Sinopsis Angel Eyes Episode 4 Part 1. Pada episode tiga kita melihat para pemeran sudah beranjak dewasa semuanya.Soo Wan menjadi tim medis 119 sedangkan Dong Joo menjadi seorang dokter hebat di Amerika yang kemudian pindah ke rumah sakit tempat dr Yoon Jae Bum bekerja. Setelah mencari dan mencari akhirnya Dong Joo menemukan Soo Wan, namun sayangnya pencarian Dong Joo harus berakhir dengan kekecewaan. Karena Soo Wan sudah ditunangkan dengan orang lain, dan tunangan Soo Wan itu bernama Ji Won yang tak lain adalah anak dari dr Oh dan juga rekan kerja Dong Joo di rumah sakit. Soo Wan sendiri tak bisa mengenali Dong Joo karena Dong Joo mengubah namanya menjadi Dylan Park. Bagaimana kelanjutan drama ini? Yuk ikuti sinopsinya.... cekidot....
Sebelumnya !
Sinopsis Angel Eyes Episode 4 Part 1 !
Soo Wan menghampiri Dong joo yang sedang duduk sendirian. Saat Soo Wan menunduk dan bertanya apa Dong Joo baik2 saja, kalung peluit pemberian Dong Joo terlihat menggantung. Dong Joo hendak meraihnya, namun Soo Wan langsung berdiri.
Tanpa berkata apa-apa, Dong Joo langsung meraih tangan Soo Wan dan menggenggamnya dengan kuat. Lalu dengan kasar Dong Joo menarik Soo Wan pergi. Diperlakukan seperti itu tentu saja Soo Wan berusaha melepaskan diri dan bertanya kenapa Dong Joo bersikap seperti itu padanya.
Dan ternyata, Dong Joo membawa Soo Wan untuk diobati. Soo Wan pun duduk dengan manis agar Dong Joo bisa mengobati luka dilehernya. Soo Wan melihat tanda pengenal Dong Joo yang tertulis nama Dylan Park.
“kelihatannya kau dokter baru ya? Tadi siang kau bertanya padaku tentang observatorium.”tanya Soo Wan.
“Diam... jangan bicara, ini mengganggu.”jawab Dong Joo ketus.
Soo Wan pun diam dan Dong Joo melanjutkan pengobatannya. Saat wajah mereka berada pada jarak yang sangat dekat Soo Wan langsung memejamkan matanya. Melihat mata Soo Wan yang tertutup dan dibuka perlahan-lahan malah membuat Dong Joo terus melihatnya dan tak fokus pada luka Soo Wan. Tapi dia langsung kembali memberi obat pada luka Soo Wan saat mata Soo Wan terbuka.
Dengan ekspresi aneh, Soo Wan melihat kewajah Dong Joo. Ekspresi seperti sedang menebak2. Tiba2 mata mereka berdua bertemu dan untuk beberapa detik mereka saling menatap. Dong Joo dengan cepat menarik diri dari pandang-pandangan itu dan mengambil plester untuk menutup luka Soo Wan. Pengobatan selesai dan Soo Wan mengucapkan terima kasih pada Dong Joo yang sudah menyelamatkannya dan mengobatinya.
“Jika dia pasien yang sakit mental, dia seharusnya diikat. Apa kau tidak tahu karena kau melakukan itu, banyak orang yang terancam bahaya?” ucap Dong Joo ketus.
Soo Wan awalnya hendak membela diri, tapi dia langsung mengurungkannya. Dia meminta maaf atas semua masalah yang dia timbulkan dan berjanji kalau hal tersebut tidak akan terulang lagi.
“Tolong jaga janji itu.” ucap Dong Joo dan pergi.
Saat sendirian Soo wan berkata, “Dia menyelamatkanku dan mengobatiku. Tapi dia pasti memiliki bakat yang aneh karena membuatku merasa sama sekali tidak perlu berterima kasih padanya.”
Soo Wan keluar dari ruang rawat, tanpa dia tau kalau Dr Kim dan rekan dokternya sedang membicarakannya. Rekan dr Kim mengatakan kalau suatu hari nanti, Soo Wan pasti akan menimbulkan masalah yang besar lagi. Semua itu karena dia adalah putri dari dr Yoon dan manantu dr Oh.
“Ini semua karena ulah pasien, jadi apa yang salah dengan yang dia lakukan?” bela dr Kim pada Soo Wan. “Tapi... apa yang membuatmu memutuskan listriknya?” tanya dr Kim penasaran.
