Sinopsis Angel Eyes Episode 8 Part 1. Pada sebelumnya Dong Joo mengatakan pada Soo Wan kalau mulai sekarang dia akan terus menempel pada Soo Wan seperti lem hingga Soo Wan tak akan bisa pergi kemana-mana lagi. Dong Joo pun memeluknya dari belakang. Tepat disaat itu, Ji Woon datang dan melihat ke atas, tepat dimana Soo Wan dan Dong Joo berada. Apakah Ji Woon melihat Soo Wan dan Dong Joo berpelukan? Yuk kita lanjutin sinopsisnya.
Sinopsis Sebelumnya !
Sinopsis Angel Eyes Episode 8 Part 1 !!!
Ji Woon datang dan melihat ke atas, namun dia tidak bisa melihat Soo wan dan Dong Joo karena terhalang bunga-bunga. Ji Woon menelpon Soo wan dan mengajaknya ketemuan. Soo Wan bingung, namun setelah mendapat izin dari Dong Joo, Soo Wan pun mau menemui Ji Woon.
Ji Woon dan Soo Wan bertemu di sebuah restoran. Ji Woon berkata kalau dia akan menunggu sampai Soo Wan kembali lagi padanya. Karena orang yang selalu berada di posisi pertama di hatinya hanyalah Soo Wan. “Lakukan apapun yang mau kau lakukan, jika kau ada sesuatu yang belum diselesaikan, maka selesaikanlah. Jika kau punya sesuatu yang belum diisi, cobalah untuk mengisinya juga. Aku tidak punya niat untuk mengkritik atau menyalahkanmu, jadi... kembalilah.”
Terlihat sekali kalau Ji Woon tak bisa menerima kenyataan kalau Soo Wan tidak mencintainya. Tapi dia juga tak bisa memaksakan perasaan Soo Wan padanya.
“Jangan begitu.” Pinta Soo Wan.
“Maafkan aku, tapi ini bukan sesuatu yang aku lakukan harus dengan izinmu. Aku hanya memberitahumu, aku ingin tetap seperti ini.” Ucap Ji Woon dan pulang.
Dong Joo menemui Soo Wan di tangga tempat mereka jadian. Soo Wan bertanya pada Dong Joo tentang apa yang harus dia lakukan sekarang. Tanpa sepatah katapun, Dong Joo hanya merangkul Soo Wan dan menyandarkan Soo Wan ke badannya.
Keesokan harinya, Ji Woon sudah berada di ruang kerjanya sambil terus menatap kalung yang sudah Soo wan kembalikan padanya. Tanpa dia sadari ibunya melihat kegalaunnya.
Dr Oh masuk dan Ji Woon langsung menyembunyikan kalung tersebut. Saat ditanya apakah Ji Woon punya masalah dengan Soo wan, Ji Woon tak mengatakan yang sebenarnya, dia tidak memberitahu ibunya kalau Soo Wan sudah memutuskannya.
Dr Oh pun mengganti topic pembicaraan dengan bertanya tentang pekerjaan Ji Woon sebagai ketua UGD. Ji Woon dengan santai mengatakan kalau posisi ketua UGD sangat sulit baginya, dia pun mengungkapkan kekagumannya pada Dylan karena sudah menjadi Ketua UGD dengan sangat baik.
“Itulah sebabnya aku mengirimmu. Aku ingin semua orang tahu kalau kau tidak kalah hebat dibandingkan orang lain. Jadi jangan kecewakan aku.” Ungkap dr Oh.
“kenapa kau harus melakukan hal seperti itu? Aku dan Dylan bahkan tidak bersaing.” Jawab Ji Woon.
“Ibi bukan hanya pada Dylan, tapi pada semuanya. Kenyataannya kau harus menjadi yang terbaik.”
Ji Woon menjawab kalau banyak orang di dunia ini yang lebih baik darinya. “Tapi Kang Ji Woon adalah anak satu-satunya dr Oh Young Ji. Itu adalah gelar yang sangat bagus untukku.”
“Kau selalu menjadi yang terbaik sampai sekarang. Tanpa sedikitpun cacat. Jadi kau hanya perlu melakukan sekeras yang kau bisa. Bahkan bagiku, gelar terbaik ku adalah ibu dari kang Ji Woon.”
