Sinopsis Legend of Witch episode 2 Part 1. Pada episode
sebelumnya diceritakan kalau Soo In benar-benar terpukul karena kehilangan
suaminya. Yang lebih parahnya lagi, tidak ada keluarga yang bisa menyemangati
dirinya. Ayah mertuanya bahkan hendak mengusir dirinya dari rumah setelah
pemakaman Do Hyun selesai. Saat Soo In
kembali ke tempat pemakaman, tiba2 dia pingsan untung nya ada Woo Seok disana.
Apa yang akan terjadi ada Soo In? Dan bagaimana kisah Soo In dan Woo Seok akan
terjalin? Yuk kita lanjut sinopsisnya ke episode 2. Cekidooooot!
Sinopsis Legend of Witch episode 2 Part 1
Woo Seok menggendong Soo In dan membawanya ke UGD. Joo Hee
yang tak tahu kalau Woo Seok sedang mengantarkan Soo In ke UGD, terus berusaha
menghubunginya dan menunggu kedatangannya di depan gedung. Tepat disaat itu Joo
Ran datang. Hanya berdua saja dengan Joo Hee seperti itu, Joo Ran pun to the
poin meminta bantuan Joo Hee untuk membantu Won Jae menjadi CEO menggantikan Do
Hyun. Namun Joo Hee tidak menjawab permintaan Joo Ran karena dia menganggap
kalau apa yang Joo Ran katakan tidak pantas untuk dikatakan pada saat sekarang
ini.
Soo In masih belum sadarkan diri. Byeol kemudian menghampiri
Soo In dan menyamakan wajah Soo In dengan foto ibunya yang ada di kalungnya.
Tepat disaat itu, Woo Seok datang dan mengajak Byeol pergi namun Byeol tidak
mau, karena dia tidak bisa meninggalkan Soo In sendiri. Dia menganggap Soo In
mirip dengan ibunya. Woo Seok tersenyum dan berkata pada anaknya kalau Soo In
tidak mirip dengan ibunya.
“apakah ibuku lebih cantik darinya?” tanya Byeol
“Jika ibumu seperti dia, aku tidak akan menikahinya. Dia
tidak gaya sama sekali.” Jawab Woo Seok yang tak menyadari kalau Soo In
mendengar apa yang dia katakan.
Soo In bangun dan langsung melepas infusnya. Woo Seok hendak
mencegah Soo In untuk melakukan itu, tapi Soo In bersikeras pergi dengan alasan
kalau dia hendak melakukan sesuatu. Saking tergesa-gesanya, Soo In sampai
mendorong Byeol yang ingin menunjukkan foto ibunya pada Soo In. Byeol menangis
dan itu membuat Woo Seok berkata pada Soo In untuk tidak melakukan hal itu pada
anak kecil. Soo In terlihat tak tega, namun dia berpikir pemakaman Do Hyun
lebih penting, jadi dia mengabaikannya.
Saat Soo In hendak keluar UGD, seorang perawat menghadangnya
dan berkata kalau Soo In harus menyelesaikan injeksi-nya apapun yang terjadi
dan itu adalah pesan dr Kim. Mau tak mau, Soo In pun harus melakukan hal
tersebut.
Woo seok dan Byoel sudah berada di ruang pemakaman Do Hyun.
Setelah memberikan penghormatan pada DO Hyun, Joo Hee memperkenalkan Woo seok
pada saudara-saudaranya. Joo Hee memperkenalkan Woo Seok sebagai temannya
disaat dia kuliah di luar negeri.
Aeng Ran mendatangi suaminya yang masih tertidur pulas
karena semalam dia minum sangat banyak. Dia meminta Tae San untuk minum air
madu untuk memulihkan kondisinya. Tae San menolak karena sedang tak mood minum
air madu.
“Apakah kau berencana untu mengikuti Do Hyun? Jika tidak,
bangunlah dan bergabung dengan kami. Kau harus berdiri kuat sehingga keluarga
kita dan perusahaan kita dapat dijalankan kembali.” Ucap Aeng Ran dan setelah
mendengar ucapan Aeng Ran itu, Tae San pun mau minum air madu itu. Disaat Tae
San minum air madu, Aeng Ran mengatakan kalau gara2 pemberitaan tentang
kematian Do Hyun yang ada di koran, sudah membuat saham perusahaan mereka
turun. Tentu saja Tae San marah melihat berita itu.
