logo blog
Selamat Datang Di Blog Kompi Males
Terima kasih atas kunjungan Anda di blog Kompi Males,
semoga apa yang saya share di sini bisa bermanfaat dan memberikan motivasi pada kita semua
untuk terus berkarya dan berbuat sesuatu yang bisa berguna untuk orang banyak.
loading...

Sinopsis Goddess of Fire, Jung Yi Episode 15 Part 1

Sinopsis Goddess of Fire, Jung Yi episode 15 Part 1. Pada episode 14 akhir diceritakan kalau Gook Bi diperintahkan oleh Kang Chun untuk memeriksa barang2 milik Jung Yi, dan didapatkan cangkir buatan Eul Dam. Tanpa menunggu waktu lama, Kang Chun langsung menyuruh anak buahnya memanggil Jung Yi.

Sinopsis Goddess of Fire, Jung Yi Episode 15 Part 1


Tanpa basa basi, Kang chun bertanya kenapa cangkir yang diperintahkan untuk dihancurkan malah berada di tangan Jung Yi? Jung Yi beralasan kalau dia tidak tega menghancurkan cangkir yang berharga seperti itu. Mendengar pujian Jung Yi pada cangkir musuh bebuyutannya, tentu saja Kang Chun marah, dia berkata kalau apa yang Jung Yi lakukan sudah cukup dijadikan alasan untuk mengeluarkannya dari Bun Won. 


Tak mau diusir dari Bun won, Jung Yi langsung meminta maaf dan mengakui kesalahannya. Kang Chun kemudia memberikan cangkir itu pada Jung Yi dan menyuruh Jung Yi menghancurkannya tepat dihadapannya. Tentu saja Jung Yi tidak sanggup menghancurkan cangkir itu, karena itulah satu2nya peninggalan ayahnya yang dia punya. 


Kang chun bertambah kesal karena Jung Yi tak kunjung menghancurkannya. Dia langsung merampasnya lagi dan berniat melemparkan cangkir itu pada Jung Yi.

“Berhenti!”

Untung saja ada suara itu, yang langsung membuat Kang Chun mengurungkan niatnya melempar cangkir itu pada Jung Yi. 


Suara siapa itu? siapa lagi kalau bukan suara P Gwang Hae. Dengan alasan kalau cangkir itu juga milik istana karena itu merupakan cangkir yang sama dengan cangkir yang ibunya sukai, jadi Kang chun tidak ada hak untuk menghancurkannya. Tidak mau mendengarkan alasan Kang Chun lebih panjang, P Gwang Hae dengan keras menyuruhnya pergi. Kang Chun pun pergi dengan menahan rasa marahnya. 


P Gwang Hae bertanya kenapa Jung Yi tidak menghancurkan cangkir itu? Jung Yi menjawab kalau cangkir itu adalah buatan ayahnya, jadi mana mungkin dia sanggup menghancurkan tembikar itu dengan tangannya sendiri.  Melihat  air mata Jung Yi, P Gwang Hae tidak tega, dia langsung melemahkan suaranya dan menyuruh Jung Yi menyimpan cangkir itu dengan baik. 


Kang Chun memberitahu pada  Yook Do atas apa yang baru saja terjadi. Yook Do jadi penasaran kenapa pekerja rendahan seperti Tae Pyung bisa mempunya pendukung seorang pangeran. Kang Chun memberitahu Yook Do kalau inti masalahnya sekarang bukanlah tentang pekerja rendahan, tapi seseorang yang bernama Moon Sa Seung. Kang Chun menambahkan kalau Moon Sa Seung adalah mantan kepala Bun Won terdahulu, daN dia dia tidak pernah mengakui Kang Chun. Kang Chun menebak kalau maksud P Gwang Hae memasukkan kakek Moon ke Bun Won adalah untuk menyingkirkan dirinya dari posisi Kepala Bun Won, dan jika Kang Chun lengser dari posisinya maka Yook Do juga akan kehilangan posisinya juga.  Kang Chun mulai meracuni pikiran Yook Do untuk menyingkirkan Tae Pyung dan kakek Moon. 


