Do Hyun mengantar Ri Jin pulang. Sebelum pulang, Do Hyun meminta Ri Jin untuk hidup dengan baik dan jangan pingsan ataupun sakit lagi. Ri Jin berkata kalau Do Hyun tak perlu mengkhawatirkannya, karena yang seharusnya menjaga dirinya dan tak boleh sakit itu adalah Do Hyun.
“Jangan mimpi buruk lagi.”
“Kau juga Tuan Cha...jangan mimpi buruk dan menangis.” Ucap Ri Jin.
“Jangan khawatirkan aku.”
“Kau juga jangan mengkhawatirkan aku, Tuan Cha.” Ucap Ri Jin dan membalikkan badannya lalu berjalan pergi.
Tepat di saat itu Do Hyun tiba2 merasakan sakit kepala dan dia berubah menjadi Ferry Park. Dia mengeluh karena Do Hyun selalu saja meributkan hal2 kecil, padahal dia bisa hanya duduk-duduk saja. Dia menyebutnya sedang syuting film melodrama.
“Kalau hati memerintah, maka tubuh akan patuh. Hanya karena suatu hal mereka meributkan banyak hal. It... itu... dan mereka sampai berbagai informasi. Ah, dasar bodoh. Sangat menyebalkan berurusan dengan hal2 yang terisi dalam otak bodoh mereka.”
Ferry membuka perban yang ada di tangannya, dia menngeluh karena itu hanya luka kecil tapi diperban begitu banyaknya. Dia begitu senang karena mencium wangi biji-bijian yang dipanggang. Dan bau itu berasal dari restoran keluarga Ri Jin.
Tepat di saat Tuan Oh muncul dan langsung memanggil Ferry. Tuan Oh merasa senang bertemu dengan Ferry, namun Ferry kebingungan karena dia merasa tidak mengenal Tuan Oh. Tuan Oh terus saja memukul kepala Ferry, semua itu karena dia merasa sudah kenal dan cocok dengannya. Ferry yang kesal karena terus di pukul langsung berusaha membalas namun tidak kena. Di lihat dari obrolan mereka, Ferry merasa kalau mereka itu seumuran dan mereka berdua punya hobi yang sama.
Soo Young memberitahu Ri Jin dan Ri On kalau Ferry Park datang. Mendengar itu tentu saja mereka berdua terkejut. Dan mau tak mau mereka pun harus menemui Ferry. Tuan Oh menyajikan bir dengan gelas yang besar untuk Ferry. Saking sukanya dia pada Ferry, diapun menjadikan ferry sebaga i adiknya. Tentu saja Ferry senang dengan hal itu. Karena Ferry sudah menjadi adiknya, Tuan Oh pun ingin memberikannya sesuatu yang menakjubkan, diapun meminta Ri On untuk mengambilkannya.
Ferry kemudian membahas Ri Jin, pada Tuan Oh, dia memuji kalau Ri Jin itu sangat pintar. Ri Jin sudah mulai khawatir kalau Ferry menceritakan tentang Ri Jin yang menari untuknya.
“Dulu dia menari... tapi dia sama sekali tidak bisa menari. “ ucap Ferry.
“Dia tidak bisa menari?” tanya Tuan Oh bingung.
“Benar, kau benar.” Ucap Ri Jin tak nyaman.
“Tapi hatinya sangat baik. Menakjubkan.” Tambah Ferry dan Tuan Oh membenarkannya. “Dia tahu catanya merawat orang ya? Dia sangat kuat. Dia setia. Hatiku sangat nyaman karena sikapnya.”
“Ferry, kedengarannya agak mencurigakan. Kau tidak diam2 pacaran dengan Ri Jin kan?” tanya Tuan Oh. Ferry menjawab tidak, dia berkata kalau dia hanya membicarakan tentang Ri Ji saja.
Tepat disaat itu Ri On datang dengan membawa sebuah minuman yang di beri nama Tuhan memberikan balon. Ferry sangat menyukainya dan tak sabar untuk meminumnya. Namun belum sempat minuman itu masuk ke dalam mulutnya, dia merasakan sakit kepala.
“Baiklah, iya.. iya... kau tidak usah melakukannya. Tepat di depan hidungku.” gerutu Ferry Park kesal pada kepribadian lain yang hendak keluar. Ferry berusaha meminum minumamnya, namun sakit kepalanya terus saja menyerangnya. “Kalian memang keterlaluan!’ ucap Ferry dan kemudian jatuh pingsan.
