Sinopsis Pinocchio episode 4 part
2. Pada part sebelumnya diceritakan kalau Dal Po dan In Ha memutuskan untuk
ikut audisi pencarian reporter di YGN. YGN sendiri adalah stasiun saingan dari
MSC yang merupakan stasiun tempat ibu In Ha bekerja menjadi reporternya. Apakah
In Ha dan Dal Po berhasil melalui tes-nya. Yuk kita lanjutkan sinopsisnya!
Sinopsis Pinocchio episode 4 part
2
Kita kembali ke tempat tes
pembacaan berita dimana Bum Jo masih saja melihat ke arah In Ha. Tak suka akan hal itu, Dal Po langsung
maju dan menutupi padangan Bum Jo ke In Ha. Dal Po kemudian melihat Bum Jo dan
berkata kalau dia seharusnya membersihkan hidungnya karena pengujian kamera
akan segera dimulai. Bum Jo pun melakukan apa yang Dal Po katakan dan berterima
kasih karena sudah diberitahu.
Sang reporter memberi pengarahan
pada semua peserta kalau tes kameranya akan segera dimulai. Dia menyuruh semua
kandidat berdiri pada urutannya
masing-masing. Setelah mereka semua siap, juri pun masuk ke dalam ruangan.
Salah satu juri yang ikut menilai adalah Hwang Gyo Dong. Salah satu juri
bergumam kalau Gyo Dong seharusnya mencukur jenggotnya sebelum ikut menjadi
juri. Juri satunya menambahkan kalau Gyo Dong sudah mau mengenakan jas saja,
sudah sangat bagus. Hahahah... dari pembicaraan itu bisa ditebak kalau Gyo Dong adalah orang cuek dalam penampilan.
Saat melihat Gyo Dong, Dal Po
langsung membelalakan matanya. Karena sebelumnya dia pernah berkata pada Gyo
Dong kalau dia lebih baik mati daripada harus kembali tampil di TV.
“Aaargh, aku bisa gila. Kenapa
dari semua orang harus dia.” Gumam Dal Po sambil menyembunyikan wajahnya.
Direktur Lee Young Tak
memperkenalkan dirinya sebagai Direktur Berita dari YGN. Dia mengatakan kalau
setiap peserta diminta memperhatikan video pendek pada monitor setelah itu
mereka harus melaporkannya secara singkat. Dan berita yang akan disampai oleh
setiap peserta sama.
Mendengar itu si kameramen (Jae
Hwan) berkata pada si reporter (Hyun Kyu ) kalau hal itu tidaklah adil bagi
peserta pertama, karena akan menjadi kesempatan bagi peserta berikutnya untuk
lebih menyempurnakan penyampaian berita mereka.
“Kau pikir begitu? Aku cenderung
tidak setuju. Aku tidak berpikir itu tak adil.” Jawab Hyun Kyu.
“benarkah?” ucap Jae Wan yang
masih tak mengerti.
Gyo Dong kemudian mengatakan
kalau mereka akan memulai tes kameranya
dengan peserta awal nomor 19. Dia berkata sambil matanya mengarah ke Dal Po dan
Gyo Dong sempat berhenti sejenak saat mengetahui peserta nomor 19 adalah Dal
Po. Sepertinya, Gyo Dong masih ingat dengan Dal Po, orang yang menolak tampil
di TV karena sangat membenci TV. Namun Gyo Dong tidak mempermasalahkannya, dia
tetap menyuruh Dal Po memulai tesnya.
Dal Po memperhatikan video yang
ditampilkan dilayar dan kemudian menyampaikan berita berdasarkan kata2nya
sendiri, “Seekor kusing dan burung terlihat berkelahi di jalan masuk kediaman
pribadi. Burung terbang ke udara untuk menyerang kucing. Kucing menggerakkan
tubuhnya seakan dikejutkan oleh serangan, burung itu tanpa henti dan terus
menyerang kucing. Tapi kucing itu menunggu kesempatan untuk melumpuhkan burung
dalam sekejap mata. Perkelahian selama 30 detik antara kucing dan burung
berakhir denngan kemenangan kucing.” Dal
Po merasa tidak puas pada apa yang dia lakukan.
