logo blog
Selamat Datang Di Blog Kompi Males
Terima kasih atas kunjungan Anda di blog Kompi Males,
semoga apa yang saya share di sini bisa bermanfaat dan memberikan motivasi pada kita semua
untuk terus berkarya dan berbuat sesuatu yang bisa berguna untuk orang banyak.
loading...

Sinopsis Pinocchio Episode 2 Part 2

Sinopsis Pinocchio episode 2 part 2. Pada part sebelumnya diceritakan kalau Chan Soo marah karena sudah ditolak oleh In Ha dan saking marahnya dia mendorong sepeda yang sudah dia berikan pada In Ha,hingga membuat baut rem sepeda itu lepas. Dal Po melihatnya namun dia tak berbuat apa-apa, karena dia pikir In Ha pasti juga bisa melihatnya. Namun anggapan Dal Po salah, In Ha tidak melihat rem yang rusak itu dan dengan santai mengendarai sepedanya pulang. Apa yang akan terjadi pada In Ha? Yuk lanjut sinopsisnya.

Sinopsis Pinocchio episode 2 part 1

Sinopsis Pinocchio episode 2 part 2


Melihat In Ha tetap menaiki sepeda-nya, Dal Po langsung bergegas pergi dan mengejar In Ha. DI tengah perjalanan, In Ha baru menyadari kalau rem sepeda-nya blong dan dia mulai kehilangan kendali. In Ha ketakutan dan terus berteriak. Dal Po dengan sigap menangkap tubuh In Ha dan menariknya dari sepeda. Mereka pun terjatuh ke semak-semak dan sepeda In Ha sendiri terjungkal ke luar jalan.


In Ha bangun dan melihat kakinya berdarah. Saat menoleh ke arah Dal Po, In Ha langsung terkejut dan panik karena kepala Dal Po berdarah dan dia tak sadarkan diri.



Di ambulan In Ha terus menangis dan meminta anggota 119 untuk menyelamatkan Dal Po. In Ha tidak sadar kalau Dal Po sudah sadarkan diri dan mendengar apa yang dia katakan. In Ha takut kalau luka Dal Po menyebabkan pendarahan di otak dan membuatnya menjadi orang bodoh hingga Dal Po akan terus di bully di sekolah.

“Diamlah dan tutup mulutmu.” Ucap Dal Po yang kemudian langsung duduk. Tim medis 119 bertanya pada Dal Po tentang apa yang Dal Po rasakan, apa Dal Po merasa  pusing atau mual. Dal Po menjawab kalau dia tidak merasaka hal itu, dia merasa baik2 saja.

Walaupun mendengar hal itu, In Ha masih tetap khawatir pada Dal Po dan bertanya, “Siapa namaku? Ini berapa? Jawablah.” Tanya In ha sambil mengangkat jarinya.

Dal Po melirik ke arah tim medis dengan tatapan tak enak. Diapun menjawab kalau dia tidak untuk membuat In Ha diam dan berhenti khawatir yang berlebihan. Namun jawaban Dal Po malah membuat In Ha semakin khawatir karena dia menganggap Dal Po lupa ingatan sampai-sampai melupakan namanya. Wkwkkwwk... tak ingin In Ha mengatakan hal-hal yang aneh lagi, Dal Po langsung menjepit bibir In Ha dengan tangannya dan meminta maaf pada 119 karena sudah menyusahkan mereka.

Dal Po dan In Ha turun dari ambulan. Mereka pulang dengan berjalan kaki. Melihat In Ha yang berjalan dengan menahan rasa sakit di kakinya, Dol Pa pun menawarkan diri untuk menggendongnya dan In Ha tak menolaknya.




Saat berada di kapal, Dal Po melepas perbannya karena dia tak mau membuat Gong Pil khawatir jika mengetahui dia terluka. Dia kemudian meminta plaster pada In Ha untuk menutup lukanya, karena dia tidak bisa memasang plaster sendiri, In Ha pun membantu memasangnya. Untuk sejenak merekapun merasa salting, hehhehe.

