logo blog
Selamat Datang Di Blog Kompi Males
Terima kasih atas kunjungan Anda di blog Kompi Males,
semoga apa yang saya share di sini bisa bermanfaat dan memberikan motivasi pada kita semua
untuk terus berkarya dan berbuat sesuatu yang bisa berguna untuk orang banyak.
loading...

Sinopsis Legend of Witch Episode 1 Part 2

Sinopsis Legend of Witch episode 1 part 2. Pada part sebelumnya diceritakan kalau suami Soo In meninggal dalam kecelakaan helikopter. Dan ternyata dari semua anggota keluarga Do Hyun tidak ada yang menyukainya kecuali ibu kandung Do Hyun yang sudah terserang sakit alzaimer. Apa yang akan terjadi pada Soo In setelah ini? Dan apa yang akan membuatnya dijerumuskan  ke dalam penjara? Yuk kita ikuti kelanjutan kisahnya.


Sinopsis Legend of Witch episode 1 part 2



Mi O pergi ke pemakaman Do Hyun dan sepertinya dia datang untuk  mencari seseorang. Kita beralih pada Poong Geum yang sudah selesai melakukan pemeriksaan pada Bok Nyeo. Namun sebelum dia memberitahu hasil diagnosanya, Poong Geum bertanya tentang biodata Bok Nyeo terlebih dahulu untuk diisikan ke dalam daftar pasien. Saat di tanya alamat, Bok Nyeo mengatakan kalau dia sedang terburu2 ke suatu tempat, jadi dia meminta Poong Geum untuk langsung memberitahu apa penyakit-nya saja.


Dengan wajah serius,Poong Geum mengatakan kalau sudah terjadi masalah yang serius pada jantung Bok Nyeo dan hal itu bisa membuat  jantung  Bok Nyeo sakit seperti di remas. Mendengar itu, Bok Nyeo dengan polosnya menjawab kalau setahu dia, dia hanya punya masalah pada pencernaan  bukan pada jantung.  Namun Poong Geum tetap mengatakan kalau Bok Nyeo punya masalah pada jantungnya karena sirkulasi peredaran darahnya tidak berjalan lancar dan hal itulah yang membuat Bok Nyeo tak lancar pada pencernaannya. Bok Nyeo merasa tak percaya pada kata2 Poong Geum  dan dia hendak pergi. Namun Poong Geum terus saja menahannya dan kali ini, dia mengeluarkan tujuan dia sebenarnya, yaitu menjual obat yang dia beri nama ekstrak buah Allah. Dia meminta Bok Nyeo meminum obat itu sebelum pergi. Karena Poong Geum mengatakan obat itu baik untuk kesehatan, Bok Nyeo pun menurut saja apalagi obat itu diberi gratis.

Selesai minum,Bok Nyeo hendak pergi  tapi dihalangi oleh Poong Geum lagi yang mengatakan kalau Bok Nyeo harus mencoba kacang mie saus hitam mereka. Bok Nyeo tak tertarik dan dia tetap ingin pergi. Tak mau bertele-tele lagi, Poong Geum pun langsung mengeluarkan semua minuman obatnya dan menyuruh Bok Nyeo membelinya.


Akhirnya Bok Nyeo menyadari maksud Poong Geum membawanya ke tempat itu. Dia pun langsung beranjak dari duduknya dan berjalan pergi. Namun belum sampai ke pintu keluar, Bok Nyeo tak sadarkan diri. Melihat Bok nYeo pingsan tentu saja itu membuat Poong Geum khawatir dan langsung membawanya ke rumah sakit.


Aeng Ran dan Do Jin baru saja tiba di tempat pemakaman, sebelum masuk dia meminta Wol Han untuk merahasiakan semua yang Do Jin lakukan pada siapapun. Dan Wol Han pun menyanggupinya. Di dalam ruang pemakaman, Mi O memberi penghormatan pada Do Hyun untuk yang terakhir kalinya. Setelah itu dia menghampiri pihak keluarga dan bertanya keberadaan Do Jin karena seharusnya dia ada di pemakaman saudaranya. 


Melihat Mi O yang begitu ngotot ingin bertemu Do Ji, langsung membuat Joo Hee bertanya apa hubungan Mi O dan Do Jin. Mi O dengan lantang menjawab kalau mereka berdua sudah bersama-sama selama satu tahun dan Do Jin juga sudah berjanji akan menikahinya, tapi Do Jin malah tak bisa dihubungi selama sebulan.