Jae Wan yang melihat cara pembacaan
berita Dal Po berkomentar kalau Dal Po terlihat sangat kaku karena Dal Po hanya
menjelaskan semua yang terjadi di layar. Lagi2 Hyun Kyu berbeda pendapat dengan
Jae Wan, dia berkata kalau dia tidak setuju dengan pendapat Jae Wan.
Peserta berikutnya nomor 103 yang
bernama Yoo Rae, setelah dia
memperkenalkan diri diapun langsung memulai penyampaian beritanya.
“Seekor burung terbang dan mulai
serangannya terhadp kucing. Burung itu terus melakukan serangan pada kucing dan
kucing yang tenang hanya menahan serangan lanjutan dari burung. Tapi kucing itu
tidak bisa lagi menahannya dan balik menyerang burung dan burung menjadi mangsa
untuk kucing pada akhirnya. Akhir dari burung itu menggambarkan dari idiom lama
dari makhluk bodoh.” Ucap Yoo Rae dan mengakhiri pembacaan beritanya. Gyo Dong
dan Young Tak terlihat puas pada penyampaian Yoo Rae dan merekapun memberi penilaian.
Lagi2 Jae Wan berkomentar dan
mengatakan kalau penyampaian Yoo Rae tidak buruk, “Dia memiliki suara yang
bagus, dan aku menyukai apa yang dia katakan tentang idiom.”
“menurutmu begitu? Aku tidak
setuju.” Jawab Hyun Kyu tanpa ekspresi.
Peserta berikutnya adalah nomor
211, tanpa basa basi dia pun langsung menyampaian beritanya, “Seekor burung
sedang terlihat menyerang kucing. Alasan burung mempertaruhkan hidupnya
menyerang kucing adalah karena sarangnya yang penuh dengan bayi berada di dekat
kucing. Pada akhirnya ibu burung putus asa mencoba untuk menyelamatkan nyawa
bayinya yang berakhir dengan dia menjadi makanan untuk kucing yang mematikan.
Itu saja.” Ucap peserta nomoe 211 dan merasa puas pada penyampaiannya.
‘Sarang... aku bahkan tidak
pernah memikirkan itu. tidak buruk sama sekali.” Komen Jae Wan setelah
mendengar penyampaian berita dari peserta nomor 211.
“Menurutmu begitu? Aku tidak
setuju.” Jawab Hyun Kyu yang tak pernah mengubah kata2nya pada setiap komentar
Jae Wan.
“Yah! Aku setuju. Calon 444 baru
saja mendapat jackpot. Peserta no 221 baru saja memberinya jawaban,jadi dia
bisa mendapat tumpangan gratis.”
“Menurutmu begitu?kita lihat saja
apakah ia mengambilnya atau tidak.” Jawab Hyun Kyu yang selalu menentang
pendapat Jae Wan.
Sudah giliran In Ha tapi dia
malah terdiam dan bingung. Dal Po dan Bum Jo melihat kearahnya khawatir. Saat
memperhatikan wajah In ha, lagi2 Bum Jo bersin lagi dengan kencang dan itu
mengagetkan semua orang yang hadir. Namun dengan suara bersin dari Bum Jo, In Ha
jadi terbangun dari lamunannya dan diapun segera memperkenalkan diri dan mulai
menyampaikan beritanya.
“Di rumah pribadi di siang hari
bolong, burung terbang untuk menyerang kucing. Kucing menggerakkan tubuhnya
seakan dikejutkan oleh serangan, kucing tidak bisa lagi menahan serangan dan
melompat ke udara untuk melumpuhkan burung dalam sekejap.” Ucap In Ha
mengakhiri penyampaian beritanya, dan sepertinya dia tidak merasa puas dengan
apa yang sudah dia lakukan.
“Apa yang dia lakukan? Dia tidak
mengambilnya?” ucap Jae Wan.
“Siapa yang tahu? Mungkin menurut
dia bukan itu jawabannya.” Jawab Hyun Kyu tersenyum.
