Semua orang terkejut saat melihat Ja Bok mengeluarkan banyak darah dari hidung dan telinganya. Melihat darah Ja Bok, Ji Sang hampir saja kumat. Ri Ta melihat Ji Sang mulai gemetar dan diapun langsung memegang tangan Ji Sang. Berkat Ri Ta, Ji Sang tak berubah menjadi vampir, karena fokusnya pada darah langsung beralih melihat ke arah Ri Ta yang terkejut melihat reaksi Ji Sang yang aneh.
Ji Sang lalu menyuruh perawat untuk menghubungi Ji Tae untuk memeriksa pasien itu. Setelah perawat perg, Ri Ta bertanya alasan Ji Sang manggil Ji Tae. Belum ada jawaban dari Ji Sang, Hye Ri muncul dan mengatakan kalau Ja Bok harus dibawa ke ruang karantina karena hasil darah si pasien menunjukkan kalau dia terjangkit virus menular. Ri Ta hendak protes, namun Jae Wook datang dan mendukung apa yang Hye Ri katakan, jadi Ri Ta pun tak bisa berkata apa2 lagi.
Ri Ta mengikuti Ji Sang dan bertanya apa dia akan membiarkan Jae Wook dan tim pengembangan obat mengambil pasiennya dengan cara seperti itu. Ji Sang menjawab kalau semua itu sudah diputuskan jadi memangnya apa yang bisa dia lakukan? Ri Ta tetap bersikekeuh kalau Ja Bok adalah pasien Ji Sang, jadi paling tidak Ji Sang harus mengetahui apakah ja Bok terjankit virus atau tidak. Ri Ta curiga kalau Ja Bok tidak terkena virus.
Seseorang memberitahu Kyung In kalau ada seorang pasie dimasukkan ruang karantina. Setelah menutup telepon dari orang yang memberitahunya, Kyung In langsung menghubungi Ketua Yoo untuk memberitahunya tentang apa yang terjadi.
Ji sang dan Ri Ta pergi menemui Ji Tae dan So Eun tentang apa yang terjadi. Ji Tae menjelaskan kalau dalam tahap awal dari penyebaran virus asing itu tidak masuk akal sampai peristiwa ini dapat terjadi. Ri Ta menambahkan kalau ada kemungkinan hasil tesnya palsu. Pendapat Ri Ta di dukung oleh Ji Sang, dia menebak kalau hasil tes darah Ja Bok pasti normal.
Ja Bok sudah di pindahkan ke kamar khusus dan tempat tidurnya juga di tutupi dengan tirai plastik. Seorang dokter memeriksanya, jae Wook meminta dokter itu untuk membedakan hasil pemeriksaan yang akan dijadikan arsip rumah sakit dan yang asli diberikan pada dirinya. Ya, tentu saja Jae Wook tidak mau semua orang tau tentang apa yang terjadi pada Ja Bok.
Saat hanya berdua saja dengan Jae Wook, Hye Ri hanya menundukkan kepalanya, dia menyadari kalau apa yang terjadi pada Ja Bok adalah atas kesalahanya. Jae Wook memegang pipi Hye Ri dan berkata kalau dia sudah pernah bilang, “jika kau gagal dengan persiapannya, maka kau harus bersiap menghadapi kegagalan tersebut.”
“Maafkan aku... aku tidak akan membuat kesalahan lagi.” Ucap Hye Ri.
Jae Wook mendekatkan wajahnya pada Hye Ri dan berbisik di terlinya Hye Ri. Dia berucap, “tolong... biarkan aku memenuhi janjiku saat menciptakanmu. Jika kau melakukan kesalahan sekali lagi... kurasa janji itu harus dicabut.”
Kita kembali pada keempat dokter yang masih sedang berdiskusi. Ji Tae bertanya kenapa JI Sang meminta tes darah dari pasien. Ji Sang menjawab kalau sebelumnya Ja Bok terserang demam tinggi ekstrim selama seminggu, namun dia membaik dengan sendirinya. Ji Sang menebak kalau dilihat dari infeksi dan gelajanya ada kemungkinan Ja Bok terserang virus H1N1. Ri Ta ikut bicara kalau Ja Bok bisa sehat dengan sendirinya pasti dia sudah memproduksi antibodi. Ji Tae menambahkan kalau antibodi itulah yang bereaksi buruk dengan obat-obatan asing yang tidak mereka ketahui, dan hal itu yang mengakibatkan Ja Bok terus menggigil padahal suhu tubuhnya normal.