“Dr Dylan menyuruhku melakukannya, aku tidak tahu kenapa.”jawab rekan dr Kim, dia hanya mendapat perintah dari dr Dylan untuk memutuskan aliran listrik di ruang UGD. Mendengar pernyataan itu dr Kim jadi penasaran kenapa dr Dylan bisa berpikir hal seperti itu di kondisi yang sangat genting. Diapun bertanya2 apa dr Dylan sering mengalami hal2 seperti itu di luar negeri.
Perawat yang mendengarkan obrolan kedua dokter itu langsung membenarkan. “Lagi pula, tidakkah kalian pikir kalau Kepala kita kelihatan seperti Bruce Wills?” tanya perawat itu.
“Hmm? Tidak” jawab rekan dr Kim dan pergi.
“Kau pasti sudah gila.” Tambah dr Kim yang juga ikut pergi.
Dalam perjalanan pulang bersama Teddy Seo, Soo wan teringat kembali pada saat dr Dylan menyelamatkannya. Diselamatkan seperti itu oleh dr Dylan langsung mengingatkannya pada saat dia diselamatkan oleh Dong Joo. Soo Wan sempat berpikir kalau Dylan adalah Dong Joo tapi dia langsung meralatnya sendiri. “Tidak mungkin. Apa kau sudah gila, Yoo Soo Wan? Ini tidak masuk akal.” Gumam Soo Wan.
Mendengar gumaman Soo Wan, Teddy bertanya, “Ada apa Ketua?”
“Tidak ada. Fokus saja bawa mobilnya.” Jawab Soo Wan.
Kita beralih pada dr Dylan yang sedang menatap jermin. Dia teringat kembali kata2 dr Yoon yang mengatakan kalau keinginan terakhir dr Yoon adalah membuat keluarga yang bahagia untuk putrinya, itu dikatakan dr Yoon saat mereka sering bertemu di Amerika.
Dr Yoon menambahkan kalau banyak hal yang tidak bisa dia lakukan untuk putrinya, bahkan putrinya itu tak pernah mau mendengarkan perintahnya dan ibunya saat dia beranjak dewasa. Dia menginginkan putrinya itu bisa bertemu dengan mertua dan suami yang baik dan hidup dengan bahagia. Semua itulah alas an dia hidup selama ini.
“JAdi, apa ada seseorang yang akan dia nikahi?” Tanya Dong Joo.
“Ya, ada…. Ada pria yang sangat bisa diandalkan dan sudah dekat dengannya sejak lama. Walaupun dia harus menerima dengan sifatnya yang jelek. Dia juga seorang dokter, seorang ahli bedah saraf. Sebenarnya, ibunya adalah rekanku, tapi… mereka tidak akan memandang rendah dirinya karena dia dibesarkan olehku tanpa seorang ibu kan?” Tanya dr Yoon.
“Aku, adiknya yang pintar ini tidak akan membiarkannya.” Jawab Dong Joo
Dr Yoon meraih pundak Dong Joo dan berkata, “Hei, Park Dong Joo…. Mulai sekarang kau adalah Yoon Dong Joo. Kau seperti anakku sendiri.”
“Tapi apa kakak akan menyukainya?” Tanya Dong Joo yang belum tau kalau yang akan jadi kakaknya itu adalah Soo Wan.
“Tentu saja, dia akan menyukainya. Dia pasti akan menyukainya.” Jawab dr Yoon sedikit ragu karena dia tahu Dong Joo dan Soo Wan saling menyukai satu sama lain layaknya seorang laki2 dan perempuan bukan sebagai adik kakak.
Kita kembali lagi pada dr Dylan yang berkata pada dirinya sendiri kalau dia sudah melakukan tugasnya dengan baik.
Ki Woon Chan menggertak Soo Wan yang sedang melamun di dalam mobil. Dia memarahi Soo wan karena lagi2 Soo wan terlibat masalah.
“Yoon Gila, sekarang kau terlibat lagi dengan serangan pisau? Kau diancam pisau malah yang kena tunanganmu, kau pikir kau ini istri gangster? Kau itu anggota 119. Setelah menyebabkan keributan kemarin, kau masih ingin datang untuk bekerja?” ucap Woon Chan.