Melihat wajah In Ha yang cemas,
Gyo Dong pun bertanya, “mengapa wajahmu seperti itu?”
In Ha menjawab karena dia merasa
seolah2 kalau dia baru saja gagal dalam ujiannya. Gyo Dong lalu bertanya kenapa
In Ha berpikir seperti itu?
“Karena aku percaya kalau calon
211 memberikan laporan yang baik.” Jawab In Ha dan Gyo Dong bertanya kenapa In
Ha tidak melanjutkan saja cerita dari peserta nomor 211. In Ha menjawab kalau
dia ingin melakukannya, tapi dia tidak bisa.
“Mengapa tidak bisa?” tanya juri
yang saya tidak tahu namanya.
“Ini karena aku tidak bisa
berbohong.” Jawab In Ha hingga membuat Dal Po dan Bum Jo terkejut, mereka
berdua takut In Ha akan mengakui kalau dia mengidap sindrom pinokio.
“Kenapa kau tidak bisa
berbohong?” tanya juri itu lagi.
“Itu karena aku.....” belum
sempat In Ha menyudahi kata2nya, Dal Po dan Bum Jo kompak berkata, “Seorang
reporter.”
Mendengar kekompakan Dal Po dan
Bum Jo, membuat peserta yang lain melihat ke arah mereka secara bergantian.
“Aku percaya kalau reporter tidak
seharusnya berbohong atau memberikan laporan palsu.” Tambah Dal Po dan Gyu Dong
langsung menyela dan bertanya apa Dal Po menganggap kalau peserta nomor 211
sudah berbohong. Dengan tegas dan tanpa ragu2, Dal Po menjawab iya. Dal Po menjelaskan
kalau rekaman yang mereka lihat tadi, tidak cukup membuktikan apakah kucing
benar2 tenang dan jika burung benar2 menyerang kucing tanpa penyebab yang
jelas, tanpa terlebih dahulu meyakinkan keberadaan sarang burung terdekat. Tidak
dapat diketahui apakah burung itu hanya mencoba untuk melindungi bayi atau
tidak. Kita melihat Yoo Rae tidak sendang pada apa yang Dal Po katakan, sampai2
dia mecibirkan bibirnya.
In Ha lalu menambahkan kalau dia
percaya peserta 211 memiliki kemungkinan penyebab berlaku meyakinkan laporan
yang dia berikan. Tapi In Ha mengaku kalau reporter tidak boleh melaporkan
apapun yang belum terbukti.
“Bahkan jika itu berarti
menggagalkan siaran untuk stasiunTV?” tanya Young Tak dan In Ha dengan ragu
menjawab iya.
Peserta selanjutnya Bum Jo, namun
dia malah berkata kalau dia tidak akan melakukan laporan. “seperti yang
dinyatakan oleh calon 444, aku tidak percaya setiap spekulasi atau kesimpulan
dapat dibuat dari apa yang kau tampilkan pada layar. Karena kurangnya bukti,
aku tidak akan membuat laporan. Seperti calon 444, aku sendiri percaya bahwa
siaran gagal lebih baik daripada memberikan laporan palsu.” Ucap Bum Jo dengan
yakin dan dia berhasil membuat semua orang terkejut dengan kata-katanya.
“Dia orang gila.” Ucap Jae Wan
dan menyenggol Hyun Kyu.
“Menurutmu begitu? Aku...”
“Aku tahu! Kau tidak setuju.”
Potong Jae Wan dengan kesal karena Hyun Kyu memang tak pernah setuju dengannya.
“Tidak, aku akan bilang setuju.
Dia adalah orang paling gila yang pernah kulihat.” Jawab Hyun Kyu.
“Terserah.”
Ketiga juri mulai berdiskusi
tentang hasil tes kamera. Young Tak bergumam kalau mereka memiliki calon yang
unik-unik, namun mereka tak bisa menyalahkan para calon karena mereka memang
mengadakan pengujian buta. Juri yang tak tahu namanya siapa berkata kalau dari
salah satu calon, ada yang berpropesi sebagai sopir taksi, Gyo Dong menambahkan
kalau salah satu dari mereka juga ada seorang mantan penggemar mata2 dan ada
juga yang merupakan seorang pewaris bangsawan.