Beralih ke kantor 119 dimana para anggota tim 119 sedang makan bersama. Dong Joo yang jahil mengambil makanan milik Soo Wan. Tak mau kalah, dengan alasan kalau orang Amerika tak suka makan nasi, Soo wan pun mengambil jatah nasi milik Dong Joo.
“Kalian berdua bukan anak kecil, ini adalah pemberontakan terhadap atasanmu. Ada apa dengan sikapmu ini?” ucap Woon Chan pada SOo Wan dan Dong Joo merasa menang karena ada yang membelanya.
“Kau terlalu berlebihan dengan kata pemberontakan hanya karena nasi.” Jawab Soo Wan. “Kepala Park Dong Joo, ini bukan pemberontakan tapi gaya Korea, kau tahu itu kan?” ucap Soo Wan pada Dong Joo.
“Oke, aku tahu gaya Korea.” Ucap Dong Joo dan mengambil sup milik Soo Wan.
Melihat tingkah Soo Wan dan Dong Joo yang tak pernah akur, Teddy pun memberikan sup miliknya pada Dong Joo. “Aigoo…. Kalian berdua selalu seperti itu di UGD.. . bagaimana kalian juga seperti itu disini? Kalian berdua mungkin berpasangan di kehidupan sebelumnya seperti kata nenekku.” Ucap Teddy dan Dong Joo langsung tersedak mendengarnya.
Woon Chan pun bertanya kenapa Teddy mengatakan hal seperti itu. “Pasangan? Kau bisa mengatakannya dengan melihat mereka kalau mereka itu musuh. “
“Itu maksudku. Mereka mengatakan orang yang bermusuhan dikehidupan sebelumnya akan menjadi pasangan sekarang. Jika kau membalikkan itu, berarti orang yang berpasangan dikehidupan sebelumnya akan bermusuhan dikehidupan sekarang?” ucap Teddy. Soo Wan dan Dong Joo hanya bisa senyum2 saja mendengarnya. Karena mereka berdua memang tidak bermusuhan tapi saling mengasihi dan menyayangi.
Joo Tae Seob membenarkan kata2 Teddy yang mengutip kata2 neneknya. “Tidak ada musuh selain istrimu sendiri.” Ucapnya dan langsung menceritakan istrinya. Mendengar itu semua tim 119 langsung melarikan diri. Hanya Dong Joo yang begitu seriusnya mendengarkan cerita Tae Seob. Soo Wan berusaha member isyarat pada Dong Joo untuk pergi tapi Dong Joo tak melihat ke arahnya. Untungnya alarm darurat menyala dan Soo Wan pun langsung menarik Dong Joo pergi.
Pasien yang harus mereka tolong adalah seorang pemuda yang tiba2 terjatuh saat sedang bermain bola. Soo wan langsung memasang alat pengecek tekanan darah dan denyut nadi. Melihat tekanan darahnya yang rendah dan denyut nadinya yang semakin cepat, serta penyerapan oksigennya yang 80 %, Soo Wan menebak kalau pemuda itu terkena pneumotoraks.
*Pneumotoraks adalah terjebak udara diantara dinding dada dan paru-paru yang dapat menyebabkan paru2 berhenti.
Dong Joo mencoba memeriksanya namun teman pemuda itu dengan panic dan berisik terus saja mengatakan pada Soo Wan cs untuk cepat membawa teman mereka ke rumah sakit.
“Kondisi pasien mengharuskan kita untuk mengobatinya dulu dan bukan membawanya ke rumah sakit.” Jawab Soo Wan member penjelasan.
‘Bagaimana bisa seorang pekerja penyelamat mengobatinya? Jangan katakan hal yang bodoh dan antarkan saja dia ke rumah sakit!” teriak teman pemuda itu.
“Pasien mengalami tension pneumotoraks (Pneumotoraks yang tidak diobati dengan cepat mengakibatkan kolaps kardiovaskular). Jika kita tidak melepaskan udara di paru2nya sekarang, itu bisa menjadi berbahaya selama pemindahan. Apa kau baik2 saja dengan itu?” tanya Dong Joo pada teman pemuda itu.
“Melepaskan apanya? Apa 119 itu dokter? Cepat bawa dia ke rumah sakit!” ucap teman yang lainnya.
“Aku seorang dokter.” Jawab Dong Joo dan orang itupun terdiam. Teddy langsung member tahu Dong Joo kalau pasien sudah tak sadarkan diri.