Ri Jin dan Ri On menggunakan kesempatan itu untuk membawa Ferry Park pergi dari sisi ayah mereka. Mereka membawanya ke kamar Ri On.
“Hei ada apa ini? Kau bilang kau bertemu dengan Shin Se Gi?” tanya Ri On.
Ri Jin membenarkan kalau dia tadi bertemu dengan Se Gi, namun dia tidak tahu kenapa semua kepribadiannya muncul tiba2 seperti itu. Ri On lalu mengajak Ri Jin keluar untuk bicara. Tepat disaat Ri Jin menutup pintu, tubuh Do Hyun bergerak dan sepertinya salah satu kepribadian telah memasukinya lagi. Matanya pun kemudian terbuka lebar.
Ri On dan Ri Jin tidak menyadari hal itu, mereka sedang santai ngobrol sambil menikmati minuman hangat. Ri On lalu bertanya pada saat kebakaran itu, kenapa Do Hyun tidak terbakat saat melakukannya?
“kenapa kau berpikir dia seperti itu? cobalah untuk menafsirkannya menurut ilmu kedokteran.” Pinta Ri On.
“Dia pasti mengalami banyak kesulitan. Karena hatinya sedang goyah, kepribadian lainnya punya kesempatan untuk keluar.” Jawab Ri Jin.
“Menurutku sebagai seorang penulis, karena Cha Do Hyun tidak bisa menemuimu, bukankah sepertinya kepribadiannya tetap berada di sampingnya sebagai penggantinya? Dia hampir tidak bertemu dengan pujaan hatinya meskipun sudah berjalan melalui jembatan. Karena mereka adalah kepribadian Cha Do Hyun... Merekalah yang berhal untuk mengendalikannya” ucap Ri On dengan serius dan Ri Jin hanya diam saja. Ri On lalu memutuskan kembali ke kamarnya, karena masih ada draft yang harus dia kirim. Dia juga mengeluh karena dia pasti akan mendengar suara dengkuran Ferry Park sepanjang malam.
Ri On terkejut karena tidak menemukan Ferry park ataupun DO Hyun di tempat tidurnya, Kemana dia? Dia sudah berada di kamar Ri Jin. Dan sekarang dia bukan lagi Ferry Park, melainkan Yo Sub.
“Lama tak jumpa noona.” Sapa Yo Sub dengan sangat sopan.
Ri Jin duduk jongkok di samping kursi Yo Sub dan bertanya apa yang sedang Yo Sub baca. Ternyata Yo Sub sedang membaca buku karangan Omega. Ri Jin kemudian bertanya lagi apa pendapat Yo Sub tentang buku itu.
Yo Sub menjawab kalau bukunya tidak menarik, “Isinya terlalu lemah. Rasanya hatiku terluka.” Ucap Yo Sub dan kemudian menutup bukunya. Dia kemudian menerawang ke atas dan berkata “kalau saja waktunya memungkinkan.. aku ingin menulis puisi yang indah.”
Ri Jin tersenyum dan duduk di kasur, dia meminta Yo Sub menulis puisi, karena ada sesuatu yang ingin dia lakukan adalah sesuatu yang bagus. Dengan ekspresi sedih Yo Sub menjawab kalau dia tak bisa melakukkannya karena waktu tak berpihak padanya.
“Boleh aku bertanya padamu?”
“Apa?”
“Kenapa namamu Yo Sub?”
“Aku berusaha bunuh diri untuk pertama kalinya saat aku masih SMA, karena tugas sekolah. Tapi, karena seorang siswa teladan mencoba bunuh diri... peristiwa itu menjadi peristiwa yang menakjubkan di sekolah. Lalu, aku mendapatkan nama baptis. Sesuatu yang kuinginkan tapi tidak bisa karena aku lahir bersama saudara kembarku, Yo Na. Noona... sepertinya sekarang Do Hyun hyung tidak ingin bunuh diri lagi. Jadi, aku tidak tahu kapan aku akan menghilang. Karena aku takut tidak sempat mengucapkan selamat tinggal.... jadi aku akan mengucapkan selamat tinggal sekarang“ ucap Yo Sub yang kemudian berjalan mendekati Ri Jin dan mencium pipinya.