“Seorang penggemar mata2? Mereka
penggemar obsesif yang selalu mengintai selebriti?” tanya Young Tak dan
bertanya lagi yang mana orangnya. Gyo Dong menjawab kalau dia tidak tahu karena
semua ini pengujian buta. Young Tak lalu bergumam kalau mereka ingin tahu siapa
ketiga orang itu, karena dia ingin mengeluarkannya. Young Tak lalu memutar
kursinya untuk melihat kearah luar, dan matanya langsung terbelalak ketika
melihat bayangan seseorang sedang berusaha mengintip mereka dan mendengar
pembicaraan mereka. Dan akhirnya mereka tahu siapa kandidat yang merupakan
penggemar mata2.
Juri yang tidak dikenal namanya
berkata kalau dulu juga ada orang yang melakukan seperti apa yang Yoo Rae
lakukan sekarang. Young Tak yang tak tahu hal itu pun langsung bertanya siapa?
Sambil melihat ke arah Gyo Dong, si juri menjawab kalau orang itu duduk tepat
disebelahnya.
“Aku yakin dia adalah seorang
penggemar mata2 dulu.” Tambah si juri.
“Aku hanya obsesif tentang ingin
menjadi reporter yang baik.” Jawab Gyo Dong dan diluar Yoo Rae terus berusaha
mencuri dengar tentang apa yang juri diskusikan, namun apa yang dilakukannya
hanya hal yang sia2 karena kaca itu sudah dibuat kedap suara.
Selagi Yoo Rae sibuk mencuri
dengar, Dal Po dan In Ha sedang duduk jongkok di balik dinding. Keduanya galau
karena kesempatan mereka diterima sangat kecil. In Ha bertanya apa yang akan
mereka lakukan jika mereka gagal karena dirinya? Dal Po menjawab kalau semua
itu bukanlah salah In Ha, dia tidak mempermasalahkan kalau mereka berdua harus
gagal.
“Tidak, itu tidak benar. Salah
satu dari kita harus lulus. Entah itu kau atau aku.” Ucap In Ha spontan dan
kemudian menyadari keceplosannya berkata.
“Entah itu kau atau aku? Apa kau
mengatakan kalau akan baik2 saja jika kau lulus tanpaku?”
“Ah, tidak.. masalahnya adalah...
“ ucap In ha dan langsung hendak pergi namun Dal Po menghalanginya lalu
bertanya apa yang sedang In Ha pikirkan. In Ha kebingungan dalam menjawab dan
diahendak pergi melalu arah yang lain namun tangan Dal Po lebih cepat
menghadangnya.
“Pasti benar.”
“Huh? Tidak.... aku akan senang
jikakita berdua lulus. Tapi kalau itu tidak terjadi, maka aku hanya mengatakan
satu orang lebih baik daripada tidak. “ jawab In Ha sambil menurunkan tubuhnya
namun Dal Po juga ikut-ikutan menurunkan tangannya.
“Itu bukan yang aku pikirkan. Ini
tidak berarti kecuali kita lulus bersama2. Jika kau gagal, maka aku akan
berhenti juga.” Ucap Dal Po dan In Ha tidak mau Dal Po melakukan itu. Dia ingin
Dal Po tetap menjadi reporter jika dia lulus. Untuk sejenak mereka saling
menatap, namun In Ha langsung mengalihkan perhantiannya dengan mengatakan kalau
dia kepanasan.
Tepat di saat itu Bum Jo muncul
dan melihat In Ha dan Dal Po sedang jongkok bersama. Dengan keras Bum Jo
berteriak kalau pengumumannya sudah keluar. Terlihat jelas kalau Bum Jo tidak
senang pada kedekatan In HA dan Dal Po.