Tepat disaat itu, DO Jin datang dengan menangisi kematian kakaknya. Melihat Do Jin, Mi O langsung mengajaknya bicara berdua saja diluar, tapi Do Jin tak mau dengan alasan dia tak punya sesuatu yang mau dia bicarakan dengan Mi O. Namun Mi O memaksa hingga membuat Do Jin emosi dan berteriak menyuruh Mi O pergi.  Mendapat perlakuan seperti itu, Mi O pun langsung melayangkan tamparannya pada Do Jin dan tepat disaat itu Aeng Ran masuk dan melihat kejadian itu.


Tak mau terjadi sesuatu yang bisa merugikan anaknya dan dirinya, Aeng Ran pun langsung menghampiri mereka dan menyuruh Mi O pergi. Namun Mi O tak mau, dia bahkan meminta untuk bertemu dengan Tae San dan dia akan mengatakan semua perbuatan Do Jin padanya. Mendengar itu Aeng Ran langsung terpancing emosi dan tangannya pun lanngsung menampar pipi Mi O.

“Inilah kedua belas kalinya kau menamparku. Aku tidak akan membiarkan ada yang ketiga belas.” Ucap Mi O setelah mendapatkan tamparan dari Aeng Ran. Ternyata itu bukanlah kali hal pertama mereka bertemu.


Mi O diseret keluar oleh petugas keamanan, namun sebelum sampai dia dibawa keluar ruangan makam, Tae San muncul dengan semua pegaawainya. Aeng Ran langsung menghampiri Tae San dan berkata kalau tidak terjadi apa2 dan dia meminta Tae San untuk mengabaikannya saja. Menyadari kalau orang tua yang ada di depannya adalah ayah Do Jin, Mi O pun langsung berjalan menghampirinya.

“Aku Seo Mi O. Saya saat ini sedang mengandung anak dari putra anda.” Ucap Mi O dan semua orang terkejut mendengarnya.



Setelah mengatakan semuanya, Mi O keluar dan Soo In mengejarnya untuk mengembalikan jepit rambut milik Mi O yang terlepas.

“Bergembiralah....” ucap Soo In pada Mi O. “Dia tidak dalam posisi untuk memikirkan orang lain sekarang....  tapi dia mungkin akan menghubungimu setelah pemakaman. Ayah mertuaku tidak akan mengabaikanmu... karena kau mengandung cucunya. Jika seorang ibu sedih dan menderita.... maka bayinya pun akan merasakan hal yang sama. Jadi cobalah untuk menghibur diri sendiri demi bayimu.” Tambah Soo In memberi semangat dan Mi O pun berterima kasih.



Tepat disaat itu, Poong Geum datang dengan menggendong Bok Nyeo. Namun ternyata dia salah tempat, dia hendak membawa Bok Nyeo ke UGD tapi pegawainya malah mengantarkan mereka ke tempat pemakaman. Poong Geum kemudian bertanya pada Soo In dan Mi O dimana UGD yang ternyata masih lumayan jauh dari tempat pemakaman. Dengan sempoyongan karena keberatan menggendong Bok Nyoe dan karena high heelsnya, Poong Geum berjalan menuju UGD. Namun tiba2 dia hampir terjatuh, reflek Soo In dan Mi O-pun  membantunya.

Dan ternyata sebelum bertemu di penjara, ke empat wanita itu sudah pernah saling bertemu satu sama lain. Tak heran kalau Soo In berekspresi seperti pernah melihat Mi O saat mereka bertemu di sel penjara.



Bok Nyeo menelpon Yi Moon dan memintanya untuk menjemputnya di rumah sakit. Berkat Yi Moon, Bok Nyeo bisa keluar dari rumah sakit. Walaupun begitu Bok Nyeo merasa tak enak pada Yi Moon karena  sudah membuatnya repot sampai harus membayar tagihan rumah sakitnya juga. Yi Moon pun tak mempermasalahkannya karena dia sudah sangat senang bisa membantu Bok Nyeo, terlebih lagi  karena mereka bisa bertemu lagi.  Namun karena Bok Nyeo bersikeras membayar kembali tagihan rumah sakitnya, Yi Moon pun memintanya untuk mentraktirnya makan saja. Sebelum mereka keluar rumah sakit untuk mencari makan, Yi Moon dengan begitu pengertiannya memberikan jaketnya pada Bok Nyeo agar dia tak kedinginan.