Tae Pyung menemui P Gwang Hae, dia berterima kasih atas bantuan pangeran melindungi cangkir buatan ayahnya. Setelah semua yang terjadi, akhirnya P Gwang hAe menyadari apa sebenarnya alasan Jung Yi mengubah identitas dirinya. Pangeran juga mengungkapkan kekhawatirannya jika sampai semua orang tahu kalau Jung Yi adalah anak perempuan Eul Dam. Jung Yi berkaca2 mendengarnya.


“Nyawamu lebih penting daripada kehormatanku. Jadi, dengan pasti... jangan biarkan mereka mengetahui identitasmu sebenarnya kalau kau adalah anak dari Eul Dam. Hiduplah sebagai Tae Pyung sampai kau menjadi pengrajin tembikar”


“yang Mulia...” ucap Jung Yi menangis. Dan itu membuat P Gwang Hae bertanya kenapa Jung Yi menangis. 

“Karena Yang Mulia sudah begitu mencemaskan aku...  saya sangat berterima kasih dan sangat menyesal... saya tidak bisa menahan diri untuk menangis, maafkan aku.” 


Melihat Jung Yi yang terus menangis, P Gwang Hae mendekatinya dan memegang pundaknya.

‘kau.... kau benar2 Jeong., Jeong-ah.”

“Yang Mulia..”


“Jika aku memerintahkanmu untuk berhenti pada saat ini. Jikaaku memerintahmu untuk menyerah akan impianmu untuk menjadi seorang ahli keramik. Apakah kau akan mendengarku? “


“Ini adalah satu-satunya jalan bagiku. Karen saya mengambil jalan ini, aku menemukan tembikar ayah, dan Yang Mulia memanggilku Jeong lagi. sekarang ini, aku merasa seperti seluruh dunia adalah milikku. Aku sangat berbahagia dan senang.”

P Gwang Hae kemudian mengatakan kalau dia sudah berhutang pada Jung Yi, karena itu sebagai gantinya apa yang harus dia lakukan untuk Jung Yi. 


Dengan penuh air mata, Jung Yi menjawab karena pangeran sudah mau memanggil dirinya dengan nama Jung Yi lagi, itu sudah cukup untuknya. Jung Yi juga meminta pangeran untuk tidak terlalu mengkhawatirkan dirinya, dia hanya ingin P Gwang Hae mengawasinya atas jalan yang sudah dia ambil sekarang. 


Keluar dari ruangan P Gwang Hae, Jung Yi terkejut melihat kakek Moon ada di Bun Won. Kakek tak kalah terkejutnya saat dia melihat Jung Yi membawa tembikar buatan Eul Dam. Kakek khawatir kalau sampai Kang Chun melihatnya dan langsung curiga. Jung Yi sendiri tak sempat menceritakan pokok masalah yang sebenarnya pada kakek, karena itu kakek terus berusaha merebut tembikar itu dari Jung Yi.


Tepat pada saat itu, Kang Chun datang dan bertanya apakah Tae Pyung adalah murid kakek Moon. Tentu saja kakek membantahnya, dia mengatakan pada Kang Chun kalau Tae Pyung adalah saudara jauhnya yang memasak dan mencucikan baju untuknya. Dengan berakting marah, kakek menyeret Tae Pyung pergi. 


Jung Yi menemui Hwa Ryung untuk meniitipkan tembikar milik ayahnnya. Jung Yi pikir, tempat Hwa Ryung lah tempat teraman untuk menyimpannya. Jung Yi menceritakan kalau identitas dia dan Tae Do sudah ketahuan oleh P Gwang hAe. Mendengar itu Hwa Ryung terlihat kecewa, karena dia merasa jadi orang yang selalu terakhir tahu tentang semua masalah Jung Yi dan Tae Do. 