Semua peserta berlarian menuju
papan pengumuman dan keempat tokoh utama kita lulus pada babak penyeleksian
pertama. Dal Po langsung menelpo Gong Pil dan memberitahu kabar kalau dia dan
In Ha lulus. Dal Po juga memberitahu ayahnya itu kalau tes selanjutnya adalah
tes assesment.
Melihat Dal Pyeong yang sedang
berdiri di depannya, Gong Pil pun memberitahunya kalau Dal Po dan In Ha lulus
tes pertama. Sambil berjalan pergi, Gong Pil mengkapkan rasa senangnya kalau
keponakan dan paman bisa bekerja di perusahaan yang sama.
“Bekerja di perusahaan yang
sama?” ucap Dal Pyeong dan membayangkan In ha dan Dal po yang akan berangkat
kerja bersama. Dal Po membuatkan In Ha roti bakar dan saat melihat dasi Dal Po
tidak benar, In Ha pun membenarkannya. In Ha membenarkan dasi Dal Po sambil
menahan roti pemberian Dal Po di mulutnya. Melihat In Ha seperti itu, Dal Po pun berkata
kalau mengingat dasi adalah hal paling sulit yang harus dia lakukan. Sambil
berkata demikian, Dal Po pun mendekatkan wajahnya pada In Ha dan ikut memakan
roti milik In Ha.
Tentu saja melihat hal seperti
itu Dal Pyeong langsung terpacing emosi dan langsung melempar bantal ke arah
Dal Po dan In Ha. Dal Pyeong lupa kalau semua itu adalah bayangannya saja,
sehingga bantal yang dia lempar mengenai kepala Gong Pil yang sedang mengikat
sepatu di depan pintu. Wkkwkwkkw.... lucu dah scene ini.
Menyadari kalau bantal yang dia
lempar mengenai ayahnya, Dal Pyeong langsung menghampirinya dan meminta maaf.
Tentu saja gong Pil marah dan diapun membalas Dal Pyeong dengan memukulkan
bantal ke wajahnya.
Sambil makan siang Jae Wan
bertanya pada Hyun Kyu apa mereka tidak perlu merekam tes assesment? Hyun Kyu
menjawab kalau hal itu bisa dianggap sebagai fitnah.
“Bagaimana bisa begitu?” tanya
Jae Wan tak mengerti.
Kita dialihkan pada ruang tes
assesment dan kita mendengar suara Hyun Kyu berkata, “Ini adalah penilaian
kelangsung hidup, sehingga akan menjadi persaingan sengit. Lawan harus
dihilangkan bagi mereka untuk bertahan hidup. Sehingga mereka harus melawan, dan melakukan apa yang
mereka harus lakukan untuk mengalahkan satu sama lain.”
Dal Po duduk di depan In Ha dan
di sampingnya ada Bum Jo. Dal Po tentu
saja tidak senang melihat Bum Jo terus melihat ke arah In Ha dan tersenyum.
Kita kembali pada Jae Wan yang berkata kalau tes kali ini akan membuat semua
peserta kompetitif karena keputusan akan dilakukan setelah tes kali ini. Jae
Wan lalu bertanya pada rekannya sesama kameramen, ‘Hei kau ingin makan apa?”
“Mengapa kau tidak bertanya
padaku?” tanya Hyun Kyu kesal.
“Ingin makan bersama kami?” tanya
Jae Wan.
“Aku tidak lapar, jadi aku tidak
mau.” Jawab Hyun Kyu dan tentu saja hal itu membuat Jae Wan kesal sampai2 dia
melempar biskuit pada Hyun Kyu, namun dengan sigap Hyun Kyu langsung menangkap
biskuit itu dengan menggunakan mulutnya. Hyun Kyu pun mengucapkan terima kasih
atas biskuit yang Jae wan lempar dan tentu saja melihat itu tambah membuat Jae
Wan kesal.
Juri yang tak tahu namanya
berkata kalau untuk topik bagian akhir dari pengujian, mereka akan memilih satu
topik berita yang terjadi di masa lalu dan akan dijadikan tema diskusi terbuka
bagi para peserta audisi. Dal Po dan In Ha saling memandang dan mengancungkan
jempol mereka sebagai tanda penyemangat untuk satu sama lain.
