Sinopsis Angel Eyes Episode 6 Part 2. Pada part sebelumnya akhirnya kita bisa sedikit tau alasan dr Yoon menjauhkan Dylan dari Soo Wan. Dr Yoon tak ingin Soo Wan tahu kalau pendonor matanya adalah Jung Hwa. Mendengar itu, Dylan juga berpikir hal yang sama, dia juga tidak ingin Soo Wan tau, karena itu akan membuatnya menjadi sedih. Selain itu, dr Yoon lebih percaya Soo Wan akan hidup bahagia bersama Ji Woon daripada Dylan yang sudah dia anggap sebagai anaknya sendiri.
Sinopsis Angel Eyes Episode 6 Part 2 !!!
Keesokan harinya, Min Soo teringat pada kata2 Ji Woon yang mengatakan tentang cinta pertama Soo Wan. Min Soo jadi bingung dengan ucapan Ji Woon dan merasa tak nyaman dibuatnya. Untuk menyegarkan otaknya, Min Soo pergi mencari kopi dan saat akan mengeluarkan koin untuk membeli kopi, dia menemukan secarik kertas yang berisi pesan dari Dylan.
Penasaran, Min Soo pun mencari tahu tentang kecelakaan tabrak lari yang terjadi pada Yoo Jung Hwa di komputernya. Dari data Jung Hwa, Min Soo menemukan nama yang taka sing baginya. Dia menemukan nama Park Dong Joo. Awalnya Min Soo lupa dengan nama Dong Joo, namun dengan cepat dia teringat ketika Soo Wan menyebut namanya.
Menyadari kalau Dylan Park adalah Park Dong Joo, pacar pertama Soo Wan yang sudah berjanji padanya untuk tidak menyakiti Soo Wan. Min Soo pun langsung terlihat kesal dan marah.
Min Soo langsung pergi ke rumah sakit untuk menemui Dylan. Tanpa berkata sepatah katapun, Min Soo langsung memukul wajah Dylan. Sampai2 bibir Dylan berdarah.
Soo Wan keluar dari rumahnya dengan pakaian rapi. Didepan rumah sudah ada Ji WOon menunggunya. Ji Woon membalas senyuman SOo Wan yang baru keluar rumah. Dengan terus tersenyum, Ji Woon membukakan pintu mobil untuk SOo Wan dan merekapun pergi ke suatu tempat bersama.
Kita kembali pada Min Soo dan Dylan yang sedang berbicara berdua. Basa-basi, Dylan berkata Min Soo akhirnya bisa menjadi polisi seperti yang dia inginkan. Masih bersikap jutek pada Dylan, Min Soo berkata kalau Soo Wan juga sudah menjadi petugas penyelamat 119 yang selalu tertimpa sial dan selalu menyebabkan masalah. Min Soo benar2 marah pada Dylan karena Dylan sudah membuat Soo Wan sedih sepanjang hari karena dia menghilang begitu saja.
Dylan lalu mengubah topic dengan berkata kalau dia dulu pergi ke kantor polisi untuk mencari detektif Kim Woo Chul. Min Soo lalu berkata kalau dia menelpon Dylan sebelumnya juga karena memo yang ditinggalkan Dylan.
“Aku bahkan tak pernah bisa membayangkan…. Kalau Dylan Park itu adalah Park Dong Joo.” Ucap Min Soo.
“Jadi, apa kau orang yang bicara denganku ditelepon?”
“Jika aku tahu lebih awal, bibirmu pasti sudah robek beberapa hari yang lalu.” Ucap Min Soo dan Dylan hanya menanggapinya dengan senyum kecil. Min Soo lalu bertanya apa Woo Chu yang menangani kasus kecelakaan Jung Hwa? Dylan mengiyakan. “Jika ini tabrak lari, dan bahkan ada kematian, ini hampir waktunya batas kadaluarsa kasus itu. Dia pikir kau tidak menunjukkan mukamu sama sekali, karena kau sudah menyerah”
Dylan menjawab kalau dia hanya ingin menyapa Woo CHul saja. Min Soo berkata kalau Dylan sedikit terlambat, dia tak akan bisa menyapa Woo Chul.
