logo blog
Selamat Datang Di Blog Kompi Males
Terima kasih atas kunjungan Anda di blog Kompi Males,
semoga apa yang saya share di sini bisa bermanfaat dan memberikan motivasi pada kita semua
untuk terus berkarya dan berbuat sesuatu yang bisa berguna untuk orang banyak.
loading...

Sinopsis Goddess of Fire, Jung Yi Episode 16 Part 2

Sinopsis Goddess of Fire, Jung Yi Episode 16 Part 2. Akhirnya Jung Yi mendapat ide akan membuat mangkuk yang seperti apa untuk acara perjamuan. Dan semua ide itu Jung Yi dapat berkata bantuan dari P Gwang Hae. Apakah Jung Yi akan menang dengan ide barunya itu? yuk kita cari tahu jawabannya di sinopsis Jung Yi episode 16 part 2 ini. cekidot...



Sinopsis Goddess of Fire, Jung Yi Episode 16 Part 2


Ternyata orang yang Jung Yi ingin temui adalah Gook Bi. Jung Yi meminta bantuan Gook Bi untuk menjaga tungku pembakaran bersama. Karena jika mereka bisa membuktikan kalau tembikar yang mereka bakar baik-baik saja, mereka bisa membuktikan kalau dewa tungku pembakaran marah karena wanita bisa dihapuskan. 


Gook Bi berpikir sebentar dan akhirnya dia berkata “jika aku pergi dan ada yang tidak beres, orang-orang akan lebih percaya lagi pada isu itu. Ahli keramik Lee sudah di dukung oleh Kepala Lee. Apa kau pikir kau bisa menang dalam kompetisi ini? Aku tidak ingin orang bilang kau kalah karena aku, seorang wanita yang berada di dekat tungku pembakaran sementara sebenarnya itu karena kurangnya ketrampilanmu. Aku tak bisa membantumu, jadi pergilah.”


Mendengar semua penjelasan Gook Bi, Jung Yi langsung minta maaf karena dia tidak berpikir sejauh itu.


Jung Yi menunggui tungku pembakaran sendiri sampai ketiduran. P Gwang Hae datang dan membangunkannya. P Gwang Hae bertanya apakah Jung Yi sedang menunggu Tae Do, Jung Yi menjawab tidak  karena Tae Do tidak bisa datang. P Gwang Hae bertanya lagi, kenapa Tae Do tidak datang, bukankah dia selalu berusaha menjaga Jung Yi sepanjang malam.

Jung Yi menjawab kalau Tae Do ada di sampingnya, dia akan merasa sangat nyaman sampai dia akan terus bersandar pada Tae Do dan tertidur. 

“Kalau begitu aku harus pergi juga. Apa yang akan dikatakan orang-orang Bun Won jika mereka melihat kau tidur bersandar padaku?” ungkap P Gwang Hae.


“Itu tidak akan terjadi. Bagaimana bisa saya tidur saat Yang Mulia berada di sebelah saya? Saya akan sangat gugup saat anda berada di sebelah saya.” Bantah Jung Yi.

P Gwang Hae bertanya apakah dia membuat Jung Yi merasa tidak nyaman. Jung Yi menjawab kalau semua itu karena Gwang Hae adalah pangeran yang kedudukannya setinggi langit, jadi dia merasa tak nyaman berada di samping P Gwang Hae. 


“Seorang pangeran.  Itu benar kalau kau adalah orang pertama dan satu-satunya yang memperlakukanku dengan santai selama hidupku. Kau memanggilku anak nakal.” Ucap P Gwang Hae dan tertawa sedangkan Jung Yi merasa tambah tak nyaman P Gwang Hae mengingat kejadian saat mereka terjebak di lubang perangkap. 

“Apakah itu saja, kau bahkan memukul pundakku.” Tambah P Gwang Hae.

“Yang Mulia, tolong lupakan apa yang terjadi waktu itu. Itu adalah sebuah kesalahan yang saya buat karena saya masih muda dan tidak tahu. Setiap kali saya memikirkannya saya ingin terkubur saja dalam perangkap itu.”

Bukannya berhenti, P Gwang Hae tambah menggoda Jung Yi, “melupakannya? Bagaimana bisa aku lupa pengalaman konyol seperti itu? semakin aku memikirkannya, semakin itu membuatku tidak bisa berkata-kata dan terkejut.  bahkan sekarang, ingatan-ingatan itu masih sangat jelas, aku mungkin tidak akan melupakannya selama hidupku.”