“Kenapa… kenapa… kenapa… kenapa? Orang yang tertusuk pisau kemarin tunangannya ketua? Wow! Itulah kekuatan cinta! Aku benar2 terharu.” Komen Teddy yang baru tau kalau dokter yang tertusuk pisau adalah tunangan Soo Wan.
“Apa kau sudah selesai melakukan 100 CPR tekanan dada? Bagaimana dengan membersihkan ambulans?” Tanya Soo Wan yang mengingatkan pada hukuman yang harus Teddy lakukan.
“Baiklah, aku mengerti. Aku akan melakukannya, aku akan melakukannya.” Jawab Teddy dan langsung pergi.
“Bagiku, kau benar2 tak bisa diharapkan lagi.” Ucap Woon Chan dengan gemas dan hendak menembakkan karet pada SOo Wan.
Di ruangan dokter, sudah berkumpul dr Yoon Jae Beom, dr Oh Young Ji, Ji Woon, dan Dylan. Dr Oh mengucapkan terima kasih pada Dylan karena telah menyelamatkan Ji Woon dan Soo Wan.
"Itu hanyalah sesuatu yang harus aku lakukan," sahut Dylan.
“Itu dariku sebagai asisten direktur dan ucapan terima kasih dari ibu. Karena sudah menyelamatkan Ji Woon dan Soo Wan, terima kasih banyak.” Ucap dr Oh.
“Dia adalah ibunya dr Kang.” Tambah dr Yoon memberitahu.
“Ah, ya…” jawab Dylan.
“Ah, lihat ini, inilah sebabnya kenapa aku tidak memberitahumu, karena ini mungkin akan berubah salah paham dan menjadi nepotisme, Dylan.” Jawab Ji Woon.
“Karena kira sedang membicarakannya, apa kau akan membiarkan Soo Wan tetap melakukan itu?(menjadi anggota 199 )” Ucap dr Oh.
“Gadis itu sangat keras kepala, aku tidak bisa melarangnya. Ji Woon kau yang harus melakukannya.” Ucap dr Yoon pada Ji Woon.
“Aish, ayah… aku yang pengecut ini.. “ jawab Ji Woon.
Dr Oh mengatakan kalau dia sangat menyukai Soo Wan, tapi dr Oh tidak menyukai sifat keras kepalanya dan dia berjanji kalau sampai Soo Wan menikah dengan Ji Woon, dia sendiri yang akan mendidiknya. Saat dr Oh mengatakan itu, dr Yoon melihat kea rah Dylan dan terlihat jelas kalau ekspresi Dylan terlihat tak nyaman dan tak suka.
Min Soo mentraktir detektif Kim Woo Chul makan siang. Woo Chul penasaran kenapa Min Soo mau bergaul dengannya, padahal dia adalah detektif korup yang dipecat karena menerima uang di permainan bar. Min Soo menjawab kalau dia tahu siapa Woo Chul yang sebenarnya.
“Kau tahu kalau preman itu yang membuatmu disalahkan inspektur.” Ucap Min Soo.
“kenapa kau bicara tentang orang itu?”
“Itulah yang orang itu katakan ketika dia pergi, dia merasa bersalah padamu.” Tambah Min Soo.
“Bocah gila, jadi anak itu makan dan tidur nyenyak di Filipina? Dia sama sekali belum ditembak?”
Min Soo menjawab kalau orang itu sangat berbahaya walaupun dia sudah mati, jadi orang2 lebih memilih untuk mengawasinya saja. Mengetahui kalau Min Soo terus mengawasi orang yang sedang mereka bicarakan, Woo CHul langsung bertanya kenapa Min Soo harus repot2 mengurusi detektif seperti dirinya. Sepertinya Min Soo sangat mengidolakan Woo Chul sebagai detektif, sampai2 dia mengabulkan semua keinginan Woo Chul, dia langsung memesankan soju saat Woo Chul berkata kalau dia ingin minum.
SOo Wan dan tim-nya sedang mengatasi seorang pria yang sedang mencoba bunuh diri. Pimpinan tim medis 119 menyuruh Soo Wan untuk naik ke atas dan membujuk pria itu untuk turun. Awalnya SOo Wan menolak tapi setelah pimpinan mengiming-iminginya dengan kue labu beras, Soo Wan langsung menerima perintah itu.
(LOL… aku suka drama ini… )
Teddy mencoba membujuk Soo Wan untuk tidak melakukannya karena itu berbahaya. Tapi Soo Wan tetap pada pendiriannya karena dia nanti akan dapat kue labu beras.