Tepat disaat itu Ri On muncul dan marah melihat hal itu. Dia mengira kalau orang itu adalah Ferry park jadi dengan kesal Ri On mendorong Yo Sub ke lantai. Ri Jin memberitahu kakaknya kalau orang itu bukan Ferry Park. Ri On bertanya lalu siapa dia? Kenapa dia memakai kacamata miliknya.
Orang yang Ri On dorong tadi sudah bangun dan merasa kesakitan. Dari suara mengeluh sakit yang terdengar manja, Ri On dan Ri Jin pun bisa menebak kalau orang itu adalah Yo Na.
“Oppa!” panggil Yo Na saat melihat Ri On.
“Dia bilang oppa!” keluh Ri On yang merasa risih mendengarnya, dia bahkan menutup telinganya.
“Oh? Gadis pengganggu yang cerewet.... sudah kubilang jangan menunjukkan gigimu, brengsek.” Gerutu Yo Na saat melihat Ri Jin. Yo Na pun langsung beralih pada Ri On lagi dan terus memanggilnya oppa. “Oppa, lihat aku. Oppa lihat aku. Kau tahu apa artinya?” tanya Yo Na yang menunjukkan gerakan tangannya. “Apa kau mengerti?”
“aku tidak mengerti.” Jawab Ri On ketakutan.
“Aku akan menemuimu.” Ucap Yo Na
“Tidak, jangan tidak!” tolak Ri On namun Yo Na tetap melompat dan memeluk Ri On. Lagi2 Yo Na berniat mencium Ri On dan dengan sekuat tenaga Ri On menolaknya. Ri Jin yang berada di sana hanya terbengong2 melihatnya. Ri On meminta Ri Jin menolongnya, namun bukannya menolong Ri Jin malah tertawa melihatnya.
Mereka bertiga sekarang sudah berkumpul di sebuah meja dan Yo Na sudah mengenakan sweter kepala kelinci milik Ri Jin.
“Apa ini semacam perang? Kenapa semuanya mendadak muncul?” tanya Ri On yang menambahkan kalau untuk Ferry Park dan Yo Sub, dia masih bisa terima, tapi kalau untuk Yo Na, Ri On tak sanggup mengatasinya.
“Lalu bagaimana? Apa dia tidur dikamarku, dia itu pria!” ucap Ri Jin yang juga tidak bisa menerima, namun Ri On juga tak bisa menerima karena orang yang dihadapan mereka ini sekarang bukanlah seorang pria melainkan seorang wanita yang tergila2 padanya.
“kalian menyebalkan sekali. Aku tidur dimana?” tanya Yo Na.
“Tunggu sebentar. Astaga!” teri Ri On dan Ri Jin kompak. Di bentak seperti itu membuat Yo Na mengumpat kesal.
“Oppa, aku tidur dikamarmu.” Ucap Yo Na dan hendak masuk ke kamar Ri On namun langsung di cegak oleh Ri On dan Ri Jin. Ri On mengusulkan untuk membiarkan Yo Na tidur di kamar tamu, namun Ri Jin tidak setuju karena Yo Na bukan orang yang bisa di biarkan sendirian, dia bisa pergi kemana saja dia mau. Karena tak punya pilihan lain, Ri On dan Ri Jin pun melakukan batu gunting kertas, bagi yang kalah dia harus menerima tidur bersama Yo Na.
Ri On menang dan dia sangat kegirangan karena terbebas dari Yo Na. Melihat itu Yo Na dengan ekspresi tak senang bertanya, “Oppa.. kau mau mati?”
Mendengar kalimat itu, Ri On pun terdiam.
Yo Na sudah berada di kamar Ri Jin, dia mengenakan gel rambut. Ri Jin masuk dengan membawa selimut untuk Yo Na tidur. Melihat Yo Na merapikan rambutnya malama, Ri Jin pun bertanya kenapa dia melakukan itu.
“Kau iri kan. Sini akan kurapikan rambutmu.” Ucap Yo Na namun Ri Jin menolak. Yo Na kesal dan langsung memukul kepala Ri Jin. “dasar, kalau aku biang mau, katakan iya!” ucap YO Na dan diapun mendudukkan Ri Jin di kasur kemudian dia mengambil gel rambut dan mulai merapikan rambut Ri Jin.
Melihat Ri Jin yang membuat ekspresi manja, Yo Na pun tertawa dan berkata kalau mereka bisa pergi ke restoran ssambab. Tentu saja hal itu membuat Ri Jin kesal dan mengembalikan lagi bentuk rambutnya seperti semula.
