Setelah berkeliling mencari tempat berjualan, akhirnya Soo In menemukan tempat yang strategis dan aman. Namun tanpa dia sadari dia sudah menempatkan toko rotinya di depan toko roti milik Joo Ran. Joo Ran juga tak mengetahui hal tersebut. Joo Ran dengan riangnya masuk ke toko rotinya dan menyapa semua pegawainya.
Senyum cerianya langsung menghilang saat dia tahu kalau penjualan rotinya menurun hari ini. Bukannya memikirkan bagaimana cara memasarkan roti-nya, Joo Ran malah sibuk memprotes mejanya yang sedikit berdebu. Joo Ran memang sepertinya tak terlalu memperdulikan penjualan rotinya, yang dia pikirkan hanya kepuasan di panggil bos oleh pegaawainya.
Mi O masih sedang bekerja saat Do Jin datang menghampirinya. Do Jin memesan dua minuman saat Mi O minta bayaran, Do Jin menjawab kalau Mi O lah yang harus membayarnya sebagai ganti uang yang dia berikan pada si pelanggan yang minta ganti rugi pada Mi O kemarin. Tak punya pilihan lain, Mi O pun membayar minuman itu dengan kartu kreditnya sendiri.
Teman sesama pegawai menghampiri Mi O dan bertanya apa Do Jin adalah pacarnya. Tentu saja dengan cepat Mi O menjawab kalau hal itu tidak mungkin. Seorang pelayan memberikan minuman yang Do Jin pesan, namun Do Jin menyuruhnya untuk memberikan satu minumannya untuk Mi O. Sambil tersenyum Do Jin mengajak Mi O minum, tapi belum sempat dia minum, dia dikejutkan oleh suara Aeng ran yang memanggilnya. Sontak Do Jin dan Mi O terkejut dengan kedatangan Aeng ran.
Aeng Ran kemudian mengajak Mi O bicara di dalam mobil, agar Do Jin tak mengganggu, diapun sengaja mengunci pintunya. Di dalam mobil Aeng Ran memberitahu Mi O kalau beberapa hari lagi Do Jin akan bertunangan, jadi dia minta agar Mi O tidak berusaha membuat Do Jin bimbang lagi. Mi O yang merasa tidak melakukan hal tersebut, tentu saja membela diri dengan mengatakan kalau dia tak pernah melakukan hal tersebut, Do Jin sendiri yang datang mencarinya. Aeng ran tahu akan hal itu, jadi untuk menghindari hal tersebut, Mi O harus berhenti dari restoran itu. Awalnya Mi O menolak, tapi karena aeng ran lagi2 mengancam dengan membawa2 Kang Ddang, jadi Mi O pun tak punya pilihan lain untuk membantahnya.
Di luar Do Jin terlihat sangat khawatir pada Mi O, sampai2 dia langsung menanyakan kabar Mi O saat dia keluar dari dalam mobil. Mi O hanya diam saja dan memilih pergi karena tak ada yang mau dia bicarakan lagi dengan mereka berdua. Baru beberapa langkah pergi, Mi O menghentikan langkahnya saat mendengar suara Bo Kyung memanggil Aeng Ran dan Do Jin. Bo Kyung melihat keberadaan Mi O dan sepertinya dia bisa menyadari kondisinya, namun dia pura2 tidak tahu dan hanya percaya dengan apa yang Aeng ran katakan, kalau Mi O hanya teman Do Jin dan mereka hanya bicara hal2 yang biasa saja.
Woo Seok masih di ruang kerjanya, dan sepertinya dia sedang merindukan Soo In jadi diapun langsung menelponnya. Pada Woo Seok, Soo In pun memberitahu semua yang baru saja terjadi padanya. Dia memberitahu kalau dia baru saja di beri denda parkiran sehingga harus membuatnya pindah lokasi. Woo Seok lalu bertanya lokasi baru Soo In karena dia ingin mampir untuk makan malam. Setelah Woo Seok menutup telepon, dia kemudian mendapat telepon dari Tae San yang mengajaknya makan di restoran Jepang. Tak bisa menolaknya, Woo Seok pun menyanggupi ajakan makan tersebut.
Ternyata Tae San bukan hanya mengajak Woo Seok untuk makan bersamanya, dia juga mengajak Joo Hee untuk bergabung bersama mereka. Setelah dua orang yang dia ajak makan datang, Tae San pun mengungkapkan alasannya mengundang mereka berdua. Dia ingin menjodohkan Woo Seok dan Joo Hee. Dia juga mengungkapkan alasan dia selama ini membantu sekolah Woo Seok karena dia menginginkan Woo Seok menjadi menantunya. Joo Hee tentu saja tidak menolak, namun Woo Seok menunjukkan ekspresi tak nyaman.
Tae San pulang duluan. Saat hanya berdua Joo Hee berkata kalau dia tidak pernah tahu ayahnya akan melakukan semua itu.
