logo blog
Selamat Datang Di Blog Kompi Males
Terima kasih atas kunjungan Anda di blog Kompi Males,
semoga apa yang saya share di sini bisa bermanfaat dan memberikan motivasi pada kita semua
untuk terus berkarya dan berbuat sesuatu yang bisa berguna untuk orang banyak.
loading...

Sinopsis Goddess of Fire, Jung Yi Episode 15 Part 3

Sinopsis Goddess of Fire, Jung Yi Episode 15 Part . Raja datang ke Bun Won untuk mengumumkan kalau dialah  yang akan menjadi juri dari kompetisi, tetu saja Kang chun dan Yook Do sangat terkejut karena rencana yang sudah mereka susun tak berjalan sesuai keinginan mereka. Bukan hanya mereka berdua yang merasa tidak senang, P Im Hae juga terlihat tidak senang.




Sinopsis Goddess of Fire, Jung Yi Episode 15 Part 3


Apa yang terjadi mulai menjadi pembicaraan di Bun Won. Si tukang gosip Jong Soo tak luput membicarakannya. Dia berpendapat diawal kesempatan Yook Do menang adalah 80 berbanding 20 tapi sekarang raja yang menjadi jurinya, jadi diatidak bisa menebak siapa yang akan keluar sebagai pemenang. 


Ratu kesal saat mengetahui raja pergi ke Bun Won dan mengumumkan kalau dia yang akan menjadi juri di kompetisi tersebut. Kalau sampai Kakek Moon yang menang, bukan hanya Kang chun yang berada di dalam kesulitan tapi mereka berdua juga dalam kesulitan. Ratu kemudian menyuruh penasehat Yi untuk menyampaikan pada Kang chun, untuk melakukan segala macam cara agar mereka bisa menang. 


Kang Chun menyuruh Yook Do menghancurkan semua tembikar yang sudah dia buat, dan membuat tembikar yang baru. Kang Chun mengatakan kalau semenjak raja mengumumkan dia sebagai jurinya, kompetisi bukanlah antara Yook Do dan Kakek Moon lagi, tapi sudah berubah jadi Kakek Moon dan Kang chun. Karena itu Yook Do harus melakukan apa yang diperintahkan oleh Kang Chun.


Kita beralih pada kakek Moon dan Jung Yi, dimana mereka sedang sibuk melukis cangkir mereka. Karena Jung Yi yang merasakan  kecemasan, dia terus saja membuat kesalahan. Kakek Moon memberitahunya kalau hati seorag pembuat keramik, haruslah selalu sama. 

“Masukkan usaha yang lebih kedalamnya karena yang Mulia Raja yang akan melihatnya. Dan jangan terlalu memperhatikan barang-barang yang dijual dipasaran. Apakah kau ingin menjadi pembuat keramik yang seperti itu?”

Jung Yi menggeleng.

“Lupakan kalau seseorang akan melihat ini. Kau lakukan saja dengan yang terbaik secara diam-diam.”



Kang Chun mengajari Yook Do bagaimana cara memutar alat putar dengan benar, dan kakek Moon juga melakukan hal yang sama untuk Jung Yi.  Dan setelah tanah2 itu menjadi mangkuk, kakek mengajari Jung Yi bagaimana cara melukis dengan benar. Berbeda dengan kakek Moon yang lebih memilih melukis, Kang Chun lebih memilih mengukir cangkirnya. (Yups itu memang ciri khas Kang chun ukiran yang detail dan perfect)


Tae Do  menemui Hwa Ryung. Saat hwa Ryung mengatakan kalau P Gwang hAe datang bersama Jung Yi, raut wajah tae Do terlihat tidak senang, di tambah lagi Hwa Ryung mengatakan kalau sepertinya pangeran menyukai Jung Yi.

“karena mereka punya takdir yang istimewa.” Tambah tae Do. 

Hwa ryung menambahkan juga kalau dia merasa Jung Yi memiliki perasaan yang sama terhadap pangeran Gwang Hae. Tae Do menjawab wajar apa yang dirasakan Jung Yi jika dia merasa gugup dan takut melakukan kesalahan jika berada di dekat pangeran, karena memang orang itu adalah seorang pangeran. 