Jung Yi tambah merasa bersalah dan tidak enak, dia meminta P Gwang Hae melupakan kejadian itu. Tapi P Gwang Hae tidak bisa melakukannya. 

Tae Do datang dan melihat keakraban antara Jung Yi dan P Gwang Hae, dia terlihat sekali merasa cemburu. 


P Gwang Hae pergi dan meninggalkan Jung Yi sendiri. Melihat Tae Do yang berada tidak jauh dari mereka, P Gwang Hae langsung menghampirinya dan meminta Tae Do membantunya. Apa yang diminta P Gwang Hae pada Tae Do? I don’t know, karena P Gwang Hae berbisik pada Tae Do jadi gak kedengeran. Hehehhehe.


Keesokan harinya, Kang Chun menge-check lagi tembikar buatannya dan Yook Do sebelum di bawa ke istana. Yoo Do datang membawa cangkir  buatan Jung Yi dan kakek Moon. Melihat cangkir yang dibawa Yook Do, Kang Chun dapat menebak kalau itu bukanlah cangkir yang dibuat oleh wanita, jadi dengan kata lain dapat dipastikan kalau cangkir itu adalah buatan kakek Moon. Yook Do membenarkan karena cangkir yang mereka buat memiliki bentuk yang berbeda-beda.  Kang Chun bertanya apakah Yook Do yakin bisa menang?


Dengan pedenya Yook Do menjawab, “bukankah itu hanya sebuah mangkuk kasar, tanpa keanggunan, tidak perduli seberapa keras anda melihatnya? Jangan khawati.”

‘Ini adalah masalah penting yang akan menentukan apakah kau akan meninggalkan Bun Won atau tidak. Berdiri, dan amati saja dari pinggir, seperti yang aku suruh.” Ucap Kang Chun. Euuuuum.... punya rencana apa lagi ne orang, jahatnya gak ada habisnya. 


Jung Yi dan kakek Moon sedang memasukkan semua tembikar buatan mereka ke dalam peti untuk dibawa ke istana dan dipamerkan pada pejabat senior yang datang dalam acara perjamuan. P gwang Hae datang untuk memberitahu kalau gerobak yang akan membawa tembikar mereka sudah siap di depan Bun Won. 

P Gwang Hae juga memberitahu Jung Yi untuk bersiap-siap karena Jung Yi juga akan ikut ke istana. Jung Yi merasa senang bisa pergi ke istana.


Semua orang sedang mempersiapkan acara perjamuan. Kang Chun bersama penasehat Yi menemui Ratu. Ratu bertanya pada Kang Chun, apa yang akan dia lakukan jika para pejabat itu lebih banyak memilih mangkuk milik Kakek Moon. 

“Itu tidak akan terjadi Yang Mulia.”

Mendengar jawaban Kang Chun, Penasehat Yi dapat menebak kalau Kang chun pasti sudah melakukan sesuatu yang licik. 


Beralih pada gerobak yang membawa tembikar kakek Moon, ternyata Kang Chun menyuruh anak buahnya untuk menyerang rombongan yang membawa tembikar kakek Moon agar tembikar kakek Moon tidak sampai ke istana. 


Ratu senang mendengar rencana Kang Chun, dengan begitu Yook Do akan menang tanpa berkompetisi. Penasehat yi menambahkan kalau dia merasa tidak enak pada Raja yang sudah lama menantikan kompetisi hebat itu. 

“Itu tidak akan menjadi menjadi menarik, jika semuanya berjalan seperti harapan Yang Mulia, bukankah begitu?” ucap Ratu.


Tembikar buatan Yook Do sudah dipajang di meja sedangkan  tembikar kakek Moon belum juga datang. Mengetahui tembikar miliknya belum datang, kakek Moon melihat kearah Kang Chun, dia bisa tahu kalau Kang Chun sudah melakukan sesuatu agar dia kalah dalam kompetisi itu. 


Kasim Raja datang dan memberitahu Kakek Moon kalau acara akan segera di mulai, jika sampai pada waktu acara dimulai tembikar kakek Moon belum datang juga, maka dia harus bersiap-siap menerima kemurkaan Raja. Mendengar itu, Kakek Moon menyuruh Jung Yi pulang ke Bun Won, agar hanya dirinya yang mendapat kemurkaan Raja. Tentu saja Jung Yi tidak mau, dia mau menanggung semuanya bersama kakek Moon. 

Beralih lagi pada gerobak yang berhasil anak buah Kang Chun ambil, betapa terkejutnya dia saat tahu kalau peti yang dia hadang adalah peti kosong. 