In Ha lalu bertanya tentang  hasil tes Dal Po dan Dal Po pun menjawab kalau hasil itu benar2 hasil usahanya sendiri. Dia juga memberitahu In Ha kalau selama ini dia pura2 bodoh demi Gong Pil, dia tidak ingin membuat Gong Pil pingsan gara2 menyadari kalau Dal Po yang sekarang bukanlah Dal Po anaknya.

“Lalu kenapa kau menunjukkan kemampuanmu sekarang? Apa kau sangat ingin ikut kuis itu?” tanya In Ha penasaran, namun Dal Po tak mau menjawabnya. Dia berjanji tidak akan membuat In Ha ditampar oleh Chan Soo. Mendengar itu In Ha tersenyum.


Di rumah Dal Po membuka salah tabungan babinya yang dia beri nama Oh Soo. Setelah mengambil semua isi tabungan dan memasukkannya ke dalam dompet, Dal Po pergi. Saat ditanya Dal Pyeong, dia akan pergi kemana, Dal Po hanya menjawab kalau dia akan pergi ke rumah teman.

“Apa kau bisa memastikan ayah tidak menonton TV besok?” tanya Dal Po.

“Kita tidak punya TV. Membuatnya menonton TV adalah sebuah tantangan.” Jawab Dal Pyeong dan terus fokus pada pekerjaannya. Dal Po pun pergi dengan berjalan kaki,dia mengaku akan menginap di rumah temannya.

Dari dalam rumah In Ha mengintip dan saat Dal Po sudah pergi, In Ha keluar dan bertanya pada ayahnya kemana Dal Po akan pergi. Dal Pyeong pun hanya menjawab kalau Dal Po mau menginap di rumah temannya. Mendengar itu In Ha heran dan penasaran karena setau dia,Dal Po tidak punya teman.


Mumpung Dal Po tidak ada di rumah, In Ha menggunakan kesempatan itu untuk masuk ke dalam kamar Dal Po dan memeriksa semua barangnya. In Ha sedang mencari bukti untuk diberikan pada Chan Soo dan teman-teman lainnya kalau Dal Po sebenarnya tidak bodoh. Dari lemari komik milik Dal Po, In Ha menemukan buku tebal dengan judul sejarah inggris. Buku itu Dal Po pinjam dari perpustakaan Ohcheon Municipal.


Ternyata Dal Po bukan pergi ke rumah temannya,melainkan pergi ke Seoul dengan menggunakan uang yang dia ambil dari tabungannya. Disisi lain, In Ha yang masih penasaran pada otak Dal Po langsung pergi  ke Perpustakaan Ohcheol Municipal untuk membuktikannya. In Ha mencari buku yang mirip dengan buku yang Dal Po pinjam. Setelah mendapatkan buku yang sama, dia melihat kartu buku tersebut dan disana tertera nama Dal Po dimana Dal Po sudah meminjam buku tersebut tahun lalu. In Ha akhirnya menyadari kalau selama ini Dal Po sering meminjam buku dari perpusatakaan itu dan membacanya.


Dal Po sudah sampai di Seoul dan tempat tujuannya adalah The Qiuz Challenge Show. Ternyata dia datang ke Seoul untuk mengikuti kuis yang dimenangkan oleh Chan Soo itu. Karena dari pihak sekolah  tidak mempercayai kepandaiannya, jadi Dal Po memilih ikut tes seleksi langsung di Seoul untuk menjadi penantang Chan Soo.

In Ha sendiri sedang sibuk mengumpulkan semua kartu buku yang pernah Dal Po pinjam dan ternyata hampir semua buku yang ada di perpustakaan itu sudah pernah Dal Po baca. Setelah mendapatkan semua kartu buku itu, In Ha pun meng-kopinya. Sesampainya di rumah, In Ha langsung membuat poster yang berisi kopian kartu buku yang pernah Dal Po pinjam.