“Sesuatu yang dapat menyebabkan antibodi bereaksi tidak normal.” Ucap Soo Eun.
“Artinya ini sesuatu yang tidak biasa.” Ucap Ri Ta dan Ji Tae bertanya apa yang akan mereka lakukan untuk menguak semua itu. Ri Ta dengan percaya dirinya mengatakan kalau mereka hanya tinggal mengungkap tentang apa yang tim pengembangan obat baru itu saja. Ji Tae dan Ji Sang berpendapat kalau hal itu tak semudah itu diatasi, walau Ri Ta berbicara dengan Ketua Yoo.
Ri Ta lalu bertanya pada Ji Sang, apakah Ji Sang punya ide yang lebih bagus untuk mereka sebelum dia meninggalkan rumah sakit. Mendengar Ji Sang akan keluar dari rumah sakit itu, tentu saja Ji Tae terkejut.
Ji Sang dan Ji Tae lalu bicara berdua di tempat yang lebih sepi. Ji Tae mengira kalau Ji Sang sangat peduli pada bangsal 21A, tapi Ji Sang malah memutuskan berheti. Namun Ji Tae tak mau mempermasalahkannya karena itu adalah hak Ji Sang. Ji Tae lalu mengajak Ji Sang membahas tentang apa yang mereka bahas sebelumnya. Ji Tae begitu penasaran karena kasus itu adalah kasus yang sangat langka.
“Aku tak mau mengatakan hal ini. Tapi bolehkan aku mengatakan sesuatu? Kecuali kau terlilit hutang atau tagihan yang harus kau bayar, jika itu bukanlah hal darurat seperti itu... kenapa kau tidak bertahan di rumah sakit ini sedikit lebih lama? Aku merasa ini seperti 5 menit sebelum penentuan. Mari bekerja sama. Jika kau tidak mau, aku tidak bisa memaksamu. Bagaimana menurutmu ?” tanya Ji Tae pada Ji Sang.
Namun belum sempat kita mendengar jawaban Ji Sang, kita langsung beralih pada Ri Ta yang sedang bersama dengan Kyung In. Kyung In berkata kalau Ketua Yoo sudah menugaskannya untuk mengurus tentang hotel mereka, jadi sekarang Kyung In tidak punya hak apa2 lagi yang berkaitan dengan tim pengembangan obat baru. Kyung In menasehati Ri Ta untuk tidak mengatakan apapun, karena merek semua tahu seperti apa Ketua Yoo itu, jika dia sudah memutuskan sesuatu maka susah untuk di ubah. Namun bukan Ri Ta jika menyerah tanpa mencoba, jadi dia akan tetap menemui Ketua Yoo dan bicara dengannya.
Kyung In lalu mengubah topik pembicaraan dengan bertanya tentang kesehatan Ketua Yoo. Ri Ta yang tak tahu apa2 menjawab kalau Ketua Yoo baik-baik saja dan meminta Kyung In untuk tidak khawatir.
Dengan ekspresi serius, Ketua Yoo menemui Jae Wook. Dia ingin membicarakan tentang masalah yang sudah terjadi dalam project baru mereka. Dia sudah tahu kalau ada pasien yang membuat keributan setelah itu, dia dikeluarkan dan kemudian si pasien meninggal dalam kecelakaan mobil. Setelah masalah itu, muncul lagi masalah lain.
Tak mau Ketua Yoo menggagalkan rencananya, Jae Wook pun meminta maaf atas apa yang terjadi dan meminta Ketua Yoo untuk tidak merasa cemas. Dia beralasan kalau kedua pasien itu sudah memiliki masalah sebelum mereka dimasukkan ke rumah sakit dan mereka mengetahui itu setelah masalah yang terjadi.
