalkan hati nuraninya saat melakukan semua perintah Jae Wook, walaupun begitu dia tetap merasa berat. Jadi, dia meminta “perhatian” lebih dari Jae Wook untuk imbalannya. Jae Wook tersenyum dan dia mengerti maksud si dokter. Namun setelah si dokter berjalan keluar, senyum di wajah Jae Wook pun menghilang dan berubah dengan ekspresi tak senang.


Kita kembali lagi ke ruangan hematoma dimana Ji tae berkata kalau tidaklah wajah jika sebuah virus berkembang biak dalam sehari. Ri Ta lalu menyarankan untuk mendiskusikannya dengan dr Lee, dokter dari bagian  organ dalam ( dokter yang dimaksud adalah dokter yang menemui Jae Wook sebelumnya). Ji Tae menjawab kalau dr  Lee pasti tidak akan memberitahu mereka kondisi Ja Bok yang sebenarnya, karena dr Lee sudah bekerja sama dengan Jae Wook. 

Ji Tae lalu bertanya apa Ri Ta tidak apa2 jika ketahuan memprotes proyek dari Ketua Yoo. Ri Ta menjawab walaupun itu adalah proyek pamannya sendiri, dia tidak bisa mengabaikan antara hal yang benar dan yang salah. Mendengar pernyataan itu, Ji Tae pun meminta maaf atas penilaiannya selama ini pada Ri Ta. 

“Apa ini? Suasana di tempat ini membuatku merinding!” ucap Soo Eun, karena di episode2 awal, Ji Tae dan Ri Ta di ceritakan bukanlah dokter yang akur. “Meski begitu.... kenapa kita tidak menggelar rapat resmi saja?” usul Soo Eun dan Ji Tae menjawab kalau hal itu hanya akan sia2 karena Jae Wook pasti akan mengeluarkan perisainya dan itu hanya akan membuat mereka terlihat bodoh.


“Mari beri tembakan peringatan untuk sekarang.” Ucap Ji Sang yang tiba2 muncul dan ikut bergabung. Melihat kedatangan Ji Sang, Ji Tae merasa senang karena akhirnya Ji Sang memilih untuk ikut bergabung dengannya. Berbeda dengan Ji Tae, Ri Ta merasa tak nyaman dengan kedatangan Ji Sang. 



Pandangan Ri Ta kemudian beralih ke papan tulis yang samar2 tertulis tulisan “vampire”. Ri Ta pun melihat ke arah Soo Eun dan meminta penjelasan.Merekapun sekarang sudah berada di tempat istirahat. Ri Ta terus meminta Soo Eun menjelaskan tentang tulisan yang ada di papan tulis tadi. Karena Ri ta membawa-bawa persahabatan mereka, akhirnya Soo Eun pun menceritakan semuanya.



Karena pasien Ji Sang tidak kunjung sembuh, maka pihak rumah sakit hendak mengeluarkanya. Orang yang datang mengatakan itu mengaku kalau Ji Sang lah yang menyarankan hal tersebut. 

“Siapa bilang aku yang menyarankanya?” ucap Ji Sang yang tiba2 muncul. “Pasien ini masih menerima terapi kanker, jadi pergilah.” Ucap Ji Sang dan orang itu pun tak bisa berkata apa2 lagi. Ji Sang berjalan keluar dan Ga yeon langsung memeluk putri pasien saking senangnya, karena pembelaan dari Ji Sang. 


Soo Eun menceritakan tentang apa yang sedang dia terliti bersama Ji Tae. Mendengar kalau memungkinan tentang vampire itu ada, langsung membuat Ri ta shock dan lemah, sampai2 dia tidak bisa berdiri sendiri.  Melihat kondisi Ri Ta, Soo Eun langsung panik dan membawanya pulang.


Ji Sang dan Ga Yeon memeriksa suster Sylvia. Seperti sebelumnya, yang ditanyakan suster adalah kapan dia akan mati, karena dia merasa dia sudah siap mengahadapinya. Ji Sang menjawab kalau bukan sekarang waktunya, untuk  suster pergi ke sisi Tuhan, jadi dia minta agar suster tidak menanyakan pertanyaan seperti itu lagi. Mendengar ucapan Ji Sang yang begitu lembut pada suster sylvia, membuat Ga Yeon heran.


Saking penasarannya, dia pun tak tahan untuk tidak bertanya. Dia bertanya kenapa Ji Sang memperlakukan Suster Sylvia begitu berbeda dengan pasien lain, dimana kalau pasien lain Ji Sang akan mengatakan tentang kondisi yang sebenarnya.

“Suster Sylvia.... tidak memerlukan persiapan atas kematian.’” Jawab Ji Sang dan yang dimaksud dengan persiapan kematian adalah kalau pasien lain membutuhkan kesiapan diri semacam itu dalam menghadapi kematian mereka, sedangkan suster Sylvia tidak membutuhkan persiapan seperti itu. 

Ga Yeon mengerti dan sedikit ragu, dia meminta Ji Sang mentraktirnya. Ji Sang terdiam dan itu membuat Ga Yeon merasa sudah melakukan hal yang salah sehingga dia mengucapkan maaf.

“Aku membenci makanan yang terbut dari tepung, pedas, asin atau berminyak. Jadi pilihlah selain itu. juga.... bukan makanan dari hewan berkaki empat. Pada hari jum’at.” Ucap Ji Sang dan tentu saja Ga yeon senang mendengarnya. Tepat disaat akan pergi, Ji Sang mendapat telepon dari seseorang.


Dengan langkah gontai, Ri Ta menjatuhkan dirinya ke tempat tidur. Ri Ta sudah berada di rumah.


Ternyata yang menelpon Ji Sang adalah perawat yang berjaga di depan bangsal 21A. Mereka mengatakan pada Ji Sang kalau semua pasien di bangsal 21 A bersikap aneh. Banyak pasien yang menunjukkan gejala tinnitus. Ji Sang bertanya apa Tim Pengembangan Obat Baru berkata kalau mereka yang akan mengurus mereka semua.  Perawat itupun mengiyakan. 

“Aku tidak seharusnya mengatakan ini. Tapi mereka sungguh berisik.” Keluh perawat itu dan pernyataan itu di dukung oleh temannya. 



“Mungkinkah... ada pasien dengan hipersensitifitas bersamaan dengan tinnitus itu?” tanya Ji Sang dan perawat itu berpikir sejenak lalu berkata kalau ada beberapa pasien yang memintanya untuk mematikan lampu di lorong setiap malam, karena mereka beralasan  cahaya lampu membuat mata mereka pedih, dan akhirnya lorong itu jadi sangat gelap. Perawat itu kemudian berteriak ketakutan, ternyata ada seorang pasien yang menempel di kaca dan menatap seram ke arah mereka. Ji Sang lalu melihat ke arah pasien lain yang sepertinya merasa sakit telinga.

Apa yang terjadi sebenarnya.... tunggu di sinopsis part selanjutnya....
Bersambung
Sinopsis Blood episode 9 part 3

Enter your email address to get update from Kompi Ajaib.
Print PDF
Next
« Prev Post
Previous
Next Post »

loading...
Copyright © 2013. Drama Populer - All Rights Reserved | Template Created by Kompi Ajaib Proudly powered by Blogger