Peserta kuis yang akan mejadi penantang Chan Soo pun diumumkan dan nama “Choi Dal Po” yang keluar untuk menjadi penantangnya. Sekarang kita melihat Dal Po sudah berhadapan dengan Chan Soo karena Dal Po berhasil membuatnya turun kursi.


Ronde ke dua, dimana ada 20 soal dengan poin nilai mulai dari 30 sampai 50 poin. Soal pertama Dol Pa dapat menjawabnya dengan mulus dan itu langsung membuat teman-temannya kagum karena Chan Soo tidak mengetahui jawabannya, bahkan pak gurupun juga tidak tau jawabannya.

“Mungkinkah sebenarnya All –zero adalah anak jeniu.” Ucap Ji Hee bertanya2. Di pasar Dal Pyeong tanpa sengaja melihat acara kuis itu dan dia terkejut melihat Dal Po yang begitu pintar.

Melihat kepandaian Dal Po seorang anak mengatakan kalau Dal Po pasti tidak mencuri soal tes, tapi dia benar2 tahu semua jawabannya. Pak Guru pun bergumam kalau akhirnya Dal Po membuktikan dirinya tak bersalah dan bahkan Dal Po memberikan bukti yang sangat kuat dan tak bisa dipungkiri lagi. Mendengar itu In Ha tersenyum senang, dia pun teringat pada kata2 Dol Pa yang dengan yakin mengatakan kalau dia akan membuat Chan Soo tidak akan menampar wajah In Ha.

“Dia benar. Sepertinya aku tidak akan di tampar.” Ucap In Ha dan tersenyum senang.

Dal Po dan Chan Soo bersaing ketat sampai soal nomor 19, poin mereka tidak terpaut jauh dan mereka berdua sama-sama mempunya kesempatan menang karena untuk pertanyaan nomor 20, poinnya adalah 50. Pertanyaan terakhirnya adalah:

“Ada empat unsur kebebasan yang FDR sebutkan dalam pidatonya tentang perserikatan. Empat kebebasan dasar yang harus dinikmati oleh semua orang.” Ucap sipembawa acara membacakan pertanyaan.

 Dengan cepat Chan Soo memencet bel dan menjawab, “kebebasan berbicara... dan...” Chan Soo tidak bisa meneruskannya, dia tidak tahu jawabannya. Pertanyaan dilempar pada Chan Soo dan jika Dal Po bisa menjawabnya, maka dia menjadi pemenangnya.


Dal Po memencet bel dan menjawab, “Kebebasan beribadah, kebebasan dari kekurangan dan kebebasan dari rasa takut.” Jawab Dal Po dan untuk unsur yang keempat Dal Po sengaja tidak menjawabnya padahal unsur yang keempat itu sudah diucapkan oleh Chan Soo. Semua orang terkejut dengan apa yang Dal Po lakukan.

In Ha dan Gyo Dong bisa menebak kalau Dal Po sengaja melakukan hal itu, Dal Po sengaja menyerahkan jawabannya pada Chan Soo agar Chan Soo menang.


Kesempatan dikembalikan pada Chan Soo, awalnya Chan Soo terlihat ragu memencet bel, karena dia akan menang dengan cara yang dibilang memalukan. Namun dia tak punya pilihan lain. Diapun memencet bel dan mengucapkan unsur-unsur yang dikatakan oleh Dal Po ditambah dengan unsur yang dia ucapkan sebelumnya. Karena sudah dapat menyebutkan jawabannya dengan benar, maka Chan Soo pun dinyatakan sebagai pemenangnya.


Semua teman sekelas Dal Po tidak memberikan ekspresi bahagia saat mendengar nama Chan Soo sebagai pemenangnya, kecuali Ji Hee. Karena mereka semua tahu, pemenang sebenarnya dari kuis itu adalah Dal Po. Chan Soo sendiri, walaupun menang namun dia juga terlihat tak senang.

“Woow... sangat mengesankan.... All-Zero sangat mengesankan.” Ucap salah satu siswa dan siswa yang lain berkata kalau mereka jangan menyebut Dal Po dengan sebutan All-Zero lagi, mereka harus memanggilnya dengan sebutan All-Perfect.