Yo Na berkata kalau dia mau kekamar mandi, namun dengan cepat Ri Jin menangkapnya dan mencegahnya keluar dari kamar. Ri Jin tahu kalau Yo Na bukannya mau ke kamar mandi tapi mau ke kamar Ri On. Kesal, Yo Na pun langsung menjatukan dirinya ke kasur Ri Jin, dia mengira akan di perbolehkan tidur disana, tapi Ri Jin dengan cepat memberitahunya kalau tempat Yo Na di bawah. Dengan gayanya Yo Na berkata kalau kasur Ri Jin kotor, jadi tak masalah baginya untuk tidur di lantai.
Ri Jin mematikan lampu dan menutup pintu. Tapi karena dia harus mengawasi Yo Na, jadi diapun memngambil posisi dimana dia bisa melihat Yo Na. Terus diawasi oelh Ri Jin, membuat Yo Na tak nyaman. Dengan alasan kalau tenggorokannya sakit, dia ingin minum, Yo Na pun berdiri dan hendak berjalan keluar kamar. Namun dengan sigap Ri Jin menahannya dan mengingatkannya kalau Yo Na di larang pergi ke kamar Ri On.
Karena Yo Na tidak bisa di beritahu, Ri Jin pun mengambil tali dan mengikat tangan Yo Na dan tangannya sendiri. Setelah tangan keduanya terikat, Ri Jin kemudian mematikan lampu dan menyuruh Yo Na tidur. Yo Na tentu saja kesal karena dia tak bisa pergi ke mana2. Setelah memanggail nama Ri On Oppa, Yo Na pun tertidur.
Dalam tidurnya, Yo Na terus memanggil Ri On oppa. Tanpa sengaja dia menyibakkan tangannya hingga membuat Ri Jin terjatuh ke lantai. Dalam posisi tidur seperti itu, sepertinya mereka mimpi dengan mimpi yang sama.
Do Hyun ( Ri Jin kecil ) berlari mengejar Joon Young ( Do Hyun kecil ), mereka bermain kejar-kejaran. Akhirnya Do Hyun berhasil menangkap Joon Young dan merekapun menjatuhkan diri di tanah.
Posisi Do Hyun dan Joon Young sama persis dengan posisi Do Hyun dan Ri Jin sekarang. Kita mendengar suara efek yang selalu terdengar jika Do Hyun berganti kepribadian, sepertiya Yo Na sudah pergi dan DO Hyun pun kembali. DO Hyun membuka matanya dan terkejut melihat Ri Jin di hadapannya. Dia juga terkejut dengan tali yang ada di tangannya dan juga sweter yang dia gunakan. Namun dari sweter itu, Do Hyun bisa menebak kalau orang yang baru saja menempati tubuhnya adalah Yo Na.
Setelah menyadari apa yang terjadi, Do Hyun tidak membangunkan Ri Jin, dia malah menaruh kembali kepalanya di bantal dan memperhatikan Ri Jin yang sedang lelap tidur. Tak lama kemudian Ri Jin membuka matanya dan saat dia melihat tatapan yang berbeda di mata orang yang ada dihadapannya, Ri Jin pun bertanya “Siapa kau? Yo Na?”
Do Hyun membuka topi kelincinya dan dengan tersenyum dia menjawab, “Aku Cha Do Hyun.”
Do Hyun menghela nafas dan Ri Jin memejamkan mataya kembali, dia merasa senang akhirnya Do Hyun kembali.
“Kalau sekarang kupikirkan lagi.... selama aku hidup, kata yang paling ingin kudengar dan kuucapkan... adalah Cha Do Hyun, nama itu. makanya, kau dan aku.... meskipun terpisah saat masih kecil... aku merasa hubungan kita tidak pernah putus, karena nama Cha Do Hyun. Kukira kau akan terluka kalau kau berada di sisiku dan ku kira aku yang melihatnya... akan lebih terluka. Jadi aku menjauhimu... tapi... aku belajar kalau kau tidak bersamaku, aku akan lebih terluka. Jadi aku ingin bilang... jangan pergi, tetaplah bersamaku.” Ucap Do Hyun dan kemudian menggenggam tangan Ri Jin.
Tiba2 lampu menyala dan mereka berdua terkejut dengan hal itu. Siapa yang datang, ternyata Ri On yang datang. Dia datang karena dia merasa tak nyaman membiarkan Ri Jin tidur bersama seorang pria. Seperti sedang tertangkap basah sedang berduaan, Ri Jin dan Do Hyun langsung beranjak dan melepas tali yang mengikat di tangan mereka.
