Soo In membuka toko rotinya, namun bukan di sebuah gedung atau toko, Soo In membukanya di sebuah mobil pick up. Sedang sibuk menyiap-nyiapkan barang di toko barunya, Woo Seok muncul dengan membawa hadiah ucapan selamat atas toko baru Soo In. Woo Seok lalu mengajak Soo In berseru semboyan semangat mereka yaitu... “Bang! Bang, Bang! Bang!” seru mereka dan kemudian melakukan high five. Tanpa mereka sadari, Joo Hee melihat mereka berdua. Mendapati Woo Seok kenal dan begitu dekat dengan Soo In, tentu saja membuat Joo Hee sedih karena cemburu.
Soo In lalu membuatkan toast ( roti isi bulbogi ) untuk Woo Seok. Soo In berkata toast buatannya bisa dijadikan menu andalan bagi pekerja yang kelaparan di waktu pagi dan malam. Woo Seok mencoba toast buatan Soo In dan memberi pujian karena Toast buatan Soo In enak. Saat Woo Seok hendak membayar, Soo In menolak karena dia memang bermaksud memberikan toast itu Cuma-Cuma.
Woo Seok pun mengingatkan Soo In kalau dalam bisnis tidak ada dikson untuk tema atau siapapun. Karena Woo Seok berkata seperti itu, Soo In pun meminta Woo Seok membayar $ 1 karena toast-nya di beri tambahan bulgogi. Woo Seok tertawa mendengarnya dan bergumam kalau Soo In cepat sekali belajar. Karena sudah membayar dan Soo In juga sudah mendapat pelanggan maka Woo Seok pun memutuskan pergi. Namun sebelum pergi dia menoleh kembali ke arah Soo In, dia melihat Soo In kedinginan.
Joo Hee pergi ke toko laundri Tuan Park. Disana dia bertemu dengan Tuan Park dan Bok Nyeo. Tuan Park pun keluar dari toko untuk menelpon Woo Seok dan memberitahukan kedatangan Joo Hee. Saat hendak menikmati teh hangat yang diberikan Bok Nyeo, Joo Hee tanpa sengaja melihat foto kemenangan Bok Nyeo dan Soo In dalam lomba membuat kue. Dari Bok Nyeo akhirnya Joo Hee tahu kalau Woo Seok dulu menjadi pengajar kue di penjaranya Soo In, dan Joo Hee pun bisa menebak kalau mereka berdua dekat mulai saat itu. Tepat disaat itu Tuan Park datang dan memberitahu Joo Hee kalau Woo Seok sebentar lagi sampai, namun Joo Hee tidak mau menunggu, dia memilih pergi. Melihat Joo Hee yang buru2 pergi, membuat Tuan Park bertanya2 kenapa Joo Hee seperti itu.
Joo Ran menemui Aeng Ran yang masih terbaring di tempat tidurnya. Joo Ran begitu senang karena melihat Aeng Ran sakit gara2 dimarahi oleh Tae San. Diapun bertanya kenapa Tae San begitu sangat marah pada Aeng Ran. Namun Aeng Ran enggan memberitahunya. Tepat disaat itu Tae San datang dan diapun langsung menghibur Aeng Ran agar tak mengambek lagi padanya. Karena Aeng ran semakin marah gara2 ucapan Joo Ran jadi Tae San pun menyuruh Joo Ran keluar dari kamar mereka.
Saat hanya berdua, Tae San kembali meminta maaf pada Aeng Ran karena kemarin dia sudah marah2 padanya. Bahkan Tae San berjanji akan menyegerakan pernikahan Do Jin dan Bo Kyung. Mendengar janji itu Aeng Ran pun mulai melunak.
Joo Ran yang penasaran tentang apa yang terjadi pada ayahnya dan ibu tirinya itupun langsung bertanya pada pelayan. Namun si pelayan tidak mau memberitahunya, dia hanya mengatakan kalau dia tak tahu apa2.
Tepat disaat itu Joo Hee pulang dengan wajah yang sangat kesal, bahkan dia tak mau menjawab pertanyaan Joo Ran yang menanyakan kenapa ekspresinya seperti itu. Melihat Joo Hee seperti itu, lagi2 membuat Joo Ran penasaran tentang apa yang sebenarnya terjadi pada Joo Hee.
Di kamarnya, Joo Hee dengan kesal melempar dompetnya. Dia kemudian teringat apa yang dia lihat dan dia dengar dari Bok Nyeo. Joo Hee kesal karena Woo Seok tidak memberitahunya apapun tentang perkenalannya dengan Soo In.