Ji Woon membawa Soo Wan ke sebuah restorant. Merasa akan ada sesuatu yang special yang Ji WOon lakukan, membaut Soo Wan bertanya, “Apa hari ini hari yang istimewa? Apa ibumu akan datang?”
Ji Woon menjawab kalau ibunya tidak akan datang, tapi dia membenarkan kalau hari ini adalah hari special buat mereka berdua. Ji Woon mengeluarkan sebuah kotak dan diberikannya pada Soo Wan.
“Ji Woon-shi….”
“Aku sudah suruk mereka untuk membuatnya sangat kuat sehingga tidak akan mengganggumu saat bekerja. Kecuali kau sengaja melepasnya, karena kalung ini tidak akan pernah putus.” Ucap Ji Woon yang sangat berharap Soo Wan mau memakai kalung darinya dan melepas kalung peluit itu.
Min Soo pergi kerumah Woo Chul. Min Soo mengetuk pintu dan memanggilnya beberapa kali, namun tak juga ada jawaban. Min Soo mencoba membuka pintu dan ternyata tidak terkunci. Didalam rumah, dia melihat Woo Chul tengah meringis menahan sakit. Panik, Min Soo langsung menghubungi Dylan dan memintanya datang mengobati Woo Chul.
Saat Woo Chul sadar, dia sempat kesal melihat tangannya sudah diinfus. Min Soo menjawab kalau dia panik melihat kondisi Woo Chul, jadi dia memutuskan untuk memanggilkan dokter.
“Detektif....apa kau mengenaliku?” tanya Dylan.
Mendapat pertanyaan itu, Woo Chul baru melihat wajah Dylan,dia diam sejenak dan berkata, “Dong Joo? Kau Dong Joo kan? Anaknya penjual bubur itu kan?” ucapnya dengan ekspresi tak percaya. Dylan pun membenarkan. Dylan juga mengatakan kalau dia mencari Woo Chul karena ingin bertemu dengannya. Sebelum Dylan meneruskan kata2.nya Woo Chul sudah bisa menebak kalau Dylan mencarinya pasti karena kasus tabrak lari yang dialami ibunya.”Karena aku tidak bisa menepati janjiku tentang kecelakaan ibumu, maafkan aku.” Ucap Woo Chul.
“Untuk kasus tabrak lari, jika kau tidak bisa menemukan pelaku dalam 60 hari kau pasti akan kesulitan.” Tambah Min Soo.
“Lokasi kejadiannya tidak mempunyai CCTV, dan tidak ada rekaman kamera mobil. Karena jalanan itu gelap, jadi tidak ada saksi mata. Aku benar2 malu bertemu denganmu.” Ungkap Woo Chul.
Dylan yang sepertinya sudah mengikhlaskan kepergian ibunya, menjawab kalau dia tidak mempermasalahkan hal itu lagi, dia malah mengucapkan terima kasih karena Woo Chul sudah mencoba begitu keras untuk mencari pelakunya. Woo Chul terlihat lega. Dylan juga menambahkan kalau sekarang dia sudah hidup tenang bersama adiknya.
Dylan melihat sekeliling kamar Woo Chul yang berantakan, dia melihat begitu banyak selebaran dari restoran yang menyajikan rebusan kentang.
Di luar, Min Soo mengucapkan terima kasih pada Dylan karena sudah mau datang untuk mengobati Woo Chul. Dylan menjawab kalau dialah yang harusnya berterima kasih pada Min Soo karena sudah mempertemukan dirinya dengan Woo Chul.
Min Soo lalu bercerita kalau dulu Woo Chul adalah pengawas-nya dalam latihan penembak jitu. “Pada saat itu dia polisi sungguhan yang dihormati detektif dan yang diakui para gengster. Pada saat itu, dia diberhentikan dan kemudian bercerai. Kehidupan seseorang benar2 bisa langsung hancur dalam satu hari.”
Dylan lalu berkata kalau dulu Woo Chul berjanji padanya dan begitu yakin bisa menemukan pelaku tabrak lari. Dan pada saat itu Woo chul menyuruh Dong Joo untuk tidak ikut memikirkan masalah tersebut, di menyuruh Dong Joo untuk hidup dengan baik. Kata2 dari Woo Chul itulah yang memberi Dong Joo kekuatan untuk menjalani semuanya.