Dong Joo lalu bertanya pada SOo wan apa dia punya sesuatu yang bisa digunakan untuk dekompresi jarum. Soo wan menjawab kalau dia tak punya tapi dia punya jarum kateter IV. Dong Joo pun menggunakan jarum itu untuk melubangi dada pasien, agar udara yang menggelembung didalamnya keluar.
Dong Joo berhasil karena tekanan darah, denyut nadi dan penyerapan oksigennya sudah kembali normal. Mereka pun dengan cepat langsung membawa pasien itu kerumah sakit.
Di rumah sakit, pasien langsung ditangani oleh dr Kim dan dr Moon. Pada kedua dokter itu Soo Wan mengatakan kalau pasien terkena pneumotoraks, tapi mereka sudah melakukan penyuntikan jarum kedadanya jadi kondisi pasien sudah kembali normal. Dr Moon bertanya apa Soo Wan yang sudah melakukan penyuntikan itu. Soo Wan terdiam tak bisa menjawab.
Ji Woon yang sedang ada di UGD langsung menghampiri SOo Wan, “Katakan padaku yang sebenarnya. Kau yang melakukannya kan? Karena kondisinya terlihat terlalu kritis di tempat, jadi tidak ada pilihan lain, kau yang melakukannya kan? Soo Wan, ini bisa menjadi masalah yang serius….”
“Aku yang melakukannya.” Potong Dong Joo karena Soo wan hanya diam saja tak bisa mengatakan kalau Dong Joo lah yang melakukannya.
Dr Moon, dr Kim, perawat Kim dan juga Ji Woon terkejut melihat Dong Joo, ditambah lagi seragam dokter Dong Joo sekarang sudah berubah menjadi seragam tim penyelamat 119. Soo wan hanya diam saja, karena dia merasa situasi itu membuatnya tidak nyaman. Tepat disaat itu Teddy muncul dan mengajaknya ke taman Sejong jika urusan di UGD sudah selesai.
Dong Joo dan Ji Woon duduk bersama di bangku taman. Ji Woon berkata kalau Dong Joo sudah kembali ke korea seharusnya dia kembali ke rumah sakit juga, tapi kenapa Dong Joo malah memilih menjadi anggota tim 119.
“Aku sudah bilang sebelumnya kalau impianku dari kecil adalah menjadi pemadam kebakaran kan? Ayahku adalah petugas pemadam kebakaran. Setelah ayahku meninggal dalam pekerjaannya, ayah yang lain muncul dihidupku. Setelah aku melihatnya, aku mulai bertekad menjadi dokter. Meskipun terlambat, tapi aku sudah bisa memenuhi kedua mimpiku.” Cerita Dong Joo.
Ji Woon tersenyum mendengarnya, “Kau… Dylan…. Kau orang yang sangat menarik yang membuatku harus belajar padamu. “
“Dong Joo…. Itu nama asliku, Park Dong Joo, dr Kang Ji Woon.”
“Park Dong Joo…. Aku lebih menyukainya daripada Dylan karena kedengarannya lebih nyaman.” Jawab Ji Woon. Dong Joo hendak memberitahu Ji Woon tentang cinta pertamanya yang tak lain adalah Soo Wan namun tepat disaat dia akan menceritakannya, ponsel Ji Woon bunyi dan mengharuskannya pergi.
Soo Wan dan Min Soo minum bersama, pada Min Soo, Soo Wan mengatakan kalau Dong Joo sudah kembali lagi dan bekerja ditempat yang sama dengan Soo Wan. Min Soo lalu bertanya apa Ji Woon sudah tau tentang Dong Joo dan Soo Wan.
“Ji Woon masih berpikir dia adalah Dylan. Aku tidak tahu bagaimana mengatakan padanya.” Jawab Soo Wan.
“Bagaimana denganmu? Bagaimana kabarmu? Apa kau bisa tidur sekarang karena kau sudah melihatnya?” SOo wan tak menjawab, dia hanya senyum2 saja. Melihat itu, Min Soo dapat menebaknya, dia pun berkata “Diri Yoon Soo Wan yang sebenarnya sudah kembali.”
Min Soo berkata kalau setelah melihat Soo Wan dan Dong Joo, dia jadi percaya kalau takdir tidak hanya muncul dibuku cerita saja. Dia lalu menyuruh Soo Wan untuk sec epat mungkin mengatakan semuanya pada Ji Woon tentang siapa Dong Joo yang sebenarnya.