Soo In masih berjualan toast sambil menahan rasa dingin, tak lama kemudian seorang kurir datang membawakan alat pemanas ruangan untuk Soo In. Karena si kurir berkata seorang laki2 yang memesannya, jadi Soo In pun langsung menelpon Woo Seok untuk mengkonfirmasinya, apakah dia yang membelikan alat pemanas itu atau bukan. Karena tak mau membuat Soo In merasa tak enak, jadi Woo Seok pun berkata kalau alat pemanas itu tidak gratis, Soo In harus membayarnya dengan traktiran makan dan minum. Tanpa menunggu ucapan setuju dari Soo In, Woo Seok langsung menutup telponnya. Tepat di saat itu Tuan Park muncul dan memberitahu Woo Seok kalau Joo Hee tadi sore datang mencarinya. Namun Joo Hee tiba2 pergi dengan wajah bingung saat dia tahu kalau Soo In tinggal bersama mereka.
Do Jin sedang berada di restoran tempat Mi O bekerja. Tepat disaat itu, karena kurang hati2 pelanggan wanita menumpahkan minumannya sendiri sehingga membuat tas mahalnya tersiram. Karena ingin mencari kambing hitam wanita itupun menyalahkan Mi O sebab sudah memberikannya minuman yang panas. Dia meminta ganti rugi pada Mi O. Do Jin yang tak nyaman melihat Mi O di marah seperti itu, langsung turun tangan dan menghampiri mereka. Dia bahkan berkata pada si wanita kalau tas yang tertumpah kopi itu adalah tas tiruan, jadi Do Jin pun mengeluarkan uangnya dan menyuruh si wanita membeli beberapa barang tiruan A-class. Di bela seperti itu oleh Do Jin sepertinya membuat hati Mi O senang.
Do Jin masih menunggu Mi O sampai dia pulang kerja. Mi O hendak pergi begitu saja tanpa berbicara sepatah katapun pada Do Jin, namun hal itu tidak dibiarkan begitu saja oleh DO Jin, karena dia langsung mengejar Mi O dan memintanya mengucapkan terima kasih atas bantuan yang sudah dia berikan tadi. Masih bersikap dingin pada Do Jin, Mi O pun menjawab kalau dia tidak pernah meminta bantuan pada Do Jin. Dengan kesal Do Jin pun meminta Mi O mengembalikan uang yang sudah dia keluarkan tadi, mendengar itu Mi O menyebut DI Jin kekanak-kanakan. Di sebut kekanak-kanakan, Do Jin membalikkan fakta kalau Mi O sendirilah yang belum dewasa karena Mi O bersedia membunuh anaknya sendiri demi uang. Sangkin kesalnya, Do Jin bahkan menyebut Mi O dengan sebutan penggali emas. Mi O yang memang tidak bisa memberitahu yang sebenarnya, hanya mengiyakan apa yang Do Jin katakan.
Kita beralih pada Wol Han yang memberikan uang pada Poong Geum untuk membeli bangunan. Tentu saja Poong Geum senang menerima, namun saat dia melihat kalau ternyata isi amplop itu hanya cek bernilai $ 5.000, Poong Geym langsung mengembalikan lagi uang tersebut. Dia mengembalikannya karena jumlah nya sedikit, tidak sebanding dengan kekayaaan yang di miliki keluarga Ma. Kenapa Poong Geum bisa berpikiran seperti itu, karena yang dia tahu adalah Wol Han itu adalah Ma Do Jin.
Karena Wol Han terus memaksa untuk menerima cek miliknya, PoonG Geum pun jadi kesal dan langsung keluar dari mobil dan pulang. Sesampainya di asrama Poong Geum langsung diberitahu kalau mereka besok akan mengadakan demo protes kenaikan sewa. Dengan kesal Poong Geum berkata kalau dia tak perduli dan langsung memukul orang yang memberitahunya itu. Tepat setelah Poong Geum sudah masuk kamar, Wol Han muncul dan orang itu juga memberitahu apa yang akan mereka lakukan besok. Sama seperti Poong Geum, Wol Han juga dengan kesal malah melayangkan pukulan ke kepala orang itu.
Di kamar Wol Han terus bertanya2 tentang apa yang sebenarnya terjadi pada Poong Geum, dia masih tak sadar tentang apa yang membuat Poong Geum marah padanya. Poong Geum sendiri masih terlihat marah dan kesal, dia marah karena Wol Han hanya memberinya $ 5.000, bukannya $50.000 padahalkan setaunya Wol Han adalah anak konglomerat.