“saat aku bersama orabeoni, aku juga seperti itu. Itu sebabnya aku bisa mengerti perasaannya dengan baik. Melihat Yang Mulia memperhatikan Jung, apakah kau tahu betapa cemburunya aku pada mereka berdua? Tiba-tiba tertawa, tiba-tiba marah dan melepasnya dengan mudah. Yang Mulia tidak bisa mengalihkan pandangannya dari Jung walau sebentar.” Cerita Hwa ryung yang bertujuan agar tae Do menyerah pada Jung Yi.


Tae Do yang sudah tak tahan lagi mendengar semuanya langsung berdiri untuk pergi. Sebelum pergi dia bertanya apakah Hwa Ryung mendapatkan apa yang dia minta? Hwa Ryung langsung memberikan apa yang Tae Do minta dan tae Do membayarnya. 

Hwa Ryung bertanya “ kemana kau akan menggunakan ini semua?”


“Aku ingin menunjukkan pada Jeong. Aku punya sesuatu yang ingin aku katakan padanya juga.” Jawab Tae Do dan pergi. Tapi langkah nya di halangi Hwa ryung yang memintanya untuk tidak melakukan itu semua. 

Hwa Ryung mengingatkan Tae Do kalau nanti dia sendiri yang akan terluka. Tae Do hanya memegang pundak Hwa rYung dan pergi.

Apa sebenarnya yang akan di tunjukkan Tae Do pada Jung Yi.... eummmm... penasaran.

Ternyata yang akan dia tunjukkan adalah kembang api, dengan bantuan tiga sekawan, dia akan membuat kejutan untuk Jung Yi.

Tae Do menjemput Jung Yi di Bun Won. Mereka duduk berdua di bawah pohon.melihat tingkah Tae Do yang seperti itu, Jung Yi pun bertanya ada apa?

Tae Do hanya tersenyum memandangi Jung Yi. Setelah merasa waktunya tepat, Tae Do bersiul untuk memberi tanda pada tiga sekawan menyalakan kembang api. 

Tak lama kemudian langit malam yang gelap dihiasi dengan indahnya pemandangan kembang api yang indah. Jung Yi takjub dan langsung berdiri.

Tak mau membuang kesempatan, Tae Do langsung memeluk Jung Yi dari belakang. 

“Aku berjanji pada ayahmu, untuk selalu berada di sisimu dan melindungimu.” Ucap Tae do.

Jung Yi yang merasa tak nyaman di peluk Tae Do seperti itu, pelan2 melepaskan pelukan dan bertanya apa maksud tae Do.

“Aku......  aku bermaksud jadi pagarmu.”

“Apakah kau mungkin... menyarankan agar kita menikah?” tanya Jung Yi.

“tidak apa-apa jika tidak sekarang. Aku bisa menantimu selama yang kau inginkan.”

Jung Yi diam sesaat, “Ada senior yang berbagi kamar denganku. Dia sudah di Bun Won selama 20 tahun. Tapi dia masih menjadi seorang asisten. Tidak seorangpun tahu, kapan dia akan menjadi seorang ahli keramik. Jalan yang sudah aku pilih juga seperti itu, orabeoni.”

“Aku tahu Jeong. Aku seperti ini karena aku tahu. “ tae Do meraih tangan Jung Yi. “aku tidak ingin kau pergi sendirian dalam perjalanan panjang itu.”

Jung Yi melepaskan tangannya, “Tidak...  aku bisa pergi saat aku sendirian. Jika aku bersama seseorang, aku akan merasa bersalah pada mereka dan ingin menyerah,apalagi kalau orang itu adalah Orabeoni.”

Tae Do terlihat kecewa, tapi dia tak bisa berbuat apa-apa lagi. Dia tak bisa menghalangi keinginan Jung Yi.

Kang Chun memanggil teman Jong Soo dan bertanya apakah hari ini kakek Moon melakukan pembakaran. Secara blak-blakan Kang Chun menawarkan padanya sebuah kesempatan dangan menanyakan siapa menurutnya yang akan menang dalam kompetisi. Tentu saja dia menjawab Yook Do yang akan menang. 

“Jika ini berjalan dengan baik, aku bermaksud mempromosikan ahli keramik Lee menjadi kepala Bun Won. Jika ahli keramik Lee menjadi kepala Bun Won,siapa menurutmu yang harus mengambil alih kedudukannya?”

“Kepala Lee...”