Berita yang akan dijadikan tema mulai
diputar dan betapa shocknya Dal Po saat melihat kalau berita yang dijadikan
tema adalah berita tentang meledaknya sebuah pabrik dan ayah Dal Po yang
disalahkan atas meninggalnya semua petugas pemadam kebakaran. Semua peserta
yang lain sibuk mencatat tentang kejadian demi kejadian dalam berita, sedangkan
Dal Po hanya melihat berita itu dengan tatapan sedih dan marah. Dal Po berusaha
menenangkan dirinya, karena setelah melihat berita itu luka lama yang sudah
susah payah dia pendam, kembali terbuka.
“Seperti yang kau lihat, ini
adalah kasus yang sangat tragis. Meskipun 13 tahun telah berlalu, tragedi itu
masih diingat sangat jelas bagi banyak orang. Seandainya kalian menjadi
reporter untuk berita ini 13 tahun yang lalu. Aku ingin mendengar pikiran kalian
tentang bagaimana kau mungkin telah menangani liputan berita.” Ucap Young Tak
membuka diskusi.
“Aku ingin menanyakan sesuatu
pertama. Apa yang terjadi dengan Tn Ki Ho Sang? Apakah dia masih dianggap
hilang?” tanya Yoo Ra.
“Sisa-sisa kerangkanya ditemukan
beberapa hari yang lalu.” Jawab Gyo Dong dan tentu saja Dal Po langsung shock
mendengarnya.
Kerangka Ki Ho Sang sudah
ditemukan? Apakah Jae Myung juga tahu? Ternyata dia juga sudah mengetahuinya.
Karena pada saat ditemukan tulang belulang Ho Sang, Jae Myung ada di sana untuk
membantu peledakan pabrik. Tentu saja Jae Myung shock dan langsung pergi dari
tempat kejadian karena dia tidak bisa menahan emosinya, dia tidak bisa menahan
tangisnya karena mengetahui ayahnya meninggal. Dalam tangisnya, Jae Myung
teringat pada saat2 besama ayah dan Ha Myung dulu.
Berbeda dengan Jae Myung, Ha
Myung yang sekarang sudah bernama Dal Po, tidak bisa meluapkan rasa sedihnya
karena mengetahui ayahnya meninggal.
Diskusi dimulai dan Yoo Rae
berpendapat kalau reporter pada saat itu sudah melakukan kesalahan, mereka tak
punya alasan untuk menuduh Ki Ho Sang
melakukan pembunuhan.
“Kesimpulan itu tidak dibuat oleh
reporter tetapi oleh polisi dan para peneliti. Dan reporter tidak punya pilihan
lain selain menerima keputusan mereka.” jawab Bum Jo.
“Menerima keputusan begitu saja
adalah sesuatu yang hanya dilakukan anak2 kecil. Seorang reporter yang benar
harus menyelidiki lebih dalam untuk mengetahui kebenaran.” Ucap Yoo Ra masih
pada pendiriannya.
“Aku percaya kalau reporter
melakukannya sebanyak yang mereka bisa. Mereka memiliki seorang saksi mata, dan
departemen...” tambah peserta yang lain, dimana mereka mendukung reporter.
Mendengar perdebatan itu, Dal Po
terus menahan emosinya, dia kepanasan sampai2 melonggarkan dasinya. Dia
teringat pada pertanyaan2 para reporter saat itu yang begitu menyudutkan
keluarganya dan ayahnya, terutama pertanyaan dari Cha Ok.
Tepat disaat itu In Ha bersuara,
“Kupikir fakta bahwa kesalahan dari
saksi pinokio adalah penyebab kontribusi terbesar untuk tragedi ini. Masalahnya
juga terletak pada reporter, polisi dan para peneliti yang hanya percaya
pernyataan itu begitu saja. Namun mereka mungkin tidak punya pilihan lain
selain mempercayai pernyataan itu. karena tida ada bukti lain yang lebih valid
daripada yang dikatakan oleh seorang yang tak bisa berbohong. Meskipun kematian
Tn Ki Ho Sang sangat disayangkan, serta bagaimana dia ditemukan. Aku percaya
bahwa itu hanya kecelakaan yang tak disengaja dan tidak ada yang bisa
disalahkan.”
