Sinopsis Angel Eyes Episode 6 Part 1. Mumpung libur, pengen nyelesaian synopsis angel eyes, karena tadi malam angel eyes dah masuk episode ke tujuh. Buat yang penasaran yuk-yuk kumpul disini, kit abaca cerita kelajutannya. Kelanjutan dimana Soo Wan akhirnya tahu kalau Dylan adalah Dong Joo.
Sinopsis sebelumnya !
Sinopsis sebelumnya !
Sinopsis Angel Eyes Episode 6 Part 1 !!!
Pada episode sebelumnya, mantan guru bahasa korea Dong Joo yang bernama Yoon Sung Dong, menderita sakit perut dan akhirnya langsung dibawa ke UGD. Dylan mengobatinya tanpa melihat wajahnya karena dia terus focus pada Soo Wan yang terlihat pucat. Saat Dylan hendak menghampiri Soo Wan, Sung Dong langsung menangkap tangan Dylan dan memanggilnya “Dong Joo!”
Soo Wan yang mendengarnya tentu saja langsung terkejut, dan secara reflek Dylan juga langsung melihat kea rah Soo wan.
“Hei! Kau Park Dong Joo kan? Murid SMA Sewol tahun ke 2, kelas nomor 5, absen nomor 17, Park Dong Joo. Aku benar kan?” tanya Sung Dong dan Dylan hanya diam saja, dia terus melihat kearah Soo Wan yang dia tahu pasti sangat terkejut mendengar itu semua. “Hei, kau tak mengenaliku?! AKu guru Bahasa Korea Yopn Sung Dong. Aku ini wali kelasmu! Hei, aku menjadi Kepala Sekolah SMA Sewol juga sekarang.” Cerita Sung Dong dengan bangga, sampai2 dia lupa dengan sakit perutnya. Banyak sekali pertanyaan yang diajukan Sung Dong, kapan Dong Joo kembali ke Korea, apa Dong Joo menjadi dokter? Apa Dong Joo juga sudah menjadi kepala? Dari semua pertanyaan tak ada yang Dylan jawab. Sung Dong yang begitu bangganya pada Dong Joo langsung mengumumkan pada semua orang yang ada di UGD kalau Dylan adalah Dong Joo muridnya sewaktu SMA.
Untuk sementara waktu Sung Dong memang lupa pada sakit perutnya, namun saat dia teringat sedang sakit perut, dia langsung merintih kesakitan.
Dengan terus menatap Dylan, Soo Wan berjalan mendekatinya. Saat Dylan mencoba mengalihkan pandangan, tiba2 Soo Wan roboh, dia pingsan.
Soo Wan langsung mendapat perawatan, dan saat dia membuka mata, ada Ji Woon disampingnya. Ji Woon sedikit kesal dengan Soo wan karena dalam kondisi badan demam, dia malah memutuskan untuk tetap bekerja. Ji Woon juga mengatakan kalau dia tidak mengatakan apa yang terjadi pada dr Yoon, supaya dia tidak khawatir. Tepat disaat itu Ji Woon mendapat panggilan darurat, jadi dia dengan berat hati meninggalkan Soo Wan yang sedang sakit sendirian.
Ji Woon keluar, dan perawat Kim masuk untuk memeriksa kondisi Soo Wan. Pada perawat Kim, Soo Wan bertanya tentang keberadaan Dylan.
Dylan sendiri berada di atas gedung, dia sedang merasa bimbang antara mengatakan yang sebenarnya atau tetap menyembunyikannya dari Soo Wan. Dan akhirnya dia memutuskan untuk tidak meneruskan kepura-puran itu, dia akan menghentikan semuanya. Tepat disaat akan pergi, seseorang datang menemuinya. Dan sepertinya orang yang datang itu adalah dr Yoon.
Soo Wan keluar dari kamar rawatnya, dia mencari Dylan. Soo Wan tak memperdulikan ucapan dr Moon yang menyuruhnya kembali kekamar karena kondisinya masih lemah.