Bok Nyeo sedang menunggu Soo In pulang di depan rumah, tak lama kemudian Woo Seok muncul dan berkata kalau dia hendak joging. Melihat tampilan Woo Seok, Bok Nyeo tak percaya kalau dia hendak joging dengan dandanan seperti itu, namun Bok Nyeo tidak berkomentar apa-apa. Woo Seok lalu mengungkapkan rasa irinya pada Soo In yang sekarang sudah menemukan ibu seperti Bok Nyeo, sedangkan dia sendiri belum pernah menemukan seorang ibu.
Bok Nyeo lalu berkata kalau yang dia dengar dari Tuan Park, Woo Seok sudah kehilangan sebagian masa lalunya dan Woo Seok pun mengiyakannya. Saat ditanya penyebab Woo Seok hilang ingatan, dia hanya berkata kalau seperti semua itu karena kecelakaan, Woo Seok menambahkan kalau dia tidak tahu pasti tentang hal itu, karena dia tak ingat apa2.
Tepat di saat itu Soo In pulang, Bok Nyeo dan Woo Seok pun menyambutnya. Dengan penuh kegembiraan dan kepuasan, Soo In menunjukkan hasil jualannya hari ini. Woo Seok lalu menyuruh Bok Nyeo dan Soo In masuk ke dalam rumah, sedangkan peralatan masak Soo In , biar dia yang membereskannya, namun Soo In tak enak jika membiarkan Woo Seok melakukannya sendiri. Jadi dia pun hendak memberesi semuanya sendiri. Melihat Woo Seok dan Soo In yang berebutan untuk membawa peralatan masak Soo In masuk, tentu saja membuat Bok Nyeo tersenyum.
Joo Hee menemui ibunya yang sedang tidur, dia langsung tidur di samping ibunya. Melihat Joo Hee menangis dan penyebab dia menangis karena pria, Da Sim pun menghiburnya dengan mengatakan kalau pria itu sepertipasir, jadi semakin keras kita mencoba mengambilnya maka semakin mereka mencoba untuk melarikan diri. Namun ketika mereka sudah tua, lemah dan kehabisan uang... mereka akan datang kembali. Mendengar itu Joo Hee pun bertanya apa sampai sekarang Da Sim masih menunggu Tae San. Namun Da Sim tak menjawab karena dia sudah keburu tidur.
Poong Geum baru saja pulang dari belanja dan dia terkejut saat melihat ada mobil mewah diparkir di depan gedung asrama mereka. Diapun bertanya-tanya mobil siapa itu, namun karena disana tidak ada siapa-siapa, jadi dia pun memilih untuk segera masuk ke dalam asrama. Tapi sebelum masuk asrama, dia sengaja meninggalkan bekas botol minumannya di atas mobil mewah itu.
Tepat disaat Poong Geum masuk, Wol Han keluar dari dalam mobil, ternyata dia sedari tadi ada di kursi belakang mobil, jadi dia juga tak melihat kedatangan Poong Geum. Melihat botol minuman itu, Wol Han menebak kalau yang meletakkannya pasti wanita si penghuni kamar di sebelahnya. Ingin mengganti moodnya yang buruk menjadi baik, Wol Han pun menelpon Poong Geum.
Poong Geum sendiri baru sampai di depan kamarnya dan sedang membaca pengumuman tentang demo. Wol Han menelpon untuk mengajak Poong Geum sarapan, namun poong Geum menolak denga alasan kalau dia sudah sarapan. Karena ajakan sarapan gagal, Wol Han pun mengajak untuk makan malam, lagi2 Poong Geum menolak dengan alasan kalau malam ini dia ada sebuah pertemuan penting. Dia mengatakan itu sambil melhat kertas pengumuman.
Di rumah Mi O terkejut saat mengetahuii kalau Bok Nyeo menemui Tae San dan mengatakan tentang Kkang Dang. Bok Nyeo kemudian menyuruh Mi O untuk mengatakan yang sebenarnya pada Do Jin, namun Mi O langsung menolaknya kaena semua itu tidak akan ada gunanya, karena dia menganggap semua orang di keluarga Ma itu sama saja.