“Manakjubkan bukan?” ucap In Ha.

“Apa? All Zero?” tanya Ji Hee.

“Bukan, kotak besar itu.” jawab In Ha.

“Kotak besar? Itu TV.”

“Sudah kubilang pada kalian jika semuanya hanya rumor belaka, namun tak ada satupun dari kalian yang percaya. Tapi hanya dengan melihat itu, semua rumor menjadi jelas. Bukan hanya jelas, tapi benar2 jelas. Tak ada satupun dari mereka akan mengatakan kalau Dal Po mencuri soal tes lagi. Bukankah menakjubkan?” ucap In Ha dengan  semangat karena dia akhirnya bisa memutuskan dia akan melanjutkan karirnya dijalur apa. Bahkan saking yakinnya dengan karir itu, In Ha menulis  di formulir langsung dengan pena.


Dal Pyeong menonton acara sampai selesai, penjual buah pun bertanya pada Dal Pyeong, bagaimana jika Gong Pil pingsan lagi setelah melihat acara itu. Dal Pyeong terlihat khawatir dan diapun langsung menelpon Gong Pil dan bertanya apa ayahnya menonton TV atau tidak. Gong Pil menjawab kalau dia tidak menonton TV. Lega karena ayahnya baik2 saja, Dal Pyeong pun langsung menutup teleponnya.



Kita beralih pada Gong Pil yang  memang tidak menonton TV, tapi dia sekarang sedang membaca poster yang In Ha buat tentang bukti kalau Dal Po bukanlah orang bodoh. Apa yang akan terjadi pada Gong Pil? Apakah dia pingsan? Kita tunggu jawabannya nanti saja karena kita sudah beralih pada Dal Po dan Chan Soo yang disuruh menulis nama dan nomor ID mereka.


Gyo Dong mengantarkan Dal Po dan Chan Soo keluar. Saat menunggu lift, Gyo Dong bertanya alasan Dal Po mengalah seperti itu. Namun Dal Po tidak mau menjawab dengan benar, dia hanya beralasan kalau dia tidak tahu jawaban unsut yang ke empat.

‘Apa menurutmu acara TV adalah sebuah lelucon? Bagiku sepertinya kau ingin bermain2 dengan temanmu. Tapi itu adalah sebuah lelucon yang tidak pantas dilakukan.” Ucap Gyo Dong dan Chan Soo membenarkannya sedangkan Dal Po masih terdiam.


Lift terbuka dan Gyo Dong bersama Chan Soo langsung masuk kedalam, sedangkan Dal Po masih terpaku di tempat dia berdiri. Saat pintu akan tertutup,Dal Po membukanya dengan tangan dan berkata, “Tidak, aku tidak berpikir acara TV adalah sebuah lelucon. Acara TV bisa membunuh orang yang tidak bersalah hanya dengan satu pernyataan. Jadi bagaimana....aku berani berpikir kalau acara TV adalah sebuah lelucon? Tapi karena kau bertanya, aku akan memberikan jawaban. Alasan aku menyerahkan jawaban terakhirku adalah.... karena jika aku menjawab pertanyaan terakhir... maka aku harus kembali ke tempat menyedihkan ini minggu depan. Tempat ini... penuh manusia yang senang mengoceh... tentang sekelompok kebohongan yang tidak berdasar apapun kecuali spekulasi mereka sendiri. Hanya penuh dengan orang-orang yang terus menerus dipersenjatai dengan mic dan kamera mereka. hanya memikirkan untuk bernapas di udara yang sama sebagai manusia cukup membuatku merasa jijik. Jadi dengan memikirkan kembali ke stasiun TV... terdengar lebih buruk daripada kematian itu sendiri.” Ucap Dal Po dengan penuh emosi.”Apa aku sudah menjawab pertanyaanmu?” tanya Dal Po dan membiarkan pintu lift tertutup lagi.