Soo Wan sampai di atas dan sudah berhadap-hadapan dengan pria yang ingin bunuh diri. Awalnya, Soo wan mengajak pria itu turun, tapi pria itu tidak mau. Tiba2 pria itu terpeleset dan akan jatuh. Mendapati dirinya akan jatuh, pria itu langsung ketakutan dan berteriak minta tolong. Melihat pria itu begitu takut mati, SOo Wan malah mengerjainya karena pria itu tetap berkata ingin mati padahal terlihat sekali kalau pria itu takut mati.
“Apa yang akan kau lakukan kalau kau mati? Aku mengerti kenapa kau tidak ingin hidup, tapi apa yang akan kau lakukan kalau kau mati? Aku bertanya karena aku benar2 penasaran. Apa kau tidak tahu seseorang yang menadatangani jaminanmu akan menjadi sangat bahagia setelah kau mati?” ucap Soo Wan.
“Iya… jaminan itu….”
Tepat disaat itu, Soo Wan diberitahu Woon Chan kalau mereka tidak punya waktu lagi. “Berapa lama lagi kau mau ngobrol dengannya? Bawa dia turun cepat”
Soo Wan menjawab kalau pria itu punya watak gegabah. Dia kemudian beralih lagi pada pria itu. “Ahjussi, aku benar2 tidak ingin berbicara terlalu banyak jadi aku mau bertanya satu hal lagi. Bisakah kita pergi?”
“Aku tidak mau turun. Aku mau mati.” Jawab pria itu.
“Baiklah…. Aku suka sikap keras kepalamu, aku hormati itu. Aku akan menghormati perkataanmu bahkan kalau seluruh dunia mengabaikanmu.”
“Apa?” Pria itu terkejut saat melihat SOo Wan memilih pergi tanpa terus membujuknya untuk ikut bersamanya.
Soo Wan malah melambaikan tangannya dan tersenyum pada pria itu, dia tidak perduli pada pria itu yang memintanya untuk menyelamatkannya. Saat bergeser untuk turun, Soo Wan melihat seorang nenek yang pingsan di rumahnya. Dengan cepat, Soo wan meminta timnya untuk menolong nenek itu.
SOo Wan dan Teddy membawa nenek ke rumah sakit. Sambil menunggui si nenek, SOo Won langsung menelpon Ji Woo dan memberitahunya kalau dia sedang bersama nenek2 yang mengalami pendarahan otak. Dia juga meminta Ji Woon untuk bersiap2 karena dia akan sampai ke rumah sakit dalam waktu 5 menit lagi.
Si nenek sampai di UGD dan langsung ditangani oleh tim dokter UGD termasuk juga Dylan. Soo Wan memberitahu Dylan kalau nenek itu berusia 70 tahunan, mereka menemukannya pingsan di apartemennya 30 menit yang lalu. Soo wan menambahkan kalau dia tidak tahu nenek itu sudah pingsan berapa lama.
Dylan lalu menyuruh dr Kim untuk melakukan tes CT dan juga memanggil ahli bedah saraf. Belum selesai Dylan mengatakannya, Ji Woon sudah datang bersama timnya. Soo Wan pun langsung menghampiri Ji Woon dan memberitahunya tentang kondisi si nenek.
“Petugas Yoon pasti sudah menelpon duluan dalam perjalanan kesini.” Keluh perawat yang ikut mengurus datangnya si nenek.
“Tidak peduli situasinya, bukankah tidak baik menelpon duluan dari ambulan setiap kali?” Tanya dokter yang satunya pada dr Kim.
“Siapa yang bisa menghentikan putrid Direktur dan menantu asisten direktur. ”jawab dr Kim.
Dylan yang masih disana mendengar semua yang mereka katakana. Setelah membaca keadaan si nenek dari catatan Soo Wan, Ji Woon langsung bergerak dan meminta timnya memindahkan nenek ke atas.
Setelah Ji Woon pergi, Soo Wan meminta tanda tangan dari Dylan. Tanpa melihat Soo Wan, Dylan menjawab kalau dia tidak bisa menandatanganinya. “Karena ada peraturan di 119 untuk 119, dan ada juga peraturan di UGD untuk UGD. Aku pikir itu tugas pegawai UGD untuk memanggil dokter yang bertanggung jawab, bukan tugas tim medis 119.”