“bagimu, ini mungkin sebuah kesempatan, untuk menjadi pekerja api tungku pembakaran pertama yag menjadi ahli keramik kerajaan. Tapi untuk membuat itu terjadi, aku ingin kau melakukan sesuatu.”

Jung Yi dan kakek Moon sedang memasukkan semua tembikarnya untuk dibakar. Teman Jong Soo datang dan melihat mereka, dia teringat dengan kata2 Kang chun yang berkata, “keberhasilan sebuah porselin tergantung pada api. Porselen Kepala Moon harus keluar dengan retak dan galsir yang lepas.” Teman Jong Soo terlihat ragu, namun dia tak punya pilihan lain.

Dia akhirnya menemui Kakek Moon dan kakek langsung meminta tolong padanya untuk menjaga warna api agar tetap sama, agar cangkir itu bisa keluar dengan sempurna. Sebagai pekerja tungku yang sudah lama di Bun Won, tentu saja kakek sangat percaya pada kemapuannya. 

Pekerja tungku itu lebih takut pada Kang Chun, jadi dia melakukan perintah Kang chun dengan terus menambah api agar porselin milik kakek Moon hancur. Kakek Moon yang datang untuk mengecek, melihat semuanya. Dia sangat terlihat marah pda apa yang pekerja tungku lakukan, namun dia tak bisa berbuat apa-apa lagi.

Hari dimana porselin di keluarkan tiba, seperti yang di harapkan Kang chun, porselin milik kakek hancur semua, tidak ada satupun yang berhasil. P Gwang Hae yang menyaksikan itu semua, ingin memberi semangat dengan mengatakan kalau dia akan memberitahu Raja apa yang sebenarnya terjadi. Kakek Moon mengatakan kalau itu hanya akan sia-sia,yang dikhawatirkan kakek bukanlah dirinya tapi Jung Yi, Bun Won adalah mimpi Jung Yi. 

P Gwang Hae menyalahkan dirinya karena dia yang punya ide memasukkan Kakek Moon ke Bun Won, dia tidak mengira semuanya akan terjadi seperti ini. Tak ingin pangeran menyalahkan diri, kakek Moon mengatakan kalau dialah yang bersalah. 

Jung Yi yang sedari tadi melihat porselin hancur terlihat sangat sedih dan kecewa.

Kakek Moon menemui Kang Chun, tentu saja kakek Moon bisa tahu kalau orang yang menyuruh pekerja tungku melakukan itu semua adalah kang Chun. Tapi bukan Kang Chun kalau harus mengakui kecurangannya, sama seperti kecurangannya pada Eul Dam saat mereka memperebutkan kedudukan sebagai ketua Bun Won. Dia malah menyalahkan karena Tae Pyung adalah wanita, jadi dewa tungku marah. 

“Jadi saat anda meninggalkan Bun Won, pastikan anda membawa dia bersama anda.”

Kakek Moon tersenyum mengejek dan mengatakan kalau Kang chun belum berubah sedikitpun. “keramik akan mengambil karakter dari orang yang membuatnya. Itu sebabnya keramikmu tidak akan pernah menggerakkan hati orang.”

Mendengar itu Kang chun marah sampai-sampai dia memukul meja. Mereka berdua hanya saling menatap penuh kemarahan tanpa berkata sepatah katapun. 

Kakek kembali ke tempatnya dan melihat Jung Yi sedang membuat tembikar lagi. Kakek menghentikannya dan berkata kalau semuanya sudah terlambat, tapi dengan mata berkaca-kaca Jung Yi berkata kalau mereka masih punya kesempatan membuat tembikar lagi. 

Kakek memberitahu Jung Yi kalau mereka tidak akan punya cukup waktu untuk menggambar. “Jangan pakasa dirimu dan menyerah saja.” 

“Jika tidak ada waktu yang cukup untuk menggambar, kita harus menemukan cara yang lain, Guru.”

“Apa kau pikir porselin polos tanpa gambar apapun bisa menang atas porselin mewah milik ahli keramik Lee?”