“Jangan katakan itu tidak mungkin, hal itu tidak akan terjadi. Pikirkanlah dengan serius. Sebelumnya kau bilang semua itu sangat menakutkan untuk memulai. Tapi aku tahu kau sudah terlalu lama. Kau bisa memulai dari awal denganku, hanya satu langkah maju... akan sangat cukup.”
“Maaf.... tapi aku tidak ingin melakukan itu.” jawab Woo Seok dan Joo Hee bertanya apa Woo Seok punya wanita lain. Woo Seok tak menjawab, dia hanya beralasan kalau dia punya janji jadi dia harus segera pergi.
Di toko rotinya, Joo Ran dengan asik merias kukunya. Merasa lelah, Joo Ran pun akhirnya sadar kalau sedari tadi tak ada pelanggan yang datang untuk membeli rotinya. Sambil meniup2 kukunya Joo Ran melihat kearah luar dan disana dia melihat toko roti milik Soo In. Saat menyadari kalau truk yang ada di depan tokonya itu menjual roti juga dan punya pelanggan yang banyak, Joo Ran pun jadi kesal dan langsung menemui si penjual roti.
Joo Ran langsung shock saat mengetahui kalau si pemilik truk itu adalah Soo In. Bukan hanya Joo Ran yang terkejut, Soo In juga terkejut melihat kedatangan Joo Ran. Dengan ekspresi mengejek, Joo Ran pun menyuruh Soo In memindahkan truknya dari sana. Namun Soo In menolak karena dia sudah mendapat izin dari pemilik tempat itu.
Kesal, Joo Ran langsung melempari Soo in dengan roti tawar. Tepat disaat itu Woo Seok sudah datang dan melihat apa yang Joo Ran lakukan pada Soo In. Saat Joo Ran hendak melempar roti lagi, tangannya langsung di tangkap oleh Woo Seok. Tentu saja Joo Ran terkejut melihat kedatangan Woo Seok. Kekesalan Joo Ran semakin bertambah karena Woo Seok membela Soo In.
Joo Ran akhirnya pergi dan Woo Seok memberitahu Soo In kalau seharusnya tadi dia membalas apa yang Joo Ran lakukan padanya. Soo In menjawab kalau sebelumnya Woo Seok pernah memberitahunya bahwa seorang pembuat roti tidak boleh merugikan orang lain dengan produk mereka. Mendengar itu Woo seok pun tersenyum dengan bangga dan berkata kalau Soo In sudah menjadi murid yang baik. Woo Seok lalu menagih jatah makan malamnya, karena Soo In belum membuatnya, jadi diapun langsung kembali ke truknya dan membuatkan roti untuk Woo seok.
Di rumah Joo ran menceritakan apa yang baru saja terjadi pada Won Jae dan Joo Hee. Yang membuat Joo Ran penasaran bukan tentang bisnis roti Soo In tapi hubungan antara Soo In dan Woo Seok. Joo Hee hanya menghela nafas mendengar semua itu.
“Mengapa kau pergi kesana?” tanya Joo Hee dengan emosi.
“Hei, dia merusak bisnis ku, bagaimana mungkin aku hanya duduk disana?” jawab Joo Ran tak mau kalah.
“Kumohon diamlah! Tolong jangan membuat masalah!” teriak Joo Hee dan langsung pergi ke kamarnya.
Di kamar Joo Hee benar2 terlihat sangat emosi, sampai2 dia memecahkan cermin yang ada di kamarnya. Sangking emosinya, Joo Hee sampai menangis.
Do Jin berusaha menolak pernikahannya dengan Bo Kyung. Tapi Aeng Ran tetap pada pendiriannya dan mengingatkan Do Jin untuk tidak berbuat macam2 karena dia sudah bertemu lagi dengan Mi O. Melihat permohonan ibunya yang meminta agar Do Jin mengubahhidup mereka yang selalu menjadi cemoohan, Do Jin pun tak bisa berkata apa2 lagi.
Mi O sendirian di pinggi sungai, dia teringat kembali dengan apa yang terjadi tadi siang. Dia teringat saat Aeng Ran memberitahunya kalau Do Jin sebentar lagi akan bertunangan dan siang tadi juga Mi O melihat wanita yang akan bertunangan dengan Do Jin. Mi O menangis mengingat itu semua, dan itu bisa membuktikan kalau sebenarnya Mi O masih punya perasaan pada Do Jin.
Di asrama tempat Poong Geum dan Wol Han tinggal, semua penghuni asrama mengadakan demo tentang kenaikan biaya asrama, termasuk mereka berdua. Sebelum keluar kamar, Wol Han menelpon Poong Geum untuk bertanya apa Poong Geum sudah selesai melakukan pertemuan pentingnya.
PoonG Geum yang sudah keluar kamar dan bergabung dengan pendemo menjawab kalau dia sekarang sedang makan di sebuah restoran hotel. Wol Han juga keluar kamar dan berkata kalau sekarang dia juga sedang memiliki pertemuan penting di kantor. Tanpa mereka sadari, mereka duduk di ruangan yang sama, hanya ada 3 orang yang membatasi mereka.