Mendengar dan melihat In Ha
berkata dan berpendapat, Dal Ho melihat dia seperti ibunya. Hingga membuatnya
emosi dan berkata, “Kau mengatakan tidak ada.... yang bisa disalahkan untuk ini?” Dal Po
melihat In hA dengan tatapan tajam dan itu membuat In Ha sedikit terkejut.
“Orang percaya kalau pinokio
hanya mampu mengatakan yang sebenarnya
bukan? Dan orang2 juga percaya kalau reporter hanya melaporkan
kebenaran. Pinokio dan reporter sama..... harus mengetahui tentang ini. Fakta
kalau orang tanpa syarat percaya apapun yang mereka katakan.... “ ucap Dal Po
dengan nada tinggi pada In Ha. Mendengar teriakan Dal Po, tentu saja membuat
orang melihat kearahnya.
“Seharusnya menyadari betapa
mematikannya kata2 mereka bagi orang lain.” Tambah Dal Po dan memukul meja.
“Mereka harus berhati2 dan lebih berhati2. Tidak mengetahui kalau ini adalah
kesalahan mematikan yang dibuatnya!” teriak Dal po sambil menunjuk2 In Ha.
“Sudut pandang yang tidak jelas.... benar2 menghancurkan keluarga yang penuh
kasih. Dan orang2 harus membayar untuk apa yang mereka lakukan.” Ucap Dal Po
pada yang lainnya.
In hA mengira Dal Po hanya sedang mendiskusikan masalah itu, tanpa
menyadari kalau Dal Po sedang mengungkapkan rasa sakitnya, In Ha berkata,
“Saksi pinokio hanya menyatakan apa yang sudah dilihatnya. Dia tidak bisa diam
hanya karena dia munngkin salah tentang apa yang dia lihat.”
Masih menatap tajam pada In Ha,
Dal Po berkata, “Melihat calon 444... aku sekarang menyadari alasan mengapa...
seorang pinokio tidak bisa menjadi seorang reporter. “ mendengar ucapan Dal Po,
semua orang jadi melihat ke arah In Ha. “Bahaya bagi seseorang yang tidak bisa
mengakui ketika mereka salah untuk menjadi reporter hanya untuk membuat
pernyataan dari asumsi yang tidak beralasan... bahaya berbicara sembarangan sementara
menyadari pernyataan yang mereka ucapkan...
aku melihat bahayanya sekarang.”
“Apa kata2 itu.... diarahkan
padaku?” tanya In Ha yang mulai terbawa emosi.
“Ya.” Jawab Dal Po.
“Apa artinya ini? Apakah kau
mengatakan calon 444 adalah pinokio?” tanya juri dan semua orang mengarah pada
In Ha.
“Calon 444, apa kau seorang
pinokio?” tanya Young Tak.
Dengan menahan air mata dan terus
menatap ke arah Dal Po, In Ha menjawab iya. Jawaban itu langsungmembuat semua
orang yang ada di ruangan itu terkejut. Yoo Ra pun berkata pelan kalau In Ha
pasti akan dieliminasi karena dia adalah seorang pinokio.
In ha yang merasa sudah disakiti
oleh Dal Po di depan umum, langsung memutuskan keluar ruangan. Namun sayang
pintunya tidak mau terbuka. Salah satu juripun berkata pada In ha kalau dia
harus duduk lagi di tempatnya karena penilaian belum selesai. Walaupun
mendengar perintah untuk duduk, In Ha tidak perduli,dia tetap berusaha membuka
pintu yang tak mau juga terbuka.
Melihat In Ha seperti itu, Bum Jo
langsung berdiri dan berkata kalau dia mengundurkan diri dari kompetisi. Setelah
mengatakan pengunduran dirinya, Bum Jo menghampiri In Ha dan membukakan pintu. Ternyata
saking kesalnya, In Ha sampai salah membuka pintu, dia membuka pintu yang
terkunci,jadi wajar saja tak terbuka2. Aku kira tadi pintunya memang sengaja
dikunci karena mereka sedang melakukan tes, taunya.... In Ha yang salah buka
pintu.