Bok Nyeo sedang memasak untuk sarapan dirinya dan Yi Moon.
Karena sudah lama tak memasak, Bok Nyeo merasa masakannya tidak enak. Walaupun
masakan Bok Nyeo tak enak, Yi Moon tetap memujinya dan berkata kalau masakan
Bok Nyeo cocok sekali dengan seleranya. Bok Nyeo lalu menceritakan kalau 30
tahun yang lalu dia selalu membuatkan sup kacang untuk anaknya dan suaminya
setiap hari, tapi sekarang dia tak ingat lagi rasanya seperti apa. Yi Moon
menghiburnya dengan berkata kalau semua itu adalah hal yang wajar, karena Bok
Nyeo sudah tak melakukannya lagi dalam waktu 30 tahun. Walaupun sudah dihibur
seperti itu, Bok Nyeo tetap saja sedih, dia merasa seperti orang yang tak
berguna, yang hanya dia bisa lakukan sekarang hanyalah menjadi tahanan.
Mendengar itu Yi Moon pun berkata kalau setelah dia berhenti
bekerja dari penjara dimana dia sudah bekerja selama setengah dari hidupnya,
dia juga tidak bisa beradaptasi dengan lingkungannya pada aawalnya. Bahkan pada
tahun pertama ketika dia membuka usaha laundry, dia terus saja mengalami
kesulitan. Dia pun yakin kalau Bok Nyeo sudah benar2 dibebaskan nanti, dia akan
bisa melakukannya. Namun Bok Nyeo sudah berpikir kalau dia tidak bisa melakukan
seperti yang Yi Moon lakukan karena dia tak punya keterampilan. Dia bahkan
berpikir kalau dia akan merasa nyaman jika tinggal di penjara. Dia merasa kalau
dia sudah seperti cangkang kosong. Yi Moon pun menjawab kalau hal seperti itu
bukanlah hal yang harus dikhawatirkan karena dengan perlahan Bok Nyeo bisa
mengisi cangkang kosongnnya itu.
Yi Moon berkata kalau disaat dia pertama kali bertemu dengan
Bok Nyeo 30 tahun yang lalu, dia melihat Bok Nyeo penuhkemarahan dan ambisi
sampai2 membuat Bok Nyeo tidak stabil. Dan jika sekarang Bok Nyeo menjadi
cangkang yang kosong, maka itu adalah hal yang baik.
Woo Seok memberitahu Joo Hee kalau mulai sekarang dia akan
tinggal di Korea. Dia beralasan kalau
semua itu karena Byeol harus memulai sekolahnya, selain itu juga karena dia
khawatir ayah mertuanya yang tinggal sendirian dan juga karena dia punya urusan
pribadi yang harus dia selesaikan, namun dia tidak bisa memberitahu Joo Hee
tentang masalah itu sekarang.
Joo Hee lalu mengungkapkan apa yang dia rasakan sekarang.
Dia merasa sangat hancur saat mengetahui kalau kakaknya meninggal dalam
kecelakaan yang sangat mengerikan bahkan membuat tubuhnya hancur. Namun dia
merasa senang saat melihat Woo Seok ada di sampingnya.
Joo Hee mengatarkan Woo Seok dan Byeol ke taksi. Dia
kemudian berjanji pada Byeol kalau dia akan mengunjungi Byeol dengan beberapa
mainan yang dia suka. Sebelum pergi Woo Seok berkata kalau Joo Hee harus
membiarkan kakaknya pergi dengan ikhlas.
Saat berada di dalam taksi, Byeol dan Woo Seok melihat Soo
In berjalan sendirian di pinggir jalan. Woo Seok melihat Soo In dengan ekspresi
tak senang karena dia tak menyukai sikap Soo In yang tak tahu berterima kasih.
Sesampainya di tempat pemakaman, Soo In hendak makan untuk
memulihkan tenaganya. Namun dia begitu sulit melakukannya karena selalu
teringat pada suaminya. Setelah mendapatkan dorongan dari pelayan yang
menyiapkan makanannya,Soo In mencoba lagi untuk menyendok makanannya. Tapi
belum sempat dia menyuap makanannya ke dalam mulutnya, Joo Ran muncul dan
menyindir kalau Soo In sepanjang pagi ini tidak terlihat gara2 dia sedang
enak-enakan makan .
“bagaimana kau bisa menelan makanan dalam situasi ini? Kau
benar2 luar biasa!” ucap Joo Ran dengan sinis.