“Apa yang kalian lakukan?” tanya Ri On dan mereka berdua bingung menjawabnya.
“Oppa?” ucap Do Hyun yang ingin berpura2 menjadi Yo Na.
“Kau puber? Kenapa suaramu begitu?” tanya Ri On yang sudah tahu kalau orang yang ada di depannya bukan Yo Na lagi melainkan Do Hyun.
“Apapun itu, kurasa aku bisa tidur di tempat lain. Permisi.” Ucap Do Hyun dan hendak pergi.
“Kau akan memakainya?” tanya Ri On dan DO Hyun hanya bisa terdiam.
Do Hyun memilih pulang dan sebelum dia masuk ke dalam mobil, Ri On bertanya, “Hei Yo Na. Kau itu masih SMA, kau bisa menyetir?”
“Ya, mudah sekali.” Jawab Do Hyun dengan gaya kemayu namun saat dia mengucapkan sampai jumpa pada Ri Jin, suaranya berubah jadi laki2 lagi. Tapi karena Ri On melihatnya dengan melotot, Do Hyun pun merubah kembali suaranya dengan kemayu, “sampai jumpa.”
Do Hyun sudah pergi dengan mobilnya, Ri Jin pun mengajak Ri On masuk ke dalam rumah. Namun Rin On belum mau masuk, dia masih harus menginterogasi Ri Jin dulu.
“Dia bukan Yo Na kan?”
“Hah?”
“Dia Cha Do Hyun kan? Benarkan?”
“Iya... bagaimana kau bisa tahu?”
“Tidak mungkin Yo Na akan menjauhiku. “
“Apa-apaan kau ini... sombong sekali... Apa mungkin kau sedih?” tanya Ri Jin dan Ri On pun langsung membantahnya.
“Sedih! Sejak kapan?!”
Do Hyun menghentikan mobilnya, dia tertawa atas apa yang baru saja terjadi padanya. Kita beralih pada Ri Jin yang hendak menyimpan tali miliknya lagi. Melihat tali itu, dia malah teringat pada kata2 Do Hyun yang memintanya untuk tidak pergi dan tetap berada di sisinya. Ri Jin tersenyum mengingat itu.
Keesokanharinya, di group Seung Jin semua pemegang saham sedang menunggu kedatangan Presdir Seo. Semua langsung terkejut saat mendapati Do Hyun yang menggantikan kedatangan Presdir Seo. Terlebih Tuan Cha dan Ki Joon.
“Aku Cha Do Hyun yang akan bertanggung jawab... atas rapat umum pemegang saham Group Seung Jin.” Ucap Cha Do Hyun.
Ki Joon masuk ke ruangannya dengan kesal, tak lama kemudian seketaris Choi masuk dan memberikan kiriman dari Alex untuknya. Isi dari kiriman itu, berupa sebuah kunci loker. Ki Joon pun menyuruh sekretaris Choi untuk mencari tahu kunci apa itu.
Do Hyun menemui Presdir Seo setelah dia memimpin rapat seperti yang Presdir Seo inginkan. Walaupun sudah melakukan apa yang bisa dia lakukan, Do Hyun berkata kalau Presdir Seo jangan terlalu berharap padanya.
“Bagi seorang pengusaha, rendah hati tidak terlalu penting.”
“Aku tidak rendah hati.” Jawan Do Hyun.
“Jadi, kau akan memberikan alasan sebelum menunjukkan kemampuanmu?”
“Ini bukan menunjukkan sikap rendah hati ataupun alasan, ini peringatan. Mulai sekarang, aku akan menggunakan caraku, bukan cara anda. Kita lakukan sesuai perintahku. Aku ingin semuanya sesuai perintahku. Aku akan memakai caraku. Lihat saja bagaimana akhir ceritanya.” Ucap Do Hyun dan pergi.
Mendengar semua itu, tidak membuat presdir Seo marah, dia malah terlihat senang dengan semua itu.
“21 tahun lalu, dia masuk dalam daftar keluarga Grup Seung Jin dengan nama Cha Do Hyun, tapi... ada seorang anak yang dirahasiakan karena.. . kejadian itu sudah terkubur dalam kebakaran di rumah besar. Cha Do Hyun yang sekarang... yang masuk dalam kartu keluarga itu palsu.” Ucap Tuan Cha yang mulai menceritakan semuanya pada Ki Joon tentu saja Ki Joon terkejut mendengarnya.