Soo Wan menghampiri Dylan dan mengajaknya keluar rumah sakit untuk bicara. Dengan jalan sempoyongan, Soo Wan mengajak Dylan ke tempat dimana mereka jadian.
“Aku…” ucap Dylan mencoba memulai pembicaraan namun langsung di potong oleh Soo wan.
‘Tunggu sebentar…. Bisa kau menutup mulutmu sebentar?” pinta Soo Wan dan perlahan berjalan kea rah Dylan. Soo Wan menutup matanya dan meraba wajah Dylan. Untuk kali ini, Dylan membiarkan hal itu, dia membiarkan Soo Wan meraba wajahnya. Soo Wan teringat saat dia dulu sering meraba wajah Dong Joo.
“Aku kenal anak laki2 yang mempunyai wajah ini.” Ucap Soo wan dan masih terus meraba dan memejamkan matanya. Dylan menangkap tangan Soo Wan. Saat tangan Dylan masih menggenggam tangannya, Soo wan menggunakan kesempatan itu untuk meraba tangan Dylan juga, “Aku juga sangat mengenali tangan ini.” Dylan melepaskan tangannya. “Ketika dia mengantarkan bubur, dia memaksa untuk masuk ke masalah seseorang. Dia bertindak hebat dan perkasa karena dia adalah penyelamat hidupku. Seseorang yang sangat muda, bahkan orang diusianya yang hanya bisa merengek. Nama anak SMA yang kekanakan itu….” Soo Wan teringat saat pertama kali Dong Joo mengenalkan dirinya.
“Park Dong Joo.” Jawab Dylan.
“Aku benar. Orang yang mempunyai suara paling jelek di dunia. Park Dong Joo…” ucap Soo wan yang akhirnya membuka matanya lagi dan menangis.
“Hai… sudah lama tak bertemu.” Sapa Dylan saat Soo Wan melihat ke arahnya. Dan “plak” tiba-tiba Soo Wan menamparnya. Dylan tersenyum, “Kau boleh memukul lagi.” Ucap Dong Joo.
Soo Wan berbalik dan menangis terisak-isak.
Setelah menyelesaikan tugasnya, Ji WOon kembali ke kamar SOo Wan, namun sayang dia tak menemukan tunangannya itu di tempat tidurnya. Tepat disaat itu perawat Kim masuk dan memberitahu Ji Woon kalau Soo Wan sudah keluar dari rumah sakit. Perawat Kim mengira kalau Soo Wan ada urusan penting yang mendadak karena Soo Wan langsung keluar sebelum infusnya habis. Ji Woon yang memang selalu mengerti tentang SOo Wan, langsung beranggapan kalau Soo Wan pergi bekerja karena Soo Wan memang orang yang tidak bisa diam.
Soo Wan dan Dylan masih berada di tempat mereka jadian. Soo Wan beranjak dari duduknya dan masih sempoyongan dia menghampiri Dylan. Dia menanyakan Jung Hwa, dan ternyata sampai sekarang SOo Wan masih belum tahu kalau Jung Hwa sudah meninggal.
Ji Woon berusaha menghubungi Soo Wan karena khawatir, namun sayang ponsel Soo Wan tak aktif.
Karena Soo Wan bertanya kemana Jung Hwa, tanpa memberitahu terlebih dahulu, Dylan mengajak Soo Wan ke makam Jung Hwa. Menyadari kalau Dylan membawanya ke makam, tentu saja Soo Wan langsung bertanya. “kenapa kita datang kesini? Aku bertanya padamu kenapa kita datang kesini?” Dylan tak menjawab, dari diamnya Dylan, Soo Wan langsung menyadari sesuatu.
Kita beralih pada Ji WOon yang mengajak Min Soo minum bersama. Ji Woon menceritakan tentang apa yang terjadi pada Soo Wan di rumah sakit, yang kemudian tiba2 menghilang dan tak dapat dihubungi seharian. Ji Woon berusaha mengerti atas semua yang Soo Wan lakukan.