“Dia tidak makan apa2 sejak kemarin. Dia bahkan belum
memakan satu sendokpun makanannya sekarang.”jawab pelayan yang sedang bersama
Soo In.
“Dia tidak akan mati jika dia tidak makan selama beberapa
hari!” teriak Joo Ran. “tubuh suaminya hancur di udara, dan kau ingin makan
untuk hidup?” teriak Joo Ran yang tak bisa mengontrol emosinya.
Mendengar keributan itu, Do Jin dan Won Jae datang. Mereka
berusaha menghentikan apa yang Joo Ran lakukan. Namun Joo Ran sudah tak bisa
dihentikan dia malah semakin berteriak dan mengatakan kalau Do Hyun mati gara2
Soo In.
‘Kenapa kau terus menyalahkan orang yang tidak bersalah?
Bagaimana bisa kematian Hyung adalah salahnya?” teriak Do Jin membela Soo In.
Mendengar teriakan Do Jin itu, membuat Jo Ran semakin marah dan menyebut Do Jin
anak haram. Dia kemudian mengatakan apa Do Jin senang dengan kematian DO Hyun,
dan berharap menjadi CEO berikutnya.
“Sadarlah! Baik Joo Hee dan aku tidak akan membiarkan
perusahaan kami diberikan pada anak haram.” Ucap Joo Ran dengan kasar. Tanpa
Joo ran sadari, Aeng Ran mendengar semua yang dia katakan. Aeng Ran pun
langsung berdiri didepan Do Jin untuk melindunginya. Tanpa berkata sepatah
katapun, Aeng Ran langsung melayangkan tamparan ke pipi Joo Ran. Tentu saja itu
membuat Joo ran shock.
“Jika kau tidak ingin menutup mulutmu.” Ucap Aeng Ran
mengancam kalau Joo Ran tak bisa mengontrol kata2nya lagi, dia bakal
menamparnya lagi untuk yang kedua kalinya.
Woo Jae berusaha membela istrinya dengan mengatakan kalau
Aeng Ran tak seharunya melakukan hal itu disaat seperti ini. Aeng Ran melihat Woo
Jae dengan tatapan mengejek dan bertanya apa sekarang mereka harus membahas apa
yang bisa mereka bicarakan dan tidak mereka bicarakan di tempat ini. Kali ini
Aeng Ran yang tak bisa lepas kontrol.
“Bahkan jika semua orang didunia menyalahkan dia sebagai
anak haram. Kau tidak seharusnya melakukanya. Kenapa? Karena kalian berdua
sama-sama punya darah dari ayahmu. Menyalahkan Do Jin.... sama saja kau
menyalahkan ayahmu. Apa kau mengerti?”
“Baiklah!” jawab Joo Hee dan ikut nimbrung dalam
pertengkaran itu. “aku sudah cukup mendengar ceramahmu,jadi aku bisa berhenti
sekarang.”
“Apa?”
“ini adalah tempat berkabung untuk kakakku. Ini bukan tempat
untuk memberikan ceramah, ibu Do Jin.”
Mendengar sebutan ibu Do Jin membuat Aeng Ran tambah
terbakar emosi dan memilih pergi. Melihat Joo Hee berhasil mengalahkan AengRan,
Joo ran terlihat sangat senang dan memuji Joo Hee.
“Berhentilah membuat keributan. Orang2 dari perusahaan kita
dan tamu ada di luar sana.” Ucap Joo Hee pada kakaknya.
“Mereka semua sudah tahu kalau kita adalah keluarga
berantakan. Jadi tidak perlu malu.” Jawab Joo Ran. Tapi karena Joo Hee
memintanya diam, diapun berjanji akan mengunci mulutnya mulai sekarang.
“Saya tidak tahu berapa lama itu akan berlangsung.” Ucap Woo
Jae dan pergi. Joo Ran pun mengejar
suaminya, namun sebelum pergi dia lagi2 menyindir Soo In yang hanya memikirkan
makan saja.
Melihat makanan Soo In, Joo Hee berkata kalau semua itu
pasti sekarang sudah dingin. Dia pun menawarkan untuk memesankan yang baru
namun Soo In menolak. Joo Hee mengerti dan menyuruh Soo in makan dengan tenang.
Soo In tak mau jatuh pingsan lagi, jadi walau sudah disindir oleh Joo ran, dia
tetap menguatkan dirinya untuk makan.