Soo Wan beralasan kalau dia melakukan itu karena dia pikir kondisi sangat kritis. Dylan bertanya apa SOo Wan akan melakukannya lagi jika dalam kondisi darurat. Mendapat pertanyaan itu Soo Wan terdiam.
“Dokter Kim!” panggil Dylan.
“Ya..”
“Mulai sekarang, UGD kami tidak akan menerima ambulans Kota Seyoung. Tolong antarkan pesannya.” Perintah Dylan.
“Hei!” potong Soo Wan.
“Aku akan bertanggung jawab.” Tambah Dylan tanpa perduli dengan penolakan Soo Wan dan melanjutkan pekerjaannya.
“Apa kau tidak terlalu berlebihan?bukankah kau tahu menolak pasien darurat itu melanggar hukum?” Tanya Soo Wan yang mulai kesal.
“Aku percaya kau adalah orang pertama yang melakukan sesuatu melanggar hukum itu.” Jawab Dylan.
“Jika kau melakukan ini karena perasaan pribadi. Aku benar2 tidak bisa menerimanya. Ini masalah yang menyangkut kehidupan pasien.”
“Sepertinya itu ahlimu untuk tidak bisa membedakan kehidupan pribadi dari kehidupan pekerjaan karena perasaanmu pada kekasihmu. Apa kau tidak memikirkan tentang kenyataan kalau keputusanmu yang lancang itu bisa menempatkan hidup pasien dalam bahaya” jawab Dylan.
“Kenapa kau mengatakannya padaku dengan jujur? Jangan main2 dengan tim teknis darurat.”
“Karena apakah pasien akan dirawat atau tidak masalahnya dokter dan rumah sakit yang memutuskan. Kau sudah melangkahi tugasku.” Jawab Dylan dan Soo Wan langsung terdiam dibilang seperti itu.
Dylan berjalan pergi dan Soo Wan membuntutinya. Dia melihat Dylan di hampiri seorang anak laki2. Anak laki2 itu adalah anak yang ibunya sudah berhasil Dylan selamatkan. Anak itu memberikan biscuit pada Dylan sebagai ganti biscuit yang Dylan berikan padanya.
Soo wan terus mengikuti Dylan dan Dylan mengetahuinya. Merasa tak nyaman terus diikuti, Dylan pun menegur Soo Wan.
Soo Wan langsung minta atas kelancangan yang sudah dia lakukan. Dylan mengingatkan Soo Wan lagi kalau apa yang Soo Wan lakukan bisa membahayakan orang2 disekitarnya.
“Permintaan maafmu…. Aku menerimanya, dan tentang ambulans-nya juga… semuanya selesaikan?” ucap Dylan dan pergi tapi Soo Wan memanggilnya lagi.
Soo Wan bertanya apa Dylan sebelumnya pernah tinggal di Korea. Dylan terkejut dengan pertanyaa Soo Wan. “Dimana kampong halamanmu? Kau sepertinya menggunakan dialek sebelumnya.”
“Tidak masalah. Karena kita sudah berbicara, aku ingin mengatakan satu hal” ucap Soo Wan dan Dylan langsung berbalik menghadap Soo Wan. “Aku tahu ini kedengarannya aneh, tapi…. Jangan anggap ini aneh…” Soo Wan sedikit ragu mengatakannya pada Dylan. “Ini sedikit aneh untuk dikatakan, tapi… apakah kita… pernah bertemu sebelumnya?”
Dylan terkejut mendengar pertanyaan Soo Wan. Setelah beberapa detik terdiam, Dylan akhirnya menjawab, “Ya. Kita pernah. Aku bertanya padamu tentang jalan….”
“Bukan seperti itu…”
“Maaf, mungkin aku punya wajah yang sangat pasaran. Walau sulit untuk dipahami, tapi memang begitulah…” jawab Dylan yang memilih menyembunyikan identitasnya yang sebenarnya.
“Aku juga minta maaf. Pura2 saja kau tidak mendengarnya. Aku pikir aku menjadi sedikit aneh tadi. Aku minta maaf karena kekasaranku.” Ucap SOo Wan dan pergi.
Seperginya SOo Wan, Dylan terlihat sedih dan kecewa karena tidak bisa mengaku pada SOo Wan kalau dia adalah Dong Joo, pacar pertama Soo Wan.
Bersambung
Sinopsis Angel Eyes Episode 4 Part 2