 
Mendengar kata2 Dal Po yang mengatakan kalau Tvbisa membunuuh seseorang, membuat Gyo Dong teringat pada saat Jae Myung mengamuk saat mengetahui kalau adik dan ibunya bunuh diri. Saat itu, Jae Myung mengatakan kalau media lah yang sudah membunuh adik dan ibunya.

Chan Soo yang melihat Gyo Dong terus terdiam setelah mendengar ucapan Dal Po, langsung berlagak menjadi orang baik dengan mengatakan kalau dia mewakili Dal Po meminta maaf atas apa yang sudah dia katakan. Namun permintaan maaf Chan Soo tidak ada gunanya karena Gyo Dong berkata kalau apa yang Dal Po katakan semuanya benar.


Dal Po dan Chan Soo pulang dengan bisa yang sama. Kita beralih pada In Ha dulu yuk,dia baru pulang sekolah dan melihat poster yang dia buat ada di ruang tengah. Tentu saja itu membuatnya khawatir, dia khawatir kakeknya membaca tulisannya dan pingsan. In Ha pun langsung mencari kakeknya, namun ternyata kakekya baik-baik saja.

Saat membantu menggaruk punggung kakeknya, In Ha bertanya apa kakeknya masuk ke kamarnya. Kakekpun berbohong dengan mengatakan tidak. Gong Pil pun lalu bertanya keberadaan Dal Po pada In Ha dan In Ha menjawab kalau Dal Po sedang pergi ke rumah temannya dan akan pulang sekitar jam 8. In Ha berbohong jadi dia langsung jegukan, namun untungnya kakek tidak mendengarnya, kakek malah menngatakan tentang perkiraan cuacanya. Kakek berkata kalau hujan akan turun dan khawatir Dal Po tak membawa payung.



Dalam perjalanan pulang Chan Soo terus saja melihat ke arah Dal Po. Dal Po pun menyuruh Chan Soo untuk bertanya apa yang ingin dia tanyakan.

“Aku ingin bertanya 3 hal. Apa selama ini kau hannya berpura-pura bodoh?” tanya Chan Soo dan Dal Po mengiyakannya. “Kau terus berpura2 bodoh lalu kenapa kau tiba2 menampakkan diri?”

“Untuk masuk di acara kuis.”

“Ya Tuhan. Apa kau sadar kau tidak punya karakter? Kukira kau benci masuk di acara TV.” Tanya Chan Soo lagi dan Dal Po menjawab benar. “Lalu kenapa kau muncul di acara kuis?”

“Kukira kau hanya akan bertanya 3 pertanyaan. Sudah cukup.” Jawab Dal Po dan berpaling.

Di rumah In Ha memberi makan ayam-ayam milik kakeknya. Melihat ke arah lanngit, In Ha bergumam sepertinya ramalan kakeknya benar. In Ha kemudian melihat ke payung yang tergantung di dinding, sepertinya dia khawatir pada Dal Po akan kehujanan.


Sesampainya di terminal,Chan Soo langsung di jemput oleh ibunya dengan mobil. Dal Po menunggu sendirian dan tanpa sengaja matanya mengarah pada sosok gadis yang sedang duduk dan tertidur. Siapa gadis itu? dia adalah In Ha.



Melihat In Ha, Dal Po teringat saat In Ha diberi sepeda oleh Chan Soo. Ternyata saat itu Dal Po tidak tidur, dia mendengar suara In Ha dan melihat In Ha menggenggam tangan Chan Soo. Ternyata Dal Po juga mendengar pengakuan cinta Chan Soo saat di tempat parkiran sepeda. Dimana Chan Soo berjanji akan menembak In Ha saat berada di acara kuis. Dan karena semua itulah, Dal Po memutuskan untuk menjawab semua pertanyaan tes dengan benar, dia ingin menggagalkan rencana Chan Soo untuk menembak In Ha di acara kuis.

Dal Po kemudian teringat pada pertanyaan In Ha yang bertanya alasan Dal Po menunjukkan kepintarannya sekarang, dan sambil melihat ke arah In Ha yang masih tertidur, Dal Po menjawab, “Karena aku mencintaimu.”