Aeng Ran pergi minum dengan Do Jin. Aeng ran benar2 tak
percaya Joo Hee bisa memanggilnya dengan sebutan ibu Do Jin. Do Jin berusaha
menghibur ibunya dan meminta ibunya untuk tidak tersinggung dengan sebutan itu,
karena ibunya punya dirinya.
“Kau tahu bagaimana kita hidup selama 30 tahun ini kan?”
tanya Aeng Ran dan Do Jin mengiyakannya. “Penghinaan yang kita dapatkan dari
keluarga Ma, kaulah satu-satunya orang yang bisa membalas mereka semua. Tuhan
memberi kita satu kesempatan terakhir. Jangan sampai kehilangan kesemapatan
itu.”
“Kesempatan?” tanya Do Jin tak mengerti.
‘Karena saudaramu sudah meninggal, kaulah satu2nya yang
dapat memiliki Shinhwa Group.”
“Dia baru saja meninggal! Bagaimana ibu bisa mengatakan semua
itu?” tanya Do Jin dengan nada tinggi. Aeng Ran berkata kalau dia sudah
menunggu kesempatan itu selama 30 tahun, jadi dia meminta Do Jin untuk tidak
berperilaku sembarangan dan terus berusaha mengambil hati ayahnya agar Do Jin
dipercaya menjadi pemilih Shinhwa Goup.
Namun Do Jin menolak permintaan ibunya, dia berkata kalau dia tidak
tertarik dalam hal itu.
“Apa kau mau disebut anak haram selama sisa hidupmu?” tanya Aeng Ran dan membuat Do Jin
terperangah.
Yi Moon
mengantar Bok Nyeo ke stasiun karena Bok NYeo akan kembali lagi ke penjara.
Melihat Bok NYeo menggunakan sandal, Yi Moon langsung pergi untuk mencarikan sepasang
sepatu buat Bok Nyeo, sedangkan Bok Nyeo
disuruh menunggu di bangku tunggu. Kereta api sudah datang dan Yi Moon tak
kunjung datang. Untungnya sebelum Bok Nyeo naik kereta api, Yi Moon muncul.
Jadi merekapun bisa bertemu sebelum Bok NYeo pergi dan memberikan sepatu yang
dia beli.
Woo Seok
dan Byeol sampai di depan toko laundry Yi Moon. Ternyata Woo Seok adalah
menantu Yi Moon. Yi Moon bertanya pertanyaan yang sama dengan Joo Hee
sebelumnya, tentang alasan Woo Seok kembali ke Korea. Fakta baru lagi, ternyata
Byeol sakit dan Yi Moon bertanya apa alasan Woo Seok kembali karena ada masalah
denga operasi Byeol. Woo Seok pun menjawab bukan karena hal itu, dia pulang ke
Korea karena Byeol sangat merindukan Yi Moon dan Woo Seok juga merindukan
Korea. Dan untuk masalah pekerjaan, Woo Seok tak mempermasalahkannya karena dia
bisa mencari pekerjaan lagi.
Aeng Ran
menemui Soo In dan mengatakan padanya
untuk bersiap2 pergi dari rumah karena dia pasti tak akan lama lagi bakal
diusir oleh keluarga Ma. Dia juga menyuruh Soo In untuk mencari cara
mendapatkan uang dengan skill dan pendidikan
Soo In yang rendah. Secara blak-blakan Aeng Ran mengatakan kalau di
keluarga Ma tidak ada satu orang pun yang menganggapnya sebagai anggota
keluarga, terlebih Do Hyun sudah tidak ada lagi.
Tepat
disaat itu Mi O menelpon Do Jin dan ibunya yang mengangkatnya karena Do Jin
tidak berani. Aeng Ran dan Do Jin pun pergi untuk menemui Mi O. Saat sendirian,
Soo In teringat lagi dengan apa yang Tae San katakan tadi malam. Soo In melihat
makam suaminya dan berkata, "Aku baik2 saja, sayang... aku hanya kembali
ke tempatku sebelumnya. Jangan khawatir."
Woo Seok
dan anaknya pergi ke makam Jin Hee, ibu Byeol. Melihat ayahnya menangis, Byeol
pun mengejeknya.
“Hei, Nam Byeol. ini tidak adil,kita sudah lama tak bertemu
dengan ibumu. Kenapa kau bicara buruk tentangku?” ucap Woo Seok membela diri.
“Ibu perlu tahu apa yang seharusnya dia tahu.” Jawab Byeol.