“Wanitaku itu… meskipun dia tidak terbuat dari baja. Dia pergi setiap hari untuk menyelamatkan orang sampai dia jatuh sakit. Dia pingsan dimana-mana karena terlalu banyak bekerja. Dan kemudian dia kembali bekerja lagi. Lebih sering aku tak bisa menghubunginya, daripada aku bisa menghubunginya.”
Min Soo menjawab kalau semua itu adalah memang kebiasaan Soo wan bahkan sudah seperti penyakit. Ji Woon pun jadi penasaran darimana Soo Wan mendapat penyakit itu. Dia bertanya pada Min Soo, sejak kapan Soo Wan mendapatkan penyakit itu? Dan karena siapa?
Min Soo menjawab kalau penyakit itu dia dapat mungkin sejak kecelakaan ibunya. Tapi Ji Woon merasa kalau Soo Wan seperti itu, pasti bukan karena ibunya. Min Soo pun langsung kebingungan, karena tak mungkin dia bilang ke Ji Woon kalau semua itu karena Dong Joo yang tiba2 menghinga.
Soo wan sudah berada di depan makam Jung Hwa dan melihat foto Dong Joo sekeluarga disana. “Jadi seperti ini penampilan dari Jung Hwa ku. Dia benar2 sangat cantik. Ibu siapa yang cantik seperti ini? Tidak ada di kehidupan nyata.” Komen Soo Wan saat pertama kali melihat wajah Jung Hwa, Dylan sendiri hanya terdiam di belakang Soo Wan. “Ibu… ini Soo Wan, aku bisa melihat sekarang. Aku bisa melihat rumah, mobil, dan bahkan bintang. Aku bisa melihat mereka semua. Tapi Jung Hwa ku lah yang paling ingin aku lihat… aku menunggu setiap hari… satu hari, dua hari, satu bulang, dua bulan, satu tahun, dua tahun… tapi tetap tidak ada bahkan jejaknya. Aku hanya punya ingatanku yang sebersih Kristal… kau menghilang seperti asap. Aku pikir aku sudah gila. Aku sudah gila, aku terus mengkhayal tentang apa yang aku impikan. Sekarang masih seperti itu. Pasti akan lebih baik kalau aku memang gila dan memimpikan itu semua. Aku harap aku tetap terus mengkhayal saja. Dengan cara seperti, Jung Hwa ku… aku akan tetap selalu hidup. Tidak apa2 kan jika dirimu didalam mimpi wanita gila, kalau Jung Hwa ku tetap masih hidup.” Ucap Soo Wan dan menangis. Dia terus berkata kalau dia merasa Jung Hwa ada didekatnya. “Kau kesepian dan sendirian. Aku minta maaf aku datang sangat terlambat. Maaafkan aku…. Ibu…. ibu…. ibu… maaf… ibu, maafkan aku.” Soo wan terisak.
Melihat itu Dylan berkata, “Jung Hwa ku… kau pasti tidak akan bisa tidur malam ini.”
Keluar dari kedai, Min Soo memberitahu Ji Woon kalau begitulah sifat Soo Wan, dia memang sering kabur-kaburan tak jelas. “Jika bukan dr Kang, pria macam apa yang akan bersabar dengan dia yang seperti itu? Kenapa kua menunjukkan sisi lemahmu setelah kau melakukan dengan baik selama ini?”
Tak menanggapi pertanyaan Min Soo, Ji Woon malah bertanya apa Min Soo pernah melihat cinta pertama Soo wan? Sebelum Min Soo menjawab, Ji Woon menjawabnya duluan, dia bisa tahu kalau Min Soo pasti sudah pernah melihatnya. Ji Woon bertanya lagi apa kalung peluit milik Soo wan adalah dari cinta pertamanya itu? Min Soo tak bisa menjawab pertanyaan Ji Woon dia memilih memalingkan wajahnya. Melihat sikap Min Soo seperti itu, tentu saja ji Won bisa tahu kalau peluit itu memang benar2 dari pacar pertama Soo Wan.