Saat makan, Yi Moon juga memberikan sebagian sup-nya untuk Bok Nyeo karena dia tahu di penjara tidak ada makanan enak. Bok Nyeo kemudian mengatakan kalau dia sangat ingin pergi ke rumahnya yang dulu dia tinggali. Walaupun dia sadar kalau rumahnya pasti sudah tidak ada, tapi ada sesuatu yang ingin dia cari disana.

Tiba2 Bok Nyeo teringat kalau dia harus menelpon opsir Kim setelah dia bebas dan dia meminjam ponsel Yi Moon untuk menelpon. Saat berbicara dengan opsir Kim, tanpa malu sedikitpun Bok Nyeo berbicara dengan keras saat menyebut penjara wanita Korea, hingga semua orang2  yang juga sedang makan disana langsung menoleh.




Kita kembali ke pemakaman dimana, beberapa orang tua dari panti jompo tempat Soo In bekerja datang untuk melayat Do Hyun. Dan Joo Ran terlihat tak senang  pada mereka. Para orang tua itu memberi semangat pada Soo In agar dia kuat menghadapi semua ini. Mereka bahkan memberi Soo In beberapa buah untuk ia makan.


Di sebuah pesawat terbang kita melihat Nam Woo Seok bersama Nam Byeol sedang duduk di salah satu bangku penumpang pesawat itu. Woo Seok tak senang melihat anaknya masih saja mengenyot botol dot-nya, dia pun menyuruh Byeol untuk membuangnya. Namun Byeol tak mau karena menganggap botol dot itu adalah temannya. Saking kesal-nya Woo Seok pun mengambilnya secara paksa.

Tak punya cara lain, Byeol pun menangis dengan kencang dan minta ayahnya mengembalikan botol dot-nya. Awalnya Woo Soek  tak mau memberikan kembali botol dot itu walau Byeol menangis, tapi karena dia mendapatkan komplain dari penumpang lainnya karena suara tangis Byeol, jadi mau tak mau Woo Seok pun mengembalikan botol dot itu pada anaknya.



Setelah mendapatkan botol dot itu kembali, Byeol langsung mengenyotnya dan tidur. Melihat anaknya tertidur, Woo Seok pun tersenyum dan kemudian merapikan selimutnya. Woo Seok melihat foto yang ada di kalung Byeol dan sepertinya itu adalah foto ibunya Byeol.

Yi Moon mengajak Bok Nyeo pergi ke daerah dimana rumahnya dulu berada. Tentu saja Bok Nyeo melihat begitu banyak perubahan di tempat itu karena dia meninggalkan tempat itu selama 30 tahun yang lalu.

Saat melihat sebuah pohon besar yang terdapat di depan sebuah toko, Bok Nyeo langsung teringat kalau beberapa bulan sebelum kecelakaan, suaminya membawa anak pohon kecil ke rumah dan mereka kemudia menanamnya di halaman rumah mereka. Bok Nyeo sangat yakin kalau itulah pohon yang dia tanam bersama suaminya dulu.



Tanpa pikir panjang, Bok Nyeo langsung mengeluarkan sebuah batu dari tasnya dan berusaha menggali tanah yang ada di samping pohon. Dia berkata kalau 30 tahun yang lalu dia mengubur sesuatu di dalamnya. Dan suaminya berkata kalau sesuatu itu adalah sebuah dokumen penting, jadi dia meminta Bok Nyeo untuk menyembunyikan dokumen itu dengan baik. Bok Nyeo pikir dokumen itu berhubungan dengan kematian suaminya dan agar  Bok Nyeo tidak bisa mengungkap semuanya, jadi dia dituduh sebagai  pembunuh suaminya. Mengira kalau hal itu adalah hal yang sangat penting, Yi Moon pun membantu Bok Nyeo menggali tanah itu.


Belum sampai mereka mendapatkan dokumen itu, pemilik toko muncul dan menegur mereka. Bok Nyeo dan Yi Moon kebingungan karena mereka tidak bisa memberi tahu alasan kenapa mereka menggali tanah di samping pohon itu.