Dong Joo menemui Woo Chul di rumahnya dan seperti sebelumnya dia datang dengan membawa makanan untuk Woo Chul. Sambil makan Dong joo mengatakan kalau dia sekarang bekerja sebagai pemadam kebakaran sepertia ayahnya. Awalnya, Woo Chul menyayangkan keputusan Dong Joo yang menyia2kan gelar dokternya, namun tak ada hitungan jam, Woo Chul langsung bisa menerima keputusan Dong Joo.
‘Baiklah, ayahmu pasti akan sangat bahagia jika dia ada disini sekarang.”
“Apa dia akan begitu?” tanya Dong Joo.
“Di mata seorang ayah, memiliki anak hebat itu yang mempunyi pekerjaan yang sama dengannya. Bukankah itu cara terbaik untuk menunjukkan rasa hormatmu?” ucap Woo Chul dan Dong Joo hanya tersenyum. Woo Chul lalu bertanya apa dr Yoon tidak kecewa dengan keputusan Dong Joo, karena dialah yang membiayai sekolah dokter Dong Joo. Dong Joo tak bisa menjawab, Woo Chul pun langsung menambahkan kalau dr Yoon pasti akan mengerti karena dia adalah orang yang dermawan di Seyoung.
Woo Chul lalu mengatakan pada Dong Joo kalau dia akan memulai penyelidikan lagi pada kasus tabrak lari Jung Hwa, dan dia akan meminta bantuan Min Soo untuk menyelidikinya. Namun dia meminta Dong Joo untuk tidak terlalu banyak berharap dengan hasilnya.
Sebuah bis menurunkan seorang cewek cantik di halte tepat didepan kantor 119. Dong Joo dan timnya keluar. Cewek cantik itupun berteriak memanggil Dong Joo, “Hei Dylan!!!!!!”
“Ellie!” panggil Dong Joo. Dengan riang mereka berlari saling menghampiri. Cewek bernama Ellie itu langsung naik ke gendongan Dong Joo dan menciumi pipinya.
Semua tim 119 mengira kalau Ellie adalah pacar Dong Joo, karena ekspresi pertemuan mereka yang berlebihan. Melihat kecantikan Ellie, Teddy terpesona bahkan dia menyebut Ellie seperti malaikat. Soo Wan sendiri yang tak tahu siapa Ellie langsung memilih pergi, sepertinya dia terbakar cemburu.
Ji Woon sedang bersama dr Yoon dimana dr Yoon bertanya tentang pekerjaannya. Sama seperti jawabannya pada ibunya, Ji Woon berkata kalau Dylan sangat menakjubkan saat menjabat sebagai ketua UGD karena baginya sendiri pekerjaan itu cukup sulit. Ji woon lalu mengatakan pada dr Yoon kalau Dylan sudah kembali ke Korea dan bekerja sebagai tim penyelamat di tempat Soo Wan.
“Takdir seseorang benar benar lucu ya ayah?” tambah Ji Woon.
“Dia bekerja bersama dengan Soo Wan?” tanya dr Yoon meyakinkan.
“Ya.” Jawab Ji Won singkat.
Dr Yoon benar-benar tak menyangka kalau Dong Joo akan senekad itu. “Tapi… apa kau sedih karena kau tidak bisa bertunangan?” tanya dr Yoon lagi karena melihat ekspresi Ji Woon yang tidak bersemangat.
“Kau tau kalau Soo Wan dan aku tidak tertarik dengan hal itu.” Ucap Ji Woon berbohong karena untuk dia sendiri sudah sangat ingin bertunangan dan menikah dengan Soo wan.
“Antara kalian berdua, tidak ada yang berubah kan?”
“Jika aku mengatakannya dengan jujur, ini seperti keadaan sebelum badai.. benar2 mencemaskan. Dia tidak seperti wanita lain. Dia seperti roller coaster. Dia tidak memberiku waktu istirahat, hanya kekuatan yang luar biasa untuk mengatasi tantangannya.” Ungkap Ji Woon.
“Apa ada masalah?” selidik dr Yoon.
“Jika kami sudah hhidup bersama nanti, keadaan ini pasti akan kamu hadapi. Aku yakin aku bisa mengatasinya, jadi ayah, tolong abaikan saja seperti kau tidak mengetahuinya.” Pinta Ji Woon.
Dr Yoon pun meminta Ji Woon untuk tidak melepaskan tangan Soo Wan.
Bersambung
SInopsis Angel Eyes Episode 8 Part 2