Min Soo mengerti,kemudian dia mengubah topik pembicaraan, “Apa kau sudah bertemu dengan Soo wan?” Dylan tak menjawab. “Kau mungkin sudah, karena kau selalu berada di UGD. Bagaimana setelah kau melihatnya. Aku tebak kau pasti senang?” tanya Min Soo dengan nada tak senang.
“Tentu saja, aku senang.”
“Cuma senang saja?” Dylan tak menjawab, dia tak mengerti maksud Min Soo. “Kau mungkin sangat bahagia bertemu dengannya. Tapi itu tidak akan sama dengan Soo Wan.”
Kita dialihkan pada Soo Wan yang diantar Ji Woon pulang. Terlihat Soo wan masih mengenakan kalung peluit. Soo Wan hendak masuk ke dalam rumah, tapi tiba2 Ji Woon memeluknya dari belakang. Soo wan melepas pelukannya dengan pelan dan melihat kearah Ji Woon dengan manja. Perlahan Ji Woon mengecup kening Soo Wan dan Soo Wan membiarkannya, namun disaat Ji Woon akan mencium bibirnya, Soo Wan menghindar. Ji Woon kecewa, namun dia tak memperlihatkannya. Dengan masih tersenyum, dia membiarkan Soo Wan masuk ke dalam rumah.
Di kamarnya, Soo wan melihat lagi kalung pemberian Ji Woon. Di sisi lain, kita melihat Dylan berjalan. Sambil berjalan dia teringat kata2 Min Soo yang berkata, “Kau tak akan pernah bisa membayangkan, betapa sulitnya ini bagi Soo Wan. Kau menghilang darinya seperti fatamorgana. Karena kalian belum benar2 mengatakan pisah, Soo Wan.... tidak bisa menyingkirkan bayangan dirimu selama bertahun2. Aku tidak tahu bagaimana perasaanmu ketika muncul di depan Soo Wan lagi,tapi.... jika kau masih memiliki perasaan pada Soo Wan, aku pikir kau seharusnya membantunya menjelaskan perasaannya padamu sebagai cinta pertamanya.”
Dylan pergi ke rumah Soo Wan yang lama, disana dia melihat Soo Wan muda sedang duduk menunggu seseorang di depan gerbang. Dylan lalu duduk didepannya, dan membelai rambutnya. Soo wan muda pun mengangkat kepalanya dan mereka berduapun berpandangan.
Soo Wan sudah kembali bekerja. Saat berada di UGD, dia celinngukan mencari Dylan. Soo Wan melihat ruang kerja Dylan yang transparan dari luar, sayangnya dia tak menemukan Dylan disana. Dr Yoon yang tak sengaja lewat UGD,melihat Soo Wan sedang celingak celinguk mencari seseorang. Tentu saja dr Yoon tahu siapa yang sedang Soo Wan cari. Karena tak mendapatkan sosok orang yang dia cari, Soo Wan pun mengarahkan pandangannya ke pintu UGD dan dia melihat ayahnya ada disana.
Mereka lalu berbicara berdua di taman bunga sakura. Mereka membahas tentang indahnya musim semi, dimana bunga2 mulai bermekaran. Soo Wan sempat berkata kalau dia menganggap penglihatannya ini adalah berkah, karena sebelumnya dia hanya dalam kegelapan. Mengingat pekerjaannya masih banyak, Soo Wan pun pamit pergi duluan.
Setelah Soo Wan pergi, dr Yoon menghubungi Dylan dan bertanya apa dia sudah menghubungi pihak rumah sakit Boston? Dia juga menyuruh Dylan mempersiapkan tiket pesawat dan berkemas-kemas.
Dylan sedang mencuci tangannya, tiba2 dr Yoon muncul disampingnya. Dr Yoon mengajak Dylan pergi mancing bersama. Mereka pergi mincing malam2. Sambil menunggu pancingan, dr Yoon lagi2 meminta Dylan untuk kembali ke Boston. Dengan nada bercanda, Dylan mengatakan kalau dr Yoon tidak akan sanggup menjalankan rumah sakitnya sendiri, selain itu para pasien juga pasti akan mencari dirinya, karena dia adalah dokter yang berbakat.