Tepat disaat itu In Ha terbangun dan melihat Dal Po melihat kearahnya. In Ha langsung bangun dari duduknya dan berlari ke arah Dal Po sambil membuka payung yang dia bawa, tapi ternyata payungnya rusak dan diapun kembali ke lagi ke tempat dia berteduh. Dal Po tersenyum melihat tingkah ponakan bohongannya itu. Saat In Ha terngah sibuk berurusan dengan payungnya, Dal Po menghilang.



Dengan menggunakan payung yang rusak, In Ha mencari Dal Po. Namun tiba2 seseorang menutupi kepala In Ha dengan alat pembatas jalan dan ternyata itu adalah perbuatan Dal Po. Dia ingin menggunakan alat pembatas jalan itu untuk melindungi kepala mereka.

“Dal Po jangan salah paham. Aku kesini karena disuruh kakek. Aku tidak punya pilihan karena dia takut kau akan basah kuyup.” Ucap In Ha namun dia cegukan. Hehehe... tentu saja Dal Po bisa menebak kalau In Ha sedang berbohong.

“Kau cegukan.”

“Bukan karena berbohong, tapi karena aku kedinginan. Aku cegukan tiap kali aku kedinginan. Jadi tidak ada kesalahpahaman apapun.”ucap In Ha beralasan dan meminta Dal Po mengatakan apa yang ingin Dal Po katakan pada In Ha saat siaran kuis. Karena saat siaran Dal Po tidak menyelesaikan kata2nya dia hanya berkata, ‘Choi In Na, jika terlalu memalukan.....’

“Jika terlalu memalukan.... kau tidak perlu turun dari sepedaku mulai saat ini.” Ucap Dal Po dan In Ha bertanya kenapa?

“Apa maksudmu? Apa jangan-jangan....”


Jika aku bisa memutar kembali waktu, aku harusnya pergi. Itu perasaan yang tak seharusnya kumiliki pada orang yang tak seharusnya” ucap Dal Po dalam hati.


Kita melihat pemuda pinokio sedang mengangkati pakiaannya yang kena hujan. Tak jauh dari sana kita melihat jae Myung mengawasinya.

“Ayah.... hari ini adalah hari terakhir hukumanmu. Aku membenci orang2 yang terpaksa membuatmu bersembunyi. Tapi aku berharap yang mereka katakan benar. Bahkan jika kau melarikan diri... tidak apa2 jika mereka menyalahkanmu... aku... akuhanya berharap kau tetap hidup. Aku merindukanmu... ayah.” Ucap Jae Myung dalam hati dan memeluk gambar ayahnya.

Kita kemudian dibawa melihat gundukan tanah yang berada tak jauh dari gedung kebakaran. Disana terlihat jaket pemadam kebakaran dan tengkorak yang tertimbun tanah.

Sebelum perasaan itu tumbuh, disaat aku masih bisa kembali. Aku haru pergi.” Ucap Dal Po lagi di dalam hati.


In Ha terlihat kebingungan dan bertanya, “Apa jangan-jangan....”

“Jangan-jangan apa..?” tanya Dal Po tersenyum.”Kau tidak berpikir sesuatu yang aneh kan?”

“hah?”

“Aku tidak menjadi juara... dan sepertinya sekarang, kau tidak perlu naik sepeda. Jadi tidak ada kesalahpahaman apapun. “ ucap Dal Po.

“Aku tahu, aku tahu! Aku hanya membuat asumsi! “ ucap In Ha emosi dan cegukan.

Aku kira jantungku akan berhenti berdebar seiring waktu. Dan kupikir aku bisa pergi dengan mudah, tapi itu dugaan keliru... sebuah alasan yang membuatku tetap disisinya.” Ucap Dal Po dalam hati lagi.

Bersambung

Sinopsis Pinocchio episode 3
Enter your email address to get update from Kompi Ajaib.
Print PDF
Next
« Prev Post
Previous
Next Post »

loading...
Copyright © 2013. Drama Populer - All Rights Reserved | Template Created by Kompi Ajaib Proudly powered by Blogger