“Kami akan mengecek kondisi pasien lebih mendalam.” Janji Jae Wook.
“Kau pernah mengatakan padaku. Kau memintaku untuk tidak membiarkan keraguanku, cukup memercayaimu saja. Kau harus tahu sekarang, aku sudah memutuskan untuk memercayaimu. Tapi sebagai balasannya, jangan menyia-nyiakan kepercayaanku. Semua tergantung padamu, Direktur.” Ucap Ketua Yoo memberi peringatan.
Keluar dari ruangan Jae Wook, Ketua Yoo di panggil Ri Ta yang memang sedang mencarinya. Tanpa basa basi Ri Ta meminta Ketua Yoo untuk mengungkap apa yang sebenarnya dilakukan Tim Pengembangan Obat Baru. Mendengar itu ketua Yoo menebak kalau orang yang sudah menyuruh Ri Ta mengatakan hal itu adalah Kyung In. Tak mau Kyung In di bawa-bawa, Ri Ta langsung membantahnya dan berkata kalau dia membahas hal itu karena sudah terjadi masalah.
“Apa yang terjadi hari ini tidak ada hubungannya dengan Tim Pengembangan Obat Baru.” Bela Ketua Yoo dan Ri Ta mengatakan kalau mereka tidak akan tahu apa yang akan terjadi nanti, karena informasi yang mereka dapat hanya sedikit sekali.
“Aku tidak mengatakan apa pun sebelumnya karena ini adalah proyek Paman. Tapi aku tidak biasa diam lebih lama lagi.” Ucap Ri Ta dan Ketua Yoo yang masih berusaha tenang bertanya kenapa dengan Ri Ta, kenapa dia begitu emosional. Ri Ta memperingati Ketua Yoo, kalau sampai orang lain dari luar rumah sakit yang mengungkapkannya, maka paman sendirilah yang mendapatkan masalah besar. Ketua Yoo meminta Ri Ta berhenti bicara dan memintanya untuk tidak khawatir, tapi karena Ri ta tak mau diam, Ketua Yoo pun terbawa emosi dan berteriak pada Ri Ta.
“Jika kalian menyinggung direktur atau tim pengembangan obat baru lagi.... kalian akan menerima surat peringatan. Kau mengerti?” ancam Ketua Yoo dan pergi. Tentu saja tingkah pamannya yang berubah drastis itu membuat Ri Ta sampai terbengong-bengong.
Gerrard mengatakan apa yang terjadi di bangsal pada Il Nam, namun Il Nam sama sekali tak perduli. Dia bahkan memarahi kedua bawahannya itu karena sudah bicara terlalu banyak tentang tim pengembangan obat baru. Melihat tingkah Il Nam yang seperti itu, langsung membuat Gerrard berkomentar kalau akhir-akhir ini, Il Nam sudah banyak berubah. Il Nam seperti menjadi speakernya Jae Wook atau bisa dibilang seperti juru bicaranya. Tak ingin membahas hal itu dan tak ingin ketahuan tentang apa yang di tawarkan Jae Wok padanya, Il Nam pun langsung mengajak mereka berdua makan siang bersama dan dia yang akan mentraktirnya.
Ji Sang sedang duduk sendirian, dia teringat kembali saat dia hendak mengambil darah yang dibawa seorang perawat. Jae Wook juga berkata padanya kalau dengan kondisi Ji Sang yang sekarang, dia tidak bisa bekerja di rumah sakit. Apa yang dikatakan oleh Jae Wook, sama seperti yang Hyun Woo katakan juga. Ji sang kemudian teringat pada permintaan Ji Tae untuk tinggal lebih lama di rumah sakit itu untuk mengungkap apa yang terjadi pada Ja Bok.
Saat Ji Sang memikirkan semua itu, Ga Yeon tiba2 muncul dan memberikan makanan ringan padanya. Ji Sang awalnya menolak, tapi karena Ga Yeon memaksa, jadi diapun menerima makanan itu. Ga Yeon lalu menanyakan tentang kondisi kesehatan Ji Sang yang sebelumnya pernah masuk UGD. Tak menjawab apa yang ditanyakan Ga Yeon, Ji Sang malah balik tanya kenapa Ga Yeon menanyakan tentang kesehatannya.