“tapi tetap saja, aku tidak bisa berpangku tangan dan menunggu untuk di depak keluar! Bukankah aku harus mencoba segalanya?” ucap Jung Yi keras, sampai-sampai Kakek ternganga. “Jika ayah ku masih hidup, dia akan dengan pasti mengatakan hal yang sama. Saat anda menyerah adalah sebuah akhir. Jika anda mencoba segalanya, anda akan menemukan sebuah cara. Tolong, biarkan aku meneruskan, Guru.” Kakek Moon hanya diam saja, dengan keteguhan hati Jung Yi.”Pasti ada cara lain, bahkan tanpa menambah gambar, asti ada sebuah cara untuk menambah hidup pada porselin ini Guru”.  Jung Yi meneruskan membuat tembikar dengan menangis.

Kakek Moon menyampaikan apa yang terjadi pada Jung Yi ke P Gwang hAe, Kondisi Jung Yi sama persis seperti disaat dia harus membuatkan tembikar untuk Raja saat dia masih remaja. Jung Yi terus menatap tembikar2 itu tanpa mau makan sedikitpun. 

P Gwang hAe menemui Jung Yi. Pada pangeran Jung Yi mengatakan kalau sampai sekarang dia belum bisa menemukan metode yang dapat dia lakukan untuk membuat sebuah tembikar yang bagus. Untuk merelaks kan pikiran, P Gwang Hae mengajak Jung Yi pergi keluar.

Ternyata pangeran mengajak Jung Yi makan bersama. Tanpa mereka sadari kalau orang2 yang ada di meja sebelah mereka adalah perampok yang pernah berusaha merampok mereka. 

Jung Yi memberitahu pangeran kalau dia tidak punya waktu untuk makan, dia harus merenung dan menemukan cara untuk membuat sebuah tembikar yang bagus. P Gwang hAe lalu mengingatkan Jung Yi kalau dia pernah berkata, dia harus makan agar otak nya bisa bekerja. 

P Gwang hae memerintahkan pada Jung Yi untuk makan.namun Jung Yi menjawab kalau dia tidak bisa makan dengan lahap kalau ada pangeran di depannya dan memperhatikannya. P Gwang hAe mengerti, jadi dia meninggalkan Jung Yi sendirian. Seperginya pangeran, ketua kelompok perampok itu terus melihat ke arah Jung Yi. 

Bibi pemilik kedai menyuruh seorang anak kecil untuk mengantarkan sesuatu yang dimasukkan ke dalam sebuah guci kecil, dan jung Yi memperhatikan guci itu terus. Sampai-sampai dia mengikuti anak kecil itu.

P Gwang hAe berkeliling pasar sambil menunggu Jung Yi makan. Saat dia kembali ke kedai, dia sudah tidak melihat Jung Yi di tempatnya lagi. Dia langsung bertanya pada pemilik kedai kemana Jung Yi pergi. Pemilik kedai berkata kalau sekelompok laki2 yang ada dimeja sebalah Jung Yi, terus memandangi Jung Yi dengan ekspresi aneh, pemilik kedai menambahkan kalau para laki2 itu bisa melakukan apa saja yang mereka ingin. 

P Gwang hAe langsung berlari untuk mencari Jung Yi, dia mengelilingi pasar tapi tetap tidak menemukannya. Setelah lama berkeliling dia kembali lagi ke kedai dan melihat Jung Yi sedang berjalan santai menuju ke kedai juga. 

Dengan kesal  dan rasa cemas yang campur aduk, P Gwang hAe meraih tangan Jung Yi.

“darimana saja kau?”

“Yang Mulia.”

“setidaknya kau harus mengatakan kemana kau akan pergi?!” teriak P Gwang hAe, yang terlihat sekali kalau dia khwatir pada Jung Yi.

“tentang itu... “ belum sempat Jung Yi menyudahi kata-katanya, Pangeran langsung mencengkram lengan Jung Yi.

“Jangan pernah.... melarikan diri dari pandanganku lagi! Ini sebuah perintah!”

“Yang Mulia....”

Enter your email address to get update from Kompi Ajaib.
Print PDF
Next
« Prev Post
Previous
Next Post »

3 komentar

woooowwww....semangat yaa buat lanjutannya...

Balas

Salam kenal....
Aku tau blog ini dari blognya mbak mumu. Awalnya karena ingin baca sinopsis pretty man-nya jang gen suk. Eh...ada jung yi... Bisa sering mampir nih...
Tetap semangat dan sehat selalu.
==yani==

Balas

salam kenal juga yani.....

Balas

loading...
Copyright © 2013. Drama Populer - All Rights Reserved | Template Created by Kompi Ajaib Proudly powered by Blogger