Namun ekspresi kecewanya hilang saat Jung Yi mengatakan kalau dia berniat menceritakan semuanya saat Hwa Ryung datang ke Bun Won, tapi sayang Hwa ryung tak pernah datang. Saat Jung Yi bertanya kenapa Hwa Ryung tak pernah datang lagi, Hwa Ryung langsung mengalihkan topik pembicaraan dengan bertanya tentang respon pangeran saat mengetahui identitas asli mereka.

(hmmmmm.... ne orang pengen tahu urusan orang lain, tapi kalau urusan sendiri disembunyi2in....  terus berharap sama Tae Do, tapi tebar pesona sama Yook Do... uuuups.. paling gak suka tipe cewek kayak gini mah...)


Jung Yi menjawab kalau pada awalnya, P Gwang Hae marah besar, tapi sekarang amarahnya sudah berkurang namun Jung Yi masih merasa tidak nyaman jika berada di dekatnya. Karena waktu luang Jung Yi hanya sedikit, setelah menceritakan itu, Jung Yi langsung pamit pada Hwa Ryung.

Sebelum pergi Jung Yi meraih tangan Hwa Ryung dan meminta dia untuk menjaga tembikar milik ayahnya. 


Kita beralih lagi ke Bun Won, dimana terlihat Yook Do yang begitu gusar di ruangan ayahnya. Kang Chun datang dan memberitahu Yook Do kalau Tae Pyung adalah murid Kakek Moon. Mendengar itu, Yook Do ingat kalau ketua Moon yang disebut2 ayahnya itu adalah orang yang membantu dia dan Tae Pyung memanggang tembikar yang merupakan tantangan dari utusan Ming. Saat itu Yook Do hanya mengira kalau kakek Moon adalah orang tua dari desa yang mengerti tentang tembikar.

Kang Chun pun memberi tahu Yook Do untuk tidak melihat kakek Moon dari tampilan luarnya, karena tidak seorang pun tau apa yang sedang dia pikirkan. 


Ingin mengetahui kakek Moon lebih jauh, Yook Do menemuinya untuk memberi hormat dan berterima kasih atas bantuan kakek Moon. Sebagai tanda terima kasihnya, Yook Do lalu menuangkan minuman untuk kakek.


Kakek Moon mengangkat cangkirnya dengan tangan gemetar, Yook Do terus memperhatikan  tangan kakek, sedangkan kakek melihat ekspresi wajah Yook Do. Jelas sekali kalau kakek memang sengaja menggetarkan tangannya. 


Dengan tergesa-gesa, Yook Do langsung menemui ayahnya dan memberitahukan kalau tangan kakek Moon bergetar. Kang Chun membenarkan karena kakek Moon di keluarkan dari Bun  won karena tangannya yang gemetar. Yook Do langsung memberikan ide cemerlangnya, untuk mengeluarkan kakek Moon, idenya adalah mereka harus memaksanya membuat sebuah tembikar. Jika semua orang tau kakek Moon tidak bisa membuat tembikar maka tak ada gunanya dia berada diBun Won. 


Kang Chun memperingatkan Yook DO kalau kakek Moon bukan lah orang yang bisa dianggap enteng. Tapi dengan rasa percaya diri yang tinggi, Yook Do meminta ayahnya untuk membuat kompetisi antara dirinya dan kakek Moon. Dia berjanji, dia akan menang dalam kompetisi itu. 


Melihat kesungguhan dan keyakinan Yook Do, Kang Chun pun mengabulkannya. Kang Chun langsung  menemui ratu untuk meminta bantuan. 


Karena Kang Chun mengatakan kalau kakek Moon tetap berada di Bun Won, mereka akan sulit mengeluarkan tembikar secara diam2 dari Bun Won. Akhirnya Ratu bersedia membantu. Ratu langsung menemui Raja dan menyarankan pada Raja untuk membuat sebuah perjamuan di istana. Raja senang dan setuju dengan ide Ratu.