“Kembalilah…”
“Ayah..”
“Ini bukan tempat untukmu… jika kau tinggal lebih lama, akan menjadi sangat lebih sulit bagi Soo Wan dan dirimu. Tidak….. kalian berdua sudah memiliki waktu yang sulit.” Ucap dr Yoon.
Dylan menjawab kalau dia masih punya banyak sesuatu yang harus dia lakukan. Tak bisa membiarkan Dylan lebih lama tinggal di Korea, dr Yoon langsung membahas tentang panggilan dari Boston untuk Dylan.
“Bagaimana kau bisa tahu?” tanya Dylan yang bingung kenapa dr Yoon bisa tahu tentang panggilan dari Boston. Dr Yoon menjawab kalau dialah yang menelpon Boston untuk memanggil Dylan. Tentu saja Dylan terkejut mendengarnya, dia tak menyangka dr Yoon begitu menginginkan dia segera pergi. Dr Yoon bahkan sudah membelikan tiket untuk Dylan.
“Ayah!” panggil Dylan terkejut dengan semua yang dr Yoon lakukan padanya.
“Pergilah…. Kumohon pergilah, Dong Joo.”
Dylan diam sesaat, “Aku… bekerja bersama denganmu setiap hari dirumah sakit, aku benar2 sangat senang. Pasien yang tiba keruang UGD, semuanya terlihat seperti ibu… dan teman2 ibu. aku juga menyukai itu. Tapi apa yangbenar2, aku sukai adalah aku bisa mengawasi Soo Wan yang sudah menjadi seperti itu. Setiap kali aku melihatnya membawa pasien, hatiku berdebar seperti mau meledak.” Ucap Dylan dengan sedih.
“Dong Joo-a..”
“Kumohon, sedikit lama lagi… satu tahun….. tidak… enam bulan saja. Ketika aku menyelesaikan apa yang sudah diatur, aku akan kembali ke apa yang aku lakukan sebelumnya. Aku hanya mau mengawasinya seperti yang aku lakukan sekarang. Selanjutnya, aku akan pergi.” Mohon Dylan.
Mendengar itu, dr Yoon langsung beranjak dari duduknya dan berlutut di depan Dylan. “Jika kau pikir aku sebagai ayahmu, dan jika kau ingin Wan ku hidup dengan nyaman, hidup dengan normal, kumohon dengarlah permintaanku.”
Dylan benar2 tak tahu harus berbuat apalagi. Disatu sisi, dia ingin tetap bersama Soo Wan walau harus melihatnya dari jauh, namun disatu sisi dia harus menuruti permintaan orang yang sangat berjasa bagi hidupnya.
Keesokanharinya, dr Yoon melihat Dylan terlihat murung di rumah sakit. Walaupun tak tega pada Dylan, dr Yoon tetap tak bisa membiarkan Dylan menetap di Korea, apalagi dr Oh juga sudah memintanya untuk membiarkan Dylan keluar dari rumah sakit mereka.
Dylan pergi ke sebuah restoran, dan ternyata itu adalah restoran milik mantan istri Woo Chul. Jadi itulah alasan kenapa Woo Chul menyimpan semua brosurnya.
Dikamarnya, Woo Chul membongkar semua barang-barang lamanya. Dia mencari barang bukti yang berhasil dia kumpulkan saat masih menyelidiki kasus Jung Hwa. Melihat gambar ban mobil yang ada di TKP, mengingatkan Woo Chul pada saat dia sedang menyelidikinya. Pada saat itu ada rekannya yang meminta Woo Chul menyerah dan menutup kasus Jung Hwa. Semua itu karena jaksa yang menangani kasus itu akan menutupnya juga.
Mendengar itu, Woo Chul langsung bertanya-tanya karena biasanya jaksa itu adalah jaksa yang sangat menuntut sebuah kasus untuk diselesaikan, tapi kenapa pada saat ini, dia malah mau menutupnya. Rekan Woo Chul lalu mengatakan kalau Woo Chul akan diberi waktu satu minggu untuk mencari semua informasi, tapi kalau Woo Chul tidak mendapatkan apa2, maka mereka akan menutup kasus itu.
Bersambung
Sinopsis Angel Eyes Episode 6 Part 3