Demo dimulai dan mereka pun mengucapkan kata2 demo. Disaat itulah mereka menyadari kalau mereka berada di tempat yang sama. Wkkwkw.... akhirnya ketahuan juga kebohongan masing-masing.
Mereka berdua akhirnya keluar ke kedai minuman untuk bicara. Mereka berdua sama2 kesal karena merasa sudah dibohongi. Saking kesalnya, Wol Han sampai menyebut Poong Geum dengan sebutan “Penggali emas”. Karena Wol Han sering nonton BF setiap malam, jadi Poong Geum pun menyebutnya “cabul”. Tak mau banyak bicara lagi dengan Poong Geum, Wol Han pun meminta Poong Geum mengembalikan cincin yang dia berikan.
Poong Geum tertawa, “$ 130 berlian palsu?” ucap Poong Geum dan kemudian mengembalikan cincin itu. “Benar... hidupmu palsu. Bagaimana bisa hadiahmu jadi asli?”
Kesal karena terus disebut palsu, Wol Han pun mengajak Poong geum menghabiskan soju yang sudah mereka beli dan pergi. Namun lagi2 mereka bertengkar karena tak ada yang mau membayar soju yang mereka minum berdua, hingga akhirnya mereka membayar soju itu dengan joinan.
Soo In sedang beres-beres untuk pulang saat Mi O datang menghampirinya. Karena Mi O belum lapar, Soo In pun memberinya roti. Saat hendak memakan roti itu, Mi O malah menangis dan kemudian memeluk Soo In. Dia mengatakan pada Soo In kalau Do Jin akan bertunangan dengan wanita lain.
“Aku pikir aku sudah melupakannya, tapi sekarang saat mengetahui dia akan bertunangan, aku merasa sangat sakit.” Ucap Mi O dan menangis. Soo In pun hanya bisa mengelus2 punggung Mi O dan menyuruhnya untuk terus menangis dan meluapkan semuanya. Soo In bisa tahu kalau Mi O masih sangat menyukai Do Jin, jadi dia hendak memberitahu semuanya pada Do Jin tentang apa yang sebenarnya terjadi pada Mi O. Namun Mi O mencegahnya karena Do Jin anak mama yang tak bisa melawan kata2 ibunya. Selain itu, Mi O tak mau kehilangan Kang Ddang.
Tepat disaat itu, Poong Geum juga datang dengan wajah sedih. Dia menceritakan semua yang terjadi padanya, tentang kebohongan Wol Han. Setelah mendengar cerita Poong Geum, Soo In dan Mi O kompak kaget. Mi O pun akhirnya sadar kenapa Poong geum menanyakan tentang Do Jin padanya.
Bok Nyeo datang dan langsung bertanya kenapa Poong Geum menangis seperti itu. Poong Geum tak bisa menjawab, dia hanya menangis sambil memeluk Bok Nyeo.
Setelah Poong Geum merasa tenang, Soo In pun membuatkan makanan dan minuman untuk semuanya. Soo In berkata kalau kakak mereka tidak boleh menjadi lemah, jadi Poong Geum harus makan juga. Poong Geum pun menuruti kata2 Soo In.
Sambil makan, Poong Geum bertanya apa dia bisa meminta sesuatu dari Soo In. Dia ingin bekerja di toko ro ti Soo In. Karena Poong geum tak bisa memasak, jadi dia bisa menjadi pejual rotinya. Poong Geum yakin dengan menggunakan wajah cantiknya, dia bisa menarik banyak pelanggan. Belum sempat Soo In menjawab, Mi O menambahkan kalau dia sudah berhenti di tempat kerjanya, jadi dia juga ingin bekerja pada Soo In sebagai pembuat kopinya.
Soo In berpikir sejenak dan kemudian berkata OK!. Dia menerima Mi O dan Poong Geum bekerja dengannya. Mereka pun berpelukan saking senangnya dan untuk masalah gaji mereka akan dapat sesuai dengan hasil penjualan.
Dua preman tiba2 muncul dan berkata kalau Soo In tidak boleh berjualan di tempat itu, karena Soo In belum izin pada mereka. Kedua preman itu sudah mendorong Bok Nyeo, jadi Poong Geum pun maju untuk menghadapi mereka. Dengan bangganya Poong Geum mengatakan pada kedua preman itu kalau mereka berempat adalah mantan narapidana penjara Korea Wanita, jadi merekapun tak akan takut pada kedua preman itu.
Kedua preman yang tengah berada dalam pengaruh alkohol itu, tak perduli pada hardikan Poong Geum. Mereka tetap merusak barang2 milik Soo In. Marah dan kesal, keempat wanita itupun menyerang kedua preman itu sampai mereka tak bisa berkutik lagi.
Bersambung
Sinopsis Legend of Witch Episode 15