“Lalu bagaimana dengan nasib Cha Do Hyun yang asli?’ tanya Ki Joon dan ayahnya tidak langsung menjawab, dia hanya meminum tehnya.
Kita kemudian melihat Ki Joon yang akhirnya mengetahui siapa Do Hyun yang asli. Dia tahu kalau Ri Jin lah Do Hyun yang asli. Dia sadar kalau informasi itu tidak akan membantunya untuk mendapatkan Seung Jin, karena dia tahu betul Ri Jin pasti ada di pihak Do Hyun. Ki Joon lalu sangat penasaran pada kunci yang dikirim Alex padanya. Sebab itulah satu-satunya kesempatan bagi Ki Joon untuk menjatuhkan Do Hyun.
Do Hyun masuk ke ruang kerjanya, dia terkejut saat mendapati Ri Jin disana bersama sekretaris Ahn.
“Anyeong haseo, Wakil Direktur. Bukan Presdir.” Sapa Ri Jin dengan senyum yang mengembang, sama seperti saat Ri Jin pertama datang sebagai dokter pribadinya, Do Hyun pun melihat Ri Jin dengan tatapan tak percaya namun kali ini lebih kalem.
“Aku sekretaris dan dokter yang masa kontraknya sudah habis, Oh Ri Jin. Mohon bantuannya.” Ucap Ri Jin lagi.
Tanpa berkata sepatah katapun, Do Hyun menoleh ke arah Sekretaris Ahn sebaga pertanda meminta penjelasan.
“Tadi dia menelepon dan menawarkan diri. Entah anda akan mempekerjakan dia lagi atau tidak, anda bisa memutuskannya sendiri.” Jawab sekretaris Ahn dan pergi.
Ri Jin masih terus tersenyum namun di luar dugaan, Do Hyun malah berjalan melewatinya begitu saja. Hingga Ri Jin menahan tangannya dan dengan ekspresi terkejut dia berkata kalau sebelumnya Do Hyun bilang ingin mereka selalu bersama.
“Maksudku tetap bersama, bukan menjadikanmu dokterku lagi dan kontraknya sudah berakhir.” Jawab Do Hyun.
“Kontrak itu... kau bisa menulis yang baru.”
“Bab 1, Pasal 1, Pihak B tidak boleh... jatuh cinta pada pihak A serta kepribadian lainnya.”
“Kau menyuruhku agar tidak melanggarnya?” tanya Ri Jin dan melepaskan tangan Do Hyun.
“Karena aku tidak bisa melanggar peraturan itu, aku harus membayar dendanya sesuai nilai kontraknya.”
“Ya, aku akan membatalkanya karena ternyata tidak bisa.”
“Tapi masalahnya, aku tidak yakin bisa mematuhi peraturan itu.” jawab Do Hyun.
“hmmmm..... mungkin itu bisa jadi masalahnya. Kalau begitu, kita tulis ulang peraturan untuk bab 1 pasal 1.” Usul Ri Jin.
“bagaimana?”
“Hmmm... Pihak A dan Pihak B... tetap bersama dalam keadaan apapun.”
Do Hyun tersenyum dan setuju dengan ide itu, diapun mengajak Ri Jin untuk memulainya dari awal.
“Reset. Restart.” Ucap Do Hyun dan merentangkan tangannya.
Melihat itu Ri Jin pun bertanya, “Kau menyuruhku... memelukmu?” Do Hyun mengiyakan dan Ri Jin pun pura2 tak mau. Do Hyun tersenyum dan kemudian menarik tangan Ri Jin dan memutarnya lalu menjatuhkannya kepelukannya.
Bersambung
Sinopsis Kill Me Heal Me ep 19
Komentar:
Woooo..... 2 episode lagi habis ne drama. Bakal kangen sama Yo Na dan Se Gi. Untuk kedua episode nanti saya akan mengerjakannya sendiri karena partner saya sedang sibuk dan tidak bisa membuat sinopsis lagi. Fighting !!!! untuk sendiri.
2 komentar
Hihihi...bikin ketawa ketawa sendiri...lucu bgt do hyun pura-pura jd yo na...semangat mba...di tunggu kelanjutannya...fighting!!!
Balaswkwkkw... iya... emank lucu....
Balas