Dal Po memejamkan matanya dan
menunduk, dia benar2 dalam keadaan kacau. Gyo Dong melihat kearahnya dan
kemudian teringat pada saat Dal Po berkata kalau dia sangat benci dengan dunia
TV yang mampu membunuh seseorang. Sepertinya Gyo Dong sudah menyadari kalau Dal
Po adalah Ha Myung, anak dari Ki Ho Sang.
“mengapa? Apa kau terkesan
padanya juga?” tanya Young Tak yang melihat Gyo Dong terus melihat kearah Dal
Po.
“Daripada terkesan, kita sebut
saja kalau kita sudah pernah berkenalan.” Jawab Gyo Dong namun Young Tak belum
menyadari apa2 tentang siapa Dal Po sebenarnya.
In Ha terus berjalan keluar
dengan emosi dan Bum Jo mengikutinya dari belakang. Saat berada di dalam lift,
In Ha terus mengipas2kan tangannya, saking emosinya, In Ha jadi kepanasan. Bum
Jo lalu bertanya In Ha mau ke lantai
berapa? Bukannya menjawab, In Ha malah bertanya2 pada dirinya sendiri , “Apa
yang salah denganku?”
Karena In ha tak menjawab, jadi
Bum Jo pun memutuskan sendiri dengan memencet tombol lantai 1. Bum Jo pun
bertanya apa In Ha marah karena peserta no 19 sudah menusuk In Ha dari
belakang.
“Tidak,itu adalah diskusi
terbuka, sehingga ia memiliki hak untuk menyatakan pendapatnya. Hanya karena
pendapatnya berbeda dariku, tidak berarti itu menusukku dari belakang.” Jawab In
Ha tanpa tahu alasan Dal Po memperlakukannya seperti itu.
“Lalu apa itu? karena dia
menghancurkan tesmu?”
“Tidak, aku hanya... aku hanya
ingin dia berada di pihakku.” Jawab In Ha.
“Dipihakmu?”
“Tidak, apa yang aku katakan? Tidak
ada pihak dalam diskusi terbuka. Ini mengingat kalau pendapatnya mungkin
berbeda dariku. Tapi aku masih ingin Dal Po berada di pihakku. Karena Dal Po...
dia bukan sembarangan orang, tapi dia Dal Po, jadi aku hanya menduga... tidak
itu tidak benar.” Ucap In Ha meralat. “Mengapa aku seperti orang yang
mengerikan? Aku sangat kesal pada diriku sendiri!” tambah In ha dengan kesal.
“Kau pasti menyukai pria itu, Dal
Po?”
“Tidak, tidak sama sekali.” Jawab
In Ha dan cegukan. Menyadari dirinya cegukan, In Ha terkejut sendiri dan
mengatai kalau dirinya pasti sudah gila. Dia terus berusaha meyakinkan Bum Jo
kalau dia tak punya perasaan apa2 pada Dal Po, namun semakin In Ha berusaha
menjelaskan, cegukannya selalu muncul.
Kita sekarang beralih pada Dal Po
yang sedang mutah2 di toilet. Dia kemudian pergi ke atap gedung, saat
sendirian, Dal Po langsung terjatuh lemas karena kabar bahwa ayahnya sudah
meninggal.
“Ayah... ayah....” ucap Dal Po
pelan dan menangis terisak-isak.
Kita kembali pada In ha yang
bingung dengan perasaannya. Dia berkata pada Bum Jo kalau dia tidak mungkin
suka pada Dal Po, karena selain Dal Po adalah pamannya, Dal Po juga sudah punya
pacar. In Ha lalu memukul2 dadanya dan berkata kalau perasaannya itu tidak
boleh dimilikinya. Namun setiap dia berusaha menyangkalnya, dia pun semakin
cegukan.
Bersambung
Sinopsis pinokio ep 5