Kemana peti yang berisi tembikar kakek Moon? Tenang.. peti itu aman bersama Tae Do. P Gwang Hae dan tae Do sudah merencakan semuanya.  P Gwang Hae yang bisa menebak apa yang akan di lakukan Kang Chun, langsung meminta bantuan Tae Do untuk mengawal peti yang berisi tembikar kakek Moon, mereka juga membuat rombongan lain dengan peti kosong untuk mengecoh Kang Chun.

Tae Do menyampaikan kalau gerobak kosong benar-benar diserang. “kalau kita tidak mengirim mangkuk-mangkuk secara terpisah, mereka tidak akan bisa berada di kompetisi.”

P Gwang Hae membawa masuk peti yang berisi mangkuk-mangkuk milik kakek Moon. Melihat mangkuk-mangkuknya sudah datang, Jung Yi dengan gembira memberitahu kakek Moon kalau mangkuk mereka sudah datang. 

Mendengar teriakan Jung Yi yang berkata kalau mangkuk mereka sudah datang, tantu saja membuat Kang Chun terperanjat tak percaya.


P Gwang Hae menghampiri Kang Chun dan berkata, “bukankah melegakan mangkuk-mangkuk itu sudah sampai dengan selamat?”

“ Ya Yang Mulia, saya khwatir kalau itu akan mengganggu perjamuan.” Jawab Kang Chun.

“Maksudku sesuatu yang lain, saat aku mengatakan aku lega. Aku hampir meragukanmu, aku pikir kau akan menghantikan sampainya mangkuk-mangkuk dalam rangka mendepak keluar Kepala Moon.” 

“yang Mulia, saya hanya punya satu nyawa, bagaimana saya berani menghentikan sampainya mangkuk-mangkuk perjamuan?”

“jangan pernah lupa, kalau kau hanya punya satu nyawa.” Ungkap P Gwang hae. 

Kita beraih pada raja yang berjalan bersama penasehat Yi menuju tempat perjamuan. Raja terlihat sangat bahagia akan menghadiri perjamuan sekaligus pengumuman pemenang atas kompetisi anatara Yook Do dan Kakek Moon. 

Acara perjamuan di mulai, P Gwang Hae memberitahu Raja mana mangkuk yang sudah Yoo Do buat dan mana mangkuk yang sudah kakek Moon buat. 


Raja pun bertitah, “dalam rangka memberikan kalian hadiah atas kerja keras kalian, aku sudah menyiapkan hadiah untuk kalian. Pilih mangkuk yang kalian sukai,” ucap raja pada semua pejabat senior yang datang.


Atas perintah raja, para pejabat senior itu pun mulai memilih mangkuk yang mereka sukai. Pada awal memilih, kebanyaakan para pejabat berdiri di meja dimana mangkuk milik Yook Do di pajang. Melihat semua itu, kang Chun tersenyum senang. 


Tiba-tiba salah satu pejabat yang mengambil mangkuk buatan Yook Do, tanpa sengaja menjatuhkannya dan memecahkannya. Dia sangat ketakutan, dia takut Raja marah. Tapi karena hari itu raja sedang senang, jadi raja tidak mempermasalahkannya dan menyuruh pejabat itu memilih mangkuk yang lain. Tak mau melakukan kesalahan yang sama, pejabat tersebut beralih ke meja satunya dan mengambil tembikar milik kakek Moon. Saat menggenggam mangkuk buatan kakek Moon, pejabat itu merasa nyaman, dia pun memilih mangkuk itu sebagai mangkuknya. Pejabat lain yang melihatnya juga ikut-ikutan berpindah ke meja kakek Moon.  

Setelah para pejabat sudah memegang mangkuk pilihannya masing-masing, raja menghentikan pemilihan dan waktunya perhitungan untuk menentukan siapa yang menang. P Im Hae maju untuk menghitung berapa mangkuk yang tersisa. 


“Yang Mulia, kedua belah pihak memiliki jumlah mangkuk tersisa yang sama. Tidak ada yang menang ataupun kalah, ini seri.” Ucap P Im Hae.


“Itu tidak benar, Yang Mulia.” Ungkap P Gwang Hae dan membuat semuanya terkejut. “bukankah mangkuk yang pecah dibuat oleh ahli keramik Lee? Jadi mangkuk yang dipilih paling banyak dengan jelas adalah mangkuk Kepala Moon.”

Yook Do, Kang Chun dan Penasehat Yi langsung bermuka suram mendengarnya. Berbeda dengan Raja yang tertawa senang mendengarnya. 