Keluarga Ma sendiri sedang sarapan bersama. Di depan keluarganya, tae San mengumumkan kalau setelah pertunangan Do Jin akan segera di nikahkan. Do Jin hendak protes namun dia tak bisa berkata apa2 untuk membantah. Joo hee yang sedari tadi diam langsung pergi setelah mengatakan kalau dia sudah selesai makan. Melihat sikap Joo hee yang sepertinya tak senang itu, langsung digunakan Joo Ran untuk berkomentar kalau Joo Hee seperti itu pasti karena dia marah sebab mereka membicarakan pernikahan untuk orang yang lebih muda darinya. Mendengar itu tae San pun seperti memikirkan sesuatu.
Di kantor Joo Hee berpapasan dengan Woo Seok dan di depan Woo Seok, dia bersikap biasa saja, seolah-olah dia baik2 saja setelah mengetahui kalau ternyata Woo Seok kenal dan dekat dengan Soo In. Namun saat dia sedang sendirian di kantornya, Joo Hee langsung membanting tasnya karena kesal merasakan perasaan yang membuatnya tak nyaman itu.
Soo In sendiri sedang sibuk dengan toko barunya, pelayanan yang dia berikan pada pelanggan sangat membuat para pelanggan senang dan nyaman, bahkan mereka sampai membeli 5 bungkus roti untuk di bagikan pada teman2 kerjanya.
Wol Han mengantarkan Aeng ran ke toko laundry milik Tuan Park, dia pergi kesana untuk menemui Bok Nyeo dan mengajaknya bicara berdua. sebelum pergi ke restoran berdua, Aeng ran sempat melihat cucunya, namun dia tak berkata apa2 tentang itu. Setelah Bok Nyeo dan Aeng Ran pergi, Wol Han menghampiri Tuan Park dan bertanya2 bagaimana bisa Bok Nyeo dan Aeng Ran saling kenal.
Kita kemudian beralih pada Bok Nyeo dan Aeng ran yang sudah duduk berdua. Tanpa basa basi Aeng ran langsung mengungkapkan kemarahanya karena Bok Nyeo sudah berani menemui Tae San dan mengatakan tentang anak Do Jin. Mendengar kalau Bok Nyeo sudah menganggap Mi O seperti putrinya sendiri , Aeng Ran pun kelepasan bicara dengan mengatakan bagaimana bisa Bok Nyoe mengurus anak lain padahal dia tak mengurus anaknya sendiri.
“Apa yang kau bicarakan?” tanya Bok Nyeo tak mengerti dan Aeng Ran pun tersadar kalau dia hampir memberitahu Bok Nyeo tentang anaknya yang masih hidup. Dengan cepar Aeng Ran pun langsung meralatnya dengan mengatakan kalau Bok Nyeo sudah mengirim anaknya ke surga jadi bagaimana bisa dia mengurus anak lain.
Dengan penuh emosi Bok Nyeo berkata karena dia tak bisa mengurus anaknya sendiri Jin Woo, jadi dia ingin mencoba menebus kesalahannya itu dengan merawat anak lain. Tak mau membahas tentang anak dengan Bok Nyeo, jadi Aeng Ran pun memberitahu Bok Nyeo kalau Do Jin akan bertunangan beberpa hari lagi, dan meminta Bok Nyeo untuk tidak ikut campur lagi. Dia bahkan mengancam akan melakukan sesuatu jika sampai terjadi sesuatu pada anaknya. Saat Aeng ran hendak pergi, Bok Nyeo bertanya kenapa Aeng ran begitu banyak berubah, dia bahkan menilai kalau Aeng ran sekarang lebih terlihat seperti robot. Aeng ran membenarkan kalau sekarang dia adalah robot dan Cha Aeng ran yang 30 tahun yang lalu sudah mati.
Pada Tuan Park, Bok Nyeo memberitahu kalau Aeng ran adalah nenek Kang Ddang.
Soo In sedang membersihkan tempat masaknya sambil makan saat petugas datang dan menyuruhnya pindah, karena Soo In sudah menempati tempat yang ilegal untuk berjualan. Soo In bahkan mendapat surat denda parkir. Dengan sedih, Soo In pun mencari tempat baru yang bisa dia gunakan untuk berjualan. Yang tambah membuat Soo In sedih karena dia harus membayar denda parkir yang seharga dengan penghasilannya selama dua hari.
Apa yang akan terjadi pada Soo In setelah ini? Apakah dia akan mendapatkan tempat yang bagus dan aman untuk berjualan? Jangan kemana-mana terus pantengin sinopsisnya disini yah.... ^^
Bersambung
Legend of Witch episode 14 part 2