Di rumah Tae San marah besar pada Do Jin. Melihat anaknya sampai berlutut tapi tak mendapat kata maaf, Aeng Ran pun berusaha membelanya dengan mengatakan kalau Mi O lah yang merayu Do Jin. Namun Tae San tak menerima alasan itu, karena dia sudah berulang kali memperingatkan Do Jin untuk tidak bermain2 dengan perempuan.

Tae San lalu berkata kalau dia berharap Do Jin bisa seperti Do Hyun. Dia juga menambahkan kalau rumahnya bukanlah tempat sampah, jadi dia tidak akan bisa menerima menantu seperti Soo In lagi. Karena itu dia menyuruh Do Jin untuk mengurus masalah Mi O sendiri.

Tepat disaat itu, seorang pelayan datang dengan tergesa-gesa dan mengatakan kalau setelah kembali dari rumah sakit, Dan Sim tidak mau makan. Dia juga tidak mau minum obat-nya.

“Apakah dia shock karena Hyung?” tanya Do Jin.

“Dia tidak bisa mengenali Do Hyun di pemakaman.” Jawab Aeng Ran dan kemudian pergi untuk melihat apa yang terjadi.

Mendapati kabar kalau istrinya tidak mau makan dan tidak mau minum obat, Tae San tambah kesal campur sedih. Sampai-sampai dia membanting gelas minumannya.



Ternyata bukan hanya tak mau makan, Dan Sim bahkan mencurigai pelayan yang membawakannya makan sudah memberi racun didalam sup-nya. Saat Aeng Ran datang, Dan Sim mengumpat kalau dia adalah pelacur yang sudah mencuri suaminya. Mendengar itu, Aeng Ran terkejut dan mengira kalau ingatan Dan Sim sudah kembali. Untuk memastikannya Aeng Ran pun bertanya pada Dan Sim dimana Do Hyun. Dan Sim pun menjawab kalau Do Hyun di Amerika sedang meraih gelar masternya. Dan Sim kemudian memeluk bantalnya dan meminta Soo In dibawa pulang karena dia tak mau makan sebelum Soo In datang. Aeng Ran terlihat lega saat mengetahui kalau ingatan Dan Sim belum kembali.



Soo In masih di tempat pemakaman, tanpa sengaja dia mendengar pembicaraan Joo Ran dan suaminya tentang rencana mereka agar Won Jae mendapatkan posisi CEO untuk menggantikan Do Hyun. Tak lama kemudian Wol Han muncul dan mengajak Soo In pulang.



Setelah turun dari bis, Yi Moon mengatakan kalau dia pikir pohon itu, bisa saja bukan pohon yang Bok Nyeo taman bersama suaminya. Untuk memastikannya dia mengajak Bok Nyeo untuk pergi kesana lagi sebelum toko buka. Namun Bok Nyeo menolaknya. Dia berkata kalau dia bisa hidup dengan baik walau dia sudah dituduh sebagai pembunuh suaminya. Bahkan Bok Nyeo berkata kalau dia lebih baik tinggal di penjara dari pada bebas karena dunia di luar sudah terlalu banyak berubah untuknya dan dia merasa dia tak bisa beradaptasi dengan semua itu.

Poong Geum sedang menghitung uang hasil penjualan obatnya. Dia menelpon rumah sakit untuk bertanya keadaan Bok Nyeo. Di beritahu kalau Bok Nyeo sudah keluar rumah sakit, tentu saja Poong Geum merasa lega karena rasa bersalahnya hilang.



Pegawai Poong Geum lalu bertanya2 kenapa Bok Nyeo tiba2 pingsan. Dia kemudian menebak kalau semua itu pasti karena minuman obat milik Poong Geum. Mendengar itu, Poong Geum langsung emosi dan menggetok kepala pegawainya itu dengan sumpit. Poong geum lalu membantah tuduhan pegawainya itu, karena menurutnya minuman yang dia jual sangat sehat dan kaya manfaat.

“Jika memang benar, kenapa kau tidak meminumnya juga?” ucap pegawai Poong Geum dan Poong Geum langsung menolaknya dengan alasan kalau itu adalah minuman mahal, jadi dia tidak mau menghabiskannya sendiri.

Menganggap kalau semua itu hanyalah alasan Poong Geum, pegawainya pun meledek dia dengan mengatakan kalau semua yang ada di tubuh poong Geum adalah palsu.