“Sesuatu harus letakkan bersisian, dalam rangka untuk mengetahui perbedaan yang nyata. Ini adalah hasil yang tidak terduga.” Ucap Raja yang kemudian berjalan mendekati mangkuk milik kakek Moon. Raja mengambil satu mangkuk dan mengamati mangkuk itu. Dia tersenyum melihat mangkuk itu. “Ini adalah sebuah mangkuk yang tidak bisa dibuat kecuali oleh Kepala Moon dengan tangan gemetarnya.”

“Yang Mulia, maafkan saya untuk melaporkan hal ini, tapi mangkuk itu bukan dibuat oleh saya, tapi itu adalah sebuah mangkuk yang dibuat oleh murid saya yang berdiri disini.” Ucap kakek Moon sambil menunjuk Tae Pyung.

Raja pun  bertanya pada Tae Pyung, bagaimana bisa dia membuat mangkuk itu. 


“Saya dengar kalau mereka yang diundang dalam perayaan hari ini kebanyakan adalah pejabat yang sudah pensiun. Mereka sudah menggunakan kekuatan mereka untuk negara kita, jadi saya ingin membuat mangkuk yang  lebih mudah bagi mereka saat memegang mangkuk tersebut. seperti itulah cara saya membuatnya.” Jelas Tae Pyung.

Raja puas dengan jawaban Tae Pyung, “semakin aku menggunakan mangkuk ini, semakin bertambah aku menyukainya.” Ucap raja. 

Tae Pyung merasa sangat senang, karena apa yang dia harapkan akhirnya terkabul juga, yaitu mendapat pengakuan yang sama seperti pengakuan raja pada mangkuk buatan Eul Dam. 

Sambil membawa mangkuk buatan Tae Pyung, Raja berkata sesuai hasil kompetisi maka Yook Do harus meninggalkan Bun Won. Kang Chun dan Yook Do tentu saja shock mendengar semua itu. kakek Moon lalu maju dan meminta agar Yook Do tidak dikeluarkan dari Bun Won karena tembikar yang Yook Do buat, adalah tembikar yang tanpa cacat sedikitpun, jadi akan rugi untuk Bun Won jika melepas ahli keramik seperti Yook Do.


 Dengan senang hati Raja mengabulkan permintaan kakek Moon, Raja lalu menyuruh Yook Do berterima kasih pada Kakek Moon.  Tentu saja Yook Do melakukannya dengan berat hati. Dan Kang Chun pun terlihat sangat marah. 


Yook Do pergi dengan perasaan sangat terpukul, langkahnya terhenti saat dia bertemu dengan Tae Pyung, pada Tae Pyung, Yook Do berkata kalau hal yang paling dia sesalkan selama hidupnya adalah sudah mengajari Tae Pyung cara memutar alat putar. 

(euuuum.... bagaimana yah kalau Yook Do tahu kalau tae Pyung adalah adiknya... bakal baik lagi gak yah sama Tae Pyung.)


Masih ditempat perjamuan, Kang Chun dan Kakek Moon masih bersama. Kang Chun mengatakan kalau dia tidak akan pernah lupa hal yang memalukan  yang dia terima hari ini.


“Lihatlah Kang Chun. Kemarahan yang kau kibaskan, akan berbalik  padamu sendiri. Apakah kau masih belum menyadari hal ini?” ucap Kakek Moon.

“Kau angkuh seperti biasa. Namun, akan tiba hari saat kau akan menyesali hal ini.” Balas Kang Chun.

(hahhahah... kebalik tuh.... Kang Chun lah yang angkuh.. dasar penjahat...)

Bersambung
Sinopsis Goddess of Fire, Jung Yi Episode 16 Part 3 

Enter your email address to get update from Kompi Ajaib.
Print PDF
Next
« Prev Post
Previous
Next Post »

4 komentar

Waaaahhh mkin seru aja...ditunggu ya mba sinop lanjutanya...perjalanan masih panjang... Fighting :D

Balas

makasih sinopsinya..
ditunggu foto dan crita selanjutnya.. ^^

Balas

mksih ya sinopsisnya..
Ditunggu sinopsis selanjutnya ...
fighting !!

Balas

q baru baca.bagusnya kalo ad p.gwang hae nyata dlm kehidupan.pejabat tinggi yang bisa cinta pada 1 wanita.krn nyatanya sering kali
di berita bnyak yang kaya p im hae
by debri

Balas

loading...
Copyright © 2013. Drama Populer - All Rights Reserved | Template Created by Kompi Ajaib Proudly powered by Blogger