Ga Yeon dengan sedikit belepotan menjawab kalau dia tak bisa tenang jika mengetahui orang yang dia sayangi dan hargai sedang jatuh sakit. Ji Sang lalu beranjak dari duduknya dan berkata, “Kau sungguh seperti... Akabosia matsudoensis Kinoshita.”
“Akabosi.. apa itu?” tanya Ga Yeon tak mengerti.
“Akabosia matsudoensis Kinoshita... itu adalah serangga paling langka di dunia.” Jawab Ji Sang yang tanpa dia sadari, Ri Ta mendengar pembicaraan mereka berdua.
“Serangga? Apakah saya terlihat seperti seekor serangga?”
“Tidak. bUkan itu maksudku, hanya saja kau itu langka,” ucap Ji sang dan tersenyum. Ga Yeon terlihat senang dengan semua itu. Sedangkan Ri Ta terlihat seperti orang yang sedang cemburu.
Ketua Yoo dengan emosi bertanya pada Kyung In, kenapa Ri ta bisa ikut campur dan membuat masalah besar. Kyung In yang memang tidak menyuruh Ri Ta melakukan itu, langsung membantah tuduhan itu, namun Ketua Yoo tidak percaya, karena yang sedari awal menolak proyek itu adalah Kyung In.
“Apa kau tidak senang karena aku membawa Direktur Lee ke rumah sakit ini?” tanya Ketua Yoo dan Kyung In berusaha menjelaskan kalau semua itu tidak benar, semua itu hanya kesalahpahaman. Apapun alasan yang Kyung In katakan, Ketua Yoo tak percaya bahkan dia meminta Kyung In untuk tidak bersikap serakah di depannya. Semua itu demi Ri Ta, Ketua Yoo sendiri dan juga Grup Taemin.
“Saya akan tetap sabar, jadi mohon berhenti berpikir demikian dan percayalah pada saya.” Pinta Kyung In.
“Baiklah, tapi jangan pernah bersikap seperti ini lagi. Waktu yang kau habiskan untuk bekerja padaku tidak berarti akan membuat semua kesalahanmu dimaafkan.” Ucap Ketua Yoo dan pergi. Kyung In terlihat menahan emosinya.
Pasien Ji Sang meronta kesakitan. Dengan cepat Ji Sang datang dan memeriksanya. Tanpa menunggu waktu lama, si pasien bisa kembali diam dan tidur dengan tenang. Keluar dari ruangan pasien, Ji Sang melihat anak dari pasien itu. Ji Sang pun menghampirinya dan bertanya kenapa gadis kecil itu duduk sendirian disana.
“Saat aku melihat ayahku... aku merasa terluka. Orang2 terus mengatakannya. Mereka bilang kalau tidak peduli sehebat apapun dokternya... ayahku tidak akan bisa hidup lama. Awalnya aku tidak memercayai mereka. Tapi sekarang kupikir itu semua benar. Tidak peduli semuda apapun aku... Pada akhirnya aku menyadarinya. Aku menguping pembicaraan orang lain di bangsal. Tentang ayahku... akan lebih baik baginya untuk meninggal maka dia tidak akan kesakitan lagi. Dan keluarga kami tidak akan memiliki kesulitan lagi. Tapi dia tidak bisa meninggal karena aku. Semuanya karena aku. Dokter tahu, ayahku... mimpinya adalah menuntuku berjalan di altar pada hari pernikahanku. Dan itulah alasannya dia terus bermimpi seperti itu tiap malam. Aku merasa dia semakin memburuk karena aku. Aku merasa sangat buruk.” Ungkap gadis kecil itu dan kemudian berbalik kepelukan Ji Sang dan menangis disana. Ji Sang dengan lembut memeluk gadis kecil itu dan membelai rambutnya. Gadis kecil itu berkata kalau dia tidak akan memaksa Ji Sang lagi untuk mengobati ayahnya, agar bisa hidup lebih lama.
Bersambung
Sinopsis Blood Episode 8 Part 2