Dylan mengantarkan Soo Wan pulang. Dalam perjalanan pulang, Dylan menceritakan tentang apa yang terjadi padanya dulu. “Aku harus pergi ke Amerika karena Hae Joo, aku belajar disana, dan menjadi dokter. Seperti yang bisa kau lihat, aku sudah menjadi dokter yang hebat.”
“Aku melihatnya.”
“Hidupku begitu sibuk sehingga aku tidak sering memikirkanmu. Sejujurnya, aku ingin menghapus semua kenangan disini karena kenangan itu begitu menyakitkan dan mengerikan. Jadi, aku melupakan semua kenangan itu.” Ucap Dylan berbohong.
“Oh begitu. Kau menjadi seperti itu. Aku… aku…” SOo Wan hendak mengatakan sesuatu, tapi Dylan langsung memotongnya dan berkata kalau ini sudah malam jadi dia harus pulang.
Soo wan hanya bisa melihat Dylan dari belakang dengan tatapan sedih. Saat Soo Wan berjalan masuk, Dylan berbalik dan mendapati Soo wan sudah tak ada lagi.
Dylan teringat lagi pada saat dia berada di atas gedung rumah sakit, dimana pada saat itu ada orang yang datang menemuinya. Dan orang itu ternyata adalah dr Yoon. Dylan bertanya sejak kapan dr Yoon tahu tentang hubungannya dengan Soo Wan.
“Orang baik yang memberikan Soo Wan matanya, Dong Joo… dia adalah ibumu. Dan juga orang yang sangat ingin dia lihat, adalah kau Dong Joo…” ungkap dr Yoon.
“Tapi kenapa?”
“Kenapa akutidak mengatakan apapun? Karena Soo Wan sangat merindukanmu… aku secara perlahan mengetahuinya seiring waktu. Pernahkan kau memikirkan kalau ibumu, dirimu dan Hae Joo juga, betapa pentingnya keberadaan keluargamu bagi Wan. Jika dia mengetahuinya, kalau dia mendapatkan matanya dari kematian ibumu, orang dicintai seperti ibunya sendiri…”
“Dia tak boleh mengetahui itu!” potong Dylan.
“Itu benar. Itu yang aku pikirkan juga, Wan tidak akan bisa menerima ini. Kehidupan yang diberikan kepadanya untuk menjadi bahagia, dia tidak akan pernah bisa menjadi bahagia nanti.” Tambah dr Yoon.
“Bahkan sekarang… aku merindukannya. Aku…. Tak bisa melupakannya.” Jawab Dylan.
Dr Yoon berpikir kalau Dylan sudah melupakannya. Dia beranggapan cinta Dylan pada Soo wan hanyalah cinta monyet yang akan hilang seiring waktu. Dylan berusaha menjelaskan pada dr Yoon tentang perasaannya pada SOo Wan, tapi dr Yoon langsung memotongnya dengan mengatakan kalau dia sangat menyukai saat Dylan memanggilnya ‘ayah’.
“Tinggalkanlah Soo Wan. Kau dan aku, tetaplah seperti ini.” Pinta dr Yoon.
Dylan lalu bertanya, “Apa ini alasannya kenapa kau menolongku?”
Dr Yoon menggenggam lengan Dylan dan menjawab “Apa yang kau maksud padaku, kau mungkin tak bisa membayangkannya.” Jawab dr Yoon dan pergi.
Kembali lagi pada Dylan yang masih di depan rumah SOo Wan sedangkan Soo Wan sendiri belum masuk ke dalam rumah. Dia hanya duduk diam di depan pintu gerbang.
Bersambung
Sinopsis Angel Eyes Episode 6 Part 2 !