“Apakah tidak apa-apa juga jika aku memberitahu kalau kau
masih tidur dengan botol bayi dimulutmu?” tanya Woo Seok dan Byeol langsung
menutup mulut ayahnya dengan tangan. “Kau tahu kan kalau itu memalukan?”
Byeol kemudian berkata kalau dia ingin berbicara dengan
ibunya secara pribadi. Jadi dia meminta Woo Seok untuk menyingkir dan menutup telinganya.
Byeol kemudia meletakkan boneka kesayangannya di atas makam ibunya (boneka-nya
kayak Marsha). Dia berkata pada ibunya kalau dia sudah berusia 5 tahun, jadi
sudah saatnya dia tidak bermain boneka lagi. Walaupun menutup telinga, Woo Seok
bisa mendengar apa yang Byeol katakan dan dia pun tertawa. Mendengar ayahanya
tertawa, Byeol dengan cepat menoleh ke arahnya dan Woo Seok pun langsung diam.
“Aku benar2 tidak mengerti, kenapa wanita cantik sepertimu
menikahi pria yang sudah mengomel. Aku
tidak akan pernah menikah dengan pria seperti ayah.” Ucap Byeol dengan kesal,
mendengar itu Woo Seok benar2 merasa tak percaya anaknya bisa berkata seperti
itu.
Dengan diantar Wol Han, Aeng Ran dan Do Jin menemui Mi O di
sebuah restoran. Sebelum masuk kerestoran, Do Jin meminta ibunya untuk tidak
bersikap kasar pada Mi O karena dia sedang hamil.
“Apakah kau ingin menjadi ayah dari anak itu?” tanya Aeng
Ran dan Do Jin dengan cepat mengatakan kalau dia tidak mau. “Kalau begitu kau
diam saja tak usah bicara.” Ucap Aeng Ran dan masuk ke restoran.
Do Jin memberikan kartu namanya pada Wol Han dan menyuruhnya
untuk membeli satu buket bunga cantik plus kartu namanya untuk wanita yang
kepergok sedang bersamanya di vila. Karena sekarang wanita itu sedang sakit di
rumah sakit gara2 shock atas kejadian kemarin. Setelah Do Jin pergi, Wol Han
sambil mengumpat memasukkan kartu nama ke dalam dompetnya.
To the point, Aeng Ran bertanya berapa banyak uang yang Mi O
inginkan dari mereka. dengan jelas Mi O menjawab kalau dia tidak mau uang, dia
hanya ingin setengah dari Shinhwa Group.
Tentu saja Aeng Ran tidak akan memberikan hal itu padanya.
Poong Geum melihat mobil keluarga Ma, mengira kalau didalam
mobil itu tidak ada orang, diapun hendak menempel lembaran iklan obatnya. Wol
han yang ada di dalam mobil tidak terima mobil-nya di tempelin kertas seperti
itu. Dari dalam mobil, Wol Han mengklakson dan menyalakan wishper kaca depan.
Saking terkejutnya, poong Geum jatuh ke tanah. Saat Wol Han muncul, Poong Geum
mengaku kalau tulang ekornya patah dan dia minta ganti rugi. Karena Wol Han
merasa tak bersalah, Poong Geum pun mengancamnya dan akan melaporkan apa yang
sudah Wol han perbuat pada polisi.
Tak punya pilihan lain, Wol Han pun membiarkan Poong Geum
masuk kemobilnya. Ingin masalah ini selesai Wol Han ingin memberi Poong Geum
uang namun, Poong Geum tak mau. Dia ingin Wol Han membelikannya obat mahal yang
dia jual, agar dia bisa meminumnya sendiri untuk pengobatan punggungnya. Mendengar itu Poong Geum sadar kalau
dia sudah ditipu. Untungnya pas di saat itu Aeng Ran menelpon dan Wol Han pun
langsung masuk mobil dan pergi, namun sebelumnya dia pergi, dia sempat
memberikan kartu pada Poong Geum.
Poong Geum
sempat kesal saat ditinggal begitu saja oleh Wol Han, namun saat membaca kartu
nama yang diberikan Wol Han, Poong Geum langsung tersenyum senang. ternyata
saking buru-burunya, Wol Han salah memberikan kartu nama. Yang Wol han
berikan pada Poong Geum adalah kartu
nama Do Jin... wkwkkwkk
bersambung
Sinopsis Legend of Witch episode 2 Part 2.