Di depan para pejabat Raja mengumumkan kalau dia akan menyelenggarakan sebuah perjamuan dan seperti biasanya Bun Won lah yang mempersiapkan semuany. 


Di depan para pekerja Bun Won, Kang Chun mengumumkan tentang keinginan Raja yang mau menyelenggarakan sebuah perjamuan. Menjalankan skenario selanjutnya, Kang Chun dengan sengaja mengatakan kalau Kakek Moon lah yang di tugaskan untuk membuatnya. Untuk meyakinkan semuanya kalau keputusannya tidak salah, Kang Chun membeberkan identitas kakek Moon yang sebenarnya, yaitu seorang kepala Bun Won terdahulu yang selama lebih dari 20 tahun sudah membuat barang 2 keramik untuk Raja, karena itu Kakek Moon bisa dikatakan adalah seorang ahli keramik legendaris. 


Mendapat dukungan dari pekerja Bun Won yang lain, Kepala Moon masih berusaha menghindar dengan mengatakan kalau dia hanyalah kakek tua biasa yang hanya ingin hidup dengan nyaman. Blak2an, Kakek Moon bertanya apa Kang Chun sedang berniat mengusirnya dari Bun Won.


Kang Chun menjawab, ‘ahli keramik yang tidak bisa menghasilkan barang 2 keramik tidak bisa menetap di Bun Won,’ kata2 itu pernah diucapkan oleh Anda, Tuan Kepala.” 


Kakek Moon pun menyerah untuk menolak, dia pun akhirnya menyanggupi tugas itu. Setelah kakek Moon bersedia, Kang chun beralih pada Jung Yi, dan menyuruh Jung Yi membantu Kakek Moon. Mendengar itu kakek Moon berusaha melarang Jung Yi ikut pada masalah itu, tapi bukan Jung Yi jika mau membiarkan orang terdekatnya susah sendirian. Dengan yakin Jung Yi berjanji akan membantu kakek Moon dalam tugas tersebut.

( rencana Kang Chun adalah jika kakek Moon dan Jung Yi, gagal... maka mereka punya alasan tepat dan benar untuk mengusir mereka berdua.)


Seperti keinginannya yang ingin bertanding melawan kakek Moon,tanpa ragu  Yook Do langsung menyampaikannya. Yook Do ingin berduel dengan kakek Moon sebagai ahli keramik dengan ahli keramik. Dan sebagai hukuman untuk yang kalah adalah harus keluar dari Bun Won. Karena tidak ada pilihan lain kakek pun menyanggupinya.


P Gwang Hae datang dan bertanya apa yang terjadi. Setelah mendengar apa yang terjadi dari kang Chun, tentu saja P Gwang Hae dapat menebak kalauKang Chun sedang berusaha mengusir orang-orangnya dari Bun Won. 


Ratu memanggil Tae Do, karena P Shin Song sedang sakit, dia punya tugas tambahan untuk Tae Do, yaitu mengawasi P Gwang Hae. Tae Do di suruh memantau siapa saja yang P Gwang Hae temui, apa yang dia lakukan, dan apakah dia melakukan tugasnya sebagai asisten Kepala Bun Won dengan baik. 

“Apa saja yang bisa dijadikan sebagai sebuah kesalahan. Temukan apa yang kau bisa.”

Bersambung ke part  2




Enter your email address to get update from Kompi Ajaib.
Print PDF
Next
« Prev Post
Previous
Next Post »

3 komentar

terima kasih
semangat terus ya
by debri

Balas

part 2nya dan seterusnya q tunggu
by debri

Balas

ditunggu part 2nya.. semangat ^^

Balas

loading...
Copyright © 2013. Drama Populer - All Rights Reserved | Template Created by Kompi Ajaib Proudly powered by Blogger