Tae San mendatangi Dan Sim di kamarnya. Dia meminta Dan Sim untuk makan dan kemudian minum obat. Tae San meminta istrinya untuk segera sembuh. Walaupun sudah mengatakan hal itu, Dan Sim malah berpaling tak mau melihat wajah Tae san.

“Aku tahu kalau kau sangat membenciku bahkan sampai ingin membunuhku. Tapi tolong pegang tanganku hari ini. Satu-satunya yang bisa menghibur seorang ayah yang kehilangan anaknya adalah ibu yang juga kehilangan anaknya.” Ucap Tae sAn dengan menangis.

Tanpa Tae San sadari, Aeng Ran  menguping pembicaraannya dengan Dan Sim. Tepat disaat itu Aeng Ran mendapat telepon dari seseorang dan sepertinya itu adalah  telepon yang sangat rahasia karena dia sampai harus keluar rumah untuk mengangkatnya. Pada orang yang menelponnya itu, Aeng Ran menyuruhnya untuk tidak lengah bahkan hanya satu menit.


Soo In muncul dan Aeng Ran langsung mematikan teleponnya. Aeng Ran lalu bertanya apa Soo In sudah hamil anak Do Hyun. Dengan ekspresi sedih Soo In menjawab belum. Mendengar itu Aeng ran terlihat senang.

Soo In kemudian masuk ke kamar Dan Sim dan membawakan makanan untuknya. Dengan begitu perhatiannya Soo In menyuapi Dan Sim, Dan Sim pun tak menolaknya seperti yang dia lakukan pada pelayan yang membawakan makanan untuknya. Sambil menyuapi Soo In berjanji walau suaminya sudah tidak ada dia akan tetap merawat Dan Sim sampai kapanpun.

Mendengar apa yang Soo In katakan, Tae San langsung menyebut Soo In adalah wanita yang tidak tahu malu. “Kau membawa kematian pada anakku.... dan kau pikir aku akan membiarkan kau tinggal disini sampai kau mati? Apa kau pikir kalau kematian Do Hyun adalah kesempatan bagimu? Apa kau pikir kalau semua uangnya akan menjadi milikmu?”

“Apa yang anda bicarakan?” tanya Soo In tak mengerti.


“Aku tidak pernah berpikir kalau kau adalah menantuku. Kau hanya seorang wanita yang tinggal bersama Do Hyun. Aku membiarkan kau menjadi kepala berkabung... demi Do Hyun.... jad kembalilah ke tempatmu setelah pemakaman!” ucap tae San dengan nada tinggi.


Soo In pergi ke kamar dan menangisi semuanya. Dia menangis dan teringat semua kata2 Tae San padnaya.


Woo Seok dan anaknya baru sampai bandara. Lagi2 berdua  bertengkar hanya karena Woo Seok sengaja tidak memberitahu  kakek Byeol untuk menjemput mereka. Tepat disaat itu, Woo Seok mendapat telepon dari temannya yang sudah dia minta menjemputnya. Orang itu memberitahu Woo Seok kalau kakak Joo Hee meninggal dunia, mendengar itu Woo Seok langsung terkejut.


Soo In kembali ke pemakaman dan dia terlihat tidak sehat karena menangis semalaman setelah mendapat kata-kata pengusiran dari Tae San. Woo seok pergi ke tempat pemakaman Do Hyun, karena dia kenal dengan Joo Hee yang adalah adik Do Hyun. Sebelum pergi ke ruang pemakaman, Byeol mengatakan kalau dia ingin pipis, jadi Woo Seok pun mengantarkannya ke toilet.



Byeol masuk ke toilet dan Woo Seok menunggu di luar. Tepat disaat itu, Soo In keluar dari toilet dengan sempoyongan, dan setelah melintasi Woo Seok, Soo In pingsan. Woo Seok reflek menangkapnya dan berusaha membangunkannya namun Soo In tak juga bangun.

Bersambung

Sinopsis Legend of Witch ep 2
Enter your email address to get update from Kompi Ajaib.
Print PDF
Next
« Prev Post
Previous
Next Post »

loading...
Copyright © 2013. Drama Populer - All Rights Reserved | Template Created by Kompi Ajaib Proudly powered by Blogger